Home Blog Page 1657

“Ayah, Bisakah Kamu Membantu Saya? “, Sudah Terlambat untuk Menyelamatkan Nyawa Putranya yang Berusia 24 Tahun

0

Karantina yang disebabkan oleh pandemi telah mengubah dinamika kerja dan kehidupan sosial jutaan orang di dunia. Kita tidak dapat menyangkal bahwa di tengah-tengah situasi ini, banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan teknologi, baik terhubung di jejaring sosial yang berbeda atau menghabiskan berjam-jam di depan konsol video-game.

Louis O’Neill, 24 tahun, yang tinggal bersama orangtuanya di Bedfordshire, Inggris, adalah salah satu dari orang-orang muda yang menemukan video game sebagai hobi yang sempurna setelah dipecat dari pekerjaannya di Center Parcs.

Ayahnya Stanley Greening memperhatikan bahwa putranya menghabiskan sebagian besar waktunya bermain game, jadi dia berulang kali mendorongnya untuk melakukan untuk melakukan aktivitas fisik

Tetapi bagi Louis, dunia virtualnya jauh lebih menarik daripada realitas dunia luar, kehilangan jejak waktu dan ruang. Sayangnya, hobi ini menyebabkan gumpalan darah dan merengut jiwanya.

Setelah kematiannya, ayah 56 tahun itu menulis sebuah postingan emosional yang mendesak orang untuk berjalan dan turun dari kursi mereka selama diperlukan.

Dia hanya ingin mencegah lebih banyak orang kehilangan nyawa mereka seperti putranya, dia menekankan bahwa jika dia berhasil menyelamatkan seseorang, cahaya putranya akan selalu bersinar bahkan jika dia pergi.

Dalam postingannya itu dia menulis :

“Pada 3 Juni sesuatu yang mengerikan terjadi, yang terburuk dapat terjadi pada seorang pemuda dan terburuk yang dapat terjadi pada seorang ayah. Putraku, Louis tersayang, sudah pergi. Bukan karena virus jahat, tetapi karena dia. Kehidupan mudanya baru saja dimulai, dia masih berusaha untuk menemukan semua mimpinya dan hidupnya diambil. Sangat menghancurkan … setelah melihat anakku pergi seperti ini, aku di neraka. “

Ayah yang berduka itu menekankan bahwa selama karantina, Louis telah mencoba melarikan diri dari kenyataan melalui video game.

Setiap hari yang berlalu kurang aktif, jam-jam berlalu ketika dia berada di depan layar, sesuatu yang dia sendiri alami pada beberapa kesempatan.

Di bagian lain dia menambahkan:

“Tidak pernah dalam sejuta tahun saya menebak bahwa anak saya bisa memiliki gumpalan darah. Ini menghancurkan anak saya, dan saya mati di dalam bersamanya, dia berusia 24 tahun. Siapa yang memperingatkan anak muda? Siapa yang memperingatkan seseorang dari segala usia?

“Tidak ada, jadi inilah saya. Anak saya akan hidup, saya akan terus menyebarkan peringatan ini atas namanya. Tragedi mengerikan ini bisa dihindari jika kita tahu risiko semacam itu.”

Stanley mencatat bahwa putranya hampir tidak pernah beristirahat dan menghabiskan sebagian besar hari dengan bermain, bahkan berat badannya semakin bertambah. Sesaat sebelum kematiannya, Stanley menemukan Louis di dekat kamar mandi, hampir pingsan.

“Ayah, bisakah kamu membantu saya? Saya belum merasa sehat,” katanya putranya.

Ini adalah kata-kata pria muda yang dibantu oleh ayahnya untuk menaiki tangga, tetapi pingsan ketika dia berada di tempat tidur. Sang ayah menelepon 911 dan paramedis mengatakan dia menderita keracunan makanan.

Namun, dua minggu setelah kejadian itu, Staleny mendapati putranya membungkuk di tangga, sang ayah berpikir itu terjadi lagi jauh dari membayangkan bahwa trombosis racun yang dalam akan mengakhiri hidup putranya.

Namun menurut NHS (National Health Service /United Kingdom National Health Service) hal ini dapat terjadi tanpa alasan, ada beberapa situasi yang membuat orang dalam bahaya, seperti tidak melakukan aktivitas fisik, terkurung di tempat tidur, atau melakukan perjalanan panjang dengan pesawat, mobil atau kereta api tanpa istirahat sebelumnya.

Setelah kematian anaknya yang malang itu, sang ayah melakukan kampanye yang disebut Stand Up For Louis dengan tujuan memperingatkan tentang kondisi mematikan ini yang dapat terjadi pada siapa saja.(yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

Klaim Penggemar UFO, Anak Sapi Diculik dan Dibunuh oleh Alien

Ini adalah kota kecil yang indah di perbukitan Yorkshire Barat, Inggris, tetapi Todmorden tidak hanya dikenal karena pemandangan pedesaan dan bentang alamnya. Ada juga sisi yang lebih misterius, yaitu sebagai ibukota ‘UFO’.

Itu karena kota itu-Todmorden- yang merupakan dari bahasa Jerman yang berarti ‘pembunuhan-mati’, jadi kota itu – dikenal sebagai ibukota UFO di Utara dan telah, selama beberapa dekade, memiliki lebih banyak penampakan makhluk luar angkasa daripada di tempat lain di Inggris.

