Home Blog Page 1843

Mata-Mata Komunis Tiongkok Membelot ke Australia, Memberikan Akun Operasi Pengaruh Beijing yang Belum Pernah Ada Sebelumnya

0

Oleh Leo Timm 

Seorang pria yang mengaku sebagai agen intelijen militer Tiongkok telah membelot ke Australia, membawa banyak pengetahuan orang dalam yang mendukung kekhawatiran lama mengenai upaya Beijing untuk menumbangkan dan merusak lawan-lawannya di luar negeri. 

Wang Liqiang mengungkapkan sebuah informasi kontroversial yang “belum pernah terjadi sebelumnya” mengenai bagaimana rezim komunis Tiongkok mendanai dan mengarahkan operasi untuk menyabot gerakan demokrasi di Hong Kong, ikut campur dalam pemilihan umum Taiwan, dan menyusup ke lingkaran politik Australia, menurut laporan pada tanggal 22 November oleh surat kabar Nine Network, grup media Australia.

Dalam wawancara sebelumnya dengan The Epoch Times, pria berusia 27 tahun itu berbicara mengenai kekecewaannya terhadap  agenda totaliter Partai Komunis Tiongkok, yang mengarah pada keputusannya untuk membelot pada bulan Mei.

Ia adalah mata-mata Tiongkok pertama yang go public dengan identitasnya.

“Saat saya bertambah tua dan pandangan dunia saya berubah, saya secara bertahap menyadari kerusakan yang dilakukan otoriterisme Partai Komunis Tiongkok  terhadap demokrasi dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Oposisi saya terhadap Partai Komunis Tiongkok dan komunisme menjadi semakin jelas, jadi saya berencana untuk meninggalkan organisasi ini,” kata Wang Liqiang. 

Pada bulan April, Wang Liqiang meninggalkan Hong Kong menuju Sydney, tempat istri dan anaknya tinggal, dan menyerahkan materi yang dimilikinya kepada Organisasi Keamanan dan Intelijen Australia , agen intelijen top di Australia. Kini ia tinggal di lokasi yang dirahasiakan karena ia bekerja sama dengan Organisasi Keamanan dan Intelijen Australia.

“Saya secara pribadi telah terlibat dan berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan spionase,” kata Wang Liqiang kepada Organisasi Keamanan dan Intelijen Australia di bawah sumpah pada bulan Oktober.

Dari Seniman menjadi Mata-Mata

Wang Liqiang berasal dari Fujian, provinsi di tenggara Tiongkok di seberang selat dari Taiwan yang demokratis, menurut pernyataan yang ia berikan kepada The Epoch Times. Sebagai putra seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok setempat, Wang Liqiang berlatar belakang sosial kelas menengah dan mengambil jurusan lukisan minyak di Universitas Keuangan dan Ekonomi Anhui. Foto-foto di masa sekolah  Wang Liqiang menunjukkan ia mendapat penghargaan karena menang untuk karya seninya.

Pada akhir masa pendidikannya, seorang pejabat senior universitas menyarankan agar Wang Liqiang bekerja di China Innovation Investment Limited, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang berspesialisasi dalam teknologi, keuangan, dan media. Pada tahun 2014, Wang Liqiang mulai bekerja di perusahaan itu.

Meskipun China Innovation Investment Limited hadir sebagai perusahaan investasi yang berfokus pada aset pertahanan Tiongkok yang terdaftar dan tidak terdaftar, Wang Liqiang segera menemukan bahwa perusahaan itu adalah front utama bagi spionase Partai Komunis Tiongkok di luar negeri, yang melayani beberapa badan keamanan Tiongkok dan pejabat Partai Komunis Tiongkok.

Wang Liqiang mendapat rahmat baik dari CEO China Innovation Investment Limited bernama Xiang Xin dan memasuki “tahta  suci” perusahaan tersebut, lapor Nine Network, dengan memberikan pelajaran melukis kepada istri Xiang Xin. Hal itu memberinya akses luas ke informasi mengenai kasus-kasus operasi intelijen Tiongkok yang sedang berlangsung dan di masa lalu, sebagian besar terkait dengan pengambilalihan teknologi militer oleh Partai Komunis Tiongkok.

Selama pemilihan regional “nine-in-one” tahun 2018 di Taiwan, Wang Liqiang membantu mengoordinasikan kampanye disinformasi besar-besaran oleh Partai Komunis Tiongkok untuk melemahkan pemerintahan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Wang Liqiang melakukan perjalanan ke Taiwan dengan paspor Korea Selatan palsu, di mana ia mengambil bagian dalam mengoordinasikan operasi di darat.

Sementara itu, Wang Liqiang juga bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan mahasiswa Tiongkok Daratan di Hong Kong untuk mempertahankan pengaruh ideologis pada mereka dan merekrut mereka untuk berbagai tugas terkait intelijen.

Dalam komentarnya kepada Nine Network, Wang Liqiang menjelaskan secara terperinci  bagaimana ia dan para operator lainnya menyusup ke “semua universitas, termasuk perkumpulan mahasiswa serta kelompok dan badan mahasiswa lainnya.”

Ia mengatakan adalah mudah untuk merekrut para mahasiswa Tiongkok Daratan, yang sering “diberi sedikit bantuan dan keuntungan,” atas imbalan bantuan mereka.

Mempengaruhi Operasi

Saat seorang warga Tiongkok dibesarkan untuk percaya bahwa menjadi seorang patriot berarti melindungi aturan Partai Komunis Tiongkok, Wang Liqiang berpikir bahwa bekerja sebagai mata-mata bagi rezim Partai Komunis Tiongkok adalah prospek yang menarik. “Dibayar mahal, dan saya juga merasa melakukan sesuatu untuk negara,” katanya kepada Nine Network.


Peter Mattis, seorang mantan analis CIA dan seorang pakar spionase Tiongkok, mengatakan kepada Nine Network bahwa Wang Liqiang mungkin adalah “cut-out” atau “co-optee,” yaitu, orang yang bekerja sebagai pembantu petugas intelijen oleh dengan cara “membangun seperangkat sumber daya yang  digunakan untuk intelijen atau pengaruh politik.” 

Wang Liqiang menunjukkan bahwa banyak media besar di Hong Kong dan Taiwan telah dibeli atau disusupi oleh agen Patai Komunis Tiongkok untuk membawa narasi Partai Komunis Tiongkok. 

Misalnya, “seorang manajer senior di sebuah jaringan televisi utama Asia adalah kader militer saat ini dengan pangkat Komandan Divisi” di Tentara Pembebasan Rakyat, kata Wang Liqiang kepada surat kabar Nine Network.

Ia juga menguatkan laporan bahwa Partai Komunis Tiongkok telah membangun jaringan pengaruh yang tangguh di Australia dengan memilih politisi dan partai politik, serta bekerja di antara mahasiswa etnis Tionghoa untuk menghilangkan perbedaan pendapat dengan kebijakan rezim Tiongkok Daratan. 

“Bapak Wang Liqiang memberikan transaksi rekening bank untuk mendukung klaimnya” bahwa badan intelijen Partai Komunis Tiongkok ”telah berurusan dengan beberapa donor politik Australia yang bermakna, termasuk mantan staf di kantor Anggota Parlemen federal,” lapor Nine Network.

Chen Yonglin, seorang mantan diplomat Tiongkok yang membelot ke Australia pada tahun 2005, telah memperingatkan Australia sejak dini akan pengaruh subversif agen mata-mata Beijing, mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok memiliki 1.000 mata-mata yang aktif di Australia pada saat itu. Saat itu, salah satu prioritas utama Partai Komunis Tiongkok adalah mencemarkan nama baik dan meminggirkan praktisi Falun Gong, sebuah disiplin spiritual Tiongkok yang dilarang oleh Partai Komunis Tiongkok pada tahun 1999.

