Home Blog Page 1808

Coronavirus Wuhan Menularkan Rasa Takut dan Penularan Lainnya, Kita Tak Mengutuk Orang-orang yang Menderita

0

oleh James Gorrie

Penyebaran Coronavirus yang cepat adalah momok menakutkan. Penularan ini tak mungkin diabaikan sebagai sesuatu yang hanya terjadi nan jauh di sana yakni di Tiongkok. 

Tak diragukan lagi, setiap orang di mana pun berada saat ini mengkhawatirkan wabah ini. Kini kasus Coronavirus ada di mana-mana. Dunia sudah melewati masa isolasi geografis.

Terlebih lagi, foto-foto jenazah yang terinfeksi tanpa pengawasan di koridor rumah sakit dan jalan-jalan kota di Tiongkok. Anehnya tidak ada orang yang empati. Foto-foto tersebut sangat mengguncang emosi. Itu bukan hanya metaforis. Naluri untuk bertahan hidup, termanifestasi dalam sindrom fight-or-flight, adalah bagian nyata dan diperlukan untuk menjadi seorang manusia.

Reaksi semacam itu mungkin juga menggoda beberapa orang untuk mengambil mentalitas “salahkan saja Tiongkok.” 

Bahkan kita mungkin berusaha membohongi diri sendiri dan mengatakan bahwa wabah itu sebenarnya hanyalah masalah Tiongkok.

Itulah mengapa Coronavirus dapat menjadi pintu gerbang untuk memicu penyakit lain yang mengganggu kondisi manusia.

Dan mengapa tidak?

Dengan masa inkubasi yang panjang, sangat menular dan tanpa gejala. Coronavirus merupakan katalis yang sempurna untuk memicu penularan lainnya yang berbahaya bagi manusia yaitu rasa takut, amarah, dan prasangka.

Rasa Takut yang Dapat Dibenarkan

Pada tingkat tertentu, rasa takut, amarah, dan prasangka dapat dimengerti. Dalam beberapa kasus, semua reaksi itu bahkan masuk akal. Tetapi menganggap semua reaksi itu sebagai cara memandang dunia — atau memandang  saudara dan saudari kita di Asia dengan cara yang meremehkan dan tidak manusiawi — akan menjadi ketidakadilan moral yang besar.

Namun demikian yang pasti, melalui  Coronavirus, rasa takut adalah respons yang masuk akal.  Coronavirus adalah hukuman mati yang potensial bagi orang yang tertular. Tidak ada ruang untuk angan-angan di sini.

Dan jujur ​​saja. Rasa takut tak hanya masuk akal dalam hal ini; Rasa takut adalah unsur bawaan dari komposisi kita. Memang, rasa takut adalah respons yang diperlukan, mekanisme pelestarian diri. 

Tanpa rasa takut, seseorang masuk ke sarang singa. Dalam banyak kasus akan dilahap oleh singa.

Kuncinya adalah mengendalikan rasa takut, dan tidak membiarkan rasa takut mengendalikan kita atau mendefinisikan kita sebagai manusia. 

Kita harus menyalurkan rasa takut kepada tindakan yang disengaja dan positif, mengarah pada penyelesaian tantangan yang berpotensi global ini. Kita tidak boleh dilumpuhkan oleh rasa takut atau membiarkan rasa takut memanusiakan kita.

Amarah Tanpa Berdosa

Terlebih lagi, meskipun fakta-fakta dari wabah Coronavirus masih muncul, jelas bahwa kepemimpinan  Komunis Tiongkok gagal bertindak untuk mengendalikan penyakit ini. 

Rezim Komunis Tiongkok menunda bahkan secara terbuka mengakui atau merespons wabah tersebut selama sebulan atau lebih. Ini adalah satu lagi demonstrasi tragis di garis panjang kegagalan bencana dan konsekuensi mematikan kediktatoran komunis. 

Juga, kita mengetahui dari laporan yang dapat dipercaya di Tiongkok bahwa sejak awal wabah ini disembunyikan. 

Kebetulan ada bukti yang dapat dipercaya, meskipun tidak terlalu meyakinkan.  Coronavirus itu bersumber dari laboratorium Kanada. Kemudian dicuri oleh mata-mata Tiongkok dan dibawa ke Laboratorium Nasioanl Keamanan Hayati.  Satu-satunya laboratorium senjata biologi yang canggih milik Tiongkok di Wuhan untuk pengembangan lebih lanjut. 

Laboratorium itu hanya berjarak sekitar  32 kilometer dari pasar terbuka, yang merupakan tempat penyebaran Coronavirus.

Itu berarti bahwa rezim Komunis Tiongkok, baik secara tidak sengaja atau sengaja, melepaskan senjata biologis Coronavirus kepada rakyatnya sendiri dan dunia. 

Dalam salah satu kasus itu, Partai Komunis Tiongkok layak menerima semua kecaman dan amarah yang ditujukan kepadanya.  Komunis Tiongkok adalah rezim mengerikan yang melakukan satu lagi kejahatan mengerikan, di antara sekian banyak lainnya terhadap kemanusiaan.

Pertahankan Prasangka dalam Perspektif

Prinsip perspektif yang sama berlaku untuk prasangka. Ini terutama berlaku untuk prasangka rasial.

Pikiran dan emosi prasangka menjadi terlalu mudah bagi kita — ya, kita semua. Pikiran dan emosi prasangka juga merupakan aspek sifat manusia yang harus diakui dan dijaga dalam perspektif yang tepat. 

Jelas, pikiran dan emosi prasangka tidak membutuhkan ancaman pandemi mematikan untuk memicu emosi prasangka pada orang, tetapi itu adalah pengaruh yang sangat kuat, bukan?

Tetapi itu tidak berarti bahwa semua prasangka salah atau tidak pada tempatnya. 

Seorang Yahudi Berlin pada tahun 1938, misalnya, mungkin dengan tepat baginya menganggap bahwa siapa pun yang mengenakan seragam Nazi menimbulkan risiko yang mengancam jiwa. 

Tidak ada orang Yahudi yang perlu “mengenal orang” dalam seragam Nazi, seragam Nazi itu sendiri sudah cukup mewakili siapa orang itu, apa yang diyakini oleh orang itu atau apa yang ingin dilakukan orang itu terhadap orang Yahudi. Dalam konteks itu, prasangka adalah penyelamat.

Tetapi prasangka terhadap seluruh ras Tionghoa hanya karena penyakit ini muncul di Tiongkok adalah salah dan tidak pada tempatnya. Kita tidak mengutuk orang-orang yang menderita. Kita membantu orang-orang  yang menderita.

Keberanian dan Kasih Sayang Juga Menular

Penangkal rasa takut dan prasangka adalah keberanian dan kasih sayang. Itu berarti berpikir dan bertindak melalui bagian yang lebih baik dari sifat kita. Keberanian adalah satu, belas kasih adalah yang lain. ‘

Kita menemukan keberanian dan belas kasih dari dalam diri kita sebagai manusia, dan melalui iman kepada Sang Pencipta yang memiliki belas kasih kita dan Sang Pencipta yang lebih besar dari dunia dan semua yang ada di dalamnya.