Beberapa minggu yang lalu, penampakan terbaru di kota itu ditemukan oleh seorang pria lokal bernama Albert Tyas. Saat dia ke luar berjalan, dia menemukan tubuh anak sapi yang dimutilasi.

Makhluk itu kehilangan telinga dan bibirnya. Alat kelaminnya dan daerah di sekitar anusnya juga tampaknya telah diambil.

Ketelitian dan kerapian bekas luka itulah yang menyebabkan beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah hasil makhluk luar angkasa yang kemudian menjatuhkan tubuh tak bernyawa ke tanah dari atas, bukan serangan dari hewan lain.

Serangan hewan akan jauh lebih berantakan, lebih brutal dan akan meninggalkan darah di tanah, padahal sebenarnya tidak ada. Ini juga sesuai dengan sejarah aneh Todmorden.

Setidaknya, begitulah pendapat Deborah Hatswell, seorang penyelidik atas fenomena aneh, yang dikirimi Tyas foto-foto itu.

Dia mengatakan kepada Daily Star: “Pembunuhan ini memiliki semua tanda klasik mutilasi hewan. Perhatikan pemotongan rapi yang dan sanga teliti, tidak ada tanda-tanda serangan atau pengejaran apa pun. Itu tidak cocok dengan tanda-tanda klasik dari serangan hewan di Inggris.”

Bukan hanya tubuh hewan yang diklaim telah diculik di Todmorden. Di tempat itu, Hatswell telah mendokumentasikan beberapa laporan lain dari aktivitas dunia lain, termasuk kasus Alan Godfrey, seorang pensiunan polisi yang mengaku diculik oleh alien di kota itu pada 40 tahun lalu.(yn)

Sumber: ladbible

Video Rekomendasi:

Ratusan ‘Kapal Hantu’, Beberapa Berisi Kerangka Manusia, Telah Memenuhi Pantai di Jepang

0

Para Penyelidik menyalahkan Tiongkok atas ratusan ‘kapal hantu’ yang terdampar di pantai Jepang.

Selama lima tahun terakhir, lebih dari 500 kapal Korea Utara yang hancur telah terdampar di Jepang – beberapa di antaranya berisi kerangka manusia.

Desember lalu, satu perahu ditemukan berisi dua kepala manusia dan lima tubuh lainnya yang telah terurai sebagian ketika terdampar di Pulau Sado.

Sampai sekarang para pejabat masih belum tahu pasti tentang mengapa kapal-kapal ini muncul, tetapi menurut penyelidikan baru dari Global Fishing Watch (GFW) dan NBC News, bangkai kapal dapat terjadi karena kapal-kapal Tiongkok dikirim untuk menangkap ikan secara ilegal di perairan Korea Utara.

Laporan tersebut mengklaim bahwa kapal-kapal ilegal ini telah mendorong para nelayan Korea Utara yang putus asa untuk melakukan perjalanan lebih jauh ke laut, mempertaruhkan nyawa mereka di kapal-kapal yang tidak aman, dan, kadang-kadang, tersapu oleh ombak yang kuat dan tewas di laut.

Penjaga Pantai Jepang mengatakan, lebih dari 50 warga negara Korea Utara telah terdampar di pantai dalam dua tahun terakhir.

Jungsam Lee, yang bekerja di Institut Maritim Korea, mengatakan kepada Guardian: “Persaingan dari industri kapal pukatTiongkok kemungkinan menggusur nelayan Korea Utara, mendorong mereka ke perairan tetangganya, Rusia.”

“Kapal kayu Korea Utara yang lebih kecil tidak dilengkapi dengan baik untuk perjalanan jarak jauh ini,” tambahnya.

Para penyelidik menggunakan data satelit untuk mencoba mencari penyebab yang masih gelap, yang menurut mereka kemungkinan akan menjadi pelanggaran sanksi PBB yang melarang penangkapan ikan asing di perairan Korea Utara.

Jaeyoon Park, yang adalah ilmuwan data senior di GFW dan co-lead penulis penelitian ini, mengatakan kepada Guardian: “Skala armada yang terlibat dalam penangkapan ikan ilegal ini sekitar sepertiga ukuran seluruh armada penangkapan ikan jauh Tiongkok.

“Ini adalah kasus penangkapan ikan ilegal terbesar yang diketahui dilakukan oleh kapal-kapal yang berasal dari satu negara yang beroperasi di perairan negara lain.”

Menanggapi laporan itu, Kementerian Luar Negeri Tionkok mengatakan kepada NBC: “Tiongkok secara konsisten dan hati-hati menegakkan resolusi Dewan Keamanan [PBB] terkait dengan Korea Utara.”

Ia menambahkan bahwa Tiongkok ‘secara konsisten melarang’ penangkapan ikan ilegal, tetapi tidak mengkonfirmasi atau membantah tuduhan penangkapan ikan oleh kapal Tiongkok di perairan Korea Utara.(yn)

Sumber: ladbible

Video Rekomendasi:

96 Jurnalis dan Pekerja Media Elektronik Positif Corona, IJTI Bentuk Satgas COVID-19

0

ETIndonesia- Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Yadi Hendriana mengatakan pihaknya membentuk Satgas COVID-19 yang dikhususkan kepada para jurnalis. Pembentukan itu saat puluhan jurnalis dan pekerja media elektronik dinyatakan positif corona.

