Home Blog Page 1318

Tetap Waspada, Satgas Berharap Pelonggaran Kegiatan Ekonomi Berjalan dengan Aman dan Baik

0

ETIndonesia- Perkembangan penanganan COVID-19 di Indonesia selama Agustus 2021, mencatatkan kemajuan yang signifikan dibandingkan Juli 2021. Ditandai dengan menurunnya angka kasus positif nasional dan kasus aktif setiap harinya, kesembuhan meningkat dan berdampak positif pada perkembangan tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit rujukan. Bersamaan itu, Satgas berharap pelonggaran kegiatan ekonomi berlangsung dengan aman dan baik.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menambahkan, kabar baik lainnya menurunnya angka positivity rate Agustus dibandingkan Juli lalu. Hanya saja, yang masih perlu dibenahi ialah pada angka kematian Agustus lebih tinggi dibandingkan Juli 2021. 

“Tentunya kita tidak boleh lengah meski perkembangan positif di Agustus. Kenaikan kasus harus diantisipasi mengingat telah dibukanya aktivitas sosial ekonomi secara bertahap,” Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (2/9/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Lebih lanjut dalam pemaparannya, perbandingan penurunan kasus per 29 Agustus 2021 dan 15 Juli 2021, penurunannya mencapai 86,9%. Lalu, perbandingan total kasus, pada Agustus mencapai 664.829 kasus atau telah turun 45% dari bulan Juli 2021. Juli lalu, mencatatkan jumlah kasus bulan tertinggi sejak pandemi dengan 1.225.765 kasus. 

“Tentunya untuk menekan kasus hampir setengah dari sebelumnya dalam jangka waktu 1 bulan adalah perkembangan yang baik. Namun kita tidak boleh cepat berpuas diri,” imbuh Wiku. 

Hal ini dikarenakan penurunan dalam lonjakan kedua ini masih 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan lonjakan pertama, atau yang terjadi di bulan Januari 2021 mencapai 331.052 kasus. Wiku  menyebut, idealnya kasus lonjakan kedua ini harus harus ditekan di bawah angka kasus pada lonjakan pertama. 

Jika melihat perkembangan di tingkat provinsi,  ada 23 dari 34 provinsi menunjukkan penurunan kasus di bulan Agustus bandingkan Juli lalu. Tercatat masih ada 11 provinsi dengan kenaikan kasus positif pada Agustus ini. Diantaranya Aceh naik 152%, Sulawesi Tengah naik 111%, Gorontalo naik 57%, Kalimantan Selatan naik 47%, Sumatera Utara naik 44%, Kalimantan Utara naik 24%, Bali naik 15%, Babel naik 10%, Sulawesi Selatan naik 5% dan Jambi naik 5%

Lebih lanjut, perkembangan baik lainnya pada kasus aktif per Agustus ini. Terjadi penurunan drastis jika dibandingkan Juli. Akhir Agustus sebanyak 196.281 kasus atau 4,8%, sedangkan pada Juli lebih dari 500 ribu atau 16%. Angka kesembuhan juga meningkat per Agustus sebanyak 942.281 orang sembuh dibandingkan Juli sebanyak 896.501 orang sembuh.

Penurunan angka positivity rate bulanan juga terjadi di bulan Agustus menjadi 18,38% dari Juli sebesar 27,4%. Sama halnya, angka BOR pada Agustus turun menjadi 40,05% dari Juli sebesar 72,77%. 

Perkembangan baik ini juga berkat dukungan seluruh lapisan masyarakat yang mentaati peraturan pemerintah dalam bentuk PPKM selama Juli dan Agustus sehingga berkontribusi langsung dalam menurunkan jumlah kasus. 

Selain itu, pemerintah juga terus memperbaiki sinkronisasi data antara pusat dan daerah. “Namun, kita perlu mengantisipasi delay data yang dapat berkontribusi terhadap perbedaan data dan berpotensi lebih tinggi dari seharusnya,” lanjutnya.

Meski hampir semua indikator penanganan berkembang ke arah yang lebih baik, sayangnya angka kematian di bulan Agustus tercatat sebanyak 37.330 kasus yang lebih tinggi dibandingkan Juli sebanyak 34.394 kasus. Di tingkat provinsi pun, hanya ada 8 provinsi yang mengalami penurunan kasus kematian, lalu ada 16 provinsi yang mencatatkan kenaikan. 

Untuk kenaikan kasus, ada 5 provinsi diantaranya yang tertinggi di bulan Agustus yakni Bali naik 752 kasus, Sumatera Utara naik 610 kasus, Lampung naik 585 kasus, Kalimantan Selatan naik 501 kasus dan Sulawesi Tengah naik 470 kasus.

Tingginya kasus kematian di bulan Agustus ini menandakan bahwa perjuangan dalam menurunkan kasus pada lonjakan kedua ini belum selesai. Karena itu, Wiku meminta semua pihak untuk bekerja kerasa dalam menurunkan angka kasus tertama pasien agar ditangani dengan baik dan mencegah bertambahnya angka kematian. 

“Oleh karena itu kita tidak boleh berpuas diri, dan harus tetap waspada. Agar pelonggaran kegiatan ekonomi yang sudah berjalan, dapat berjalan dengan aman dan baik,” pungkas Wiku. (Satgas COVID-19/asr)

Dinamika Virus Varian, Satgas Minta Tidak Berpuas Diri dengan Capaian Vaksinasi

0

ETIndonesia – Dinamika varian virus COVID-19 telah menjadi tantangan selama hampir 2 tahun berjalannya pandemi. Bahkan, adanya varian-varian baru COVID-19 dikhawatirkan berpotensi menurunkan efektifitas vaksin yang digunakan. 

Terkait hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak khawatir. Termasuk terhadap jenis vaksin yang tengah digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia saat ini. Karena WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dalam membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi diatas 50 persen. 

“Sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi. Bahkan baiknya bisa melebihi 70% dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk,” ujar Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan di Graha BNPB, Kamis (2/9/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi seperti pemberian vaksin dosis penuh. Hal ini, karena setelah pemberian dosis pertama, kekebalan akan turun dan perlu diberikan booster atau dosis kedua agar kekebalan terbentuk optimal dan bertahan dalam waktu lebih panjang. 

Wiku menegaskan bahwa seluruh vaksin COVID-19 yang disuntikkan ke masyarakat telah melewati proses yang tidak sederhana untuk memastikan kualitas dan keamanan vaksin terjamin. Juga, proses pemantauan mutu vaksin dalam membentuk kekebalan bersifat berkelanjutan dan tidak hanya berhenti pada pengujian laboratorium atau uji netralisasi saja. Juga diteruskan kepada pemantauan di dalam tubuh dengan skala komunitas atau masyarakat.

Soal dinamika varian yang ada, WHO sendiri telah membagi hasil mutasi COVID-19 menjadi 2 jenis, yaitu varian of concern (VOC) atau varian yang menjadi perhatian, dan varian of interest (VOI) atau varian yang diamati. Yang perlu diwaspadai ialah VOC. Karena terbukti menunjukkan perubahan karakteristik yang tergolong lebih menular atau infeksius daripada virus original atau aslinya yang pertama di Wuhan China 2019. 

Meski demikian, mengandalkan vaksin sebagai solusi tunggal di tengah dinamika varian COVID-19, tidak disarankan. Karena, sampai hari ini, kenaikan kasus masih terlihat bahkan di negara- negara yang telah melakukan vaksinasi diatas 60% seperti Israel dan Islandia. 