Hal yang sangat ironis mengenai rasa takut, terutama rasa takut yang mematikan, adalah bahwa tanpa itu, kita tidak perlu keberanian. 

Apa gunanya keberanian untuk mengatasi rasa takut, kadang-kadang untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi lebih sering untuk kepentingan orang lain. Keberanian akan mengatasi rasa takut, jika kita mengizinkannya.

Itulah sebabnya belas kasih sering disertai dengan keberanian — perawat yang merawat  orang yang sakit harus cukup berani untuk melakukan apa yang dilakukannya. 

Perawat  mengatasi rasa takutnya agar dengan penuh kasih sayang merawat manusia lain, meskipun dirinya sendiri berisiko.

Syukurlah, keberanian dan kasih sayang juga sangat menular di antara manusia.

 Kebijaksanaan dan Kejelasan Tujuan

Pertama-tama kita harus bertindak dengan kebijaksanaan dan kejelasan tujuan untuk tidak hanya menghentikan momok yang ditakuti ini, tetapi untuk menyalahkan pemiliknya. Bukan menyalahkan orang yang dilahirkan sebagai orang Asia.

Namun demikian, belas kasih tidak berarti kita tidak mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengatasi wabah ini. Kita harus memiliki keberanian untuk melakukan apa yang perlu.

 Apakah pembatasan perjalanan ke dan dari Tiongkok diperlukan? Ya.

 Apakah karantina dapat dibenarkan? Dibenarkan.

Namun demikian, belas kasih dan martabat manusia bagi mereka yang menderita. Dan sama pentingnya, kita memperlakukan mereka yang berasal dari ras Asia, anggota keluarga kita, tetangga kita, teman, rekan kerja, atau siapa pun — dengan perikemanusiaan dan bermartabat, sama seperti kita ingin diperlakukan.

Dan bagaimana dengan mereka yang bertanggung jawab atas potensi pandemi global ini?

Kita tahu bahwa kesombongan dan ketakutan menguasai hati dan pikiran orang-orang jahat bahwa Partai Komunis Tiongkok yang telah meninggalkan perikemanusiaannya selama beberapa tahun atau dekade berkuasa dan berlimpah kemewahan. 

Wabah ini hanyalah satu lagi buah pahit dari hasil panen beracun yang ditebarkan oleh rezim  Komunis Tiongkok kepada rekan-rekan sebangsanya, dan berpotensi bagi seluruh dunia.

Ekspresikan kecamanmu secara benar, keras dan pasti. Tetapi terlepas dari asal atau penyebabnya, Coronavirus ada di sini. 

Karena itu, marilah kita berani, berbelas kasih, dan garang dalam menggempurnya  dan mengalahkannya. 

Tetapi marilah kita tak melangkah di jalan antagonisme rasial yang sudah berlangsung begitu lama dan suram yang merupakan bagian sejarah manusia. (Vv/asr)

James Gorrie Adalah penulis buku The China Crisis. Dia adalah seorang penulis dan pembicara yang berbasis di California Selatan, Amerika Serikat.

Tulisan ini sudah diterbitkan di The Epochtimes.  

FOTO : Seorang petugas pengawas kesehatan menggunakan alat untuk memeriksa suhu penumpang di dekat konter imigrasi di bandara Internasional Hong Kong, pada 4 Januari 2020. (AP Photo / Andy Wong)

Ketakutan oleh Virus Corona Menyebabkan Kucing dan Anjing ‘Dilempar dari Apartemen’ di Tiongkok

0

Gambar yang memilukan menunjukkan kucing dan anjing yang dilaporkan dilempar dari apartemen di Tiongkok setelah beredar desas-desus yang mengklaim bahwa hewan-hewan itu menyebarkan virus corona.

Seekor anjing ditemukan mati setelah diduga dilemparkan dari gedung di daerah Taman Heyuan Guohe, Kota Tianjin di Provinsi Hebei, Tiongkok.

(Foto: AsiaWire)

Media lokal melaporkan anjing itu dilempar dari lantai atas sebuah apartemen pada jam 4 pagi dan membentur atap mobil sebelum berakhir di tanah.

Laporan menyatakan suara anjing yang jatuh mengenai mobil itu membangunkan tetangga ketika terdengar seperti ledakan ban.

Mereka kemudian menemukan anjing yang mati terbaring di tanah dengan darah yang berceceran membasahi batu bata.

(Foto: AsiaWire)

Pemilik anjing belum diidentifikasi sementara pemilik kendaraan sedang menunggu polisi untuk mengindentifikasi namanya sehingga mereka dapat menerima kompensasi atas kerusakan yang terjadi pada mobilnya.

Sedangkan di Kota Shangai, dilaporkan lima kucing dilemparkan sampai mati, dan penduduk setempat percaya bahwa mereka adalah hewan peliharaan karena mereka memiliki bulu yang halus dan bersih.

(Foto: AsiaWire)

Pemilik dari hewan-hewan itu belum diidentifikasi.

Insiden itu terjadi setelah seorang ahli mengatakan dalam sebuah wawancara di China Central Television: “Jika hewan peliharaan melakukan kontak dengan pasien yang dicurigai, mereka harus dikarantina.”

Namun, outlet media lokal dilaporkan mengubah kata-kata itu menjadi, “kucing dan anjing dapat menyebarkan virus corona”.

Desas-desus menyebar dengan cepat tak lama setelah muncul di platform media sosial Weibo.(yn)

Sumber: dailystar.co.uk

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/KeBoTZRIZGk

Dua Penyakit Terkait Daging yang Pernah Berkembang di Tiongkok

0

Martha Rosenberg

Apakah anda masih ingat kejadian SARS? Sindrom pernapasan akut yang parah sangat menular di mana seorang pria penderita SARS dalam penerbangan Air China pada tahun 2003 silam? lalu menginfeksi 20 orang penumpang yang duduk berjauhan darinya dan juga dua anggota awak pesawat?

Tindakan sederhana ‘Flushing’ atau menyiram toilet menyebarkan penyakit paru-paru yang mematikan tersebut, Kemudian petugas layanan kesehatan perlu mengenakan jas hazmat untuk merawat pasien. Kala itu, delapan ratus orang tewas, termasuk Pekka Aro, seorang pejabat senior di PBB.

Dari mana penyakit itu berasal? Dalam Jurnal Virologi tertulis:

“Hewan-hewan eksotis dari pasar Guangdong kemungkinan merupakan sumber langsung SARS yang menginfeksi manusia di musim dingin tahun 2002-2003 maupun tahun 2003-2004. Musang kelapa dan anjing rakun dari Himalaya yang dijual di pasar memiliki virus yang sangat mirip dengan SARS…infeksi sporadis yang diamati pada tahun 2003-2004 dikaitkan dengan restoran di mana daging musang kelapa dipersiapkan dan dikonsumsi.”