Pada tahun 2017, pembukaan rahasia operasi pengaruh Partai Komusni Tiongkok di Australia menjadi berita utama, termasuk tuduhan miliarder Tiongkok menggunakan sumbangan untuk mempengaruhi politisi Australia atas nama rezim Tiongkok.

Australia meloloskan undang-undang pada tahun 2018 untuk memerangi campur tangan asing, yang diperkenalkan setelah apa yang oleh Perdana Menteri Malcolm Turnbull gambarkan sebagai “laporan pengaruh Tiongkok yang mengganggu.” 

Dimodelkan pada undang-undang serupa di Amerika Serikat, undang-undang tersebut menciptakan pelanggaran spionase baru, mengatur daftar untuk agen asing, dan melarang sumbangan politik asing.

Awal tahun ini, Australia melucuti status residen permanen miliarder Tiongkok bernama Huang Xiaomo dan menyangkal kewarganegaraannya, menandai tindakan langsung pertama terhadap seorang agen yang diduga dipengaruhi oleh Partai Komunis Tiongkok sejak undang-undang tersebut diperkenalkan.

Huang Xiaomo, seorang pengembang real estat, dilaporkan telah menyumbangkan 2,7 juta dolar Australia (usd 1,94 juta) kepada partai-partai politik utama Australia selama lima tahun terakhir, dan memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis Tiongkok. Ia adalah presiden Dewan Australia untuk Promosi Reunifikasi Damai Tiongkok di Australis, sebuah kelompok di bawah payung Departmen Kerja Front Terpadu, sebuah agen Partai Komunis Tiongkok yang bertugas menyebarkan agenda Beijing di luar negeri.

Bendahara Australia Josh Frydenberg mengatakan implikasi akun Wang Liqiang adalah “sangat mengganggu” dan bahwa badan hukum pemerintah Australia sedang menangani masalah ini, lapor Reuters.

Rezim Tiongkok telah menolak akun Wang Liqiang, di mana polisi di Shanghai mengklaim Wang Liqiang bukanlah seorang mata-mata operatif, tetapi ia adalah seorang pengangguran berusia 26 tahun yang sebelumnya telah dipenjara karena kasus penipuan.

Kedutaan Besar Tiongkok menambahkan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 24 November bahwa Wang Liqiang dicari sehubungan dengan kasus penipuan sejak  awal tahun ini.

“Pada tanggal 19 April 2019, polisi Shanghai membuka penyelidikan terhadap Wang Liqiang, yang diduga menipu 4,6 juta yuan dari seseorang yang bermarga Shu melalui proyek investasi palsu yang melibatkan impor mobil pada bulan Februari,” kata pernyataan itu.

Kedutaan Besar Tiongkok mengatakan Wang Liqiang pergi ke Hong Kong pada tanggal 10 April, membawa paspor Tiongkok palsu dan identitas penduduk tetap Hong Kong palsu, menambahkan bahwa polisi Shanghai sedang menyelidiki masalah tersebut.

Meninggalkan Partai Komunis Tiongkok

Menurut Nine Network, perjuangan internal Wang Liqiang mencapai titik balik saat ia menerima paspor Korea Selatan palsu, yang ia gunakan untuk memasuki Taiwan dan berpartisipasi dalam upaya berkelanjutan Partai Komunis Tiongkok untuk ikut campur dalam pemilihan presiden Taiwam tahum 2020. Pemungutan suara di Taiwan pada bulan Januari.

“Menatap wajahnya sendiri di paspor palsu membangkitkan sesuatu dalam diri Wang Liqiang,” lapor Nine Network. “Ia menyadari bahwa ia berisiko kehilangan dirinya sendiri. Seperti yang kemudian ditulisnya, ia berada di puncak untuk menjadi ‘seseorang tanpa identitas asli.'”

Pada 23 April, Wang Liqiang meninggalkan markasnya di Hong Kong untuk mengunjungi istri dan putranya yang masih bayi di Sydney, setelah mendapat persetujuan dari istri bosnya.

Bagi Wang Liqiang, dengan mengkhianati Partai Komunis Tiongkok, mengetahui bahwa ia mungkin tidak akan pernah dapat kembali ke Tiongkok atau melihat kerabatnya, bukanlah keputusan yang mudah dibuat.

“Setiap kali saya memikirkan hal ini, saya sangat sedih. Keluarga saya, tidak hanya orangtua saya, tetapi juga kakek nenek saya…Saya tidak berani banyak berkomunikasi, karena telepon kami disadap. Ini adalah hal yang paling menyedihkan…Hati saya sangat sedih, dan tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan kesedihan saya,” kata Wang Liqiang kepada Nine Network.

Namun, akhirnya ia percaya bahwa spionase adalah terlalu berisiko dan tidak bermoral baginya untuk dilanjutkan.

“Saya berpikir dan terus berpikir. Saya bertanya-tanya apakah keputusan ini akan menjadi hal yang baik atau buruk bagi hidup saya. Saya tidak dapat  memberitahu anda dengan jelas, tetapi saya sangat percaya bahwa jika saya tetap bersama Partai Komunis Tiongkok, tidak ada kebaikan yang saya peroleh,” kata Wang Liqiang kepada The Epoch Times. 

Keputusan Wang Liqiang juga dipengaruhi oleh pengalamannya saat ia tinggal di masyarakat demokratis. Selain Taiwan, ia sebelumnya pernah mengunjungi keluarganya di Australia pada bulan Desember 2018.

“Selama beberapa bulan saya habiskan di Australia, saya mengalami kebebasan demokrasi di Australia dan semakin merasa malu dengan apa yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok untuk merusak demokrasi di seluruh dunia,” katanya.

“Jadi saya memutuskan untuk sepenuhnya meninggalkan pekerjaan saya dan membuat dobrakan bersih diri dari Partai Komunis Tiongkok.” (Vivi/asr)

Empat Konspirasi Komunis Tiongkok di Balik Blockchain

0

Xie Tian

Baru-baru ini Partai Komunis Tiongkok  tiba-tiba saja mengusung Blockchain, Big Data, Artificial Intelligence (AI) dan berbagai program riset nasional lainnya, untuk mengadakan mata uang digital. Tujuan sesungguhnya, mungkin tidak sesederhana seperti yang dikatakan di kalangan masyarakat, yakni Komunis Tiongkok tiba-tiba saja sedang timbul gairah sesaat lantas berniat menstimulus perekonomiannya. 

Penggunaan terpenting mata uang digital adalah, pada enkripsi terhadap mata uang. Jika Komunis Tiongkok mengenkripsi mata uang, apakah pertimbangannya? Apakah berharap memusnahkan supremasi mata uang dolar AS? Menjelang kehancuran Komunis Tiongkok, akankah blockchain ini menjadi Serangan Pearl Harbour  dan Pertempuran Waterloo bagi Komunis Tiongkok? Bagaimana pun juga, di balik Blockchain, setidaknya terdapat empat konspirasi Komunis Tiongkok di bidang moneter. 

Blockchain hanya semacam metode pembukuan, penyimpanan, dan verifikasi yang terdesentralisasi dan tidak bisa diubah. Pembukuan yang tidak dapat dihapus, tidak dapat diubah dan terdesentralisasi seperti itu telah diaplikasikan sejak dulu di dalam sistem akuntansi dan keuangan pada dunia nyata dan di negara Barat. 

Dalam sistem akuntansi “Double Entry” yang ditemukan oleh orang Italia dan telah digunakan secara luas, apa pun itu transaksinya tidak bisa dihapus. Anda  menggunakan pena mencatat pembukuan, jika salah tulis pun tidak boleh dihapus, hanya bisa dicoret dengan satu garis melintang dan dicantumkan keterangan pembatalan, di samping dicatat nama pembuat keterangan. Lalu dicatatkan lagi pembukuan yang benar. 