“Saat ini sudah terdapat sedikitnya 96 jurnalis dan pekerja media eletronik yang dinyatakan positif Covid-19. Jumlah itu ada kemungkinan bertambah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/07/2020).

Menurut dia, di tengah pandemi, keselamatan para jurnalis yang bertugas di garis depan demi memenuhi hak publik untuk mengetahui, harus menjadi perhatian semua pihak. Perusahaan media wajib mengutamakan keselamatan para jurnalis dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

IJTI menyatakan, Satgas Covid-19 IJTI akan menerima pengaduan para jurnalis televisi yang terindikasi terpapar virus Covid-19.

Jika perusahaan tidak menanggung biaya PCR test (swab) bagi jurnalis televisi yang  hasil rapid test nya reaktif, IJTI akan menanggung biayanya.

IJTI mencatat setiap hari terjadi penambahan orang yang terinfeksi dengan jumlah yang cukup signifikan. Virus covid-19 menyebar ke berbagai lokasi baik di Ibu Kota maupun di berbagai daerah. Tak terkecuali menginfeksi para jurnalis dan pekerja media.

 Catatan IJTI, sejumlah stasiun televisi di daerah dan nasional terdapat jurnalis dan pekerjanya yang terinfeksi Covid-19 dalam jumlah yang relatif banyak. Ada yang kemudian memutuskan untuk melakukan lockdown untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

 Mengingat virus Corona masih terus menyebar di Indonesia dan juga melanda banyak negara di dunia serta vaksinya belum ditemukan, maka Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menyampaikan seruan sebagai berikut :

1. Perusahaan Media harus melindungi dan menjamin keselamatan para jurnalisnya di masa pandemi.

 2. Jika tugas liputan dinilai membahayakan jurnalis, perusahaan media wajib membatalkan penugasan tersebut.

 3. Perusahaan media dan Jurnalis wajib mematuhi serta menjalankan protokol kesehatan dan juga protokol peliputan saat pandemi.

 4. Media yang jurnalisnya terinfeksi Covid-19 harus transparan kepada publik. Guna mentracing kontak secara personal maupun kelompok.

 5. Perusahan media wajib menanggung pengobatan bagi jurnalis yang dinyatakan positif Covid-19.

 6. Mengutamakan jumpa pers dan peliputan  secara virtual.

7. Pola kerja di news room disesuaikan dengan protokol kesehatan dengan membatasi interaksi

(asr)

https://www.youtube.com/watch?v=z5nJ10PIM-w

Trump Buka Kemungkinan Lebih Banyak Penutupan Misi Komunis Tiongkok di AS

Cathy He

Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuka kemungkinan tentang lebih banyak misi diplomatik Komunis Tiongkok di AS terpaksa ditutup. Itu setelah pemerintah AS memerintahkan penutupan konsulat Tiongkok di Houston.

Saat konferensi pers terkait virus Komunis Tiongkok atau coronavirus pada Rabu 22 Juli 2020, Trump mengatakan “selalu mungkin” pos-pos diplomatik Tiongkok lebih lanjut akan diperintahkan untuk ditutup. 

Departemen Luar Negeri AS mengatakan sebelumnya bahwa misi Tiongkok di Houston ditutup “untuk melindungi kekayaan intelektual dan informasi pribadi Amerika.”

Trump juga merujuk kepada kobaran api yang diamati di lokasi konsulat Houston. Ia  mengatakan, “Saya kira mereka membakar dokumen atau membakar kertas, dan saya bertanya-tanya tentang apa itu semua.”

Semalam sebelumnya di Houston, petugas pemadam kebakaran tiba ke konsulat Tiongkok di Houston setelah terlihat asap. 

Sebuah video yang dikirim ke kantor berita setempat menunjukkan sejumlah lubang api di halaman terbuka konsulat. 

Polisi Houston kepada FOX 26 mengatakan bahwa staf di sana membakar dokumen karena mereka diusir dari gedung.

Juru bicara kementerian luar negeri Komunis Tiongkok Wang Wenbin mengatakan, konsulat beroperasi secara normal. Akan tetapi tidak menanggapi pertanyaan tentang dokumen yang dibakar.

Sementara itu, Dean Cheng, seorang peneliti senior di The Heritage Foundation mengatakan penggusiran semacam itu akan memberi sedikit waktu bagi Tiongkok untuk memindahkan semua dokumen dan peralatan mereka, sehingga pembakaran dokumen-dokumen itu kemungkinan besar merupakan memusnahkan file-file sensitif.  

Cheng mengatakan, Kemungkinan rezim Komunis Tiongkok akan membalas dengan meminta menutup konsulat AS di Tiongkok. Amerika Serikat dan Tiongkok masing-masing memiliki lima misi diplomatik di masing-masing negara.

Kementerian luar negeri Komunis Tiongkok menyebut perintah penutupan “peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.” Selain itu, mengatakan bahwa Beijing akan membalas jika Amerika Serikat tidak mencabut perintah itu.  Disebutkan bahwa Amerika Serikat memberi waktu kepada konsulat selama 72 jam untuk mengosongkan gedung.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dalam kunjungannya ke Denmark, tidak menyampaikan secara spesifik tentang penutupan konsulat Komunis Tiongkok itu. Akan tetapi, ia mengulangi peringatan tentang kampanye jangka panjang rezim Komunis Tiongkok untuk mencuri kekayaan intelektual Amerika. 