Tanggapan Tiongkok terhadap SARS adalah menenggelamkan, membakar, dan menyetrum 10.000 musang. Pembantaian itu digambarkan dalam foto-foto yang memilukan.

Kini, penyakit mirip-SARS kembali menyerang Tiongkok.

“Karena beberapa pasien bekerja di pasar makanan laut, tempat di mana burung, ular, dan organ kelinci dan hewan lainnya juga dilaporkan dijual,” ada kekhawatiran bahwa patogen itu berasal dari hewan, seperti halnya dengan SARS, seperti dalam laporan Bloomberg pada bulan ini.

Dan, ada penyakit lain yang terkait-daging yang berpotensi menjadi pandemi.

Flu babi Afrika yang disebabkan oleh virus Flu babi Afrika, membunuh seperempat babi dunia, termasuk setengah dari semua babi di peternakan Tiongkok. 

Selain menyebar ke Vietnam, Kamboja, Laos, Korea Utara, dan Filipina, Flu babi Afrika juga menyebar ke Eropa, menggagalkan harapan petani babi Uni Eropa untuk mengekspor babi ke Tiongkok dan daerah-daerah lain yang hancur.

Meskipun Flu babi Afrika tidak membunuh manusia, namun virus Flu babi Afrika hidup dalam daging.

“Kementerian Pertanian bahkan menghubungi tentara dan perawat Jerman untuk memberitahukan mereka mengenai risiko virus Flu babi Afrika menyeberang ke Jerman dari Eropa Timur melalui sandwich daging asap,” demikian lapor POLITICO Pro Agriculture.

Pemerintah setempat di Jerman sedang membangun pagar di sepanjang perbatasan Polandia untuk berusaha menghentikan penyakit tersebut, yang mungkin ditularkan oleh babi hutan.

Seperti peternak babi Uni Eropa, peternak babi Amerika Serikat juga berharap mengekspor babi ke Tiongkok. Namun demikian, harapan mereka pupus saat kecenderungan timbulnya penyebaran demam babi Afrika ke Amerika Serikat.

“Pertanyaannya bukanlah apakah Flu babi Afrika akan mencapai pantai Amerika Serikat, tetapi kapan,” kata Thomas Parsons, profesor di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pennsylvania, dan Scott Michael Moore, direktur program universitas Tiongkok, dalam tulisannya di Hill.

“Jika virus masuk ke Amerika Serikat, masa depan produsen daging babi akan benar-benar berubah,” kata Pork Business.

Sementara itu, The New York Times menyalahkan “pertanian kecil di Tiongkok, sering dikemas bersama di daerah pertanian yang ramai,” untuk pandemi Flu babi Afrika, pabrik peternakan di Amerika Serikat memiliki kondisi yang sama.

Seperti epidemi pernapasan lainnya yang mengancam, jelas wabah SARS tidak membenahi pasar hewan hidup di Tiongkok. Serta hal yang sama dapat dikatakan juga terjadi pada peternak babi Amerika Serikat.

Pada tahun 2014, virus diare epidemi babi membunuh sepersepuluh dari semua babi Amerika Serikat pada tahun 2014. Virus tersebut sangat menghancurkan, sebuah peternakan Kentucky memberi makan babi mati kepada babi lain dalam upaya untuk menginduksi “kekebalan” pada babi yang selamat. 

Meskipun virus diare epidemi babi tidak membahayakan manusia, foto-foto truk sampah yang menyimpan bangkai babi di tempat pembuangan sampah sebagian besar ditutup beritanya — supaya orang-orang tetap makan daging babi.

Saat virus diare epidemi babi berkembang menjadi penyakit yang berasal dari daging, produsen memiliki kemampuan untuk menyebabkan epidemi di seluruh dunia. (Vv/asr)


Martha Rosenberg, seorang penulis tentang makanan yang menerima penghargaan dengan bukunya yang berjudul “Born With a Junk Food Deficiency.” Dia adalah sosok Muckraker atau jurnalis investigatif dari AS. Ia  memberikan kuliah di tingkat universitas dan sekolah kedokteran. Ia kerap tampil di radio dan televisi AS. 

Video Rekomendasi :


Video: Ayah Merasa Hancur Ketika Bayinya yang Terinfeksi Virus Corona Meminta Pelukan dari Ruang Karantina

0

Bagi jutaan orang yang ‘terjebak’ di Kota Wuhan dan bagian-bagian lain di Tiongkok, kehidupan benar-benar terasa seperti dipenjara.

Anak-anak dipisahkan dari ibu mereka, dalam hal ini seorang anak laki-laki dipisahkan dari pelukan hangat ayahnya.

Menjadi salah satu dari jutaan orang yang malang yang dilarang untuk meninggalkan kota, seorang balita menjadi korban virus corona Wuhan, yang dikirim ke karantina.

Dibagikan oleh @Huh_My_Rahhhhh, berikut adalah video tentang bagaimana dampak yang merusak dari virus Wuhan terhadap keluarga pria ini.

https://twitter.com/i/status/1222895918627749890

Ketika sang ayah memperhatikan putranya dari balik jendela, saat itulah sang putra berusaha meminta pelukan yang membuat sang ayah menangis.

(Foto: Twitter)
(Foto: Twitter)
(Foto: Twitter)

Video yang telah mengumpulkan puluhan ribu retweet, di mana sesama netizen berbagi pemikiran tentangnya.

Seorang netizen menyebutkan bahwa dia rela mati bersama bayi itu jika dia adalah ayahnya.

Tentunya, kita hanya bisa membayangkan apa yang harus dilalui ayah saat ini.

Dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan virus corona Wuhan sebagai keadaan darurat global, situasinya memang mengerikan tidak hanya bagi warga negara di Tiongkok tetapi juga bagi populasi global.

Dilaporkan di New York Times, para peneliti saat ini membuat kesimpulan tentang penelitian awal yang dilakukan pada virus, menarik lebih banyak pemahaman tentang bagaimana patogen berperilaku dan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/fUTJyu07aG4

Ahli Medis Mengatakan: Virus Wuhan Dapat Ditularkan Melalui Mata Anda Atau dengan Sentuhan Langsung

0

Ketika virus corona Wuhan terus menghantui pikiran semua orang, tindakan umum untuk mencegah diri dari kemungkinan terpapar dan terinfeksi oleh penyakit ini adalah dengan memakai masker, karena secara umum dipahami bahwa masker itu bertindak sebagai penghalang antara Anda dan partikel infeksius apa pun.

Jadi jika Anda memakai masker, berarti Anda akan baik-baik saja, bukan?

Eh, ternyata itu tidak cukup. Dalam dua laporan terpisah oleh Daily Mail, diduga bahwa virus corona Wuhan mungkin tidak hanya ditularkan dengan menghirup partikel yang terinfeksi ke dalam sistem pernapasan Anda, tetapi Anda juga dapat terinfeksi jika partikel memasuki mata Anda atau lebih buruk lagi, jika Anda menyentuh setiap permukaan yang kontak dengan pasien yang terinfeksi.