Upaya penanganan pandemi dengan vaksinasi harus dibarengi dengan proteksi paling ideal yaitu menjalankan disiplin protokol kesehatan secara sempurna, telah divaksin dosis penuh dan menjalankan upaya 3T secara antisipatif. (Satgas/asr)

Indonesia Berkolaborasi dengan UAE dalam IUAE-CEPA

0

ETIndonesia- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, penandantanganan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE-CEPA) akan mengakselerasi ekonomi kedua negara. Kolaborasi kedua negara juga akan meningkatkan peluang dalam menghadapi situasi krisis di masa depan.

Hal ini diungkap Mendag Lutfi dalam Forum Dialog IUAE-CEPA di Bogor pada Kamis (2/9/2021). Hadir pada acara ini Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri UEA Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, serta Ketua Dewan Federasi Kamar Dagang & Industri UEA Abdullah Mohamed Al Mazroui.

“IUAE-CEPA merupakan kolaborasi dalam mengakselerasi pemulihan pascapandemi Covid-19. Selain itu menjadi kolaborasi dalam peningkatan penerapan energi terbarukan dan ekonomi digital,” kata Mendag Lutfi dalam siaran pers Kemendag.

Mendag Lutfi menjelaskan, Indonesia saat ini sedang bertransformasi dari negara penghasil barang mentah menjadi negara penghasil barang industri dan industri berteknologi tinggi. Untuk itu, kesepakatan perdagangan yang komprehensif menjadi penting untuk dilakukan.

“Bila IUAE-CEPA dapat dituntaskan segera maka ini merupakan perjanjian pertama yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara Teluk dan yang kedua bagi UEA dengan mitra dagang Asia selain Singapura. UEA menjadi pilar untuk melakukan penetrasi di negara kawasan teluk, Afrika, dan negara lainnya yang sulit,” terang Mendag Lutfi.

Mendag Lutfi menambahkan, dalam bidang perdagangan elektronik dan digital ekonomi, kolaborasi IUAE-CEPA akan mengakselerasi pertumbuhan.

Saat ini Kementerian Perdagangan sedang meningkatkan jumlah UMKM yang beralih ke platform digital. Kerja sama ini dapat mengakselerasi pertumbuhan perdagangan di kawasan dan global,” tandasnya.

Senada dengan Mendag, Menteri Thani Al Zeyoudi menyampaikan, tantangan global tidak bisa dihadapi sendiri, setiap negara harus bekerja bersama. Indonesia merupakan negara potensial sebagai mitra dalam kerja sama perdagangan dan investasi.

“Keberlanjutan merupakan elemen penting dalam peningkatkan ekonomi dan Indonesia memiliki berbagai hal yang dapat mendukungnya. Untuk itu, melalui kolaborsi ini diharapkan hubungan kedua negara dapat ditingkatkan ke tahap berikutnya,” ungkap Menteri Thani Al Zeyoudi

Sementara Abdullah Mohamed menyampaikan, pemerintah kedua negara telah memberikan pondasi yang kuat dalam perdagangan sektor privat. Untuk itu, Kadin UEA akan terlibat penuh di masa depan, khususnya melalui IUAE-CEPA.

“IUAE-CEPA akan menarik sektor privat untuk datang dan berinvestasi di Indonesia. Kita yakin kerja sama antara pelaku usaha kedua negara akan terus meningkat. Diharapkan perdagangan UAE ke kawasan ASEAN juga akan meningkat melalui Indonesia. Sebaliknya, perdagangan Indonesia ke kawasan Teluk, Timur Tengah, Afrika Utara melalui UEA,” jelas Abdullah.

Sementara Ketua Kadin mengungkapkan, kedua negara berada di lokasi strategis di masing-masing kawasan sehingga dapat saling memberikan manfaat. IUAE-CEPA membuka kepercayaan kedua negara dalam hubungan jangka panjang.

“Kadin kedua negara akan bekerja sama dalam mengoptimalkan implementasi IUAE-CEPA. Selain itu, Kadin juga akan mempersiapkan pelaku usaha, terutama UMKM dalam memanfaatkan IUAE- CEPA,” tutup Arsjad.

Pada 2020, total perdagangan Indonesia-UEA tercatat sebesar USD 2,93 miliar, turun 19, 94 persen dari tahun sebelumnya. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke UAE sebesar USD 1,24 miliar sedangkan impor dari UEA sebesar USD 1,68 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA di antaranya adalah minyak kelapa sawit dan turunannya; perhiasan; pipa dan profil berongga; mobil; serta kain tenun dari benang filamen sintetis. Sementara, komoditas impor dari UEA di antaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan; hidrokarbon asiklis; aluminium; koloid logam mulia; serta polimer propilena. (asr)

Pangkalan Rahasia CIA Membantu Ratusan Warga Amerika dan Afghanistan Mengungsi

Ketika pemerintahan Biden buru-buru menarik diri dari Afghanistan dalam skala besar, para pejabat AS diam-diam menginstruksikan warga Amerika dan warga Afghanistan yang berisiko di Afghanistan, termasuk mantan Anggota tim komando Afghanistan pergi ke pangkalan rahasia CIA di pinggiran Kabul. Tujuannya untuk memastikan mereka dapat mengungsi dengan aman dan menuju ke Amerika Serikat. Karena pada saat itu bandara utama ibu kota Kabul berada pada peningkatan risiko serangan teroris

Gao Shan

Menurut situs web “Politico” AS dalam operasi rahasia yang berlangsung selama beberapa minggu di bulan Agustus, ratusan warga Amerika dan warga Afghanistan yang rentan berhasil dievakuasi, termasuk elit Pasukan Khusus Afghanistan dan keluarga mereka. 

Selama seluruh operasi rahasia di Amerika Serikat, setidaknya 1.000 pasukan komando Afghanistan dan keluarga mereka dievakuasi.

Laporan terperinci tentang operasi ini didasarkan pada dokumen yang diberikan ke situs web “Politico”, serta percakapan dengan pejabat senior pemerintah AS, pejabat pertahanan, dan pejabat kongres. Karena diskusi melibatkan informasi sensitif, para pejabat ini meminta tak disebutkan namanya.

Seorang pejabat AS mengonfirmasi, bahwa CIA terlibat dalam operasi evakuasi. Dia juga menunjukkan bahwa badan tersebut “bekerja sama erat dengan lembaga lain dan menggunakan berbagai metode untuk memfasilitasi evakuasi warga Amerika dan Afghanistan ke bandara.”

The New York Times pertama kali melaporkan penggunaan pangkalan rahasia ini untuk mengevakuasi Amerika Serikat. Namun demikian, tidak ada laporan rinci tentang evakuasi seluruh operasi dalam beberapa hari terakhir. Seorang juru bicara CIA menolak mengomentari operasi tersebut.

Menurut laporan, setidaknya sebagian dari para pengungsi diterbangkan ke bandara dari halaman rahasia yang disebut Pangkalan Elang, menghindari keramaian di sepanjang jalan dan di dekat bandara, serta ancaman serangan teroris di sekitar gerbang bandara. 

Sejak Taliban menguasai Bandara Kabul pada 15 Agustus, beberapa helikopter perusahaan AS lepas landas dari daerah dekat Pangkalan Elang.

Data penerbangan menunjukkan bahwa beberapa orang yang dievakuasi telah diterbangkan ke Jerman. Selama periode yang sama, pesawat kontraktor pemerintah AS, terbang dari Bandara Kabul ke Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.