Dia merujuk pada dakwaan federal pada hari Selasa 21 Juli terhadap dua hacker Tiongkok yang dituduh jaksa terlibat dalam kegiatan selama satu dekade. Mereka terlibat pencuiran rahasia dagang dan informasi sensitif dari kontraktor pertahanan, penelitian COVID-19 dan ratusan korban lainnya di seluruh dunia.

Pompeo dalam konferensi pers di Denmark kepada wartawan mengatakan : “Presiden Trump  mengatakan, ‘Cukup.’ Kami tidak akan membiarkan ini terus terjadi, Kami menyatakan dengan jelas harapan-harapan mengenai bagaimana Partai Komunis Tiongkok akan berperilaku, ketika mereka tidak melakukan, kami akan mengambil tindakan yang melindungi rakyat Amerika, tindakan itu yang Anda lihat diambil oleh Presiden Trump. Kami akan terus terlibat dalam hal itu.”

Menurut New York Times, David R. Stilwell, kepala Departemen Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, mengatakan konsulat jenderal Houston dan dua diplomat lainnya, baru-baru ini tertangkap menggunakan kartu identitas palsu untuk mengawal para pelancong Tiongkok ke sebuah penerbangan sewaan di George Bush Intercontinental Bandara di Houston, Texas.

Stilwell mengatakan bahwa konsulat Houston “memiliki sejarah terlibat dalam perilaku subversif.” Selain itu, merupakan “pusat” upaya militer Tiongkok untuk mencuri penelitian Amerika seperti dilaporkan oleh New York Times.

Timbal balik

James Carafano, wakil presiden lembaga Heritage Foundations ‘untuk keamanan nasional dan kebijakan luar negeri, mengatakan langkah itu “sangat konsisten dengan apa yang telah dilakukan pemerintah ini selama empat tahun.”

Carafano menyebutkan : “Kebijakan Tiongkok — yang disebut diplomasi ‘prajurit serigala’ dan operasi rahasia mereka – menjadi lebih agresif,  karena mereka menjadi lebih agresif, saya pikir Amerika Serikat lebih siap untuk merespon hal itu,” 

Dia mengatakan kepada The Epoch Times bahwa pemerintah AS telah meningkatkan tindakan untuk memastikan timbal balik dalam hubungannya dengan rezim komunis.

Carafano mengatakan “Kita mengizinkan warga Tiongkok untuk mengeksploitasi kebebasan masyarakat Amerika, Tiongkok tidak memberikan kita hampir semacam akses di Tiongkok, dan kita tidak melakukan apa pun tentang itu.”

Penggunaan konsulat dan warga negara Tiongkok dalam kegiatan spionase, “jelas sesuatu di mana kita membiarkan warga Tiongkok mengambil keuntungan dari kita.”

Departemen Luar Negeri AS awal tahun ini menetapkan sembilan outlet media yang dikelola pemerintahan komunis Tiongkok sebagai misi asing. Langkah itu meningkatkan pembatasan operasi mereka di wilayah AS. 

Tindakan itu digambarkan oleh pemerintah sebagai tindakan balasan terhadap Komunis Tiongkok yang terus menggunakan “intimidasi untuk membungkam  pers yang bebas dan independen.”

Trump pada Mei lalu melarang masuknya mahasiswa atau pascasarjana Tiongkok dari universitas yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat. Tujuannya untuk melawan spionase ekonomi rezim Komunis Tiongkok dan pemberlakuan sanksi kepada rezim Tiongkok. (asr)

Reuters dan Ivan Pentchoukov berkontribusi pada laporan ini.

Keterangan Foto : Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan selama konferensi pers tentang tanggapan pemerintahannya terhadap pandemi COVID-19 di Ruang Brady Press di Gedung Putih di Washington pada 22 Juli 2020. (Chip Somodevilla / Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=1_7HFSMmuEU

Konsulat Tiongkok di Houston Disebut ‘Markas Intelijen’ yang Secara Massif Bekerja untuk Partai Komunis

Ivan Pentchoukov

Penjabat Ketua Komite Intelijen Senat AS, Marco Rubio mengatakan Konsulat Tiongkok di Houston, yang diperintahkan oleh Amerika Serikat untuk ditutup, adalah “markas mata-mata secara massif” yang bekerja untuk Partai Komunis Tiongkok. 

“Konsulat Tiongkok di Houston bukan fasilitas diplomatik. Ini adalah simpul utama dari jaringan mata-mata dan pengaruh yang luas dari Partai Komunis di Amerika Serikat. Sekarang gedung itu harus ditutup dan mata-mata memiliki 72 jam untuk pergi atau menghadapi penangkapan, ” kata Rubio dalam cuitannya di Twitter pada 22 Juli 2020. Ia menambahkan perintah penutupan itu sudah lama tertunda.

Sebelumnya juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan pada 22 Juli, bahwa AS memerintahkan konsulat Tiongkok di Houston agar ditutup. 

Juru bicara itu mengatakan penutupan itu diperintahkan “untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika.”

Chen Yonglin, sekretaris dan konsul pertama Beijing untuk urusan politik di Sydney, Australia, yang membelot pada tahun 2005 mengatakan, Kedutaan dan konsulat Tiongkok di seluruh dunia diberi mandat untuk memengaruhi politisi lokal dan pejabat pemerintah. Selain itu, memobilisasi komunitas Tionghoa dan mahasiswa Tionghoa untuk memajukan pengaruh Partai Komunis Tiongkok. 