Demikian halnya di komputer, jika salah pembukuan, entah salah catat satu atau dua akun, setiap kesalahan harus dimasukkan lagi kontra-pembukuannya, untuk menghilangkan pencatatan sebelumnya, kemudian baru dicatatkan kembali yang benar. 

Blockchain telah menyebarluaskan sistem pencatatan Double-Entry ciptaan orang Italia itu, dengan mencatat semua transaksi, transfer dan pembayaran pada mata uang digital seperti Bitcoin. Dihubungkan dengan rantai internet secara berlapis dengan satu persatu pembukuan blockchain dengan bentuk yang tidak bisa diubah dan tidak bisa dihapus. 

Semua orang membuat konvensi dan menyepakati bersama, siapa pun tidak akan bisa mengubah, karena diubah pun tidak berguna. Semua kepemilikan, transaksi dan pembayaran mata uang digital, tercatat oleh puluhan ribu bahkan jutaan pembukuan, yang tersimpan di segala tempat yang memiliki jutaan jaringan internet dan server. Apalagi, semuanya dienkripsi dengan skala tinggi. Karena orang tidak mungkin bisa menyusup ke semua komputer dan membajaknya, dan mengubahnya sekehendak hati, jadi sangat “aman”. 

Tentunya, jika mampu merusak sistem ini, yang berarti jika Anda  mampu mengendalikan “seluruh” komputer di dunia, seluruh komputer host dan terminal, maka Anda  akan dapat mengendalikan mata uang digital. Suatu pemerintahan otoriter yang sangat tersentralisasi, memanfaatkan internet dan teknologi Blockchain, mungkin akan dapat melakukan hal semacam ini. 

Di Tiongkok tidak ada internet dalam makna sebenarnya. Internet di Tiongkok hanyalah suatu jaringan lokal atau “intranet”, tidak jauh berbeda karakternya dengan intranet di dalam suatu perguruan tinggi atau sebuah perusahaan di Amerika Serikat. Hanya saja ruang lingkupnya jauh lebih luas. 

Komunis Tiongkok ada kemampuan, juga memanfaatkan perusahaan internet yang dikuasai, untuk mengendalikan dan mengawasi semua komputer host, terminal dan komputer yang ada di dalam negeri, bahkan dengan mudah dapat mengendalikan ponsel.

Di dalam kondisi seperti ini, jika Komunis Tiongkok menggunakan Blockchain mengedarkan mata uang digital, maka Komunis Tiongkok akan bisa memanfaatkan enkripsi dan level keamanannya, untuk sewaktu-waktu mengubah data sesuai kebutuhan. 

Jika ada suatu negara yang memiliki sistem komputer yang super canggih, yang lebih cepat dan kuat, misalnya menggunakan komputer quantum dan jaringan internet yang lebih canggih, juga mungkin akan melupakan mata uang digital yang dikembangkan dengan sistem 3G-4G dan enkripsi. Lalu dengan segala keunggulannya, ibarat pesawat tempur siluman Amerika menyerang suku primitif Australia yang hanya memiliki bumerang, untuk menyelesaikan masalah. Tentu, yang memiliki teknologi itu, saat ini hanya Amerika Serikat. 

Secara esensi, Blockchain mendukung mata uang digital, adalah semacam sistem “demokratisasi”, sangat bertolak belakang dengan sistem otoriter Komunis Tiongkok yang sangat tersentralisasi. Bitcoin mungkin merupakan temuan orang Jepang yang bernama Satoshi Nakamoto, tapi hanya sukses diluncurkan di negara bebas seperti Amerika Serikat. 

Walaupun pemerintah Amerika Serikat tidak menyukai dan tidak menyetujuinya, tapi juga tidak bisa menindaknya, karena tidak melanggar hukum. Dengan hukum yang ada sekarang, Bitcoin tidak melanggar hukum. Pemerintah Amerika Serikat menganggap Bitcoin sebagai semacam surat berharga, yang harganya berubah seiring pergerakan pasar, dan dapat disimpan, juga dapat digunakan untuk membayar. 

Selama tidak mengancam mata uang dolar Amerika Serikat, tidak akan ada orang yang peduli. Jika ada pengusaha mengatakan, hanya menerima Bitcoin dan tidak menerima mata uang dolar Amerika Serikat, mungkin juga tidak akan ada masalah. Akan tetapi jika ada bank mengatakan, hanya menerima Bitcoin dan tidak menerima dolar Amerika Serikat, maka pemerintah mungkin akan turun tangan. Karena pada uang dolar Amerika Serikat tertera dengan jelas: “This note is legal tender of all debts, public and private”. 

Komunis Tiongkok mendorong Blockchain, untuk kemudian mengedarkan mata uang digital, setidaknya mempunyai empat manfaat yakni mengendalikan warga sepenuhnya, menghapus bukti jejak inflasi, merampas keuntungan yang diperoleh pejabat korup dan menantang posisi mata uang dolar Amerika Serikat. 

Komunis Tiongkok boleh jadi telah mencetak mata uang sebanyak 180 trilyun RMB, tapi uang itu tidak sepenuhnya beredar. Jika benar sudah beredar maka harga daging babi di Tiongkok sudah bukan lagi RMB 50 Yuan per kg, melainkan adalah RMB 250 Yuan per kg. 

Pejabat Komunis Tiongkok yang korup, saat tertangkap berapa banyak uang tersimpan di rumahnya? 

Ada yang jutaan sampai puluhan juta RMB, bahkan ada yang mencapai milyaran RMB atau triliunan rupiah. Uang tunai RMB di rumah pejabat korup, jika rata-rata adalah RMB 50 juta, rasio 1/1000 dari populasinya, maka pejabat tinggi Komunis Tiongkok sebanyak 1,4 juta orang pejabat korup Komunis Tiongkok, memiliki kekayaan RMB 70 trilyun atau setara 140.118 triliun rupiah di rumahnya! 

Mereka tidak akan menyimpan uangnya di bank, hanya disimpan di ruang bawah tanah. Jika mata uang digital diterapkan, yang pertama akan menangis adalah pejabat-pejabat ini, Zhongnanhai dapat dengan mudahnya menghapus korupsi mereka, juga menghapus bukti kejahatan semena-mena mengedarkan mata uang.

Memakai mata uang digital, ditambah lagi metode pembayaran “Alipay”, Komunis Tiongkok dapat dengan mudah mengawasi kekayaan setiap warga Tiongkok, setiap sen uang yang ditransaksikan, selalu diawasi oleh Komunis Tiongkok. Coba jawab, apakah Komunis Tiongkok akan mendorong Blockchain dan mengedarkan mata uang RMB digital? 

Tentu saja, Komunis Tiongkok tidak akan mendukung Bitcoin atau Ripple, atau Ethereum, atau Tether dan 1.600 macam mata uang terenkripsi lainnya, karena Komunis Tiongkok tidak mampu mengendalikannya. 

Komunis Tiongkok mungkin akan mengedarkan Digital RMB (D-RMB), atau mengadakan semacam “general coin” (Gtcoin) baru yang menyerupai “komunitas manusia” dengan diedarkan di dalam negeri Tiongkok lebih dulu, lalu menyebarkannya ke seluruh dunia melalui program OBOR (One Belt One Road) atau lewat sistem Huawei. 

Ada yang mengatakan Komunis Tiongkok mungkin sangat berambisi memanfaatkan Blockchain dan mata uang digital, untuk menantang posisi internasional mata uang dolar Amerika Serikat. Kemungkinan ini memang ada, tapi sekarang tidak lagi. 