Setelah Taliban menguasai Kabul, diplomat dan staf Amerika pindah dari kedutaan ke Bandara Internasional Kabul. Para diplomat ini telah berkomunikasi langsung dengan warga AS yang berusaha meninggalkan Afghanistan tetapi khawatir tentang keselamatan mereka, terutama setelah Kedutaan Besar AS secara terbuka mendesak warga Amerika untuk tidak pergi ke bandara pada minggu lalu. Itu dikarenakan mereka menghadapi ancaman serangan organisasi ISIS-K.

Komando Operasi Khusus Gabungan Pentagon juga membantu menghubungi ratusan warga Amerika di Kabul dan di seluruh Afghanistan.

Dua sumber mengatakan bahwa Komite Intelijen DPR AS mendengar pengarahan tentang operasi rahasia pada bulan Agustus lalu. Pada saat itu, anggota parlemen dari kedua belah pihak meminta rincian administrasi Biden tentang evakuasi warga Amerika di Afghanistan. Seorang juru bicara komite menolak berkomentar.

Pangkalan Elang, pangkalan besar CIA, terletak kurang dari tiga mil di utara Bandara Kabul. Itu dibangun pada hari-hari awal konflik di Afghanistan dan dulunya adalah pabrik batu bata. Pangkalan ini memiliki sejarah kontroversi. 

Antara 2002 dan 2004, CIA menggunakan pangkalan itu untuk melakukan “interogasi yang ditingkatkan” terhadap tersangka teroris. CIA juga menggunakan pangkalan ini untuk melatih pasukan kontra-terorisme Afghanistan.

Namun demikian, selama dievakuasi dengan tergesa-gesa dari Kabul dalam beberapa pekan terakhir, gedung itu menyediakan pangkalan perakitan penting bagi para pengungsi yang ingin meninggalkan Afghanistan. Pada 27 Agustus, gedung itu dihancurkan untuk memastikan bahwa peralatan sensitif atau intelijen tidak akan jatuh ke tangan Taliban.

Setelah pekerjaan evakuasi secara keseluruhan berlanjut dan ancaman teroris ISIS-K ke gerbang bandara tertentu menjadi semakin serius, pejabat AS mulai menginstruksikan warga Amerika di luar untuk pergi ke gerbang yang berbeda untuk memasuki bandara dan mengungsi.

Pejabat pertahanan mengungkapkan, dikarenakan pemindahan lokasi terancam, para pejabat juga “terus-menerus merancukan keadaan” – sehari sebelum menginstruksikan para pengungsi untuk pergi ke gerbang bandara, sehari berikutnya menyuruh mereka untuk bertemu di lokasi lainnya.

Pada saat yang sama, para pejabat AS juga menginstruksikan orang-orang Afghanistan dan kelompok berisiko tinggi, termasuk pasukan komando, untuk pergi ke Pangkalan Elang sebagai titik transit yang aman ke bandara.

Pada pukul 16.00 25 Agustus waktu AS, yaitu pukul 12:30 26 Agustus waktu Kabul, Laksamana Muda Peter Vasely, komandan pasukan AS di Afghanistan, mengungkapkan di Washington bahwa ada 2.000 pasukan komando Afghanistan. Sekitar 1.000 orang, serta beberapa warga AS yang dievakuasi dari pangkalan Eagle  berhasil memasuki bandara.

Operasi rahasia memungkinkan orang-orang ini untuk melarikan diri tepat waktu. Hanya beberapa jam kemudian, sekitar pukul 06.00 sore pada 26 Agustus, di Kabul, seorang pengebom bunuh diri ISIS-K meledakkan sebuah alat peledak di luar bandara, menewaskan 13 tentara Amerika dan ratusan warga Afghanistan. (hui)

Asal Mula Kegelapan Komunisme dan Hasil-Hasil Mengerikan yang Mengikutinya

Emily Allison

Serial khusus Epoch TV membahas tema “The Dark Origins of Communism” atau “Asal Mula Kegelapan Komunisme,” Episode 1 berjudul  “War on the Human Spirit” atau “Perang terhadap Roh Manusia,” Joshua Philipp, jurnalis investigasi untuk The Epoch Times, menawarkan sebuah pandangan yang cemerlang dan membuka mata mengenai asal-usul komunisme dan hasil mengerikan yang mengikutinya.

Joshua Philipp mulai membicarakan keinginan akan kedamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan, yang merupakan keinginan alami dalam kodrat manusia. Namun, keinginan untuk kebaikan dapat dieksploitasi, digunakan oleh orang-orang yang melakukan kejahatan. 

Komunisme mengiklankan dirinya dengan menjanjikan sebuah surga buatan manusia di bumi, tetapi seperti yang terlihat sepanjang sejarah, apa yang disampaikan ideologi ini adalah sebuah neraka yang hidup.

Lihat Episode The Dark Origins of Communism

Buku Harvard University Press berjudul “The Black Book of Communism” atau “Buku Hitam Komunisme” mengaitkan lebih dari 100 juta kematian di seluruh dunia dengan ideologi komunis, tetapi dalam penelitian terbaru, angka itu bahkan lebih tinggi. 

Di setiap negara di mana komunisme memperoleh kekuasaan, otoritarianisme dan kematian mengikuti di belakangnya. Karl Marx dan Friedrich Engels mengatakan dalam Manifesto Komunis mereka sebuah ideologi perjuangan, yang, dengan kata-kata mereka sendiri, “menghapus semua agama dan semua moralitas.”

Hancurkan Iman dan Kehancuran Enginering

Para pemimpin pemikiran komunis ini yakin bahwa pembangunan terjadi sebagai sebuah hasil perjuangan dan  hidup tidak lebih dari materi. Jika hidup adalah tidak lebih dari materi, maka hidup menjadi dapat dihabiskan, untuk dimanipulasi dan digunakan untuk apa yang disebut kebaikan yang lebih besar, yang bertentangan dengan apa yang dianggap baik oleh orang-orang normal. 

Joshua Philipp menunjukkan bahwa kebanyakan orang tidak melihat kelaparan, kematian, dan penindasan dengan baik, namun para pemimpin komunis merayakan kelaparan, kematian, dan penindasan sebagai sebuah kesuksesan.

Misalnya, sebuah kelaparan buatan manusia melanda Rusia pada tahun 1921, sebagai akibat rezim komunis menyita alat-alat petani dan menangkap siapa saja yang menentang pemerintah. Akibatnya, 5-10 juta orang yang tidak berdosa, keluarga-keluarga dan anak-anak diperkirakan tewas. Para petani yang seharusnya dibantu oleh komunisme malah dibantai di bawah kekuasaannya. 

Lenin  sangat gembira dengan kejadian ini, mengatakan bahwa kelaparan akan memiliki banyak hasil yang positif. “Kelaparan akan menghancurkan kesetiaan, tidak hanya pada Tzar, tetapi juga pada Tuhan.”

Setelah kematian Lenin pada tahun 1924, pemerintahan Stalin selama 29 tahun membuat Rusia semakin berdarah, di mana lebih banyak kelaparan dan penderitaan yang terjadi. Di Ukraina, 7–10 juta orang terbunuh, menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterbitkan pada bulan November 2003. Di Kazakhstan, sekitar 1,5 juta orang kelaparan. Film dokumenter ini menampilkan foto-foto yang tragis dan mengerikan dari keluarga-keluarga yang kelaparan dan gerbong-gerbong kematian penuh dengan anak-anak.