Chen Yonglin mengatakan : “Kontrol komunitas Tionghoa perantauan telah menjadi tujuan strategis yang konsisten dari Partai Komunis Tiongkok sebagai cara untuk menembus arus utama negara tuan rumah. 

“Ini bukan hanya di Australia. Ini dilakukan dengan cara ini di negara-negara seperti AS dan juga Kanada,” ujarnya. 

Perintah penutupan itu muncul menyusul tuduhan dua warga negara Tiongkok atas kampanye spionase dunia maya yang berlangsung selama satu dekade. Mereka dituduh mencuri informasi tentang rancangan senjata, informasi obat, kode sumber perangkat lunak, dan data pribadi.

Pada bulan April lalu, dokumen pengadilan dari gugatan federal yang tidak disegel di Connecticut, menuduh bahwa duta besar Tiongkok untuk Amerika Serikat dan seorang diplomat Tiongkok terkemuka di New York City, memfasilitasi perekrutan rahasia para ilmuwan di Amerika Serikat. 

The Daily Beast adalah yang pertama melaporkan kasus ini.

Pada September tahun lalu, Amerika Serikat mengusir dua pejabat kedutaan Tiongkok karena mengendarai mobil ke pangkalan militer “sensitif” di Virginia. Itu adalah yang pertama kalinya dalam lebih dari 30 tahun,  para diplomat Tiongkok diusir karena diduga melakukan tindakan spionase.

Pejabat tinggi Amerika Serikat baru-baru ini memperkuat kritikan mereka terhadap Partai Komunis Tiongkok.  Mereka mengatakan rezim komunis Tiongkok adalah ancaman terbesar bagi Amerika Serikat.

Sekitar 80 persen dari semua tuntutan spionase ekonomi oleh Departemen Kehakiman AS, menuduh perilaku kriminal dimaksudkan untuk menguntungkan Partai Komunis Tiongkok.  

Departemen Kehakiman AS menyebutkan, komunis Tiongkok  terlibat dalam beberapa langkah sekitar 60 persen dari semua kasus pencurian rahasia perdagangan. 

Direktur FBI Christopher Wray mengatakan pihaknya sedang membuka penyelidikan kontra intelijen baru yang melibatkan Komunis Tiongkok setiap 10 jam. 

FBI memiliki lebih dari 2.000 investigasi terkait Tiongkok yang aktif, sebagai bagian dari Prakarsa Tiongkok, kampanye kontra-Partai Komunis Tiongkok berskala besar diluncurkan pada bulan November 2018 oleh Jaksa Agung Jeff Sessions.

Komunis Tiongkok menyebut perintah untuk menutup konsulat itu “suatu eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.” Pihak komunis Tiongkok mengatakan akan membalas jika Amerika Serikat tidak mencabut perintah itu. 

Kementerian Luar Negeri Komunis Tiongkok mengatakan, Amerika Serikat memberikannya tiga hari untuk menutup konsulat.

Juru bicara kementerian luar negeri Komunis Tiongkok Wang Wenbin mengatakan, konsulat beroperasi secara normal, tetapi tidak menanggapi pertanyaan tentang laporan dokumen yang dibakar di halaman konsulat. 

Sebuah video yang dikirim ke kantor berita lokal dan diposting di media sosial menunjukkan beberapa lobang api di halaman terbuka. Polisi Houston mengatakan kepada FOX 26, bahwa staf di sana membakar dokumen karena mereka diusir dari gedung.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Houston, Samuel Pena, kepada KTRK mengatakan, tampaknya pembakaran terbuka dalam wadah di halaman fasilitas konsulat Tiongkok. Bukan api yang tidak dibatasi tetapi pihaknya belum diizinkan untuk mengaksesnya. 

Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi pertanyaan tentang dugaan kegiatan mata-mata di konsulat Tiongkok itu. 

Ortagus tak menyebutkan rincian lebih lanjut tentang perintah penutupan, tetapi menunjuk pada statement Konvensi Wina yang mengamanatkan para diplomat untuk “menghormati hukum dan peraturan negara penerima” dan “memiliki tugas untuk tidak ikut campur dalam urusan internal negara itu.” (asr)

Omid Ghoreishi dan Bowen Xiao berkontribusi pada laporan ini.

Keterangan Foto : Orang-orang berusaha untuk berbicara dengan seseorang di konsulat Tiongkok di Houston pada 22 Juli 2020. (Mark Felix / AFP via Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=hNn8y3YMvOI

Dipaksa Tutup dalam 72 jam, Konsulat Tiongkok di Amerika Bakar Dokumen Rahasia

0

Ntdtv.com- Baru-baru ini, hubungan Amerika Serikat dengan Tiongkok telah memburuk dengan cepat. Mantan kepala strategi Gedung Putih Steve Bannon mengungkapkan kepada dunia luar bahwa pemerintah Donald Trump telah merumuskan rencana untuk menghancurkan strategi perang Komunis Tiongkok.

Di Konsulat Jenderal Komunis Tiongkok di Houston, Amerika Serikat. Sejumlah besar dokumen tiba-tiba dibakar beberapa hari yang lalu. Media Amerika Serikat kemudian mengkonfirmasi bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump memerintahkan konsulat untuk menutup konsulat pada hari Jumat 24 Juli 2020 ini.