(Foto: Asiaone)

Duagaan bahwa penyakit ini dapat menyebar melalui mata dikemukakan oleh dr. Wang Guangfa, yang telah terinfeksi dengan virus corona Wuhan. Menurutnya, kasus infeksi mungkin berasal dari fakta bahwa ia tidak mengenakan pelindung mata pada saat itu, yang mungkin menyebabkan partikel virus yang terinfeksi memasuki membran matanya.

(Foto: Rojak Pot)

Paul Kellam, seorang profesor genomik virus di Imperial College London, Inggris, telah mendukung teori ini, mengatakan bahwa jika orang yang terinfeksi bersin dan memasuki mata Anda, mereka pada akhirnya akan masuk dari mata Anda ke hidung, karena keduanya terhubung melalui apa yang dikenal sebagai ‘saluran nasolacrimal’.

(Foto: Connecticut Children’s)

“Flu dan virus lain ditularkan dengan cara ini. Anda juga bisa mendapatkan infeksi pernapasan melalui mata, ”kata profesor.

Inilah sebabnya mengapa pelindung mata sangat penting saat menangani kasus yang melibatkan gejala pernapasan, karena masker wajah secara alami hanya menutupi hidung dan mulut Anda.

Dr. Michael Head, peneliti senior bidang kesehatan global di University of Southampton, Inggris, juga menambahkan saran ini dengan mengatakan bahwa seseorang dapat terinfeksi melalui mata mereka jika mereka menyentuh mereka dengan tangan yang telah menginfeksi partikel di dalamnya.

(Foto: Liputan6)

Ada pun menyentuh permukaan yang terinfeksi, Dr Maria Van Kerkhove, anggota komite darurat WHO pada wabah Wuhan, mengatakan bahwa virus dapat ditularkan melalui ‘formites’, suatu keadaan di mana virus dapat bertahan hidup pada permukaan yang diam.

Jadi sebagai akibat dari menyentuh permukaan yang mengandung ‘formites’ ini, Anda mungkin akan terinfeksi jika Anda menyentuh wajah Anda sesudahnya!

(Foto: PLOS)

Sementara tingkat penularan virus tidak ditentukan pada saat ini, kemungkinan penularan dari permukaan ke manusia ini selanjutnya dapat mempercepat apa yang sudah merupakan penyakit yang sangat mematikan.

Para ahli memperkirakan bahwa virus memiliki inkubasi antara dua hingga 14 hari pada saat ini, tetapi dalam beberapa kasus, virus corona Wuhan dapat ditularkan bahkan sebelum gejalanya muncul.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/KeBoTZRIZGk

Seorang Ibu Membuat Suaminya Tetap Terjaga di Ruang Bersalin dengan Menggunakan Nerf Gun

0

Seluruh proses memiliki bayi bukanlah hal yang mudah. Bukannya saya pernah mengalaminya, tetapi sembilan bulan kehamilan diikuti oleh apa yang sering digambarkan sebagai rasa sakit terburuk dalam hidup seorang ibu, diikuti sekitar satu tahun malam tanpa tidur tidak terdengar seperti berjalan-jalan di taman.

Jadi jika kita dapat melakukan apa saja, untuk membuat seluruh proses itu menjadi sedikit lebih mudah, Anda lebih baik percaya kita akan melakukannya. Samantha Mravik-Miller, yang membuat ‘hack ibu’ ketika ia melahirkan pada bulan Desember telah berbagi.

Ilustrasi.

Samantha, dari Wisconsin,AS, ingin memastikan suaminya yang pengasih mengalami keajaiban melahirkan dan berjam-jam bersamanya (yaitu dia ingin memastikan suaminya tidak tidur), jadi dia datang dengan rencana sempurna untuk membuat suaminya tetap terbangun.

Ia mempersenjatai dirinya dengan Nerf Gun, yang dia bawa ke rumah sakit untuk mengajar suaminya satu atau dua pelajaran ketika dia akhirnya tertidur dan melewatkan tugas untuk mengasuh anak.

Ibu tiga anak itu berbagi foto ide jeniusnya menjelang akhir tahun lalu ketika di rumah sakit untuk melahirkan.

Dalam postingannya dia menulis: “Hack ibu level 1.0000. Khawatir tentang malam-malam di rumah sakit dengan ayah dari bayi Anda yang baru lahir & tidur? Nah … kalau begitu jangan lupa bawa salah satu dari ini di tas rumah sakit Anda. “

Pada dasarnya, seluruh idenya adalah: Jika Samantha melihat suaminya yang mengantuk- bahkan untuk sedetik – dan malas menjalankan tugas ayah, dia akan menembaknya dengan pistol Nerf untuk membangunkannya.

Samantha, yang sudah memiliki seorang putra berusia 11 tahun dan seorang putra berusia lima tahun, muncul dengan gagasan itu karena dia ingat pengalaman yang dia miliki setelah melahirkan putranya yang berusia lima tahun.

“Aku membawanyanya karena ketika anakku yang berumur lima tahun lahir, suamiku tidur di rumah sakit saat bayiku menangis,” katanya kepada Romper.

Pada saat itu, dia mencoba melemparkan botol air kosong kepadanya untuk mendapatkan perhatiannya, dan sedikit bantuan dengan bayi baru mereka, tetapi dia akhirnya memutuskan bahwa dia perlu lebih siap saat ini.

“Saya pikir dengan cara ini saya akan memiliki tujuan yang lebih baik,” jelasnya.

Pada akhirnya, pistol Nerf tidak digunakan tetapi suaminya menemukannya di tasnya dan bertanya: “Apa-apaan, apakah kamu membawa pistol Nerf?”

Tanggapannya: “Tidur yang lebih baik dengan satu mata terbuka.”

Luar biasa. Dan, jika Anda tidak ingin dipukul dengan peluru busa besar, saya sarankan tetap terjaga untuk membantu pasangan Anda setelah dia baru saja memberikan bayi mungil untuk Anda.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/KeBoTZRIZGk

Bocor Lagi? Media Resmi Wuhan : Mengirim Sejumlah Besar Mobil Jenazah, Teksnya Akhirnya Dihapus dalam Hitungan Detik

0

Li Ming/Yun Tao – NTD

Komisi Kesehatan di Provinsi Hubei, Tiongkok mengumumkan situasi epidemi terbaru yang diumumkan pada Selasa, 28 Januari 2020 lalu. Hingga 27 Januari 2020, kasus kematian di Wuhan mencapai 85 orang. Namun demikian, data itu diragukan. 

Hal itu terkait adanya penghapusan informasi seperti dilaporkan netizen. Menurut beberapa netizen, informasi yang diterbitkan media resmi Wuhan menyebutkan telah mendapatkan sejumlah mobil jenazah tambahan. Namun demikian berita itu dengan cepat dihapus.

