Home Blog Page 1421

Waspadai Terjadi Lonjakan Kasus COVID-19 Hingga Penularan Virus Varian Baru

0

ETIndonesia- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto menatakan, berbagai indikator penanganan kasus covid-19 di Indonesia menunjukkan tren perbaikan dan relatif lebih baik daripada indikator di tingkat global.

Secara umum, perkembangan kasus konfirmasi harian dan kasus aktif masih terkendali. Tingkat Kasus Aktif 5,2% (lebih rendah dari Global 11,09%), tingkat kesembuhan 92,0% (lebih baik dari Global 86,83%), namun tingkat kematian 2,8% (masih lebih tinggi dari Global 2,07%).

“Kasus aktif nasional adalah 5,2 persen dibandingkan global yang 11,09 persen. Kemudian, kasus kesembuhannya adalah 92 persen di mana global 86,83 persen dan kematian kita masih 2,8 persen dan global 2,07 persen,” kata Airlangga di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, (17/5/20210 setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.

Seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Bidan Perekoomian, meskipun beberapa indikator (jumlah kasus aktif, penambahan kasus harian, BOR –Bed Occupancy Rate– atau Keterisian tempat tidur, kesembuhan, kematian) menunjukkan tren positif dan perbaikan, namun perlu kewaspadaan terkait dengan peningkatan signifikan jumlah kasus dan BOR di sebagian besar Provinsi di Sumatera, dan ditemukannya beberapa kasus Varian Baru (B.117 Inggris dan B.1.617 India).

“Perlu mewaspadai dan antisipasi potensi lonjakan/ kenaikan kasus aktif, setelah pelaksanaan libur panjang Idul Fitri ini,” ujar Airlangga.

Tren Jumlah Kasus Aktif di tingkat Provinsi: 15 Provinsi Meningkat (sebagian besar Provinsi di Pulau Sumatera) dan 19 Provinsi Menurun. Provinsi yang Kasus Aktifnya meningkat adalah: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kep.Bangka Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Banten, NTB, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

 Tambahan Kasus Mingguan di seluruh Provinsi di Sumatera menunjukkan tren peningkatan (kecuali Bengkulu), karena itu Pemerintah mewaspadai potensi terjadinya peralihan lonjakan kasus saat terjadi Mobilitas Penduduk Pasca Libur Lebaran dari Sumatera ke Jawa.

Sedangkan untuk ketersediaan Tempat Tidur di Rumah Sakit, data BOR (Bed Occupancy Ratio) nasional menunjukkan berada di level yang aman dan cukup rendah, yaitu sebesar 29%. Kenaikan  tren kasus aktif di sejumlah provinsi di Sumatera menyebabkan BOR di seluruh provinsi di Sumatera (kecuali Bengkulu) lebih tinggi dibandingkan BOR Nasional: Sumatera Utara (57%), Riau (52%), Kep. Riau (49%), Sumatera Barat (49%), Sumatera Selatan (47%), Kep.Bangka Belitung (45%), Jambi (43%), Lampung (38%), Aceh (34%).

Untuk mengantisipasi arus balik mobilitas masyarakat pasca libur lebaran, perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19. Berdasarkan monitoring dan hasil survey Kemenhub, potensi lonjakan arus balik terjadi pada H+2 (16 Mei) dan H+7 (21 Mei), terutama untuk moda transportasi darat.

Oleh karena itu Pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan, untuk mencegah peningkatan kasus pasca libur panjang lebaran, dengan memberlakukan kebijakan: (1) Random-Test untuk perjalanan dari beberapa Provinsi di Jawa yang menuju Jakarta, dan (2) Mandatory-Check untuk perjalanan dari Sumatera menuju ke Jawa dan Jakarta.

Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa antisipasi sudah dilakukan dan ketersediaan Tempat Tidur (TT) di Rumah Sakit cukup aman. Tersedia TT untuk Isolasi sekitar 70.000, yang terisi sekitar 20.000 TT. Sedangkan TT untuk ICU seluruh Indonesia memiliki 7.500 TT, dan sudah terisi 2.500 TT.

“Semoga pasca lebaran/ liburan panjang, kenaikannya tidak tinggi, sehingga cadangan TT untuk Isolasi dan ICU tidak usah dikhawatirkan”, ungkap Menkes Budi G. Sadikin.

Obat-obatan juga dilengkapi dan stok obat-obatan di Rumah Sakit juga sudah diisi. Jumlah vaksin yang masuk ke Indonesia pada bulan Mei ini cukup banyak. Saat ini adalah momentum  untuk percepatan vaksinasi agar ditingkatkan lagi dan diutamakan untuk para lansia.

Kepala BNPB sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana agar kasus Covid-19 di Indonesia tidak melonjak.

Untuk itu, bagi masyarakat yang kembali dari berpergian diharapkan kesediaannya untuk melakukan karantina mandiri di tempat masing-masing, utamanya yang baru saja bepergian dari daerah zona merah dan zona oranye. Masyarakat diharapkan patuh terhadap semua kebijakan dan aturan yang diterbitkan Satgas Pusat dan pengaturan oleh Satgas Daerah. (Kemenko Perekonomian/asr)

Hujan Es Selama 15 Hari di Guizhou, Peringatan Hujan Badai, Banjir Bandang Dikeluarkan di 8 Provinsi di Tiongkok

0

Li Yun – NTDTV.com

Beberapa hari terakhir, sering terjadi fenomena di berbagai bagian di Tiongkok daratan, dengan cuaca buruk seperti hujan lebat, angin kencang, guntur dan kilat, dan hujan es menghantam semua tempat pada waktu bersamaan. 

Dari 16- 17 Mei, setidaknya 8 provinsi di Tiongkok mengeluarkan peringatan untuk badai petir, angin kencang, hujan es, dan bencana banjir bandang. Diantaranya, Guizhou mengalami hujan es selama 15 hari berturut-turut.

Pusat Pengamatan Meteorologi Komunis Tiongkok mengeluarkan peringatan biru cuaca konvektif yang kuat, peringatan biru hujan lebat, dan peringatan bencana banjir bandang kuning pada pukul 6 sore pada 16 Mei. Diantaranya, ada kelas 8 sampai 10 Badai petir atau cuaca hujan es di Jiangxi barat daya, Fujian barat daya, Yunnan tenggara, Guangxi, dan Guangdong tengah dan utara. 