Jaringan internet 5G dari Huawei jika diterapkan di seluruh dunia seperti rencana Komunis Tiongkok, ditempatkan di seluruh dunia, jaringan 5G ini akan menjadi “intranet” bagi Komunis Tiongkok, maka Komunis Tiongkok sangat mungkin akan mewujudkan ambisi dengan jaringan internet yang mendunia ini, berkonspirasi mengedarkan D-RMB untuk menggantikan dolar Amerika Serikat. 

Tentu masyarakat sekarang tahu, Komunis Tiongkok terlambat, Trump telah mendahului, dengan memotong tangan Huawei yang merupakan tangan hitam Komunis Tiongkok itu. Hal yang membuat Komunis Tiongkok  semakin kewalahan adalah, Google telah mendahului, mewujudkan “Quantum Supremacy”. Di bawah quantum supremacy ini, mata uang digital Komunis Tiongkok dan teknologi enkripsinya, termasuk kemampuan “menggali tambang” seluruh komputer di dunia, di mata quantum supremacy hanya akan seperti sepiring   makanan kecil, seperti mainan, akan sangat mudah dipecahkan. 

Komunis Tiongkok mungkin akan segera mewujudkan digitalisasi mata uang di dalam negerinya. Tapi jika konflik antara Amerika dengan   Tiongkok semakin memanas, lalu terjadi perang finansial dan perang internet, maka Komunis Tiongkok ditakdirkan akan kalah telak. 

“Quantum Supremacy” milik militer Amerika akan dengan mudah menyusup ke dalam intranet Komunis Tiongkok, lalu merusak blokir internetnya, dan memecahkan sistem mata uang digital Komunis Tiongkok. 

Tiongkok telah di ambang meletusnya krisis moneter secara menyeluruh. Beberapa hari lalu di Yichuan Agricultural & Commercial Bank di Luoyang provinsi Henan telah terjadi “rush”. Seminggu kemudian di Coastal Bank kota Yingkou provinsi Liaoning juga mengalami “rush”. 

Saat ini bank sentral Komunis Tiongkok kembali merencanakan menjadikan Hebei, Zhejiang, Shenzhen-Guangdong sebagai pilot project uji coba manajemen dana tunai dalam jumlah besar, dengan menerapkan pengawasan ketat terhadap penggunaan dana tunai sebesar RMB 500.000 Yuan bagi perusahaan dan sebesar RMB 100.000 Yuan bagi perorangan. 

Jelas, Komunis Tiongkok telah mempersiapkan diri mengantisipasi gelombang “rush” dan bangkrutnya perbankan dalam skala besar. Krisis moneter Tiongkok akan meletus, mengakibatkan kekayaan milik rakyat dapat menguap dalam sekejap. 

Dinasti Merah Komunis Tiongkok  yang mengerahkan seluruh kekuatan yang tersisa menjelang kehancuran moneternya, dapatkah mempercepat sistem digitalisasi, dan berharap dapat selamat dari bencana? Apakah masih sempat? Apakah masih ada waktu?   (SUD/WHS/asr)

Dr. Frank Tian Xie, Ph.D, seorang profesor bidang bisnis dan profesor pemasaran John M. Olin Palmetto di University of South Carolina Aiken, di Aiken, South Carolina, Amerika Serikat. 

FOTO : Partai Komunis Tiongkok memiliki empat rencana besar untuk meluncurkan blockchain ketika rezim dalam bahaya dan gelembung ekonomi meledak. Foto tersebut menunjukkan beberapa mata uang digital selama kecelakaan mata uang digital London tahun lalu. (FOTO : Jack Taylor / Getty Images)

Penandatanganan Rancangan Undang Undang HAM Hongkong oleh Trump Disambut Haru Warga dan Dihujat Beijing

0

Zhang Ting

Presiden Amerika Serikat, Donald  Trump menandatangani “Rancangan Undang Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong” dan “Rancangan Undang Undang Pelarangan Ekspor Peralatan Anti Kerusuhan ke Hong Kong” pada Rabu 27 November 2019. Berita tersebut telah menyemangati para pengunjuk rasa di Hong Kong yang menuntut demokrasi, namun, Beijing justru marah besar dan dengan segera memanggil Dubes Amerika Serikat di Tiongkok untuk menyatakan protesnya.

Aksi protes di Hong Kong dimulai pada bulan Juni 2019 lalu dan sampai sekarang sudah berlangsung enam bulan. Tujuan awal protes itu adalah meminta pemerintah Hong Kong untuk menarik dan merevisi “Undang Undang ekstradisi”, karena amandemen itu akan memungkinkan pemerintah Hong Kong untuk mengekstradisi “para tersangka” yang dikehendaki oleh Komunis Tiongkok untuk diadili di daratan Tiongkok.

Para kritikus khawatir bahwa itu akan mengancam keselamatan sejumlah besar pembangkang. Selain itu, juga dapat mengancam keselamatan awak media yang berani mengungkapkan fakta tentang Tiongkok.

Seiring dengan protes yang berlangsung, tuntutan warga Hong Kong kemudian diperluas menjadi menuntut Pemilu Sejati Hong Kong dan penyelidikan independen terhadap kekerasan polisi yang berlebihan. Pemerintah Hong Kong belum menanggapi permintaan lain kecuali mengumumkan penarikan amandemen saja.

Seiring kekerasan di Hong Kong yang  terus meningkat, banyak universitas telah menjadi medan bentrok antara pemrotes dan polisi Hong Kong. Polisi Hong Kong menembakkan peluru tajam dan mengendarai sepeda motor menabrak kerumunan demonstran, yang membuat para pengunjuk rasa semakin marah.

Pada 27 November 2019 satu hari sebelum Thanksgiving, Presiden Trump menandatangani “Rancangan Undang Undang  Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong” beserta “Rancangan Undang Undang Pelarangan Ekspor Peralatan Anti Kerusuhan ke Hong Kong”. Sama dengan menghadiahkan kado besar bagi para pemrotes yang berjuang di jalanan Hong Kong selama 6 bulan ini. 

Komunis Tiongkok protes keras, memanggil Duta Besar Amerika Serikat

”Rancangan Undang Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong” adalah indikasi terbaru dari tindakan kuat yang diadopsi oleh kedua partai Amerika dalam konfrontasi ekstensif dengan rezim Komunis Tiongkok.

Rancangan Undang Undang  itu mensyaratkan bahwa Sekretaris Negara Amerika Serikat akan meninjau otonomi Hong Kong setiap tahun. Juga memutuskan apakah akan terus memberikan status khusus kepada Hong Kong, termasuk apakah Hong Kong akan terus menjadi wilayah pabean yang independen. Di samping itu juga memberi wewenang kepada pemerintah Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi kepada mereka yang melanggar hak asasi manusia di Hong Kong.

Selain itu, Rancangan Undang Undang  tersebut akan mewajibkan departemen eksekutif mengembangkan strategi untuk melindungi warga negara Amerika dan warga lainnya di Hong Kong. Hal itu  agar terhindar dari ekstradisi atau penculikan ke Tiongkok, dan untuk menjatuhkan sanksi setiap tahunnya atas pelanggaran kontrol ekspor Amerika dan peraturan Perserikatan Bangsa Bangsa di Hong Kong.

Rancangan Undang Undang  lain yang ditandatangani oleh Trump, adalah “Rancangan Undang Undang  Pelarangan Ekspor Peralatan Anti Kerusuhan ke Hong Kong.” Itu adalah Rancangan Undang Undang   yang membatasi ekspor gas air mata dan teknologi pengendalian keramaian oleh perusahaan-perusahaan Amerika ke Hong Kong.