Komisi Kesehatan Hubei mengumumkan situasi epidemi terbaru, tetapi angka resmi yang diumumkan pemerintah daerah setempat lagi-lagi dipertanyakan netizen Tiongkok. 

Seorang netizen Tiongkok mengunggah di twitter gambar perbandingan sebelum dan sesudah direvisi atau dihapus yang dikirim di akun resmi di Weibo dari Kantor Informasi online Wuhan pada 28 Januari 2020. 

Netizen itu mempertanyakan: “Sampai hari ini, total 85 kasus kematian di Wuhan? Apalagi itu adalah angka kumulatif. Sementara itu, berapa banyak kendaraan yang Anda kerahkan ? Apa yang ingin Anda sampaikan kepada kami dengan merilis pesan seperti itu? Lalu bagaimana dengan editan atau penghapusan konten terkait ? bunyi cuitannya itu. 

Konten yang diunggah oleh netizen dalam dua tangkapan layar itu adalah pesan yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Sipil Wuhan. Pesan itu mengatakan bahwa lembaga tersebut memutuskan membebaskan biaya kremasi bagi pasien yang meninggal karena wabah. Mereka juga akan mengalokasikan sejumlah mobil jenazah tambahan untuk mengangkut jenazah. Namun, konten terkait alokasi mobil jenazah dalam pesan itu dengan cepat dihapus, 1 jam kemudian.

Netizen Tiongkok mengatakan, mobil jenazah sekarang bahkan sudah tidak cukup untuk mengangkut jenazah. Hal itu mengindikasikan bahwa situasi kematian karena wabah di Wuhan itu sangat serius. Sangat mustahil hanya puluhan kasus kematian yang diumumkan secara resmi.

Beberapa netizen secara ironis mengatakan bahwa berita resmi yang diumumkan oleh pejabat pemerintah daerah setempat, itu bukan sebagai “rilis resmi”, tetapi “rilis penguasa.”

Menurut laporan Voice of America, pasca merebaknya wabah di Wuhan, empat ahli biologi penyakit menular dari Universitas Lancaster, Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow, Inggris dan Universitas Florida, Amerika Serikat menelusuri secara mendalam terkait situasi epidemi dan menganalisis terhadap penyebarannya menggunakan model profesional dan data yang tersedia.

Kedua ahli tersebut menerbitkan laporan penelitian berjudul “New Coronavirus 2019: Perkiraan Epidemi dan Perkiraan Awal Parameter Epidemiologi” pada 23 Januari 2020. 

Laporan  menyatakan, “Jika kontrol atau penyebaran virus tidak berubah, kami perkirakan wabah virus lebih lanjut akan meledak di kota-kota lain di Tiongkok, dan virus akan terus menyebar ke wilayah luar negeri dengan lebih cepat. Model kami memperkirakan dalam 14 hari ke depan yakni tanggal 4 Februari 2020, populasi yang terinfeksi virus di Wuhan akan melampaui 250.000 orang. Kota-kota lain yang kami perkirakan akan menjadi wabah virus terbesar di Tiongkok adalah Shanghai, Beijing, Guangzhou, Chongqing, dan Chengdu. ” (jon/asr)

Video Rekomendasi :



WHO Umumkan Status Darurat Kesehatan Internasional Terkait Coronavirus Wuhan

0

ETIndonesia – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengumumkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern –PHEIC– pada Kamis (30/1/2020). Pengumuman itu ketika wabah Coronavirus terus menyebar secara global.

Organisasi itu sudah mengadakan diskusi selama dua hari pekan lalu tentang coronavirus. Meski demikian, tidak menyatakan darurat kesehatan global. Tetapi sejumlah pasien baru yang tak mengunjungi Tiongkok telah didiagnosis di Jepang, Jerman, Vietnam, dan Taiwan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus sudah berkunjung ke Beijing. Ia bertemu dengan pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping untuk membahas wabah tersebut, yang berpusat di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. 

Sejumlah pejabat rezim Komunis Tiongkok telah memerintahkan penutupan Wuhan dan sebagian besar kota-kota lain di seluruh Hubei. Pengisolasian tersebut dalam upaya untuk mengkarantina daerah-daerah itu. Penutupan kota-kota berdampak terhadap puluhan juta warga

“Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah, dan yang tidak siap untuk menghadapinya,” kata Ghebreyesus dikutip dari The Epochtimes.

“Saya menyatakan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atas wabah global,” tambahnya.

Ghebreyesus menyatakan, sebagian besar kasus di luar Tiongkok memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, atau kontak dengan seseorang dengan riwayat perjalanan ke Wuhan. Ia seraya menambahkan, bahwa tidak ada kematian di luar Tiongkok.

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunial atau Public Health Emergency of International Concern -PHEIC– baru dilakukan sebanyak lima kali dalam dekade terakhir, termasuk wabah Ebola di Afrika, wabah virus Zika, dan wabah flu babi tahun 2009. Coronavirus berada dalam keluarga virus yang sama dengan SARS atau flu biasa.

WHO menjabarkan, langkah itu sebagai “peristiwa ekstraordinary yang benar-benar menimbulkan risiko kesehatan masyarakat bagi Negara lain, melalui penyebaran penyakit global dan berpotensi memerlukan respons internasional yang terkoordinasi.” (asr)

Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus : Screenshoot NTDTV

Video Rekomendasi :

Saat Wabah Coronavirus Meluas, Tiongkok Batasi Sumbangan Pasokan Kesehatan

0

Nicole Hao – The Epochtimes

Beijing melarang badan amal dan sukarelawan swasta atau mengirim materi ke rumah sakit secara langsung memasuki Provinsi Hubei, tempat pusat penyebaran wabah Coronavirus. 

Tidak jelas mengapa pihak berwenang Tiongkok membuat keputusan demikian.

Sementara itu, netizen Tiongkok mengeluh di media sosial yang secara resmi memberi sanksi kepada organisasi amal yang rumit dan lambat dalam pemrosesan, menunda pengiriman ke rumah sakit di Hubei.

Coronavirus mematikan pertama kali menyebar di kota Wuhan, ibukota Provinsi Hubei. Saat penyakit tersebut menyebar, Wuhan masuk ke jurang krisis kesehatan masyarakat, karena rumah sakit melaporkan kewalahan dengan pasien. Banyak  pasien sangat membutuhkan obat-obatan dan persediaan.

Sejak tanggal 22 Januari 2020, Wuhan dikarantina untuk berusaha menahan penyebaran Coronavirus. Sementara itu, 18 dari 19 kota di Provinsi Hubei kini dikarantina. Pembatasan perjalanan juga menunda pengiriman pasokan kesehatan.