Zhejiang bagian selatan, bagian barat dan utara bagian tengah Fujian, bagian timur dan selatan Jiangxi, bagian selatan Hunan, bagian tengah dan utara Guangxi, bagian tengah dan utara Guangdong, dan lain-lain.

Beberapa daerah mengalami hujan deras hingga badai hujan. Guangxi tengah dan tempat lain memiliki hujan lebat setempat, 100 hingga 150 mm. Bencana banjir bandang mungkin dapat terjadi di Jiangxi dan di beberapa bagian selatan, Guangdong utara, Guangxi tengah, dan tempat-tempat lain.

Media lokal di Hunan mengatakan bahwa lima fenomena cuaca buruk, termasuk hujan lebat, angin kencang, guntur dan kilat, hujan es melanda banyak tempat di utara Hunan tengah pada 15 Mei. 

Badan Meteorologi Provinsi mengingatkan bahwa penting untuk memperhatikan dan mencegah bencana geologi banjir bandang dan genangan air perkotaan dan pedesaan yang mungkin disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, dan untuk mencegah dampak buruk dari angin kencang, hujan es dan cuaca konvektif kuat lainnya. .

Hujan es telah turun selama 15 hari berturut-turut di Guizhou

Selain itu, Kotapraja Zhaiji, Kabupaten Kaiyang, Provinsi Guizhou, mengalami badai 14 tingkat pada 15 Mei, menyebabkan kerusakan pada lebih dari 340 rumah pertanian dan kerusakan pada lebih dari 1.000 hektar tanaman. 

Sebuah video online menunjukkan bahwa dalam angin kencang, ubin rumah tertiup angin, pohon-pohon tumbang, dan orang-orang berteriak “Oh ibu…!!”.

Menurut Guizhou Meteorological Observatory, dari awal Mei hingga 15 Mei, Guizhou telah mengalami hujan es selama 13 hari berturut-turut, yang merupakan kejadian langka dalam periode yang sama dalam sejarah. 

Menurut laporan media Tiongkok daratan , cuaca konvektif yang kuat seperti badai petir, hujan es dan angin kencang terus terjadi di beberapa bagian Guizhou dari 16  Mei hingga 17 Mei.

Pada sore hari 15 Mei, kota-kota di Zhongzhou, Matang, Xinkai, dan Yunkou, Kabupaten Yueyang, Provinsi Hunan, dilanda angin tornado EF1 (tingkat 12), dengan rumah-rumah roboh atau rusak, rumah kaca pertanian rusak, dan pohon bertumbangan.

Tornado di Suzhou dan Wuhan pada 14 Mei telah menewaskan 12 orang dan melukai 379 lainnya.

Kantor Pemerintah Kota Suzhou dari Komunis Tiongkok mengeluarkan pesan pada 15  Mei yang menyatakan bahwa pada pukul 5 pagi pada 15 Mei, bencana tersebut telah menyebabkan 4 kematian, 19 luka ringan, dan 130 luka sangat ringan di Distrik Wujiang; 84 rumah rusak, dengan luas 1.500 meter persegi.

Konferensi pers Pemerintah Kota Wuhan pada 15  Mei menyatakan bahwa angin puting beliung menyebabkan 8 kematian, 230 luka-luka, 3.568 orang terkena dampak, 28 keluarga dan 86 rumah roboh, serta 130 keluarga dan 400 rumah rusak berat. (hui)

Para Ilmuwan Militer Tiongkok Pernah Membahas Serangan Coronavirus Buatan Manusia Bertahun-Tahun Sebelum Pandemi COVID-19

0

Frank Fang – The Epoch Times

Para ilmuwan militer Tiongkok pada tahun 2015, merinci sebuah alur cerita untuk melepaskan sebuah Coronavirus SARS yang direkayasa secara biologis untuk menyebabkan teror massal dan memajukan ambisi-ambisi politik global rezim komunis Tiongkok.

Pengungkapan-pengungkapan yang baru ditemukan ini, muncul di tengah-tengah pengawasan yang intensif terhadap kemungkinan pandemi COVID-19 berasal dari sebuah kebocoran laboratorium di Wuhan, sebuah lembaga yang bekerja sama dengan militer Tiongkok.

Teori-teori para ilmuwan militer Tiongkok dirinci dalam sebuah buku tahun 2015, pertama kali dilaporkan baru-baru ini oleh The Australian News Corp. Para ilmuwan menganjurkan untuk persenjataan patogen-patogen, termasuk Coronavirus-Coronavirus SARS, untuk “menyebabkan teror dan mendapatkan keuntungan politik dan strategis” dari sebuah negara musuh.

Epidemi SARS dari tahun 2002 hingga 2003, menginfeksi 2.769 dan menewaskan 425 orang orang di luar Tiongkok Daratan, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia -WHO. Para ahli mengatakan angka-angka di dalam Tiongkok,  cenderung jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi.

Buku setebal 261 halaman berjudul “Asal SARS yang Tidak Alami dan Rekayasa-Rekayasa Genetik Terhadap Virus-Virus Buatan Manusia,” diterbitkan pada bulan Februari 2015 oleh Military Medical Science Press, sebuah penerbit yang dimiliki oleh militer Tiongkok, the People’s Liberation Army (PLA).

“Perkembangan senjata-senjata biologi telah memasuki sebuah tahap baru hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah,” tulis para penulis.

Para penulis melanjutkan dengan memohon dengan sangat kepada para ahli Tiongkok, untuk “memahami dan memberi perhatian pada senjata-senjata genetik kontemporer ”untuk segala kemungkinan perang-perang di masa depan, termasuk munculnya sebuah perang dunia ketiga.

Yang dimaksud dengan “senjata-senjata genetik kontemporer” yang ditulis oleh para penulis, merujuk pada penggunaan bioteknologi eksperimental dan pengujian binatang untuk memodifikasi gen-gen patogen-patogen, yang dapat disesuaikan untuk menargetkan ciri-ciri genetik tertentu dari populasi-populasi musuh.

Menggunakan senjata-senjata biologi semacam itu, akan lebih menguntungkan daripada menggunakan perang konvensional dan tindakan-tindakan militer, demikian penulis berpendapat. Dikarenakan gerakan-gerakan militer dapat ditelusuri kembali ke negara dan menghasilkan penghukuman internasional.