Stalin, yang membunuh sekitar 60–66 juta orang tidak berdosa, menghitung kematian ini sebagai keberhasilan. Kematian di bawah pemerintahan Mao Zedong, penguasa komunis di Tiongkok dari tahun 1949 hingga 1976, mungkin bahkan lebih tinggi. 

Lompatan Jauh ke Depan, sebuah kampanye ekonomi dan sosial yang dipimpin oleh Mao Zedong dari tahun 1958 hingga 1962, menciptakan kelaparan buatan manusia lainnya yang menewaskan sekitar 45 juta orang hanya dalam waktu 4 tahun. 

Kisah pribadi dari orang-orang yang tinggal di bawah pemerintahan Stalin maupun Mao mengungkapkan orang-orang beralih ke kanibalisme. Orang-orang dipaksa untuk mati atau mengkhianati moralnya sendiri hanya demi untuk bertahan hidup.

Psikologi Tabula Rasa

Joshua Philipp berbicara mengenai efek psikologis pada orang-orang yang harus mengkhianati moralitasnya sendiri. Kebencian diri dan rasa bersalah yang mengikuti mengarah ke kerentanan mental, yang mengakibatkan orang-orang berpikir bahwa mungkin hidup sebenarnya hanyalah materi dan oleh karena itu moral-moral tidak memiliki bobot apa pun. Setelah proses pemikiran ini tercipta, orang-orang rentan terhadap keyakinan bahwa mungkin ideologi komunis adalah benar. 

“Apa rentetan yang konstan dari  eksekusi publik, penderitaan, trauma, dan kegilaan yang dilakukan yang tujuannya untuk membuat orang-orang begitu ketakutan, kaget, atau apatis dan mati rasa sehingga tidak ada orang yang dapat berpikir jernih lagi,” jelas Joshua Filipus.

Tujuan utama komunisme adalah menghapus moral yang sudah ada sebelumnya, sehingga pemerintah dapat menggantikan moral tersebut dengan kode etik pemerintah itu sendiri, yaitu mematuhi Partai Komunis dengan mengorbankan kemanusiaan. 

Komunis membuat masyarakat percaya bahwa moralitas, iman, dan etika adalah salah, tetapi kelaparan, penindasan, dan perjuangan adalah  benar, ketika masyarakat melayani Partai Komunis. 

Contoh-contoh kemerosotan moralitas di bawah komunisme adalah merajalela dalam Revolusi Kebudayaan Mao Zedong, yang melihat anak-anak memukuli orang tuanya sendiri, keluarga-keluarga saling mengkhianati, dan siswa-siswa yang teradikalisasi melecehkan para pendidik yang dipercayai para siswa. Guru, tuan tanah, dan kaum intelektual masyarakat diburu, dipermalukan di depan umum, dan seringkali lebih buruk.

Ideologi Buntu

Film dokumenter itu menunjukkan bahwa Mao Zedong membunuh sekitar 50–70 juta orang. Meskipun kematian belum sepenuhnya dihitung di mana-mana, perkiraan seluruh kematian di Kamboja, Afrika, Vietnam, Afghanistan, Eropa Timur, dan Amerika Latin mencapai lebih dari 7 juta, untuk menyebutkan beberapa tempat yang tersentuh komunisme. 

“Komunisme menjanjikan sebuah dunia tanpa penderitaan, namun dalam eksekusinya, komunisme melakukan hal yang sebaliknya,” kata Joshua Philipp.

Film dokumenter ini menyelidiki apakah niat komunisme adalah baik tetapi hanya sesat, atau jika niat komunisme adalah buruk sejak awal? Karl Marx, pendiri dan pemimpin Marxisme dan ideologi komunis, menulis banyak mengenai balas dendam di tahun-tahun awal hidupnya, serta kebenciannya pada Tuhan dan komitmennya untuk menghancurkan Tuhan dan yang lainnya bersama-Nya. 

Dalam tulisannya, Karl Marx sering berbicara mengenai “pangeran kegelapan” dan berjanji pada Setan. Satu hal adalah jelas: Karl Marx memiliki sebuah perasaan gelap yang mendalam terhadap kematian, kehancuran, dan balas dendam. Hal itu adalah cocok dengan manifesto Karl Marx yang menghasilkan hal itu.

Komunisme memanfaatkan keinginan manusia untuk sebuah tujuan yang lebih tinggi. Komunisme menghancurkan agama, dan malah menempatkan dirinya di pucuk pimpinan. 

Dalam sebuah negara komunis yang ideal, pemerintah mengendalikan segalanya–—publik dan swasta. Semua orang direndahkan menjadi materi, seperti roda-roda penggerak dalam sebuah mesin. Komunisme adalah sebuah  kepercayaan yang dibangun di atas kehancuran kepercayaan. Pertama, komunis-komunis harus menghancurkan iman. 

Selanjutnya, komunis harus merekayasa penghancuran, dan dengan melakukan itu, komunis-komunis membuat sebuah tabula rasa di masyarakat untuk diisi dengan komunisme, yang selalu adalah sebuah kebuntuan. 

Joshua Philipp menyimpulkan, “Ini adalah sebuah ideologi buntu yang dibangun di atas perjuangan, kebencian, dan penghancuran.” (Vv)

https://www.youtube.com/watch?v=dLRdofZ4pXg

Pakar Memperkirakan Taliban Cenderung Akan Melanjutkan Perdagangan Narkoba yang Menguntungkan

Rachel Brooks

Pengambilalihan Taliban atas sebagian besar Afghanistan, kelompok tersebut diperkirakan siap untuk mengendalikan perdagangan opium dan heroin yang bernilai miliaran dolar di Afghanistan

Afghanistan adalah pemasok opiat ilegal terbesar di dunia, di mana  U.N. Office on Drugs and Crime -UNODC- memperkirakan Afghanistan menyumbang 80 persen pasokan opium dan heroin global.

Sejak mengambil alih kekuasaan di Kabul, Taliban mengindikasikan pihaknya akan melarang perdagangan narkoba. Tetapi, karena Taliban berupaya mengamankan arus kas untuk mempertahankan sebuah rezim yang baru, para analis yakin bahwa perdagangan narkoba yang sudah ramai di Afghanistan akan terus tumbuh.

Narkotika Terselubung

Taliban memanfaatkan perdagangan opium dan heroin yang terlarang untuk kepentingan keuntungan ekonominya sendiri, sejak Taliban terbentuk dan naik ke tampuk kekuasaan pada awal hingga pertengahan tahun 1990-an.

“Taliban menganggap dirinya adalah Muslim yang taat. Tetapi, ketika Taliban menanam dan mengekspor opium, Taliban tidak memiliki sebuah masalah,” kata Terry Blevins, kepala staf eksekutif ARMAPLEX Security dan seorang mantan sersan polisi.

Sementara, kelompok teroris tersebut telah mengubah narasinya seputar perdagangan narkotika di masa lalu, Taliban tetap konsisten menggunakan narkoba untuk mendanai operasinya, menurut Jason Li, seorang rekan peneliti di Program  Asia Timur di  Stimson Center.

Perkiraan pendapatan tahunan Taliban dari perdagangan narkoba berkisar dari puluhan juta dolar Amerika Serikat hingga 400 juta dolar Amerika Serikat, menurut sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana penghasilan Taliban dari memungut pajak atas produksi opium, laboratorium heroin, dan para pedagang narkoba. 

Sebuah laporan Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan pada tahun 2018 mengatakan, bahwa peredaran gelap narkotika mencapai 60 persen pendapatan tahunan Taliban.