Larangan Resmi

Pada tanggal 26 Januari, Kementerian Urusan Sipil Tiongkok menerbitkan pemberitahuan yang melarang badan amal atau sukarelawan yang dikelola secara pribadi memasuki Provinsi Hubei. Kementerian Urusan Sipil Tiongkok  itu juga menyatakan bahwa semua sumbangan di masa mendatang harus ditangani oleh badan amal resmi yang dikelola pemerintah Tiongkok.

Pemberitahuan tersebut menjelaskan bahwa Provinsi Hubei saat ini kekurangan pakaian pelindung kesehatan, masker bedah, kacamata pelindung, desinfektan, dan peralatan lainnya.

Menurut pemberitahuan itu, materi yang disumbangkan tidak dapat dikirim langsung ke rumah sakit. Semua badan amal resmi harus melaporkan sumbangan ke Provinsi Hubei dan kelompok kendali  penyakit kota Wuhan, serta badan-badan amal tersebut akan mengalokasikan materi ke rumah sakit yang berbeda. Hanya setelah menerima instruksi dari pejabat, badan amal dapat mengatur pengiriman.

Palang Merah Tiongkok

Sementara itu dalam beberapa hari terakhir, netizen Tiongkok yang memprakarsai dan mengorganisir donasi kelompok diposting di media sosial mengenai pengalamannya  berurusan dengan Palang Merah Tiongkok, yang dioperasikan oleh pihak berwenang pemerintah setempat.

Para netizen mengatakan mereka ingin menyumbangkan pengiriman masker N95 dalam jumlah besar ke rumah sakit Wuhan.   Masker N95 adalah masker yang dapat menyaring setidaknya 95 persen partikel udara. Tetapi masker tersebut disita oleh staf Palang Merah Wuhan dan petugas polisi.

Pada tanggal 27 Januari 2020, Palang Merah Wuhan mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan terhadap klaim tersebut. Tanggapan mengatakan bahwa posting netizen adalah tidak benar, karena Palang Merah Tiongkok hanya mengumpulkan bahan yang disumbangkan dan kemudian melaporkannya ke Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan, yang kemudian mengatur distribusi.

Pada tahun 2008, saat kota Wenchuan, di Provinsi Sichuan, diguncang gempa berkekuatan 8,0 skala rihter, Palang Merah Tiongkok dikecam karena salah mengelola dana sumbangan.

Pada saat itu, Wang Haijing, Sekretaris Jenderal Palang Merah Tiongkok, juga mengatakan kepada media pemerintah Tiongkok bahwa Palang Merah Tiongkok biasanya mengenakan biaya kurang dari 6,5 persen dari total sumbangan sebagai “biaya penanganan,” tetapi hanya mengenakan biaya 2 persen selama bencana alam.

Palang Merah Tiongkok dan badan amal yang dikelola pemerintah Tiongkok  menerima lebih dari 65 miliar yuan atau sekitar usd 9,4 miliar, total sumbangan untuk upaya bantuan gempa bumi. Tetapi sampai kini, badan amal Tiongkok hanya mempublikasikan alokasi untuk 15 miliar yuan atau sekitar usd 2,16 miliar.

Kebutuhan yang Amat Mendesak

Pada tanggal 23 Januari 2020, delapan rumah sakit di Wuhan memposting di akun media sosial resmi mereka untuk meminta sumbangan. Mereka mengklaim kehabisan pasokan kesehatan yang kritis seperti gaun bedah, topi medis, dan masker N95.

Rumah sakit   tidak dapat menerima barang-barang tersebut dari pemerintah tepat waktu, sementara semua toko online menjual habis barang-barang itu. Sejak itu, banyak dokter di Wuhan memohon bantuan melalui akun Weibo mereka.

Dr. Hu Dianbo, yang bekerja di Rumah Sakit Dirgantara Hubei, khawatir akan segera dipecat akibat sensor  atau takut hal terburuk akan menimpanya yaitu ia ditangkap. Namun Dr. Hu Dianbo bersedia mengambil risiko untuk mendapatkan pasokan yang sangat dibutuhkan.

Dokter-dokter di Wuhan mendesak orang-orang untuk menyumbang langsung ke rumah sakit karena sumbangan melalui Komisi Kesehatan kota Wuhan atau Palang Merah Tiongkok membutuhkan waktu untuk diproses. Dokter-dokter itu tak bisa dihubungi karena akun media sosial mereka dihapus, dan rumah sakit tempat mereka bekerja menolak untuk memastikan informasi apa pun. (Vv)

Kemarahan Pihak Berwenang Karena Turis Menjulurkan Lidah dan Memeluk Patung-patung Suci di Pulau Paskah

0

Seorang turis telah dikecam oleh pihak berwenang di Pulau Paskah karena tidak menghormati budaya Moai dengan mengambil serangkaian foto konyol dengan patung di Pulau Paskah.

Seorang turis memicu kemarahan setelah dia mengambil foto selfie dengan tokoh-tokoh suci di Pulau Paskah.

Dalam foto-foto itu, lelaki tak dikenal itu mengambil sesosok Moai dengan menjulurkan lidahnya dan dengan pelukan lain memeluk sesosok yang berbeda.

Turis itu digambarkan semakin dekat dan pribadi dengan tokoh-tokoh Moai di Rapa Nui di Pulau Paskah, di wilayah Chili tengah Valparaiso dan gambar dibagikan di Instagram.

Patung Moai adalah figur manusia monolitik yang diukir oleh orang-orang Rapa Nui di Pulau Paskah di Polinesia timur antara tahun 1250 dan 1500. Patung-patung ini terletak di berbagai bagian pulau.

Pihak berwenang mengatakan, “Akumulasi kerusakan pada Moai tidak dapat diperbaiki”.

Mereka menambahkan bahwa peraturan menyatakan bahwa taman nasional Rapa Nui tidak boleh disentuh, dan ini jelas dan ditulis dalam berbagai bahasa.

Mereka menambahkan bahwa angka-angka tersebut mewakili “jiwa leluhur kita dan sakral bagi kita”.

Pemerintah kota mengatakan: “Kami ingin mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab dan terutama menghormati budaya dan warisan kami yang terancam hilang selamanya.”

Makna di balik Moais tidak diketahui tetapi teori yang paling umum adalah bahwa mereka diukir oleh warga Polinesia di pulau itu sebagai representasi dari leluhur mereka yang sudah meninggal sehingga mereka dapat memproyeksikan “mana” (kekuatan gaib) mereka atas keturunan mereka.

Tidak jelas apakah pihak berwenang berusaha untuk menangkap turis itu.(yn)

Sumber: dailystar.co.uk

Video Rekomendasi:

https://www.youtube.com/watch?v=fUTJyu07aG4

Wanita Tertua di Dunia Meninggal dalam Usia 127 Tahun, Wanita Terakhir yang Terlahir pada Tahun 1800-an

0

Fotima Mirzokulova, dari Tajikistan di Asia Tengah, dilaporkan lahir pada 13 Maret 1893, dan merasakan hidup di masa pemerintahan Tsar Rusia , Uni Soviet, dan jatuhnya komunisme.