Senjata-senjata genetik, di sisi lain, “dapat disembunyikan [dalam penyebaran] dan sulit menemukan bukti yang menentang senjata-senjata genetik,” tulis para penulis.

Laporan itu menyebutkan : “Bahkan dalam menghadapi bukti akademis, virologi, atau binatang, [seseorang dapat] menyangkal, mencegah [seseorang mengangkat masalah tersebut], menekan [tuduhan-tuduhan yang mungkin ada], meninggalkan organisasi-organisasi internasional dan orang-orang yang saleh menjadi tidak berdaya.”

Xu Dezhong, salah satu dari dua pemimpin redaksi buku itu, adalah seorang analis untuk tim pencegahan dan pengobatan SARS nasional Tiongkok pada saat itu.

Tugas Xu Dezhong juga mencakup melapor ke komando militer tertinggi Tiongkok, Komisi Militer Tiongkok, menurut Baike, sebuah platform mirip Wikipedia yang dijalankan oleh mesin pencari Baidu Tiongkok.

Xu Dezhong juga adalah seorang profesor di Departemen Epidemiologi Militer di Universitas Kedokteran Angkatan Udara Tiongkok. Universitas Kedokteran Angkatan Udara Tiongkok, sebelumnya dikenal sebagai Universitas Kedokteran Militer Keempat, terletak di Xi’an, ibukota Provinsi Shaanxi di tengah Tiongkok. Sepuluh ilmuwan lain dari universitas militer ini, adalah terdaftar di antara 18 penulis buku tersebut.

Pemimpin redaksi lainnya adalah Li Feng, yang merupakan wakil ketua biro pencegahan epidemi di Departemen Logistik Tentara Pembebasan Rakyat. Tidak jelas apakah Li Feng masih menjabat posisi ini.

Buku tersebut membahas panjang lebar, potensi curahan sebuah serangan senjata biologi dan kondisi-kondisi yang optimal untuk melepaskan sebuah senjata semacam itu.

Setiap serangan cenderung membebani sektor kesehatan lokal di sekitar tempat itu, kata buku itu. Sektor medis akan berada di bawah “beban yang sangat besar” karena banyaknya pasien, kata buku itu. 

Selain itu, perlu menempatkan pasien-pasien di bawah karantina, serta pengobatan medis jangka panjang, akan semakin membebani sumber-sumber daya medis.

Sebuah aliran angin yang stabil dalam satu arah itu adalah penting, kata para penulis, untuk membawa patogen-patogen senjata biologi yang ditularkan melalui udara ke daerah yang ditargetkan. Dikarenakan, patogen-patogen ini dapat dilemahkan di bawah sinar matahari yang kuat, maka lebih baik melepaskan patogen-patogen tersebut pada saat “fajar, senja, malam, atau hari berawan,” tambah para penulis.

Lebih lanjut, para penulis mencatat bahwa, curah hujan dan salju adalah kondisi-kondisi yang tidak optimal karena jenis cuaca ini akan “menurunkan kadar efektivitas” patogen-patogen yang ditularkan melalui udara.

Asal Muasal Pandemi

Pengungkapan buku tersebut dilakukan lebih dari setahun setelah wabah virus  Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru, di Wuhan, Tiongkok. Partai Komunis Tiongkok salah penanganan awal wabah tersebut, yang berarti penyakit itu menyebar ke seluruh dunia, padahal sebenarnya Partai Komunis Tiongkok dapat mengendalikan wabah tersebut, yang merenggut lebih dari 3 juta nyawa di seluruh dunia.

Saat dunia berjuang untuk menemukan asal muasal pandemi, sejumlah suara yang semakin berkembang menunjukkan bahwa, virus tersebut bocor dari Institut Virologi Wuhan, dan menuntut Partai Komunis Tiongkok membuka Institut Virologi Wuhan untuk dilakukan penyelidikan. Beijing membantah tuduhan-tuduhan in,i tetapi belum membuka catatan-catatan laboratorium tersebut untuk pengawasan yang independen.

David Asher, mantan penyelidik utama COVID-19 di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan pada bulan Maret bahwa virus tersebut bisa akibat sebuah kecelakaan penelitian senjata biologi di Institut Virologi Wuhan.

Pada bulan Januari, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat merilis temuan-temuannya dalam Institut Virologi Wuhan, satu-satunya laboratorium P4 (tingkat keamanan hayati tertinggi) di Tiongkok, menyimpulkan Institut Virologi Wuhan “telah terlibat dalam penelitian rahasia, yang mencakup percobaan-percobaan binatang laboratorium, atas nama militer Tiongkok setidaknya sejak tahun 2017.”

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, pihaknya memiliki alasan untuk percaya bahwa “beberapa peneliti di dalam Institut Virologi Wuhan jatuh sakit pada musim gugur tahun 2019, sebelum kasus pertama wabah tersebut diidentifikasi, dengan gejala-gejala yang konsisten dengan gejala-gejala COVID-19 maupun gejala-gejala penyakit-penyakit musiman yang umum.”

Institut Virologi Wuhan juga diketahui, terlibat dalam sebuah proyek  yang didanai negara dari tahun 2012 hingga 2018, mempelajari patogen-patogen binatang yang terdapat pada binatang-binatang liar. Proyek tersebut dilakukan oleh sebuah tim gabungan ilmuwan militer dan sipil.

Namun demikian, sebuah laporan bulan Maret oleh sebuah tim ilmuwan Tiongkok dan asing yang dikumpulkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, menepis teori kebocoran laboratorium tersebut sebagai “sangat tidak mungkin.” Laporan itu dikritik habis-habisan, oleh 14 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris, yang mengungkapkan keprihatinan-keprihatinan mengenai temuan-temuan tersebut, sambil menyerukan sebuah “analisis dan evaluasi yang transparan dan independen” mengenai asal muasal pandemi.

Sebuah Peringatan

Anders Corr, kepala perusahaan konsultan politik yang berbasis di New York bernama Corr Analytics, dalam sebuah tajuk rencana terbaru untuk The Epoch Times, mengatakan buku teks para ilmuwan militer Tiongkok tersebut, harus berfungsi sebagai sebuah peringatan akan potensi adanya sebuah “serangan biologi yang mendadak dari Tiongkok.”