Menurut laporan dari banyak stasiun televisi di Houston, sekitar jam 8 malam waktu setempat pada tanggal 21 Juli, di Konsulat Jenderal Komunis Tiongkok di Houston di Montrose 3417, banyak orang membakar sejumlah besar dokumen   di halaman belakang. Asap tebal muncul di atas konsulat. Polisi setempat dan petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi setelah menerima alarm warga.

https://twitter.com/BethanyAllenEbr/status/1285778056221790209?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1285778056221790209%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.ntdtv.com%2Fb5%2F2020%2F07%2F22%2Fa102899450.html

Departemen pemadam kebakaran Houston menanggapi kebakaran dari dokumen yang dibakar di konsulat Tiongkok di Houston https://t.co/O1WBh1BXlF

– B. Allen-Ebrahimian (@BethanyAllenEbr) 22 Juli 2020

Karena kedutaan diplomatik setara dengan wilayah negara tersebut, petugas pemadam kebakaran tidak dapat masuk tanpa izin dan berada di luar pintu.  

Komandan brigade pemadam kebakaran Sam Pena mengatakan mereka tidak memiliki izin untuk memasuki konsulat, sehingga mereka hanya bisa memantau di luar.  Namun kebakaran tampaknya telah terkendali. 

Stasiun TV setempat memperlihatkan rekaman yang diambil oleh penduduk sekitar dari tempat yang tinggi. Video menunjukkan bahwa banyak orang membakar dokumen di beberapa tong besi di halaman terbuka konsulat pada waktu itu. Setelah petugas pemadam kebakaran tiba di luar gerbang konsulat, seseorang memadamkan api  dengan selang dari kran. Personil pemadam kebakaran tidak memasuki kompleks konsulat.

https://twitter.com/KPRC2Tulsi/status/1285772143788261376?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1285772143788261376%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.ntdtv.com%2Fb5%2F2020%2F07%2F22%2Fa102899450.html

Video ini dibagikan kepada kami oleh pemirsa yang tinggal di sebelah Konsulat Jenderal China di #Houston menunjukkan api dan aktivitas di halaman gedung.

RINCIAN JAUH: https://t.co/2cOeKoap96 pic.twitter.com/0myxe6HIlC

– KPRC2Tulsi (@ KPRC2Tulsi) 22 Juli 2020

Menurut laporan, konsulat jenderal di Houston diminta untuk keluar dari gedung pada hari Jumat 24 Juli oleh pemilik gedung. Personil konsulat sedang mempersiapkan untuk pindah, termasuk pembakaran dokumen rahasia.

Berita di atas dengan cepat dikonfirmasi oleh Tiongkok. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Komunis Tiongkok, Wang Wenbin, menanggapi insiden itu pada konferensi pers reguler pada 22 Juli.

Wang Wenbin mengatakan bahwa Amerika Serikat tiba-tiba meminta Tiongkok untuk menutup Konsulat Jenderal di Houston pada tanggal 21 Juli lalu. Tiongkok mendesak Amerika Serikat untuk menarik keputusan yang relevan.

Hu Xijin, pemimpin redaksi “Global Times”, kantor media luar negeri Komunis Tiongkok, juga mengunggah di Weibo untuk mengkonfirmasi bahwa pemerintah Amerika Serikat mengharuskan Tiongkok untuk menutup Konsulat Jenderal di Houston dalam waktu 72 jam.

Dalam beberapa hari terakhir, hubungan Amerika Serikat dengan Tiongkok menjadi sangat tegang. Pembakaran sejumlah besar dokumen di konsulat Komunis Tiongkok, menyebabkan kekhawatiran publik.

Wartawan Amerika Bethany Allen-Ebrahimian, yang berspesialisasi dalam pelaporan urusan Tiongkok, berbagi foto pemandangan di Twitter dan menulis, “Anda harus sangat jelas tentang apa artinya ini.”

Beberapa orang meninggalkan pesan yang mengatakan: “Komunis Tiongkok menghancurkan informasi, apakah ia bersiap untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat?”

Sebelumnya, sejumlah laporan media arus utama di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk melarang anggota dan kerabat Komunis Tiongkok memasuki negara itu dan akan mengeluarkan anggota dan kerabat Komunis Tiongkok di Amerika Serikat. 

Begitu berita itu tersebar, orang-orang anggota Komunis Tiongkok panik. Pencarian untuk “mundur dari partai” melonjak di internet.

Media Komunis Tiongkok juga mengklaim bahwa jika Amerika Serikat benar-benar melarang anggota Komunis Tiongkok, itu akan lebih serius daripada pemutusan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Qin Peng, seorang kritikus saat ini di Amerika Serikat, mengunggah ulang berita tentang konsulat Komunis Tiongkok membakar dokumen di Twitter. Dia  mengatakan: “Melanggar: Trump mengusir konsulat Komunis Tiongkok di Houston karena ketakutan mereka membakar dokumen rahasia dengan panik.”

https://twitter.com/shijianxingzou/status/1285795692666064896?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1285795692666064896%7Ctwgr%5E&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.ntdtv.com%2Fb5%2F2020%2F07%2F22%2Fa102899450.html

Madden: “Trump mengusir Konsulat Komunis Tiongkok di Houston, karena ketakutan mereka membakar dokumen rahasia.