Dalam sebuah pernyataan presiden, Trump menyatakan: “Saya menandatangani Rancangan Undang Undang  ini untuk menghormati Presiden Xi Jinping, rakyat Tionkok dan rakyat Hong Kong. Mengumumkan Rancangan Undang Undang  ini berharap bahwa para pemimpin dan perwakilan yang relevan dari Tiongkok dan Hong Kong dapat menyelesaikan perbedaan di antara mereka secara damai. Dengan demikian membawakan perdamaian dan kemakmuran dalam jangka panjang bagi semua orang.”

Penandatanganan Rancangan Undang Undang  ini telah menyentuh saraf sensitif Beijing. Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengecam keras bahwa intervensi serius Amerika Serikat dalam urusan Hong Kong, campur tangan serius dalam urusan internal Tiongkok, dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan aturan dasar hubungan internasional adalah tindakan hegemonik yang kasar.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok juga memanggil Terry Branstad, duta besar Amerika untuk Tiongkok, guna menyampaikan nota protes.

Juru bicara Kedutaan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan yang ditujukan pada pertemuan antara Duta Besar Branstad dan Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan: “Amerika Serikat percaya bahwa otonomi Hong Kong, kepatuhan terhadap aturan hukum, serta komitmen untuk melindungi kebebasan warga, adalah kunci untuk mempertahankan status khusus di bawah undang-undang Amerika Serikat.”

Seorang juru bicara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tiongkok menanggapi BBC menyebutkan: “Seperti telah berulang kali ditegaskan oleh pemerintah Amerika, Partai Komunis Tiongkok harus menghormati komitmennya kepada rakyat Hong Kong. Kebebasan yang terutang dalam “Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris. Dokumen ini terdaftar di PBB.”

Kantor Urusan Hong Kong dan Makau Tiongkok menggambarkan Amerika Serikat sebagai gangster terbesar yang mengacaukan Hong Kong. Pemerintah Carrie Lam juga menyatakan menentang terhadap pengesahan dua rancangan undang-undang oleh Amerika Serikat.

Para pemrotes Hong Kong bersorak riang menyambut  tindakan Amerika Serikat

Sementara itu, para pemrotes yang baru saja menggunakan surat suara mereka untuk membuktikan bahwa mereka telah kehilangan kepercayaan pada pemerintah Hong Kong, menyatakan sambutan mereka terhadap dua Rancangan Undang Undang  yang ditandatangani oleh Trump itu. Mereka mengatakan bahwa langkah Amerika Serikat itu merupakan peringatan bagi Beijing dan pemerintah Hong Kong.

Nelson Lam berusia 32 mengatakan kepada “New York Times” bahwa dirinya  berharap, itu adalah sebuah peringatan bagi pejabat Hong Kong dan Beijing. Orang-orang pro-Beijing dan polisi.

“Saya pikir jika mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan mungkin akan mendapatkan sanksi, maka mereka akan merasa terkekang ketika menanggapi kegiatan protes. Kami hanya ingin otonomi kami dapat dipulihkan, itu saja. Kami bukan musuh mereka,” kata Lam.

Joshua Wong Chi Fung, Sekretaris Jenderal Demosistō Hong Kong mengatakan bahwa pengesahan Rancangan Undang Undang  ini merupakan tonggak penting dalam hubungan antara Hong Kong dan Amerika Serikat, dan juga melambangkan penyesuaian besar dalam kebijakan Amerika terhadap Hong Kong. Dia menunjukkan bahwa di bawah perang dagang kedua negara, Amerika Serikat masih tetap mementingkan proses demokrasi dan situasi Hak Asasi Manusia Hong Kong.

Lu Bingquan, seorang dosen senior di Departemen Komunikasi, Hong Kong Baptist University, menyatakan kepada BBC bahwa meskipun Hong Kong adalah wilayah administrasi khusus Tiongkok, status ekonomi Hong Kong dan liberalisasi teknologi, modal dan lain-lain,  banyak yang terkait dengan kebijakan Amerika Serikat.

Oleh karena itu, tinjauan Amerika Serikat terhadap sistem “satu negara, dua sistem” pasti akan membatasi pedoman masa depan Tiongkok terhadap Hong Kong.

Rancangan Undang Undang  Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong” adalah urusan dalam negeri negara manakah?

”Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong” diusulkan bersama oleh Senator Federal Marco Rubio dan Wakil Federal Chris Smith. Smith menyatakan bahwa “Rancangan Undang Undang  Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong” terkait dengan kebijakan luar negeri dan kedaulatan Amerika.

“Bagaimana cara menyesuaikan kebijakan luar negeri kita, ini adalah wilayah kita, ini kedaulatan kita. Kami memutuskan siapa yang bisa masuk dan meninggalkan Amerika Serikat, dan siapa yang bisa datang untuk melakukan bisnis di Amerika Serikat. Kami tidak menyambut pelaku pelanggaran hak asasi manusia,” kata Smith.

Steve Yates, Wakil Penasihat Keamanan Nasional dari mantan Wakil Presiden Amerika Serikat melontarkan pandangannya dalam wawancara bersama dengan wartawan pada pertemuan tahunan “Taiwan Global Institute” di Washington, Amerika Serikat.

“Kapan saja, Kementerian Luar Negeri Tiongkok atau pejabat apa pun yang mencoba untuk memberi tahu Amerika Serikat bahwa apakah Kongres harus meloloskan atau tidak sebuah Rancangan Undang Undang  tertentu, maka mereka telah mencampuri urusan dalam negeri Amerika Serikat. Mereka harus berhenti melakukan hal ini,” katanya.

 “Undang-Undang Kebijakan Amerika dengan Hong Kong” tahun 1992 adalah dasar dari kebijakan Amerika Serikat terhadap Hong Kong.   Undang Undang itu memberikan perlakuan khusus kepada Hong Kong di bidang perdagangan dan transportasi yang berbeda dengan daratan Tiongkok.

Setelah Beijing memperoleh kembali kedaulatan atas Hong Kong pada 1997, Beijing berjanji untuk mengizinkan Hong Kong menikmati “otonomi tingkat tinggi” selama 50 tahun, yang merupakan dasar status khusus Hong Kong berdasarkan hukum Amerika.

Namun, berdasarkan “Undang-Undang Kebijakan Amerika Serikat dengan Hong Kong”, jika Presiden Amerika memastikan bahwa tingkat otonomi Hong Kong tidak mencukupi, maka Amerika dapat mengeluarkan perintah eksekutif untuk menangguhkan status perlakuan khusus terhadap Hong Kong tersebut.

Sedangkan “Rancangan Undang Undang  Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong” adalah amandemen “Undang-Undang Kebijakan Amerika Serikat dengan Hong Kong”, yang membuat situasi otonomi Hong Kong di bawah pengawasan ketat oleh Amerika Serikat. (Lin/WHS)

Beijing Dilaporkan Mendirikan Pusat Krisis di Daratan Tiongkok untuk Menangani Protes Hong Kong

0

Laporan Reuters pada 26 November 2019 menyebutkan, rezim Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk menggantikan penghubung resminya ke Hong Kong. Ketika, pemerintahan itu terus berjuang untuk menangani krisis yang sedang berlangsung di Hong Kong. 

Kantor berita tersebut juga melaporkan, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, bahwa Beijing telah mendirikan pusat komando krisis di kota perbatasan daratan Shenzhen. Di mana para pejabat rezim Komunis Tiongkok bertemu untuk membahas strategi dalam menanggapi aksi protes.

Mereka berkumpul di Bauhinia Villa, kompleks milik Kantor Penghubung Hong Kong atau Hong Kong Liaison Office -HKLO, kantor perwakilan Beijing di kota itu, di pinggiran Shenzhen, demikian bunyi  laporan Reuters.

Hong Kong telah terlibat aksi protes skala besar yang berlangsung  hampir selama enam bulan. Para demonstran melakukan unjuk rasa menentang rezim Komunis Tiongkok yang dianggap melanggar batas otonomi Hong Kong.