“Jangan menunggu lama-lama sebuah serangan biologis yang mengejutkan. Matikan program-program senjata-senjata biologi Tiongkok sekarang, dengan memisahkan diri, dan dengan demikian meminimalkan, infrastruktur Tiongkok yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika,” tulis Anders Corr. 

Anders Corr menambahkan: “Tambahkan tekanan ekonomi dan politik yang maksimum, untuk mendorong Tiongkok menuju demokratisasi yang sangat dibutuhkan. Hanya saat Tiongkok telah menjadi negara demokrasi jika kita mengizinkan Tiongkok kembali ke sistem internasional.” (Vv)

Merespon Ancaman Beijing, Drone Mata-mata AS MQ-4C Ditempatkan di Jepang untuk Pertama Kalinya

0

 Chen Ting

Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan, drone mata-mata MQ-4C Triton Angkatan Laut AS pada musim panas ini akan bersaing dengan RQ-4 Angkatan Udara AS. Pesawat pengintai tak berawak itu akan dikerahkan ke Jepang untuk memperkuat kemampuan pengintaian dan pertahanan regional AS dan Jepang. Tujuannya, untuk menanggapi ancaman maritim yang semakin sering dari Komunis Tiongkok.

Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan, drone canggih  MQ-4C Triton yang semula ditempatkan di pangkalan Guam, akan tiba di Jepang pada paruh kedua Mei untuk memperkuat kegiatan “intelijen, pengawasan, dan pengintaian” kedua negara. Tujuannya untuk mengatasi “keamanan yang semakin parah di lingkungan sekitar Jepang. “”.

Jepang menyatakan, sejak tahun 2014, militer AS telah mengerahkan sementara drone RQ-4 di pangkalan Guam di Jepang.  MQ-4C yang tiba di Guam pada Januari 2020 memiliki kemampuan yang mirip dengan RQ-4, tetapi dikhususkan untuk pengawasan maritim.

Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan, pengerahan drone ini  menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap pertahanan Jepang, dan mengingat aktivitas maritim negara-negara tetangga yang semakin aktif.  Memperkuat kemampuan pengawasan maritim di sekitar Jepang, akan bermanfaat bagi keamanan Jepang.” 

Baru-baru ini, Jepang  berulang kali mengutuk penerapan “Hukum Polisi Maritim Tiongkok” oleh Komunis Tiongkok pada 1 Februari 2021. Dikarenakan tidak mematuhi hukum internasional.  

Beberapa hari  lalu, Jepang mengumumkan draf “Buku Putih Pertahanan” edisi 2021, yang juga mengutuk kapal Penjaga Pantai Tiongkok karena beroperasi di dekat Kepulauan Senkaku (disebut Kepulauan Diaoyu di Tiongkok, dan Diaoyutai Lieyu di Taiwan) dan berlayar ke perairan teritorial Jepang untuk menimbulkan ancaman.

Juru bicara Angkatan Udara Kelima Angkatan Udara AS, Kapten Andrea Valencia  juga mengonfirmasi berita kemenhan Jepang tersebut. Ia merujuk bahwa selama musim topan, cuaca di wilayah Kanto yakni perairan di Jepang lebih baik. Sehingga drone RQ-4 akan dikirim dari Pangkalan Angkatan Udara Anderson di Guam  ke Pangkalan Angkatan Udara Yokota di Jepang.

Jubir itu menekankan, langkah ini akan memastikan Amerika Serikat dan Jepang dapat bersama-sama melakukan operasi pengintaian berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan semakin menantang.

Menurut pabrikannya, Northrop Grumman, pesawat pengintai RQ-4 Global Hawk dapat terbang di ketinggian 60.000 kaki dengan radius deteksi lebih dari 340 mil.

Menurut media militer AS “Stars and Stripes”, rincian dari “Global Hawk” masih rahasia, tetapi pesawat pengintai “Global Hawk” yang terbang di dekat Zona Demiliterisasi Korea Utara, dapat mencapai perbatasan antara Tiongkok dan Korea Utara Sungai Yalu.

Grumman mengatakan, done mata-mata MQ-4C miliknya dapat mendeteksi, melacak, mengklasifikasikan, dan mengidentifikasi kapal di laut, serta dapat bertahan di udara selama lebih dari 24 jam. (hui)

WHO: Virus Varian India Lebih Mudah Menyebar dari Orang ke Orang

0

Luo Tingting – NTDTV.com

Maria Van Kerkhove, kepala tim WHO yang bertanggung jawab atas wabah virus Komunis Tiongkok atau COVID-19, pada (10/5/2021) mengatakan kepada wartawan, “Ada informasi bahwa B.1.617 lebih menular. Oleh karena itu, kami mengklasifikasikannya sebagai Masalah yang menjadi perhatian global.”

Van Kerkhove juga mengatakan, studi pendahuluan menunjukkan bahwa respon netralisasi sistem imun terhadap virus B.1.617 dapat berkurang, yaitu efek antibodi terhadap virus B.1.617 relatif kecil. Namun demikian, studi ini masih membutuhkan ilmuwan lain untuk dievaluasi. Detail selengkapnya akan diumumkan di masa mendatang.

WHO mengatakan, masih terlalu dini untuk menentukan varian virus India dapat mempengaruhi kemanjuran vaksin.

Van Kerkhove juga menekankan, saat ini “tidak ada bukti tes virus, obat atau vaksin yang ada kurang efektif pada jenis virus varian India.”

Dia juga mengatakan, pembaruan epidemiologi mingguan yang dirilis oleh WHO akan memberikan lebih banyak detail tentang varian virus di India.

Baru-baru ini, jumlah orang yang terinfeksi virus Komunis Tiongkok di India melonjak tajam. Pada 10 Mei, India melaporkan hampir 370.000 kasus  baru didiagnosis dan lebih dari 3.700 kasus kematian. Sistem medis India kewalahan menghadapinya.

Pada 11 Mei, jumlah infeksi di India adalah 22.992.517 kasus dan jumlah kematian 249.992 kasus.

Saat ini, virus varian India sudah menyebar ke puluhan negara. Sedangkan pasien yang terinfeksi virus varian India ditemukan di daratan Tiongkok dan Hong Kong. Mereka sangat mewaspadai kondisi ini.