Fox26 melaporkan bahwa kebakaran di halaman belakang Konsulat Komunis Tiongkok di Houston dimulai pada pukul 20:20 malam, membakar sejumlah besar dokumen rahasia.

Polisi mengatakan ini karena Konsulat Komunis Tiongkok di Houston akan dikeluarkan dari gedung saat ini pukul 16.00 sore pada hari Jumat 24 Juli 2020.

Fox26 mempertanyakan, mengapa konsulat Komunis Tiongkok diusir? Polisi Houston meminta wartawan untuk bertanya kepada Departemen Luar Negeri Amerika Serikat atau Presiden Trump sendiri.

Beberapa netizen menanggapi dengan meninggalkan pesan, “Kali ini Komunis Tiongkok secara langsung menyamakan dirinya dengan Nazi Jerman dan Jepang pada Perang Dunia II.” Pemerintah Amerika Serikat saat ini memiliki sikap yang sangat keras terhadap Komunis Tiongkok.

Cui Tiankai, duta besar Komunis Tiongkok untuk Amerika Serikat, menyesalkan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CCTV bahwa hubungan Amerika Serikat  dengan Tiongkok sangat tegang. “Tidak ada dialog. Ini seharusnya situasi yang tidak normal,” kata Cui Tiankai. 

Mantan kepala strategi Gedung Putih Steve Bannon mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada tanggal 20 Juli bahwa pemerintahan Trump telah merumuskan “rencana perang” lengkap untuk menghancurkan Komunis Tiongkok. Rencana ini dibagi menjadi dua langkah, pertama “menghadapi” Komunis Tiongkok, dan kemudian “menabrak” Komunis Tiongkok.

Menurut Bannon, “Komite Perang” yang serupa dari Presiden Trump telah merancang “Empat Penunggang Kuda di Doomsday” (Empat Penunggang Kuda dalam Pengungkapan Alkitab) untuk Komunis Tiongkok. Mereka adalah Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Robert O’Brien, Direktur FBI Christopher Wray, Sekretaris Negara Mike Pompeo dan Jaksa Agung William Barr.

Bannon mengungkapkan bahwa keempat orang itu telah merumuskan rencana pertempuran yang lengkap dan koheren untuk menghadapi Komunis Tiongkok mengenai masalah teknologi, perang informasi, dan perang ekonomi, dan kemudian bekerja dengan sekutu Amerika Serikat untuk membuka Laut Cina Selatan dan mendukung India di perbatasan Tibet.

Dia juga mengajukan banding: “Saya harap Menteri Keuangan Amerika Serikat akan bergabung. Sekarang Departemen Keuangan Amerika  juga akan mulai bekerja keras. Anda telah melihat rencana perang yang koheren.”

Keterangan foto: Pada malam 21 Juli, waktu setempat, Konsulat Jenderal Komunis Tiongkok di Houston tiba-tiba membakar sejumlah besar dokumen.Polisi lokal dan petugas pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian segera setelah menerima alarm kebakaran. (Tangkapan layar video)

(Laporan oleh reporter Luo Tingting / Editor yang bertanggung jawab: Wen Hui)

hui/rp

Video Rekomendasi

https://www.youtube.com/watch?v=RqSBVXu5p2o

Pakar Satgas Ajak Masyarakat Memahami Data Kasus Corona Lewat Laju Insidensi

0

ETIndonesia- Pemerintah Indonesia melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 tidak lagi mengumumkan jumlah kasus COVID-19 sejak 21 Juli 2020. Masyarakat dapat mengakses data kasus COVID-19 melalui portal covid19.go.id.

Untuk itu, Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengajak masyarakat untuk memahami data COVID-19 lewat definisi laju insidensi.

“Kita jangan melihat angka kasus COVID-19 di Indonesia secara mentah saja, melainkan kita bisa melihat dan menganalisis lewat defisini laju insidensi,” ujar Dewi dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Rabu (22/7/2020).

Dewi menjelaskan bahwa laju insidensi merupakan jumlah kasus positif COVID-19 dibagi dengan jumlah penduduk di sebuah tempat.

Dewi juga menggunakan perumpamaan jika ada dua daerah yang memiliki kasus positif COVID-19 sama namun jumlah penduduknya berbeda, hal itu tidak menjadikan suatu daerah memiliki kondisi yang rentan penularan COVID-19.  Ini dilihat dari banyaknya penduduk yang tinggal pada daerah tersebut.

“Misalnya di daerah A dan B jumlah kasusnya sama-sama 50 orang. Tapi ternyata di daerah A penduduknya 200 orang sedangkan B hanya 120 orang. Bisa dilihat bahwa angka laju insidensi lebih tinggi pada daerah yang jumlah penduduknya lebih sedikit,” lanjutnya.

BACA JUGA: Dokumen yang Bocor Mengungkapkan Lima Rahasia Pandemi oleh Komunis Tiongkok

Dewi juga menambahkan bahwa laju insidensi menjadi salah satu indikator dalam menentukan zonasi daerah terdampak COVID-19.

“Laju Insidensi menjadi salah satu indikator dalam menentukan zonasi daerah terdampak COVID-19, yang sering kita paparkan sebagai peta zonasi risiko daerah,” tambah Dewi.