Menurut Reuters, Beijing telah memanggil pejabat penting Hong Kong, termasuk Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, pejabat polisi, dan anggota parlemen pro-Beijing, untuk bertemu di villa tersebut.

Laporan menyebutkan, dua pemimpin paling senior rezim yang mengawasi urusan Hong Kong telah menggunakan vila tersebut untuk berhubungan langsung dengan pejabat Hong Kong. 

Mereka adalah: Zhang Xiaoming, direktur Kantor Urusan Hong Kong dan Makau  atau Hong Kong and Macau Affairs Office -HKMAO, yang duduk di bawah Dewan Negara seperti kabinet, yang “telah secara teratur hadir di vila selama krisis;” dan Han Zheng, wakil perdana menteri Tiongkok dan pejabat tinggi rezim Komunis Tiongkok yang mengawasi urusan Hong Kong.

Reuters melaporkan, Pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping juga menerima briefing tertulis harian dari vila.

Kantor Kementerian Luar Negeri pemerintah Komunis tiongkok di Hong Kong membantah laporan Reuters. Akan tetapi, tanpa merincinya dalam sebuah pernyataan di situs webnya pada 26 November.

Ini adalah kedua kalinya Bauhinia Villa dilaporkan digunakan sebagai pusat krisis.

Selama gerakan pro-demokrasi massal pada tahun 2014 silam. Saat itu media lokal melaporkan bahwa direktur  Hong Kong and Macau Affairs Office Wang Yaguang menggunakan vila itu untuk mengkoordinasikan tanggapan Beijing terhadap kerusuhan tersebut.

Selama “Gerakan Payung” 2014, para pengunjuk rasa menduduki kawasan pusat bisnis kota selama hampir tiga bulan yang menyerukan hak pilih universal.

Sebuah laporan November 2014 oleh Hong Kong Open Magazine, mengutip orang sumber dalam, mengatakan bahwa Wang mengatur agen intelijen daratan untuk secara diam-diam mengganggu aksi protes. Tak hanya itu, mempekerjakan sekitar 2.000 gangster Hong Kong untuk berpura-pura menjadi pengunjuk rasa dan menggerakkan masalah. Selain itu, memerintahkan polisi daratan untuk bergabung dengan barisan Polisi Hong Kong. Lebih jauh, menekan para pengunjuk rasa, dan mengorganisir demonstrasi pro-Komunis Tiongkok.

Mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya, Reuters mengatakan Beijing sedang mempertimbangkan untuk menggantikan Wang Zhimin, direktur Direktur Penghubung Hong Kong, pejabat tingkat tertinggi rezim Komunis Tiongkok yang ditempatkan di Hong Kong. Dikarenakan, keluhan bahwa kantornya telah salah menilai situasi di Hong Kong.

Sementara itu, Jurnal Ekonomi Hong Kong melaporkan pada 22 November bahwa Guo Shengkun, ketua Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat, kepala badan hukum rezim Komunis Tiongkok, baru-baru ini ditunjuk untuk mendukung Han Zheng dalam mengelola urusan Hong Kong.

Laporan itu mengatakan Guo menemani Han Zheng ke Shenzhen beberapa kali baru-baru ini. Tujuannya, untuk bertemu dengan para pejabat guna membahas bagaimana merespons krisis yang sedang berlangsung.

Menurut media pemerintah Komunis Tiongkok, Xinhua, Guo dipromosikan dari menteri keamanan publik ke posisi saat ini pada Tahun 2017. Dia juga sebagai sekretaris utama partai Komunis Tiongkok dari Polisi Bersenjata Rakyat sebuah pasukan paramiliter rezim Komunis Tiongkok.

Outlet media Hong Kong, Ming Pao melaporkan pada 17 November bahwa Han baru-baru ini mengunjungi Shenzhen sebanyak enam kali. Termasuk pada 15 November ketika ia mengatur pertemuan mendesak dengan pejabat rezim Komunis Tiongkok lainnya. 

Pertemuan itu sebagai respon atas bentrokan keras antara polisi dan pengunjuk rasa di beberapa universitas Hong Kong beberapa waktu lalu.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh pejabat rezim utama yang menangani masalah keamanan, termasuk Guo, Menteri Keamanan Publik Komunis Tiongkok, Zhao Kezhi, Menteri Keamanan Negara Komunis Tiongkok, Chen Wenqing, dan You Quan, kepala Departemen Pekerjaan Front Bersatu, badan yang bertugas menjalankan operasi pengaruh Komunis Tiongkok di luar negeri. (asr)

Memulai Sejak Mereka Muda : Komunis Tiongkok Ingin Terapkan Sistem Patriotisme dalam Pendidikan Hong Kong

0

Visiontimes.com

Komunis Tiongkok telah meluncurkan rencana untuk mempromosikan “pendidikan patriotik” di Hong Kong. Melansir dari Visiontimes, keputusan itu diambil ketika warga Hong Kong masih melanjutkan protesnya terhadap Beijing dan ingin mempertahankan demokrasi dan kebebasan di Hong Kong. 

Otoritas Komunis Tiongkok percaya bahwa pendidikan patriotik akan mencapai kesatuan ideologis dan mempromosikan identitas “One Tiongkok” di wilayah tersebut. Selain Hong Kong, rencananya juga akan diterapkan di Macau.

Pendidikan patriotik

Rencana Komunis Tiongkok membayangkan pendidikan patriotik secara langsung dari taman kanak-kanak sampai ke universitas. Tujuannya adalah untuk menanamkan nilai-nilai sosialis dan Komunis  pada anak-anak. Bahkan, untuk menghilangkan apa yang diklaim sebagai “pengaruh asing.” Baik Hong Kong dan Makau adalah bekas wilayah kolonial. 

Shen Chunyao, ketua Komite Hukum Dasar Kongres Rakyat Nasional, menyatakan bahwa Komunis Tiongkok menginginkan “patriot” untuk membentuk badan utama para pemimpin yang dipilih dari dua wilayah.

Pedoman pendidikan patriotik yang dikeluarkan oleh Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dan Dewan Negara mendefinisikan patriotisme bukan hanya cinta untuk negara, tetapi juga untuk sosialisme dan Partai Komunis. 

Isi pedoman yang dikutip oleh Media Hong Kong, South China Morning Post pada 14 November 2019  berbunyi : “[Kita harus] memperkuat pendidikan praktis ‘satu negara, dua sistem’, menyalurkan orang-orang termasuk rekan senegaranya di Hong Kong, Makau dan Taiwan dan Tionghoa perantauan agar mereka dapat memiliki rasa identitas nasional yang lebih kuat, dan akan secara hati-hati melindungi persatuan nasional dan kohesi ras Tionghoa. ”

Menurut Li Xiaobing, seorang ahli di Hong Kong di Universitas Nankai di Tianjin, pendidikan patriotik diperlukan untuk “memperbaiki” krisis identitas yang dirasakan oleh anak muda Hong Kong. 

Pedoman tersebut menyerukan penggunaan teknologi baru seperti augmented reality dan virtual reality untuk menarik dan mendidik remaja tentang patriotisme. 

Namun, diragukan apakah upaya seperti itu akan menghasilkan patriotisme sejati di antara orang-orang, karena mereka akan dituntut untuk mencintai Partai Komunis Tiongkok. 

Pasalnya, siapa pun yang berpikir secara logis, pencinta kebebasan apakah akan merasa menghormati otoritas yang mengekang pendapat mereka.

Guo Yuhua, seorang profesor sosiologi di Universitas Tsinghua Beijing, kepada Radio Free Asia pada 14 November lalu mengatakan, Cinta seharusnya bukan tentang membeo dengan frasa-frasa yang didoktrin. Itu harus datang dari hati, bukan dari sumber eksternal. 