Pada awal tahun 2020, setelah wabah virus Komunis Tiongkok meledak di Wuhan, Tiongkok. Otoritas Komunis Tiongkok menyembunyikan epidemi tersebut, yang menyebabkan epidemi menyebar ke dunia dan menyebabkan bencana global. Pada 10 Mei, lebih dari 158 juta orang terinfeksi secara global dan lebih 3,31 juta orang meninggal dunia. (hui)

Seorang Calon Ibu Batalkan Aborsi Setelah Menerima ‘Tanda dari Tuhan,’ Kini Putrinya Sudah Berusia 10 Tahun

Louise Bevan

Seorang wanita yang pernah percaya aborsi adalah satu-satunya cara untuk mengatasi kehamilannya yang tak direncanakan, kini berubah pikiran setelah menerima tanda dari Tuhan.

Ketika putrinya berusia 10 tahun, ibu yang membanggakan, Desiree Burgess Alford, dari Black Diamond, Washington, Amerika Serikat mengatakan bayinya “menghancurkan” hidupnya tanpa keraguan, nyatanya menghancurkannya menjadi lebih baik.

Baru-baru ini, Desiree mengambil jeda membagikan cerita kilas balik yang sangat emosional di media sosial.

(Courtesy of Desiree Alford)

“Terkadang rasa sakit menghancurkan kita untuk selamanya, siapa yang mengetahui malaikat manis ini menjadi apa yang saya butuhkan. Dia menjadi inspirasi di balik bisnis saya dan Tuhan akan menggunakan hidupnya untuk mengubah hidup saya,” tulis Desiree.

Hari Valentine 2011, hampir menjadi hari di mana jantung bayinya yang belum lahir akan berhenti berdetak, karena itu adalah hari di mana Desiree dijadwalkan untuk melakukan aborsi.

“Saya adalah seorang wanita lajang yang berjuang, saya takut dan memutuskan untuk mengakhiri kehamilan saya,” ujarnya.

(Courtesy of Desiree Alford)

“Pada malam sebelum janji temu. Tuhan membuat keajaiban dalam kehidupannya. Tidak satu hari pun berlalu tanpa ia memikirkan semua hal yang hampir dirinya lewatkan,” ujarnya.

Desiree hamil pada usia 28 tahun— sembilan bulan sembuh setelah mengalahkan kecanduan alkohol, namun tanpa pekerjaan. Merasa hancur, dia merasa kehamilan itu merupakan kemunduran baginya.

Dibesarkan dalam keluarga konservatif yang pergi ke gereja, Desiree memiliki “pendapat yang kuat” tentang aborsi. Konflik menyakitkan pada kehamilan enam minggu, dia menjadwalkan aborsi selama satu setengah minggu kemudian, ia ingin menyelesaikannya, seperti dikutip dari laporan Live Action News.

“Secara finansial saya berada di tempat yang mengerikan, Saya tahu akan [menjadi orangtua] sendirian, dan itu memberi banyak tekanan pada saya,” katanya kepada organisasi pro-kehidupan.

(Courtesy of Desiree Alford)

Namun demikian, orangtuanya menjanjikan dukungan untuk apa pun yang dipilih putri mereka, mereka merasa Desiree membutuhkan lebih banyak bimbingan.

“Mereka bekerja di belakang layar, membuat orang berdoa untuk saya dan mengatur segalanya untuk membantu saya,” kenang Desiree.

Ketika sponsor Alcoholics Anonymous-nya menyarankan agar dia beristirahat sejenak untuk merenung sebelum mengambil keputusan, Desiree pergi ke rumah danau orangtuanya. Itu sehari sebelum aborsi yang dijadwalkan, dikutip dari Live Action News.

Mengemudi di bawah langit biru cerah, Desiree memandang ke surga. “Saya mengatakan kepada Tuhan, jika saya harus menjaga bayi ini, Dia perlu mengirimi saya tanda sejelas langit itu,” kenangnya.

Sedikit yang dia tahu, dua orang sudah berada di rumah danau menunggu untuk bertemu dengannya. Orangtua Desiree telah mengundang pasangan paruh baya untuk berbicara dengan Desiree tentang pengalaman aborsi menyakitkan mereka sendiri tak lama setelah menikah. Desiree mendengarkan dengan seksama.

“Mereka memberi saya model janin 8 minggu dan mereka menyebut saya ibu untuk pertama kalinya,” katanya.

Pasangan itu bahkan menawarkan diri untuk mengadopsi bayi Desiree.

Menghadiri kegiatan gereja pada malam yang sama, tanda-tanda dipasang: topik khotbah adalah “keajaiban hidup.” Namun tanda terbesar dari semuanya, bagi Desiree, adalah pesan suara dari Planned Parenthood, sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan layanan kesehatan reproduksi . Pengangkatannya telah ditunda selama dua hari.

Mendengar itu, Desiree berubah pikiran. “Kehamilan dengan putri saya Hartley adalah salah satu saat paling damai dalam kehidupan saya,” katanya.

Menemukan kedamaian dalam kehamilan, Desiree bahkan memutuskan untuk mengatasi masalah pengasuhan dan keuangannya sendiri.

Ketika putrinya, Hartley lahir, dia hampir tak bisa membayangkan hidup dengan cara lain.

(Courtesy of Desiree Alford)

“Saya pikir itu akan menghancurkan hidup saya, justru sebaliknya,” katanya.

Hartley bahkan membawa serta usaha bisnis baru. Setelah membuat ikat kepala untuk bayinya, bakatnya muncul dan Desiree memulai bisnis UKM : Harts and Pearls. Melalui pekerjaan ini, dia bertemu dengan suaminya yang sekarang bernama, Ron.

Usaha itu akhirnya cukup menguntungkan bagi Desiree untuk mengamankan rumah pertamanya.

“Rasanya seperti jawaban Tuhan atas impian saya untuk tinggal di rumah bersama anak-anak saya, seperti yang Dia katakan, ‘Saya menjagamu,” katanya kepada Live Action News.

Sepuluh tahun kemudian, Desiree menjadi seorang ibu pekerja yang berkembang pesat. Selama lockdown tahun 2020, dia memulai bisnis Dog Walking bernama Harts and Tails. Bisnis Dog Walking adalah usaha yang memberikan layanan jalan-jalan bagi anjing peliharaan.

Dia bahkan membuat personalized anjing dan kucing.