Dengan kemungkinan kembalinya kekuasaan, Taliban dapat mengambil sebuah sikap resmi mirip dengan sikap yang diambilnya pada tahun 2000, ketika Taliban melarang perdagangan opium di Afghanistan dengan harapan diakui oleh dunia masyarakat internasional, kata Jason Li. Taliban akhirnya mengubah sikap ini setelah reaksi balik yang populer terhadap kebijakan tersebut.

Tetapi, bahkan jika Taliban mengadopsi sebuah narasi publik semacam itu untuk menenangkan negara-negara lain, Jason Li yakin perdagangan opium yang ilegal di Afghanistan akan tetap tidak terpengaruh.

Baru-baru ini, Wall Street Journal melaporkan bahwa para pemimpin Taliban mengatakan kepada petani setempat untuk berhenti membudidayakan bunga-bunga opium, setelah pada 18 Agustus seorang juru bicara  berjanji, bahwa sebuah rezim baru di bawah Taliban tidak akan memberikan sanksi terhadap perdagangan narkoba.

“Perdagangan opiat yang terlarang dari Afghanistan cenderung akan berlanjut–—secara terselubung dan perlindungan yang kurang resmi. Produksi haram tidak dibatasi di bawah rezim Ashraf Ghani yang didukung Amerika Serikat,” kata Jason Li, yang mengacu pada bekas pemerintahan Afghanistan yang runtuh ketika Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul.

Jason Li menunjukkan bahwa, menurut UNODC, keuntungan dari opium dan heroin telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. 

“Hal itu memiliki maksud penting untuk bagaimana Taliban akan membingkai sikapnya terhadap aliran obatan terlarang untuk mencari pengakuan internasional,” tambahnya.

Sementara Taliban berisiko mendapat reaksi global yang kuat, jika Taliban mendukung perdagangan obatan terlarang, para analis memperkirakan sebuah kenaikan dalam produksi karena Taliban memandang untuk  mengamankan sumber pendanaan.

“Sebagian besar ahli yakin akan ada sebuah peningkatan produksi narkoba yang drastis,” kata Terry Blevins.

Narkoba yang Berakhir di Eropa

Pengambilan keuntungan oleh Taliban dari perdagangan opium telah membantu mendorong krisis narkoba di Barat.

“Sebagian besar opium yang dibuat di Afghanistan dijual ke Eropa,” kata Gary Hale, mantan kepala intelijen di Houston Drug Enforcement Agency -DEA-, mencatat bahwa lebih dari 90 persen opium Afghanistan berakhir di Eropa. Hanya sekitar 1 persen pasokan heroin di Amerika Serikat berasal dari Afghanistan, menurut DEA.

Gary Hale mencatat bahwa DEA, dapat menentukan di mana heroin yang dihasilkan Afghanistan dikirim. Dikarenakan, intelijen pemerintah menganalisis tanda kimia dari berbagai tingkat opium jalanan, dan ciri khas kimianya yang unik untuk opium Afganistan telah dilacak terutama pada narkoba yang dijual di Eropa.

“Sebuah konsekuensi yang tidak terduga dari pendapatan yang dihasilkan dari penjualan opium di Eropa adalah bahwa sebagian besar dari pendapatan itu digunakan untuk tujuan teror,” kata Gary Hale. 

Gary Hale mengatakan Taliban menggunakan hasil penjualan narkotika ilegal di dunia Barat, untuk menyediakan organisasi tersebut dengan pelatihan dan senjata.

Selama perang di Afghanistan yang dipimpin Amerika Serikat dari tahun 2001, menghancurkan perdagangan narkotika Taliban adalah sebuah perhatian utama untuk misi Amerika Serikat, yang berusaha membatasi kemampuan Al Qaeda, Taliban, dan kelompok teroris lainnya untuk menargetkan Amerika Serikat.

“Setelah tragedi 9/11, 75 hingga 100 agen-agen DEA dan tim pendukung penasihat yang ditempatkan di luar negeri dikirim untuk menemukan lokasi pasar heroin di Afghanistan,”kata Gary Hale. 

Gary Hale menambahkan bahwa pentingnya produksi narkoba bagi pejuang digunakan untuk membenarkan kehadiran agen DEA di wilayah itu, pada waktu itu.

Sulit untuk Membatasi Aliran

Karena kekuatan Barat masih bergulat dengan maksud keamanan dari kedaruratan Afganistan yang dikuasai Taliban, sebuah perdagangan narkoba yang lebih kuat dan cepat mungkin memperumit langkah lebih lanjut.

Dari tahun 2002 hingga 2017, Amerika Serikat menghabiskan 8,6 miliar dolar AS sebagai upaya memotong akses Taliban ke perdagangan yang menguntungkan itu, yang mencakup pemberantasan opium, serangan udara, dan penggerebekan di laboratorium narkoba, menurut laporan Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan tahun 2018. Tetapi Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan mencatat, upaya itu terbukti sia-sia, karena Afghanistan masih menjadi pusat produksi dan perdagangan opium ilegal yang utama.

Terry Blevins mencatat bahwa upaya kontra-narkotika global sekarang, menghadapi tantangan besar mengingat penyebaran berbagai obat-obatan terlarang di Barat.

“Munculnya lebih banyak produk ilegal di pasar lebih mempersulit untuk membuat kemajuan reformasi kebijakan narkoba,” kata Terry Blevins.

Sementara Barat tidak akan terlihat ramah pada Taliban yang mendukung sebuah perdagangan obat-obatan terlarang, hal ini mungkin tidak berlaku untuk tetangga Afghanistan, yaitu Tiongkok dan Rusia.

“Tiongkok, seperti halnya Rusia, berusaha untuk melemahkan Amerika Serikat di setiap kesempatan, jadi Rusia dan Tiongkok bergerak dengan cepat untuk mengembangkan hubungan dengan Taliban untuk sejumlah alasan geopolitik,” kata Gary Hale.

Sementara rezim Komunis Tiongkok belum mengakui Taliban, para pejabat dan media pemerintah telah mempertahankan sebuah sikap bersahabat terhadap Taliban. 

Menurut para analis, pelukan Beijing untuk Taliban, sebagian disebabkan oleh peluang di bidang ekonomi Afghanistan menghadirkan Komunis Tiongkok. Tetapi lebih yang penting, Beijing mencari Taliban untuk memastikan Taliban tidak menyembunyikan  pemberontak yang bertekad menyerang wilayah Xinjiang Tiongkok, sebuah kepedulian yang utama bagi rezim komunis Tiongkok.

“Meskipun Tiongkok dan Rusia tidak akan secara langsung membenarkan atau mendukung penyelundupan narkoba keluar dari Afghanistan, Tiongkok dan Rusia akan menutup mata terhadap produksi dan distribusi heroin Afghanistan,” kata Gary Hale. (Vv)

Temuan Bercak Hitam di Ampul Vaksin Moderna di Jepang Dikonfirmasi Adalah Stainless Steel

Jepang melaporkan kasus vaksin Moderna bercampur “bercak hitam” pada 1 September. Ini adalah keempat kalinya dalam seminggu vaksin perusahaan tersebut ditemukan mengandung benda asing. Insiden itu terjadi di Prefektur Kanagawa. Pejabat setempat mengatakan bahwa penggunaan kelompok vaksin yang tersisa telah dihentikan. Penyelidikan menemukan bahwa benda asing ini adalah “stainless steel” dan diperkirakan tidak menimbulkan risiko kesehatan tambahan, tetapi Moderna dan distributor telah mengumumkan penangguhan vaksin

Chen Beichen

Menurut “Japan Times” dan laporan Reuters, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang pada 1 September menyatakan bahwa Prefektur Kanagawa memerintahkan penangguhan penggunaan vaksin, setelah ditemukan bahwa beberapa vaksin dicampur dengan benda asing. 