Menurut dia, Propaganda bukanlah pendidikan, Propaganda adalah indoktrinasi, semacam paksaan. Artinya memaksa seseorang untuk percaya pada doktrin atau konsep tertentu. Jika orang tidak mempercayainya, langkah-langkah yang akan diambil adalah memaksa orang-orang untuk meyakininya, dan mendididik mereka kembali atau berada di bawah banyak tekanan. 

Dia mengatakan, dirinya percaya dokumen kebijakan baru tersebut dikeluarkan dengan mempertimbangkan Hong Kong dan Makau. 

Meski demikian, ia menilai tidak akan mencapai apa-apa, karena mencoba untuk memaksakan tindakan paksaan di bawah tekanan tinggi akan menjadi kontraproduktif.”

Di Washington, the Congressional-Executive Commission on China (CECC) menyampaikan keprihatinan dengan rencana di Beijing agar terlibat kendali lebih besar terhadap kehidupan politik Hong Kong.

“Yang sama memprihatinkan adalah # Beijing mengumumkan rencana untuk melakukan kontrol lebih besar terhadap Politik #HongKong, peradilan dan sistem pendidikan untuk mempercepat upaya untuk meloloskan undang-undang keamanan nasional yang selanjutnya akan membatasi kebebasan berbicara dan kebebasan sipil,” demikian cuitan CECC melalui akun resminya di Twitter. Cuitan tersebut dalam referensi untuk undang-undang anti-hasutan dan subversi yang direncanakan berdasarkan Pasal 23 konstitusi mini Hong Kong, Undang-Undang Dasar.

“Beijing juga harus mempertimbangkan kemungkinan kerugian tindakan tambahan apa pun untuk melemahkan otonomi HongKong – gangguan yang lebih politis, membatasi akses ke sistem keuangan global dan sanksi baru oleh AS dan masyarakat internasional,” demikian bunyi cuitan CECC.

Proposal Sebelumnya Ditangguhkan

Proposal untuk pendidikan patriotik di sekolah-sekolah Hong Kong pernah ditangguhkan pada Tahun 2012 silam, setelah ribuan pemrotes berkemah di luar markas pemerintah selama beberapa minggu. Mereka berpakaian hitam-hitam dan meneriakkan penarikan kurikulum yang mereka sebut propaganda “pencucian otak” dari Partai Komunis Tiongkok.

Pada waktu itu, Aktivis mahasiswa Joshua Wong dan kelompok Sarjana, yang mempelopori kampanye melawan “cuci otak” seruan Beijing yang mengklaim untuk “pendidikan moral dan nasional,” kemudian memainkan peran kunci dalam gerakan demokrasi dua tahun kemudian.

(asr)

Pertemuan Para Murid Biksu Xu Yun Dengan Mahluk Dunia Lain

0

Song Baolan

Pada musim semi 1945, biksu senior Tiongkok, Xu Yun yang tersohor meninggalkan Kuil Yunmen dan pergi ke Kuil Nanhua untuk berkhotbah.

Terdapat dua biksu di Kuil Yunmen, bernama Gu Gen dan Chuan Zhen. Keduanya tinggal di kamar yang sama di kuil itu. Pada suatu hari, Gu Gen merasa tidak sehat, maka malam itu ia absen membaca sutera Buddha di Aula Malam.

Chuan Zhen melihat temannya tidak pergi, ia pun timbul rasa malasnya. Keduanya tertidur nyenyak, dan dengan segera telah memasuki alam mimpi.

Setelah beberapa saat, pintu kamar tiba-tiba terbuka, terlihat sebuah tangan raksasa menjulur masuk dan hampir memenuhi seluruh ruangan. Bayangan hitam itu mengangkat Chuan Zhen dan langsung melemparkannya ke tanah.

Bayangan hitam itu menegurnya: “Buddha membuka arena berkultivasi dan memberimu tempat untuk menempa diri. Sekarang kalian malah bermalas-malasan tidak mau mengikuti acara baca sutera di aula, kalian pembolos. Ternyata malah tidak menyesal. Benar-benar patut dihajar.” Setelah berkata demikian menjulurkan tangan raksasanya, dan memukul puluhan kali dengan keras ke pantat Chuan Zhen.

Dengan kegaduhan sebesar itu, Gu Gen segera terbangun, terkejut bukan main dan iapun menjerit ketakutan, dan ia menyaksikan bayangan hitam itu melayang pergi begitu saja.

Para biksu dari seluruh kuil berdatangan untuk menanyakan situasinya. Semua orang melihat pantat Chuan zhen dipukuli sampai  kulit dan dagingnya pecah merekah serta dipenuhi bilur hitam, setelah sebulan diobati baru sembuh.

Malam berikutnya setelah Chuan Zhen dipukuli, ada seorang biksu mantan prajurit, menguasai ilmu bela diri dan piawai dalam perkelahian. Maka ia yang merasa penasaran, hendak mencoba bertarung dengan hantu itu, mengambil sebatang tongkat besi dan berbaring di ranjangnya Chuan Zhen.

Tak berselang lama, bayangan hitam itu benar-benar datang menyatroni. Ketika sang bhiksu hendak bangkit bertarung, apa daya seluruh tubuhnya bagaikan diikat, dan sama sekali tidak bisa bergerak. Terdengar bayangan hitam itu berkata, “Niatanmu benar-benar jahat. Karena kamu telah menjadi biksu dan menjadi murid Buddha, maka seharusnya kamu melepaskan kebiasaan berkelahi ala tentara. Aku hari ini tidak akan memukulmu, menunggu niatmu bertobat. Jika masih tidak berubah, Tunggu saja hukumannya.” Begitu selesai berkata, bayangan hitam itu berkelebat menghilang. Biksu itu saking takutnya berlari sekencangnya dari kamar tersebut.

Empat bulan kemudian, biksu tua Xuyun kembali dari Kuil Nanhua dan mendengar ada sesuatu yang aneh terjadi di kuil itu. Pada suatu malam, ketika di malam yang sunyi, Xuyun sedang duduk bermeditasi, tiba-tiba melihat seorang lelaki tua berjanggut putih mengenakan jubah hijau muncul untuk memberikan penghormatan kepadanya, dan berkata: “Murid tinggal di gunung belakang, sudah ratusan tahun. Beberapa waktu lalu, Guru pergi ke Kuil Nanhua, kebetulan murid juga bepergian. Anak cucu saya tidak tertib dan mengganggu ketenangan pertapaan para biksu. Murid dengan tegas telah menghardik mereka dan dengan wanti-wanti berpesan agar tidak diulangi lagi. Hari ini murid secara khusus datang memohon maaf kepada Guru. “

Xu Yun berkata: “Meski dari dunia berbeda, kita saling menghormati dan tidak menimbulkan masalah, jangan pernah muncul lagi, agar tidak mengganggu lagi kultivasi (pertapaan) para biksu.” Sejak saat itu, di kuil itu tidak pernah lagi muncul fenomena supranataral.

Para bhiksu dalam cerita tersebut, karena sekilas timbul kemalasan sesaat, atau berniat buruk, telah diberi pelajaran oleh mahluk dunia lain. Setelah kejadian penampakan hantu, para biksu ketakutan dan tidak berani tinggal di kamar itu lagi. Sebenarnya disebabkan oleh hawa/Qi (chi = energy vital) murni di dalam dirinya tidak mencukupi, barulah mengalami kejadian yang mengerikan seperti itu.

Bagaimanakah seharusnya baru dapat mempertahankan hawa murni yang memadai? Agar pertemuan dan gangguan dari intrusi jahat dapat dihindari. Eyang Yao, ayah dari Ji Xiaolan, adalah seorang intelektual dari zaman Dinasti Qing yang memiliki wawasan yang mendalam.