Sejak membangun satu dekade kenangan berharga bersama putrinya, Desiree berharap kisah mereka akan menginspirasi orang lain untuk meminta nasihat, dan mendengarkan jawabannya.

“Malaikat manis ini akan menjadi satu-satunya anak saya yang saya lahirkan, di tengah rasa sakit saya, saya pikir diriku memiliki seluruh kehidupaku dan saya akan memiliki banyak kesempatan untuk memiliki anak, pada waktu yang lebih baik,” ujarnya.

“Saya benar-benar percaya hidup saya diberkati bukan untuk saya tetapi untuk sekarang membantu orang lain yang sangat membutuhkannya seperti yang pernah saya lakukan,” imbuhnya.

“Tidak peduli situasi Anda, Tuhan dapat, dan akan, menggunakannya untuk kebaikan,” imbuhnya. (asr)

Harga Oksigen Konsentrator yang Dijual Tiongkok ke India Bermutu Rendah Tapi Mahal

0

oleh Xiao Jing – NTDTV.com

Pada 14 Mei, majalah India berbahasa Inggris ‘India Today’ menerbitkan sebuah artikel berjudul Exclusive : After hiking prices, China now sending sub-standard oxygen concentrators to India atau “Eksklusif : Setelah mendongkrak harga, Tiongkok sekarang mengirim oksigen konsentrator tidak memenuhi syarat ke India”. 

Artikel menyebutkan bahwa dalam menghadapi peningkatan permintaan tentang oksigen konsentrator akibat masih berkecamuknya virus komunis Tiongkok (COVID-19) di India, perusahaan Tiongkok justru menggunakan kesempatan untuk menaikkan harga. Tiongkok mengirimkan peralatan yang mutunya di bawah standar kepada India.

Menurut laporan tersebut, dengan memantau isi dokumen dan foto yang dilampirkan dalam kontrak, ditemukan bahwa perusahaan komunis Tiongkok selain menaikkan harga pembelian unit oksigen konsentrator, tetapi juga memodifikasi instruksi dan komponen oksigen konsentrator. Hal itu menurunkan kualitas dan siklus pemakaian konsentrator yang dijual ke India, juga mencelakakan penggunanya di India.

Misalnya saja, harga sebagian besar produk telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Ambil contoh oksigen konsentrator buatan Jiangsu Yuyue Medical Equipment Co., Ltd. (disebut sebagai Yuyue Medical) harganya pada 30 April adalah USD. 340 per unit, tetapi pada 12 Mei, harganya naik menjadi USD. 460.

Selain itu, oksigen konsentrator buatan komunis Tiongkok juga memiliki masalah besar dengan mutunya.

“India Today’ dengan mengutip ucapan para pembeli India yang berada di daratan Tiongkok melaporkan bahwa setelah mereka menemukan bahwa perusahaan Tiongkok pembuat oksigen konsentrator itu menggunakan suku cadang yang murah sebagai pengganti, maka banyak dari produk itu ditolak karena pertimbangan membahayakan pasien yang sudah dalam kondisi bahaya.

Menurut pembeli yang dikutip “India Today’, menyebutkan bahwa harga produk yang mereka beli sekarang jauh lebih mahal, tapi kualitasnya hanya setengah dari yang dijanjikan pada awalnya. Masa penggunaannya juga menurun menjadi beberapa ratus jam, bukan sebagaimana awalnya yang disebutkan bisa sampai ribuan jam. 

Mukesh Aghi, ketua Forum Kemitraan Strategis Amerika Serikat – India (USISPF) mengatakan bahwa krisis kesehatan saat ini secara tidak langsung telah mengungkap tentang kerentanan rantai pasokan global, dan juga menjelaskan mengapa negara tidak dapat cuma mengandalkan satu negara untuk memproduksi peralatan medis yang dapat menyelamatkan nyawa. 

Menurut Mukesh Aghi, akibat intensifikasi epidemi, permintaan oksigen konsentrator di India mendadak melonjak tinggi, jadi mendorong kenaikan harganya, ditambah lagi dengan kekurangan komponen utama, sehingga kualitas dari produk yang diperoleh konsumen akhir menjadi rendah.

Menurut angka yang dirilis Kementerian Kesehatan India, pada Jumat (14 Mei), terdapat penambahan kasus infeksi virus komunis Tiongkok sebanyak 343.144 dengan 4.000 kematian di India. Sejak 28 April, jumlah kematian harian di India telah melebihi 3.000 orang. (sin)

AS Tangguhkan Penerbitan Visa Bagi Warga yang Masuk 4 Kategori Terkait dengan Keamanan Nasional Komunis Tiongkok

0

oleh Chen Han, Lin Cenxin dan Liu Fang

Beberapa waktu lalu, sebuah agen konsultan tentang pendidikan di luar negeri menginformasikan di akun ‘WeChat’ tentang penolakan pemberian visa pelajar oleh Kedutaan Amerika Serikat untuk Tiongkok, kepada seorang anak dari petugas keamanan publik tingkat rendah. 

Petugas visa AS dalam catatan penolakannya menyebutkan bahwa visa pelajar yang bersangkutan tidak diberikan sesuai dengan Pasal 243 (d) Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, memerintahkan penangguhan pemberian visa kepada warga Tiongkok yang masuk 4 kategori tersebut : Pejabat tingkat wakil direktur Administrasi Imigrasi Nasional ke atas, termasuk pasangan mereka, dan anak-anak mereka yang berusia di bawah 21 tahun. Pejabat Komisi Pengawas Nasional, Kementerian Keamanan Nasional, Kementerian Keamanan Umum, termasuk pasangan mereka, dan anak-anak mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Baru-baru ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying membenarkan adanya kejadian ini, ia mengatakan bahwa penolakan Amerika Serikat itu karena “alasan politik”. Sejumlah media daratan Tiongkok juga mengunggah ulang berita tersebut. Menariknya, sebagian besar komentar dibawah laporan tersebut mendukung keputusan pemerintah AS.

Komentar netizen : “Solusi yang saling menguntungkan, dapat sekaligus memberi pelajaran para pejabat sebatang kara (catatan : pejabat aktif komunis Tiongkok yang anggota keluarganya sudah diungsikan ke luar negeri)”. “Keputusan ini pasti mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Tiongkok”. Ada juga yang mengomentari dengan tulisan : “Mengapa putra putri dari personel keamanan publik tidak bisa belajar di luar negeri ? Bukankah universitas kami di sini semuanya sudah ngetop ?”