Pejabat setempat mengatakan bahwa distributor vaksin Takeda Pharmaceutical Co., Ltd. telah mengumpulkan ampul yang diduga terkontaminasi untuk diselidiki. Saat ini, sekitar 3.790 orang telah menerima batch vaksin yang sama.

Sejak Jepang menemukan bahwa beberapa vaksin terkontaminasi minggu lalu, pihak berwenang telah menghentikan vaksinasi 1,63 juta dosis vaksin Moderna.

Setelah penyelidikan Takeda terhadap tiga kasus sebelumnya, ditemukan bahwa benda asing dalam botol vaksin ini sebenarnya adalah “316 grade stainless steel.”

Dalam beberapa kasus, peralatan produksi “salah” memasukkan jarum ke dalam botol, menyebabkan pecahan sumbat karet pada botol jatuh ke dalam ampul.

Mengenai masalah partikel hitam yang ditemukan dalam vaksin, Moderna dan perusahaan farmasi Spanyol Rovi, yang bertanggung jawab atas pembotolan, mengatakan bahwa penyebabnya mungkin masalah produksi. 

Regulator keamanan Eropa telah menyelidikinya, tetapi tidak ada insiden serupa yang dilaporkan di negara lain.

Meskipun Takeda tidak segera menanggapi permintaan komentar atas insiden Kanagawa, perusahaan tersebut memposting pemberitahuan di Internet pada 1 September, bahwa dalam kasus yang jarang terjadi selama proses produksi, bahan sumbat karet dapat dicampur dengan larutan vaksin. 

Pemberitahuan tersebut juga merekomendasikan agar petugas medis melakukan pemeriksaan visual pada vial, sebelum digunakan untuk memastikan apakah vaksin mengalami perubahan warna atau terdapat benda asing.

Bulan lalu, berita  dua pria Jepang meninggal dunia setelah divaksinasi dengan “vaksin yang ditangguhkan”, menarik banyak perhatian dari semua lapisan masyarakat Jepang. Kedua pria itu berusia 38 tahun dan 30 tahun, dan keduanya menerima dosis kedua vaksin Moderna.

Tetapi, Takeda mengatakan tidak ada bukti bahwa kematian ini disebabkan oleh vaksin. Perusahaan dalam sebuah pernyataan mengatakan: “Saat ini percaya bahwa kasus-kasus ini murni kebetulan.” (hui)

Tiongkok Mengonfirmasi 2 Kasus Antraks, Termasuk 1 Kematian

0

Frank Yue

Para pejabat telah mengonfirmasi terjadinya dua kasus antraks di Tiongkok utara, termasuk satu kematian pada awal Agustus lalu. 

China CDC Weekly melaporkan pada 15 Agustus, dua kasus antraks yang dikonfirmasi dari Binzhou, Provinsi Shandong. 

Pihak berwenang mengidentifikasi, tidak ada kasus lebih lanjut dalam minggu-minggu berikutnya, menurut klaim laporan itu.

Salah satu pasien adalah seorang siswa berusia 14 tahun yang meninggal dunia pada 6 Agustus. Pasien lainnya adalah seorang pria berusia 35 tahun yang memiliki kontak erat dengan keluarga siswa tersebut.

Gejala awal siswa tersebut antara lain demam, kelelahan, muntah, diare, dan kejang-kejang pada 28 Juli. Pada hari yang sama, ia menerima perawatan awal di klinik desanya. Dua hari kemudian, gejalanya meluas hingga pingsan mendadak, rahang kaku, dan leher kaku, sementara ia menerima cairan infus di klinik desa. Sehari berikutnya, dia dipindahkan ke rumah sakit setempat, dan meninggal dunia  pada 6 Agustus.

Para ahli menarik kesimpulan awal bahwa remaja itu meninggal dunia karena antraks usus atau meningitis, demikian laporan China CDC Weekly.

Investigasi menemukan bahwa pria berusia 35 tahun itu, menyembelih seekor sapi yang sakit di kediaman siswa pada 25 Juli. Organ dalam sapi itu mengeluarkan bau aneh dan darah hitam.

Otoritas perawatan kesehatan setempat mengidentifikasi, pasien yang lebih tua sebagai kasus suspect pada 8 Agustus dan kemudian mendiagnosis kondisinya sebagai antraks kulit. Dia saat ini sedang menjalani perawatan karantina di rumah sakit khusus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) provinsi setempat, menempatkan semua kontak erat dikarantina selama 12 hari. Pihak berwenang selanjutnya menerapkan obat pencegahan ke lebih dari 4.700 kontak erat. Tidak ada kasus tambahan yang diidentifikasi pada 24 Agustus.

Selama bulan Agustus, kasus serupa terjadi di provinsi lain juga menjadi headline media.

Pada 8 Agustus, CDC Beijing mengumumkan kasus inhalasi antraks pada seorang penduduk dari Chengde, Provinsi Hebei. Pasien memiliki riwayat kontak erat dengan ternak.

Pada 12 Agustus, CDC Kabupaten Wenshui, Luliang, Provinsi Shanxi, melaporkan, dugaan kasus antraks pada sembilan warga Desa Baoxian, yang mengalami lepuh, edema, limfoma, dan jerawat pada anggota badan mereka.

Untuk memerangi wabah klaster musiman, CDC Tiongkok mengadakan konferensi pelatihan teknis virtual tentang pencegahan dan pengendalian antraks pada 25 Agustus, menurut buletin situs webnya. Para peserta termasuk pejabat CDC nasional dan provinsi dan ahli penyakit menular.

Antraks adalah penyakit menular yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, biasanya ditularkan dari hewan peliharaan atau hewan liar. Meski jarang terjadi, manusia bisa terkena antraks jika bersentuhan dengan kulit, bulu, atau daging hewan yang terinfeksi.

Menurut CDC AS, para penangan surat, personel militer, dan petugas tanggap darurat juga dapat terkena penyakit ini jika terjadi serangan bioteroris. (asr)

Keluar dari Mulut Harimau, Seorang Veteran Inggris Membawa 450 Orang untuk Melarikan Diri dari Afghanistan

Xu Jian

Seorang veteran Inggris yang terdampar di Kabul memimpin 450 orang melintasi wilayah yang dikendalikan oleh organisasi ISIS dan Taliban. Ia melakukan perjalanan mendebarkan untuk melarikan diri dari mulut harimau

Media Inggris, Telegraph melaporkan pada 30 Agustus bahwa Ben Slater, 37 tahun, adalah ketua Nomad Concepts Group, yang beroperasi di Kabul. Ketika negara-negara mengevakuasi Afghanistan, Kantor Luar Negeri Inggris gagal memberikan dan 50 anggota staf organisasi itu izin evakuasi udara, jadi Slater memutuskan untuk membawa personel ini dan 400 warga Afghanistan melintasi wilayah yang diduduki oleh kelompok militan. 

Saat ini, rencana pelarian rinci Slater telah dikirim ke Kantor Luar Negeri Inggris dan Kementerian Pertahanan, berharap tentara Inggris dapat membantu mereka di lapangan dan mengirim mereka kembali ke Inggris ketika mereka tiba di negara ketiga.