Seorang wanita yang dilaporkan sebagai yang tertua yang pernah hidup telah meninggal dalam usia 127 tahun.

Fatima Mirzokulova diduga lahir di tempat yang sekarang adalah Tajikistan, Asia Tengah, pada 13 Maret 1893.

Sepanjang hidupnya yang sangat panjang, dia telah melewati dari masa Tsar Rusia , Uni Soviet, dan kemerdekaan Tajikistan setelah jatuhnya komunisme.

Meskipun usianya tidak pernah diverifikasi secara resmi, ia meninggalkan delapan anak dan sekitar 200 cucu, cicit.

Si wanita tua ini tinggal di Kota Dakhana di utara negara itu, sekitar enam setengah jam perjalanan dari ibu kota Tajikistan, Dushanbe.

Dia bekerja seumur hidupnya di sebuah kolkhoz, atau pertanian kolektif.

AKI Press melaporkan dia terus bekerja di ladang kapas bahkan setelah dia pensiun, dan menyukai pekerjaannya.

Fotimah dimakamkan pada 25 Januari lalu, menurut laporan.

Situs resmi administrasi distrik Asht mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Dia telah bekerja di pertanian kolektif sepanjang hidupnya. Ketika dia pensiun, dia tinggal di rumah dan bekerja di pertanian. Fatima Mirzokulova berpartisipasi dalam panen kapas dari awal hingga akhir musim.”

Di Tajikistan diyakini ada 78 orang berusia di atas 100 tahun.

Fatima bisa menjadi wanita terakhir di dunia yang lahir pada tahun 1800-an.

Kantor-kantor berita Tajik melaporkan: “Pada 25 Januari 2020, penduduk distrik Asht, kerabat dan teman mengucapkan selamat tinggal kepada wanita paling cantik dan ceria – nenek Fotima.”

Wanita tertua di dunia yang pernah diverifikasi adalah wanita Perancis Jeanne Louise Calment, yang meninggal pada usia 122 pada Agustus 1997, dan lahir pada Februari 1875.

Menurut Guinness World Records, wanita tertua yang masih hidup saat ini yang usianya dapat diverifikasi adalah Kane Tanaka yang berusia 117 tahun dari Jepang.

Dia diberi sertifikat pada 30 Januari 2019, di rumahnya.

Dilahirkan pada tanggal 2 Januari 1903, ia merayakan pencapaian tonggak sejarah dunia dengan memakan cokelat di rumah perawatannya.(yn)

Sumber: dailystar.co.uk

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/fUTJyu07aG4

Coronavirus Wuhan Merebak, Otoritas Hong Kong Umumkan Menutup Perjalanan dari Daratan Tiongkok

0

Cathy He – The Epochtimes

Semua jalur kereta api dengan Tiongkok Daratan berhenti beroperasi sejak hari Jumat 31 Januari 2020 dengan menutup stasiun kereta kecepatan tinggi dan stasiun kereta api biasa. Hal demikian disampaikan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dalam konferensi pers pada hari Selasa 28 Januari 2020. 

Melansir dari The Epochtimes, penerbangan ke dan dari Tiongkok Daratan dibagi dua, bus wisata lintas batas akan dikurangi, dan feri lintas batas akan dihentikan operasinya. Beijing juga berhenti mengeluarkan visa turis untuk penduduk  Daratan Tiongkok. Peraturan tersebut berlaku sejak hari Kamis tengah malam 30 Januari.

Langkah-langkah itu datang di tengah seruan yang meningkat dari anggota parlemen dan pakar kesehatan setempat untuk menutup perbatasan secara menyeluruh. Korea Utara dan Mongolia juga telah melakukannya untuk mengendalikan penyebaran Coronavirus.

Menurut data resmi, virus mirip-flu yang mematikan itu menginfeksi ribuan orang dan menewaskan lebih dari seratus orang di Tiongkok Daratan. Namun demikian, banyak ahli percaya jumlah sebenarnya adalah jauh lebih besar.

Sebelumnya, pemerintah Hong Kong mengatakan, hanya melarang masuknya warga Provinsi Hubei atau warga non-Hong Kong yang mengunjungi Provinsi Hubei dalam 14 hari terakhir.

Saat ini Hong Kong memastikan ada delapan kasus novel Coronavirus.

Wilayah timur jauh Rusia juga menutup perbatasannya dengan Tiongkok hingga tanggal 7 Februari 2020, seperti dilaporkan kantor berita Tass, mengutip keterangan pemerintah daerah setempat.

Di luar Tiongkok, kasus Coronavirus dipastikan terjadi di lebih dari belasan negara di Asia dan lebih jauh, di mana Sri Lanka dan Jerman negara-negara terbaru yang terkena. Tidak ada kematian akibat Coronavirus yang dilaporkan di luar negeri.

Evakuasi

Semakin banyak negara berencana mengevakuasi warganya dari kota Wuhan di tengah Tengah, pusat penyebaran wabah.

Sebuah pesawat sewaan membawa staf konsulat Amerika Serikat meninggalkan Wuhan pada hari Rabu 29 Januari, sebagaimana diungkapkan seorang juru bicara di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing.

Jepang dan Korea Selatan mengatakan pihaknya mengirim pesawat ke Wuhan minggu ini untuk mengevakuasi warganya. Perancis, Mongolia dan pemerintah lain juga merencanakan evakuasi warganya.

Namun demikian, dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok di Beijing pada hari Selasa 28 Januari, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia tidak mendukung negara-negara mengevakuasi warganya dari Tiongkok, menurut sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Panel Organisasi Kesehatan Dunia yang terdiri dari 16 pakar kesehatan independen dua kali pekan lalu, menolak menyatakan wabah Coronavirus adalah  darurat kesehatan internasional.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat awal pekan ini memperluas seruannya bagi orang-orang untuk menghindari perjalanan tidak penting ke daerah mana pun di Tiongkok, bukan hanya ke Wuhan dan daerah lain yang paling terkena dampak wabah tersebut.

Saat ini ada lima kasus yang dipastikan terjadi di Amerika Serikat. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat memantau Coronavirus pada lebih dari 100 orang di 26 negara bagian Amerika Serikat.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, hanya satu dari 45 kasus yang dipastikan di 13 negara di luar Tiongkok yang melibatkan penularan dari manusia ke manusia, di Vietnam. Tetapi seorang pejabat Jepang mengatakan, ada juga kasus yang diduga menular dari manusia ke manusia di Jepang.

Pejabat kesehatan Tiongkok sebelumnya memastikan bahwa Coronavirus adalah  menular selama tahap inkubasi, yang dapat bertahan hingga 14 hari — yang berarti bahwa Coronavirus menular bahkan saat orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.

Perkembangan tersebut memicu meningkatnya kekhawatiran atas kemampuan rezim Komunis Tiongkok untuk menahan laju penyebaran wabah, yang mencapai hampir menyebar ke seluruh Tiongkok. Ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai apakah tindakan skrining saat ini, yang difokuskan pada pengukuran suhu tubuh, dapat mendeteksi penyakit tersebut secara memadai.