Mantan Petugas Keamanan Umum di Kota Dalian, Liu Xiaobin mengatakan : “Saya pikir peraturan ini memberikan dampak psikologi besar bagi para pejabat komunis Tiongkok di semua tingkatan. Mengapa ? Karena para pejabat ini bekerja untuk kepentingan Partai Komunis Tiongkok. Apa yang mereka perjuangkan ? Bukankah untuk menuai keuntungan pribadi ? Cita-cita komunis itu hanyalah tipu muslihat yang menipu diri sendiri dan orang lain, dan sudah hancur sejak lama”.

Liu Xiaobin percaya, bahwa setelah sebagian besar pejabat menuai keuntungan dan berhasil memperkaya diri, mereka akan memindahkan anggota keluarganya dan aset mereka ke luar negeri, rela untuk hidup sebatang kara di daratan Tiongkok namun sudah menyiapkan jalan untuk menyelamatkan diri.

Peraturan pemerintah AS tersebut secara langsung “menusuk bagian yang sakit” dari para pejabat komunis Tiongkok, membuat mereka lebih sadar bahwa mereka tidak akan bernasib lebih baik daripada PKT. Dikarenakan, merekalah kaki tangan yang melakukan kejahatan. Liu Xiaobin percaya, peraturan ini juga akan memperbesar keretakan yang sudah terjadi dalam internal partai. Bahkan, mempercepat kehancuran Partai Komunis Tiongkok”.

Ada juga netizen yang menyebutkan bahwa, langkah ini bagus dan perlu diperluas. “Tangguhkan pemberian visa bagi seluruh putra putri pejabat Partai komunis Tiongkok”. (sin)

Seorang Ibu Berbagi ‘Tips Camilan’, Cegah Anak Mengemil Berlebihan

Louise Bevan

Seorang ibu tiga anak  dari Indiana membagikan “tips camilan” yang cerdik untuk “mendidik” anak-anaknya yang terkurung di rumah — tanpa mengomel — dengan memberikan – namun membatasi – camilan, baik selama sekolah daring maupun saat pelajaran tatap muka. Tip ini telah menyebar secara viral di media sosial.

“Sungguh  membuat  frustrasi  ketika  Anda tahu mereka tidak lapar namun ingin mencamil sesuatu karena bosan,” kata Jen Hallstrom, 31 tahun, kepada TodAy PArents. Untuk membatasi keinginan mencamil yang terus-menerus menyerang, Hallstrom menemukan cara untuk membuat anak-anaknya — Karley, 11, Wyatt, 7, dan Millie, 2 — bertanggung jawab atas keinginan mereka sendiri.

Setiap anak diberikan keranjang berwarna pilihan mereka, dan ibu yang cerdas ini meletakkan “jatah” camilan untuk hari itu setiap pagi. Setiap anak kemudian diminta untuk memberi selingan pada makanan ringan mereka — dengan buah-buahan sebagai makanan favorit mereka — sesuai keinginan mereka sendiri.

(Courtesy of Jen Hallstrom)

Kali pertama Hallstrom membagikan tipnya di Facebook pada musim semi 2020, selama masa lockdown.

“Ketika jatah camilan habis, mereka tidak akan mendapatkannya lagi,” jelasnya di unggahan yang sedang viral tersebut. “Itu membuat mereka berhenti sejenak dan berpikir, ‘Apakah saya memang sedang ingin camilan?’”

Untuk menghemat cucian, Hallstrom juga memberi satu cangkir minum untuk masing- masing anak di pagi hari. Cangkir itu diletakkan di keranjang, di samping camilan. Anak-anak yang lebih tua, menurutnya, telah merespon sistemnya dengan “sangat baik”. Sedangkan si balita, terkadang masih ditemukan sedang menjelajah lemari makanan untuk mencari camilan tambahan.

Tip dari Hallstrom, meskipun diterima dengan sangat baik, namun juga tidak luput dari kritikan. Menanggapi kekhawatiran tentang pola makan anak-anaknya secara keseluruhan, sang ibu menambahkan ke unggahannya.

(Courtesy of Jen Hallstrom)

“Saya tidak berpikir saya harus mengatakan ini, tetapi anak-anak juga mendapatkan sarapan, makan siang, dan makan malam, mereka sudah mendapatkan cukup makanan dan saya tidak membuat mereka kelaparan,” jelasnya. 

“Juga  tidak  ada  sama  sekali  dalam  pikiran  saya  mempermalukan  anak-anak  dengan melakukan  Fat  shaming,”  tambahnya.  “Saya hanya  tidak  dapat  bermewah-mewah  dengan menghabiskan  lima  juta  rupiah  hanya  untuk makanan ringan selama seminggu.”

(Courtesy of Jen Hallstrom)

Karena pandemi tersebut mendorong banyak orang untuk bekerja dari rumah, tip Hallstrom membuat pembaca dewasa yang ingin mengendalikan kebiasaan makannya karena bosan, memiliki alternatif. Erin Merryn yang berusia tiga puluh lima tahun, ibu tiga anak, dari Illinois, memuji tip tersebut karena telah mengubah hidup. 

“Tip itu memecahkan salah satu frustrasi terbesar saya,” katanya, pada Today Parents.

Hallstrom, juga mengelola blog The Jen Life, di mana dia berbagi lebih banyak tip dan trik untuk mengasuh anak yang bahagia dan sehat. (Feb)

Lukisan si Jenius Rembrandt: The Night Watch

0

Jani Allan

Beberapa lukisan yang hampir semua orang di dunia Barat tahu: “Monalisa” karya Leonardo da Vinci, “The Baptism of Christ” karya Piero della Francesca, dan “The Night Watch” karya Rembrandt van Rijn. Mereka adalah bagian dari bahasa visual Barat. Ini adalah gambar yang bisa kita temui di handuk, kaos oblong, penutup ponsel, dan magnet lemari es.

Nama Rembrandt telah menjadi sinonim untuk kemegahan. Ada restoran  Rembrandt, hotel Rembrandt, bahkan pasta gigi Rembrandt.