Indikator laju insidensi digunakan untuk melihat daerah mana saja yang penambahan kasusnya lebih cepat sehingga kebijakan dan cara penanganannya dapat disesuaikan dengan potensi penularan yang masih terjadi pada daerah terkait.

Hal ini juga menjadi pemantauan yang dilakukan oleh Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dengan membandingkan laju insidensi pada minggu berikutnya dengan minggu sebelumnya.

“Kami juga melakukan pemantauan terkait kecepatan laju insidensi pada suatu daerah dengan perbandingan, yaitu kecepatan laju insidensi pada minggu berikutnya akan dikurangi laju insidensi pada minggu sebelumnya. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa walaupun kasus positifnya meningkat tapi kecepatan penularan COVID-19 sudah terkendali atau belum,” jelas Dewi.

Dewi menegaskan bahwa dengan indikator laju insidensi ini, masyarakat tidak hanya terpaku pada jumlah angka saja tapi dapat menganalisis bagaimana suatu daerah dapat mengendalikan penularan COVID-19.

BACA JUGA :  Pakar : Gunakan Nama ‘Virus Komunis Tiongkok’ untuk Menuntut Tanggung Jawab Rezim Komunis Tiongkok atas Krisis Global

“Bukan hanya menilai berdasarkan jumlah kasusnya, tapi bagaimana penanganan dan pengendalian penularan COVID-19,” tegasnya.

Dewi juga menjelaskan perkembangan terkini data kota dan kabupaten dengan laju insidensi kasus positif tertinggi per 19 Juli 2020. Saat ini Kota Jayapura menjadi kota yang memiliki laju insidensi kasus positif tertinggi, diikuti oleh Kota Semarang, Jakarta Pusat, Bangli dan Kota Banjarbaru.

Selain itu, terdapat 188 kabupaten/kota yang tidak ada penambahan kasus dalam waktu satu minggu. Dewi mengingatkan untuk masyarakat tetap berhati-hati dan waspada.

“Walaupun daerah tertentu sudah tidak ada kasus, tapi kita tetap harus hati-hati dan waspada, jangan cepat merasa puas karena penularan masih terjadi dan harus tetap bisa kita sama-sama kendalikan,” ujarnya.

Terakhir, Dewi menambahkan bahwa masyarakat dapat mengakses semua data COVID-19 pada portal covid19.go.id dan mempelajari langsung kondisi daerah terkait yang ingin diketahui. Masyarakat dapat mengajukan pertanyaan melalui fitur chatbot yang tersedia dalam portal terkait pertanyaan umum seperti defisini, gejala serta pengendalian COVID-19 di daerah. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=z5nJ10PIM-w

Tak Lagi Diumumkan Lewat Konfrensi Pers, Angka Kematian Tertinggi Akibat Corona Tembus 139 Jiwa Sehari

0

ETIndonesia – Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 tidak lagi mengumumkan jumlah kasus Corona sejak 21 Juli 2020 melalui konfrensi pers seperti yang sebelumnya disampaikan. Kini, masyarakat dapat mengakses data kasus COVID-19 melalui portal covid19.go.id. Selain itu, situs Kemenkes RI juga mengungah info serupa.

Laporan per 22 Juli 2020 per pukul 12.00 WIB, angka kematian yang dilaporkan sebanyak 139 jiwa. Sehingga secara total angka kematian di seluruh wilayah Indonesia mencapai 4.459 jiwa.

Rinciannya, Jawa Timur melaporkan harian 35 jiwa kasus kematian sehingga total 1.496 jiwa. Sedangkan DKI Jakarta melaporkan 5 meninggal dunia sehingga berjumlah  751 jiwa kematian.

Adapun provinsi Jawa Tengah melaporkan 70 kematian sehingga secara total mencapai 444 jiwa.  Sedangkan Jawa Barat melaporkan 2 kematian sehingga total berjumlah 203 jiwa. Adapun DI Yogyakarta melaporkan seorang meninggal dunia hingga mencapai 14 jiwa.

BACA JUGA : Pakar : Gunakan Nama ‘Virus Komunis Tiongkok’ untuk Menuntut Tanggung Jawab Rezim Komunis Tiongkok atas Krisis Global

Dari pulau Kalimantan, Kalimatan Timur melaporkan 3 meninggal dunia sehingga total 22 jiwa. Sedangkan, Kalimanatan Tengah 2 meninggal dunia sehinga berjumlah 81 jiwa. Adapun di Kalimatan Selatan dilaporkan 5 kematian sehingga total 262 jiwa.

Dari Sumatera, angka kematian dilaporkan 2 jiwa sehingga secara keseluruhan berjumlah 144 jiwa di Sumatera Selatan. Sedangkan Sumatera Utara melaporkan melaporkan 7 jiwa kematian sehingga total berjumlah 160 jiwa.

Sedangkan Sulawesi Selatan melaporkan 3 kematian hingga berjumlah 287 jiwa. Maluku Utara mencatatkan 2 kematian hingga berjumah 41 jiwa. Sedangkan Gorontalo mencatatkan 1 kematian hingga berjumlah 30 jiwa.

Laporan itu menyebutkan terjadi penambahan kasus positif 1.882 sehingga total secara keseluruhan berjumlah 91.751 jiwa. Kasus yang mengalami sembuh mencapai 1.789 sehingga secara total berjumlah 50.255. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=z5nJ10PIM-w