Keluarga coronavirus mengakibatkan pilek biasa, tetapi juga mengakibatkan penyakit yang lebih parah, seperti SARS dan Sindrom Pernapasan Timur Tengah. Virus jenis baru itu menyebabkan gejala mirip-pilek dan mirip-flu, termasuk batuk dan demam. Pada kasus yang lebih parah menyebabkan sesak napas dan pneumonia. Namun, gejala non-pernafasan lainnya, seperti diare dan nyeri dada, telah dicatat terjadi pada pasien di Tiongkok.

Coronavirus diperkirakan menular ke manusia dari hewan liar yang dijual di pasar Wuhan. Pada hari Minggu 26 Januari 2020, Tiongkok resmi melarang perdagangan hewan liar dan mendesak orang-orang untuk berhenti makan daging hewan liar. (Vv/asr)


Reuters dan The Associated Press berkontribusi dalam laporan ini

FOTO : Screenshoot HK Wangshenzhou

Video Rekomendasi :

Pasangan Merasa Ngeri Setelah Menemukan Katak Besar Mati di Saladnya Saat Makan di Restoran

0

Pasangan yang terkejut menemukan katak besar mati di tengah saladnya saat makan di sebuah restoran terkenal.

Insiden aneh terjadi di sebuah restoran Green Eat di sebuah pusat perbelanjaan di ibukota Argentina, Buenos Aires.

Gambar katak yang berada di saladnya itu dibagikan di Twitter oleh pelanggan yang kecewa, Mercedes Conde.

Dia menulis: “Kami menemukan katak menjijikkan ini dalam makanan kami. Ini membuat kami ragu kualitas cek yang diklaim mempromosikan tempat ini. Pelayan itu bahkan lebih terkejut daripada kita. Situasinya serius, terutama karena anak-anak juga makan di sana. ”

Setelah posting itu, juru bicara rantai restoran menghubungi Conde dengan pesan: “Kita semua fokus untuk memahami apa yang terjadi.

“Kami telah menempatkan diri pada posisi Anda dan permintaan maaf.

“Yang bisa kami lakukan adalah memberi tahu Anda bahwa ini belum pernah terjadi dalam sembilan tahun bisnis kami dan bahwa kami sedang menyelidiki insiden itu, kami akan terus menyelidiki.”

Green Eat memiliki 17 restoran di Buenos Aires dan situs webnya mempromosikan gaya hidup sehat yang kurang berdampak terhadap lingkungan.

Seorang pengguna Twitter merespons postingan itu: “Menjijikkan. Saya sangat menyesal tentang kejadian ini dan pengalaman bersantap yang mengerikan.” (yn)

Sumber: dailystar.co.uk

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/KeBoTZRIZGk

Masyarakat yang Putus Asa Merebus Masker yang Sudah Digunakan untuk Digunakan Kembali di Tengah Kelangkaan

0

Sebuah video telah beredar di mana warga yang putus asa merebus masker yang sudah digunakan untuk digunakan kembali, karena kelangkaan untuk mendapatkannya di tengah krisis virus corona.

Klip yang mengkhawatirkan di media sosial menunjukkan bagaimana masker bedah dan bahkan dari varian N95 yang lebih tinggi direbus dalam panci dan wajan.

Masker itu kemudian digantung seperti mencuci pakaian dan digunakan kembali setelah kering.

(Foto: AsiaWire)

Menurut laporan, praktik berisiko ini sangat mengurangi efektivitas masker, tetapi warga di Tiongkok mengatakan untuk menghindari virus corona mereka dibiarkan tanpa pilihan lain.

Meskipun sebuah laporan mengklaim produksi masker bedah bekerja sepanjang waktu untuk memenuhi lonjakan permintaan, banyak apotek masih kehabisan stok.

Du, seorang warga dari Kota Lanzhou di Provinsi Gansu, Tiongkok barat laut, mengatakan kepada media setempat: “Pada dasarnya tidak mungkin mendapatkan masker di apotek sekarang.

“Mereka mengatakan virus itu bisa dibunuh jika direbus dalam air 65 derajat Celcius selama 30 menit. Masyarakat yang putus asa melakukan tindakan putus asa.”

“Karena masker bedah hanya untuk sekali pakai, mereka mungkin tidak efektif setelah direbus. Tapi itu masih lebih baik daripada tidak memakai.”

(Foto: AsiaWire)

Seorang juru bicara Komisi Kesehatan Gansu menanggapi dengan mengatakan apa yang disebut metode desinfeksi “tidak bekerja”.

Dia menambahkan: “Kami tidak menyarankan masker digunakan kembali. Masker bedah khususnya harus dibuang setiap empat jam sekali.”

“Bahkan masker N95 harus diganti setiap empat jam sekali jika Anda terkena lingkungan yang terinfeksi untuk jangka waktu yang lama.”

Virus corona menyebabkan peringatan di seluruh dunia dan sejauh ini telah menginfeksi semua wilayah di Tiongkok.

Jumlah negara yang melaporkan kasus virus corona hingga saat ini sudah mencapai 21 negara, dan jumlah ini kemungkinan akan terus meningkat.

Seiring dengan terus meningkatnya negara yang terjangkit virus corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan global.(yn)

Sumber: dailystar.co.uk

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/KeBoTZRIZGk

Jokowi Instruksikan WNI di Provinsi Hubei, Tiongkok Agar Segara Dievakuasi

0

EtIndonesia. Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk segera mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei, Tiongkok.

Keputusan ini diambil oleh Presiden setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, dan Kepala BNPB Doni Monardo di ruang tunggu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/1/2020) sore.

“Tadi Bapak Presiden sudah memerintahkan agar evakuasi WNI Provinsi Hubei dilakukan segera,” kata Menlu Retno dalam siaran pers Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden (BPMI).

Sebelumnya, saat menjawab pertanyaan wartawan di Puspiptek, Tangerang, Kamis (30/1), Presiden menyampaikan bahwa opsi untuk evakuasi terus dikaji oleh Kementerian Luar Negeri dengan memperhatikan prosedur yang ada.

“Tadi saya sudah sampaikan, pagi tadi kepada Menlu untuk mulai menjajaki mengenai itu. Tetapi juga tahapan-tahapannya baru sore ini kita lakukan,” ujar Presiden.

Kepala Negara juga menyebutkan bahwa pelibatan unsur lain seperti TNI dimungkinkan terutama yang berhubungan dengan kesehatan.

“Saya kira kan, kita kan ada misalnya tim RSPAD itu memang itu jauh lebih siap lah dan mereka sudah menyatakan sudah siap,” ujar Presiden. (asr)

Presiden Jokowi saat menggelar rapat bersama Menlu soal evakuasi WNI dari Wuhan, Tiongkok. (Foto: Rusman – Biro Pers Sekretariat Presiden)