Sejarawan seni Stephanie Dickey mencatat dalam “Rembrandt and His Circle” bahwa “ia membimbing generasi pelukis lain dan menghasilkan karya yang tidak pernah berhenti menarik kekaguman, kritik, dan interpretasi. Kritikus sastra telah merenungkan ‘Rembrandt’ sebagai ‘teks budaya’; novelis, penulis drama, dan pembuat film telah romantisme hidupnya.”

Rijksmuseum, bisa dibilang museum seni paling bergengsi di Belanda, telah ditutup untuk direnovasi, mulai dari Desember 2003 hingga 2013. Untuk mengiklankan pembukaan kembali, museum tersebut membuat pertunjukan drama flash mob unik yang diambil dari lukisan “The Night Watch” Rembrandt van Rijn di YouTube (https://www. youtube.com/watch?v=a6W2ZMpsxhg). Judul videonya adalah “Onze helden zijn terug!” (“Pahlawan kita kembali!”).

‘The Night Watch’

Mengapa lukisan “The Night Watch” (Penjaga Malam) karya Rembrandt, khususnya, sangat ikonik? Mengapa menjadi terkenal segera setelah lukisan selesai dibuat pada tahun 1642?

Lukisan itu, yang membutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya, adalah puncak dari Zaman Keemasan Belanda abad ke-17 dan sangat menawan. Ukuran lukisan sebesar 3,8 meter kali 4,5 meter.

Lukisan itu dibuat sekitar tahun 1639 untuk Kapten Banninck Cocq dan 17 penjaga milisi sipilnya, atau kloveniers.

Hingga pertengahan 1940-an, karya itu dilapisi dengan pernis gelap yang memberi kesan menggambarkan pemandangan malam. Setelah dibersihkan, malam berubah menjadi

sinar keemasan yang menyinari sang kapten dan letnannya, seolah-olah menjadi sorotan utama. 

Judulnya “The Night Watch” tetap dipertahankan, karena jenis penggambaran lukisan  semacam  ini adalah hal yang umum, sedangkan untuk judul “Kompi Milisi Distrik II di bawah Komando Kapten Frans Banninck Cocq”, dirasa kurang begitu berkesan.

Anggota  milisi  tersebut  adalah para relawan. Mereka terdiri dari bankir, pengacara, pengusaha, dan pedagang, yang menginginkan foto kelompoknya digantung di ruang perjamuan mereka di Amsterdam.

Tapi Rembrandt melakukan sesuatu yang revolusioner. Alih-alih potret kelompok tersebut, dia malah membuatnya menjadi kontes. Artinya, alih-alih memberikan  keunggulan yang sama kepada setiap milisi, ia seolah-olah menciptakan sebuah Polaroid raksasa. Polaroid itu dijepret tepat saat kompi itu sedang bergerak. Pada saat ini, tidak semua orang mendapat kepentingan yang sama.

Rembrandt telah melukis sebuah karnaval dengan semua kebisingan dan drama dari orang-orang yang ambil bagian. Seseorang sedang menembakkan senapan, anak- anak berlarian, ada seseorang yang   memainkan   drum,  dan seekor  anjing  sedang  menggonggong.  Adegan  itu  adalah sebuah tableux vivant (dari bahasa    Prancis,    bermakna gambar  hidup),  penuh  gerak dan aksi.

Bisa dibayangkan apabila lukisan ini memiliki soundtrack.

Teknik Seorang Jenius

Kejeniusan Rembrandt adalah cara dia menggabungkan beberapa genre. Terkenal karena  kepiawaiannya  sebagai juru potret (ada potret dirinya yang sedang mengintip dari balik bahu seorang milisi), Rembrandt juga memasukkan unsur alegori, lukisan sejarah, kehidupan sehari-hari, dan simbolisme.

Adapun simbolisme, Kapten kompi klovenier, Banninck Cocq, harus mengenakan selempang biru, seperti yang dikenakan oleh para milisi sipil lainnya. Namun, selempang Kapten itu justru berwarna merah; dikombinasikan dengan pakaian hitam, manset putih, dan kerah kerut dileher, kostumnya melambangkan warna Kota Amsterdam.  Sedangkan si Letnan mengenakan seragam flamboyan berwarna emas dengan aksen biru — warna milisi sipil. Pesannya jelas: Fungsi milisi sipil adalah melindungi Kota Amsterdam.

Rembrandt   menggunakan  Chiaroscuro (teknik   pencahayaan   dan   bayangan   dalam menggambar  dan  melukis)  teatrikal  sehingga lukisan  itu  tampak  seperti  diterangi  lampu sorot panggung. Ada berkas cahaya keemasan dan bayangan dramatis yang dalam.

Metode Rembrandt untuk mencapai efek tiga dimensi di zamannya, begitu dikagumi dalam lukisan “The Night Watch”. Ia menggunakan sapuan kuas kasar di latar depan lukisan dan menjadi lebih halus secara bertahap ke arah latar belakang. Teknik impasto-nya — cat tebal dan sapuan kuas yang tebal digabungkan dengan kehalusan dan kelembutan yang luar biasa — menjadikan ini karya jenius yang tak tertandingi.

Ketenaran dan Ketidakjelasan

Kisah Rembrandt sendiri adalah Shakespeare. Ini adalah kisah tentang kekayaan dan kemiskinan, cinta, kesedihan, tragedi, dan keputusasaan pribadi. Dia dan istrinya, Saskia, kehilangan anak pertama mereka dua bulan setelah lahir. 

Dua bayi  berikutnya  masing- masing hanya hidup selama beberapa minggu. Saskia meninggal pada 1642. Teman tahun- tahun terakhirnya, Hendrickje Stoffels, juga mendahului dia.

Perubahan selera dalam lukisan melanda Eropa. Orang-orang tertarik dengan pastel Rokoko yang  glamor dan gemerlap. Mereka menganggap karya lukisan Rembrandt terlalu gelap. 

Ketika Rembrandt meninggal pada 1669, dia dimakamkan di kuburan orang miskin.

Tapi untungnya, pada tahun 1875 dia kembali dihormati.

Kehidupan dan seninya menarik pengetahuan interdisipliner yang mencakup psikologi, studi Yahudi, anatomi, filsafat, estetika, dan teologi. Dia menganggap Alkitab sebagai buku terbesar di dunia.

Jika Rijksmuseum adalah katedral seni, maka “Night Watch” adalah altarnya. (jen)

Jani  Allan  Adalah  Seorang  jurnalis,  kolumnis, penulis, dan penyiar.