Slater bertugas di Royal Gendarmerie dan menjabat sebagai pengawal duta besar Inggris di luar negeri. Saat Inggris melakukan evakuasi melalui udara dari Afghanistan, Slater membantu puluhan orang mengungsi. Namun demikian, ketika dia meminta pemerintah Inggris untuk membantu dirinya dan karyawannya mundur, dia tidak mendapatkan visa yang sesuai.

Jadi Slater memutuskan untuk “membantu dengan diri sendiri”, dia akan membawa 50 staf dan 400 warga Afghanistan, dan mencari cara untuk melarikan diri. Ini akan menjadi perjalanan jarak jauh. Ia berharap otoritas FCDO (British Foreign Affairs, Commonwealth and Development Office, mengeluarkan visa untuk mereka, atau setidaknya telah berbicara dengan negara tujuan  untuk mengizinkan mereka yang kurang beruntung untuk masuk.

Saat ini, pemerintah Inggris merekomendasikan bahwa siapa pun yang memenuhi syarat untuk menetap di Inggris harus terlebih dahulu pergi ke negara tetangga Afghanistan, kemudian kembali ke Inggris dari sana. Tetapi orang luar khawatir bahwa pejabat Kantor Luar Negeri Inggris, belum dapat bernegosiasi dengan Pakistan, Tajikistan, dan Uzbekistan.

Menurut laporan, para pejabat Inggris khawatir, Rusia akan mendorong negara-negara tetangga di Afghanistan untuk tidak menerima warga negara Barat dalam transit, atau untuk memfasilitasi pengungsi Afghanistan yang berniat pergi ke Inggris dan negara-negara lain.

Saat ini, Taliban meyakinkan kepada para pemimpin dunia bahwa mereka akan mengizinkan orang untuk pergi melintasi perbatasan, tetapi Slater dan anggotanya mengatakan bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya mempercayai janji Taliban.

Beberapa waktu lalu, sebanyak 90 negara mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan: “Kami telah menerima jaminan dari Taliban, bahwa semua warga negara asing dan setiap warga Afghanistan yang telah memperoleh izin negara kami diizinkan untuk pergi ke luar negeri dengan cara yang aman dan tertib.” (hui)

Varian Virus Mutan Mu Menyerang 26 Negara Hingga Netizen Zhangjiajie, Tiongkok Mengungkap ‘Kekacauan Vaksin’

Pada Rabu 1 September, dengan pengecualian Daratan Tiongkok, lebih dari 217 juta orang di seluruh dunia didiagnosis setidaknya 4,51 juta kasus kematian. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO- secara resmi menamai varian Mu, yang telah menyerang ke 26 negara. Pada musim sekolah pertama, Kementerian Pendidikan Taiwan memberikan “penyaringan cepat” kepada para guru. Netizen di Zhangjiajie, Tiongkok mengungkap  “kekacauan vaksin”, karena telah terjadi polisi secara paksa menangkap orang dan dipaksa untuk vaksin

Li Mei dan Li Linzhao

Varian virus “B.1.621” yang menyebar dari Kolombia pada Januari tahun ini, secara resmi dinamai “Mu” oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Varian terdaftar sebagai variant of interest (voi). 

WHO menyatakan bahwa “varian Mu memiliki serangkaian mutasi yang mungkin memiliki karakteristik lolos dari kekebalan.”

Pada awal Agustus, mutan Mu menulari sebuah panti jompo di Belgia. Sebanyak 21 warga didiagnosis dan 7 orang meninggal dunia. Semuanya telah menyelesaikan dua dosis vaksinasi.

Saat ini, virus varian Mu telah menyebar ke setidaknya 26 negara di Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa, dan tingkat penularan di Kolombia mencapai 39%.

Sementara itu, Taiwan menambahkan 1 kasus lokal pada 1 September, 5 kasus diimpor dari luar negeri, 3 kasus di antaranya adalah infeksi terobosan, dan 2 kasus divaksinasi dengan dua dosis vaksin buatan Tiongkok.

Pada akhir Mei, Taiwan meningkatkan kewaspadaan anti-epidemi ke Level 3 dan menutup sekolah. Pada 1 September, sekolah mengakhiri liburan musim panas terlamanya. Pada hari pertama sekolah, para siswa sangat senang.

Anak-anak berkata : “Sangat membosankan di rumah, dan kemudian menjaga protokol kesehatan, dan kemudian saya dapat kembali ke sekolah. Sungguh bahagia.”

Kementerian Pendidikan Taiwan memberikan pemeriksaan cepat kepada guru yang tidak ingin divaksinasi untuk memastikan keamanan kampus.

Sedangkan dari daratan Tiongkok, ada laporan kekacauan vaksinasi secara paksa di banyak tempat di Tiongkok. Seorang netizen di Zhangjiajie, Hunan menggambarkan bagaimana dia ditangkap oleh polisi dan dipaksa untuk mendapatkan vaksin.

Zhang Jianping, seorang netizen dari Zhangjiajie, Hunan menyebutkan: “Perintah dari kantor polisi: menangkap dirinya. Selama pergumulan, beberapa orang dari kantor polisi melemparkan ponselnya ke jalanan, dan menginjaknya sampai rusak, mereka menangkap dirinya dengan  mobil polisi dan membawa ke kantor polisi. Kepala kantor polisi mengatakan  harus divaksin, dan ia bersikeras tidak setuju. Polisi berkata, ia memiliki neurosis, dan segera dibawa ke rumah sakit saraf untuk pemeriksaan dan akan diisolasi. ”

Zhang Jianping mengatakan bahwa, polisi memanggil banyak tetangga untuk membujuknya agar mendapatkan vaksin. Selama periode tersebut, video yang dia ambil telah dihapus, akun WeChatnya telah diblokir, dan seseorang mengiriminya pesan vaksinasi.

Netizen itu mengatakan, setelah dipaksa divaksin, kepalanya agak sakit, bengkak, dan sedikit pusing. (hui)

Korea Utara Menolak 3 Juta Dosis Vaksin Sinovac yang Disediakan oleh Komunis Tiongkok

oleh Xu Jian

Beberapa minggu terakhir, Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi COVAX telah mengusulkan untuk memberi Korea Utara 3 juta dosis vaksin Sinovac buatan Tiongkok, tetapi telah ditolak oleh Korea Utara. COVAX adalah program internasional di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang didanai pemerintah Barat untuk memberikan bantuan berupa vaksin kepada negara-negara berpenghasilan rendah

Pada Rabu 1 September, juru bicara UNICEF menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan Masyarakat Korea Utara menolak menerima batch vaksin buatan Tiongkok tersebut dengan alasan bahwa karena pasokan vaksin terbatas, Korea Utara mengharap COVAX dapat memberikan vaksin tersebut kepada negara-negara yang berdampak lebih parah.

Tetapi, tampaknya agak kontradiktif bahwa sebelumnya Korea Utara telah mengajukan permintaan bantuan vaksin kepada COVAX, lantaran negara miskin tidak memiliki uang untuk membeli vaksin. Meskipun Korea Utara belum menerima vaksin apa pun. Awal tahun ini, COVAX berencana mengirimkan sekitar 2 juta vaksin AstraZeneca, tetapi mengalami penundaan.

Rezim Kim Jong-un melaporkan “nol kasus” epidemi COVID-19 di negaranya kepada Organisasi Kesehatan Dunia, tetapi perbatasannya masih ditutup. Media resmi mendesak warga sipil Korea Utara, tetap waspada dalam mengantisipasi penyebaran virus asal Wuhan tersebut. Kim Jong-un mengatakan bahwa wabah virus berkaitan dengan kelangsungan hidup negara.

