Tiongkok Mengonfirmasi 2 Kasus Antraks, Termasuk 1 Kematian

Frank Yue

Para pejabat telah mengonfirmasi terjadinya dua kasus antraks di Tiongkok utara, termasuk satu kematian pada awal Agustus lalu. 

China CDC Weekly melaporkan pada 15 Agustus, dua kasus antraks yang dikonfirmasi dari Binzhou, Provinsi Shandong. 

Pihak berwenang mengidentifikasi, tidak ada kasus lebih lanjut dalam minggu-minggu berikutnya, menurut klaim laporan itu.

Salah satu pasien adalah seorang siswa berusia 14 tahun yang meninggal dunia pada 6 Agustus. Pasien lainnya adalah seorang pria berusia 35 tahun yang memiliki kontak erat dengan keluarga siswa tersebut.

Gejala awal siswa tersebut antara lain demam, kelelahan, muntah, diare, dan kejang-kejang pada 28 Juli. Pada hari yang sama, ia menerima perawatan awal di klinik desanya. Dua hari kemudian, gejalanya meluas hingga pingsan mendadak, rahang kaku, dan leher kaku, sementara ia menerima cairan infus di klinik desa. Sehari berikutnya, dia dipindahkan ke rumah sakit setempat, dan meninggal dunia  pada 6 Agustus.

Para ahli menarik kesimpulan awal bahwa remaja itu meninggal dunia karena antraks usus atau meningitis, demikian laporan China CDC Weekly.

Investigasi menemukan bahwa pria berusia 35 tahun itu, menyembelih seekor sapi yang sakit di kediaman siswa pada 25 Juli. Organ dalam sapi itu mengeluarkan bau aneh dan darah hitam.

Otoritas perawatan kesehatan setempat mengidentifikasi, pasien yang lebih tua sebagai kasus suspect pada 8 Agustus dan kemudian mendiagnosis kondisinya sebagai antraks kulit. Dia saat ini sedang menjalani perawatan karantina di rumah sakit khusus.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) provinsi setempat, menempatkan semua kontak erat dikarantina selama 12 hari. Pihak berwenang selanjutnya menerapkan obat pencegahan ke lebih dari 4.700 kontak erat. Tidak ada kasus tambahan yang diidentifikasi pada 24 Agustus.

Selama bulan Agustus, kasus serupa terjadi di provinsi lain juga menjadi headline media.

Pada 8 Agustus, CDC Beijing mengumumkan kasus inhalasi antraks pada seorang penduduk dari Chengde, Provinsi Hebei. Pasien memiliki riwayat kontak erat dengan ternak.

Pada 12 Agustus, CDC Kabupaten Wenshui, Luliang, Provinsi Shanxi, melaporkan, dugaan kasus antraks pada sembilan warga Desa Baoxian, yang mengalami lepuh, edema, limfoma, dan jerawat pada anggota badan mereka.

Untuk memerangi wabah klaster musiman, CDC Tiongkok mengadakan konferensi pelatihan teknis virtual tentang pencegahan dan pengendalian antraks pada 25 Agustus, menurut buletin situs webnya. Para peserta termasuk pejabat CDC nasional dan provinsi dan ahli penyakit menular.

Antraks adalah penyakit menular yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, biasanya ditularkan dari hewan peliharaan atau hewan liar. Meski jarang terjadi, manusia bisa terkena antraks jika bersentuhan dengan kulit, bulu, atau daging hewan yang terinfeksi.

Menurut CDC AS, para penangan surat, personel militer, dan petugas tanggap darurat juga dapat terkena penyakit ini jika terjadi serangan bioteroris. (asr)