Media pemerintah Korea Utara juga secara terbuka mengkritik vaksin tersebut, terus-menerus melaporkan kasus-kasus yang terjadi terhadap orang yang divaksinasi di Amerika Serikat dan Eropa. Pada Mei, surat kabar resmi utama Korea Utara menyatakan bahwa vaksin bukanlah obat mujarab untuk semua masalah.

Wall Street Journal mengutip ucapan Menteri Luar Negeri Rusia saat mengatakan kepada wartawan pada Juli melaporkan, bahwa Moskow telah berulang kali mengusulkan untuk memasok Pyongyang dengan vaksin buatan Rusia. Namun demikian, belum jelas apakah rezim Kim Jong-un bersedia atau tidak menerimanya.

Amerika Serikat dan Korea Selatan baru-baru ini, membahas kemungkinan bantuan kemanusiaan kepada Korea Utara yang mungkin termasuk pemberian vaksin.

Wall Street Journal dalam laporannya juga menyebutkan bahwa pakar kesehatan yang akrab dengan infrastruktur Korea Utara mengatakan bahwa, orang luar sangat skeptis terhadap klaim Pyongyang yang “nol kasus” di Korea Utara.

Menurut informasi yang disebarkan Institut Strategi Keamanan Nasional yang dikelola oleh badan intelijen Korea Selatan, bahwa alasan Pyongyang tidak mau menerima vaksin buatan Tiongkok adalah, karena banyak negara seperti Chili, Mongolia, Seychelles, Indonesia dan lainnya justru jumlah kasus paparan COVID-19 memuncak setelah vaksinasi berskala besar dilakukan.

Pada Mei tahun ini, kabarnya ada seorang pejabat senior Korea Utara yang meninggal setelah menerima suntikan obat-obatan buatan Tiongkok, yang menimbulkan ketidakpuasan Kim Jong-un. Setelah itu, pihak berwenang langsung melarang rumah sakit di seluruh Korea Utara menggunakan obat-obatan buatan Tiongkok, termasuk vaksin untuk COVID-19.

Wall Street Journal melaporkan bahwa Korea Utara masih sangat tertutup terhadap fakta mengenai epidemi di negaranya. Pada Juni, Kim Jong-un tidak merinci apa yang salah di negara itu, tetapi menyebutkan bahwa situasi epidemi telah menjadi serius, dan menegur pejabat senior atas kesalahan mereka.

Saat ini, media resmi Korea Utara mengimbau warga masyarakat Korea Utara untuk memakai masker di tempat umum.  Kepada pejabat di departemen inspeksi dan karantina ditegaskan, agar tidak berkompromi atau memberikan kelonggaran kepada siapa pun dalam menjalankan tugas mencegah penyebaran virus komunis Tiongkok (COVID-19). (sin)

Terbitkan Larangan Game Online Terketat Sepanjang Sejarah, Komunis Tiongkok Tingkatkan Campur Tangan Kehidupan Pribadi

0

Jin Shi 

Belajar mengajar Sekolah dasar dan menengah di daratan Tiongkok telah dimulai. Pada malam pembukaan sekolah, pihak berwenang memberikan kepada para remaja “hadiah pembukaan sekolah”, yang mengejutkan banyak siswa.

Menurut pemerintah, demi kesehatan fisik dan mental, anak-anak dilarang bermain game online pada hari kerja untuk anak di bawah umur. Sebaliknya mereka hanya dapat bermain satu jam setiap malam akhir pekan, tidak lebih dari tiga jam seminggu.

Peraturan game online baru yang “paling ketat dalam sejarah” ini, setara dengan mengizinkan pemerintah memainkan peran orangtua, yang secara langsung menetapkan bahwa anak-anak dapat bermain game selama beberapa jam. Akibatnya memicu kegemparan di opini publik.

Adapun apakah peraturan baru akan memiliki efek, banyak orang tidak optimis. Seperti kata pepatah: “Ada kebijakan di atas dan penanggulangan di bawah.” 

Bagi mereka yang ingin bermain game, mereka mungkin selalu menemukan cara.

Pemain game online Mr. Zhou berkata: “Apakah Anda akan melarangnya mencari akun lain untuk bermain? Ada banyak akun online yang dapat dibeli untuk dimainkan oleh orang dewasa.”

Namun, sebuah artikel ulasan di media partai komunis Tiongkok, “Harian Rakyat” menyatakan bahwa, penerapan langkah-langkah baru tidak mengizinkan “diskon atau perilaku fleksibel”. Dalam hal mengatur industri game, “negara ini berlaku kejam kali ini.”

Menanggapi tindakan pemerintah, perusahaan game online Tencent mengatakan, akan menggunakan pendaftaran nama asli dan teknologi pengenalan wajah, untuk membatasi anak di bawah umur bermain game.

Faktanya, Komunis Tiongkok telah mengawasi game online. Pada awal tahun 2019, pemerintah Tiongkok melarang anak di bawah umur bermain game dari pukul 10 malam hingga 8 pagi. Selain itu, menetapkan waktu bermain game pada hari kerja tidak boleh melebihi 90 menit.

Pada bulan Agustus tahun ini, media resmi “Harian Informasi Ekonomi” menyebut game online sebagai “candu mental”,  tampaknya membuka jalan bagi peraturan game online baru yang paling ketat dalam sejarah.

Pemberlakuan peraturan baru ini juga bertepatan dengan tindakan keras pihak berwenang terhadap budaya penggemar  selebritas. Artikel “Wall Street Journal” mengatakan, hal  ini menunjukkan bahwa Komunis Tiongkok bermaksud untuk mengawasi kehidupan pribadi. Kemudian membentuk generasi berikutnya ke tingkat yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade.

Media resmi lain dari Komunis Tiongkok, Central Broadcasting Network, mengeluarkan sebuah artikel pada pertengahan Agustus, bahwa “tidak ada toleransi untuk game online yang dengan sengaja merusak sejarah.” Tampaknya pihak berwenang tidak mengizinkan anak muda untuk bermain game dan terkait dengan konten game.

Komentator  Tang Jingyuan mengatakan, bermain game mungkin sebenarnya melibatkan keadilan atas kejahatan, atau kebebasan dan demokrasi, dan nilai-nilai lainnya. Komunis Tiongkok dapat menggunakan  cara ini untuk membuat orang-orang muda ini berpikir, perlu menjadi  lebih sederhana serta biarkan mereka menerima konten yang pejabat inginkan.

Bermain adalah fitrah anak-anak, jika permainan dilarang, apakah ada cukup hiburan lain untuk mendukung energi anak-anak? Ini adalah masalah di Tiongkok yang dipertanyakan dalam pendidikan berorientasi ujian.

Pemain game online Mr. Zhou mentuurkan: “Ada beberapa hal, semakin Anda menghentikan mereka bermain, mereka semakin penasaran .”

Namun satu hal yang pasti, konsep Xi Jinping akan memasuki kampus secara menyeluruh di tahun ajaran baru. Kementerian Pendidikan Komunis Tiongkok menetapkan bahwa, pada tahun ajaran baru, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, harus mempelajari buku konsep Xi Jinping. Isi buku tersebut meliputi: mencintai partai Komunis Tiongkok dan “memperdalam pemahaman tentang konsep Xi Jinping.” (hui)