Pada Tahun 1794, Ji Xiaolan diperintahkan untuk pergi ke provinsi Fujian menginspeksi bidang Pendidikan, di mess pejabat sering muncul penampakan mahluk dari dunia lain di malam hari, yang membuat para penghuni ketakutan. eyang Yao, mendengar bahwa gedung mess tidak bersih, maka ia dengan sengaja memindahkan tempat tidurnya ke rumah berhantu.

Alhasil, malam tersebut sangat tenang dan tidak ada keanehan yang terjadi. Ji Xiaolan khawatir terhadap ayahnya dan menyarankan sang ayah pindah dari kamar tersebut agar tidak menggunakan tubuh berharganya untuk bertarung dengan hantu. Lalu ayah Ji Xiolan menjelaskan prinsip “Yin tidak akan menang dari Yang”.

Jika hantu sampai dapat menyerang/mengganggu seseorang, itu pasti dikarenakan energi Yang dari orang itu tidak mencukupi, tentu tidak dapat mengalahkan roh jahat yang berenergi Yin.

Di mata eyang Yao, orang dengan energi Yang yang kuat, tidak hanya berbekal keberanian didalam darahnya, atau temperamennya. Ia percaya: “Jika seseorang sering memiliki amal kasih di dalam hatinya, itulah energi Yang; jika didalam hatinya sering berniat jahat, itulah energi Yin. Hati yang tulus jujur adalah enegi Yang; hati jahat dan licik adalah energi Yin. Bersikap adil dan lurus adalah energi Yang, bersikap egois dan licik adalah energi Yin. “

Eyang Yao memberi tahu Ji Xiaolan: “Jika seseorang mempunyai toleransi besar, maka dapat memiliki Energi Yang yang murni. Orang yang berenergi Yang dikala ketemu dengan roh-roh jahat, seperti api tungku yang membara di ruangan terpencil yang dingin, dapat melelehkan es. Kamu telah banyak membaca, pernahkah membaca catatan warisan sejarah bahwa orang dengan karakter baik pernah mengalami gangguan oleh hantu? “

Ayah Yao menempati ruangan di mess pejabat Fuzhou, berbekal hawa murni di sekujur tubuhnya, yang terjadi justru telah menggentarkan para roh halus, yang tidak berani secara sengaja tampil membuat kegaduhan.

Orang-orang sering berkata: “Kehidupan adalah sebuah pertapaan/kultivasi.” Anda tidak harus menjadi bhiksu, tidak harus menjelajahi kedalaman gunung, maka di dalam gejolak keduniawian, orang arif bijaksana juga bisa memperoleh hikmah kebenaran, tidak takut akan hantu, malah akan mengagetkan hantu. (HUI/WHS)

Lebih dari 3.700 Cendekiawan Internasional Mengutuk Kekerasan Polisi Hongkong

0

Epochtimes.com

Lebih dari 3.700 cendekiawan dan pakar internasional dari seluruh dunia, menandatangani pernyataan bersama, mengecam polisi Hongkong yang menggunakan kekerasan terhadap mahasiswa dan masuk ke dalam kampus-kampus universitas tanpa ijin. 

Pernyataan itu, mengecam sejumlah besar gas air mata ke mahasiswa. Institusi yang terkena akibat itu meliputi : The Chinese University of Hong Kong, City University of Hong Kong,The Hong Kong Polytechnic University dan the University of Hong Kong. 

Para sarjana mendesak pihak-pihak yang berkepentingan untuk membela kebebasan akademik. Mereka meminta hakim polisi untuk membentuk penyelidikan independen terhadap polisi yang menggunakan kekerasan. The Hong Kong Watch pada 26 November mengeluarkan pernyataan bersama para cendekiawan tersebut.

Pernyataan bersama cendekiawan dan pakar internasional itu juga menyampaikan keprihatinan atas kejadian pada 11 November lalu. Saat itu, petugas polisi lalu lintas Hongkong di Sai Wan Ho melepaskan 3 tembakan beruntun, dan polisi lalu lintas yang mengendarai sepeda motor sengaja menabrak kerumunan orang di Kwai Fong. 

Pernyataan juga mengutuk polisi Hongkong karena melanggar Peraturan Umum Polisi, dan menggunakan kekerasan yang tidak masuk akal dalam insiden ini. Ucapan kebencian yang dilontarkan polisi Hong Kong telah menambah parahnya perpecahan sosial.

Para mahasiswa yang berpartisipasi dalam tanda tangan pernyataan bersama itu, juga mendesak manajemen senior lembaga perguruan tinggi Hongkong untuk mengeluarkan pernyataan serius yang menolak polisi masuk ke dalam kampus. Mereka juga didesak mendukung hak kebebasan untuk berkumpul bagi para guru dan siswa. Selain itu, menegaskan kembali tanggung jawab universitas untuk melindungi kebebasan akademik. Tak hanya itu, juga menyediakan lingkungan yang aman bagi siswa untuk menyampaikan pendapat mereka.

Para cendekiawan juga menuntut agar polisi Hongkong segera menghentikan kekerasan. Mereka juga mendesak para petugas polisi yang menggunakan kekerasan yang tidak patut, untuk segera mundur dan meluncurkan penyelidikan terhadap petugas polisi yang diduga melanggar hukum. 

Para pakar dan cendekiawan internasional tersebut juga meminta pemerintah Hongkong untuk membentuk penyelidikan independen. Tujuannya, untuk memeriksa penyalahgunaan wewenang polisi yang dilakukan sejak bulan Juni tahun ini. Mereka juga secara khusus menyebutkan bahwa penyelidikan harus memanggil saksi, mengumpulkan bukti lengkap dan secara independen menilai perilaku polisi.

Pada akhir pernyataan, para penandatangan kembali menegaskan, bahwa mereka akan terus berada di pihak rakyat Hongkong. Mereka percaya bahwa tanggung jawab untuk menjaga kebebasan akademik, kebebasan berbicara, kebebasan wawancara, kebebasan berkumpul dan berserikat. Bahkan keselamatan siswa adalah nilai-nilai universal yang terus diperjuangkan.

Pernyataan bersama tersebut didukung oleh lebih dari 3.700 orang cendekiawan, pakar internasional, termasuk Robert George, profesor ilmu hukum di Universitas Princeton, filsuf Slovaj Zizek, mantan Menteri Keuangan Yunani dan Profesor Ekonomi di Universitas Athena Yanis Varoufakis, ahli bahasa Noam Chomsky, pakar penelitian gender Judith Butler, psikolog kognitif Steven Pinker, filsuf A.C. Grayling dan lainnya.

The Hongkong Watch yang didirikan pada tahun 2017 adalah sebuah NGO yang berbasis di London, Inggris. Tujuan organisasi tersebut adalah memantau hak asasi manusia, kebebasan dan supremasi hukum yang berjalan di Hongkong.

Pengawasan Hongkong diketuai oleh Benedict Rogers, wakil ketua Komite Hak Asasi Manusia Konservatif Inggris, dan anggota terkenal lainnya termasuk politisi Inggris seperti Malcolm Rifkind, mantan ketua Partai Demokrat Liberal dan lainnya.

Pada bulan Januari 2018, Otoritas Pengawasan Hongkong mengeluarkan laporan tentang supremasi hukum di Hongkong. Lembaga itu dituduh oleh Kepala Eksekutif Hongkong Carrie Lam sebagai mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

Pengawasan Hongkong adalah laporan yang menyampaikan tentang sejumlah masalah yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan kebebasan di Hongkong. Termasuk laporan mengenai seminar pertama di Parlemen Inggris tentang hak-hak warga negara Inggris di luar negeri. Seminar itu diselenggarakan oleh Lord Alton, anggota House of Lord pada 4 Maret 2019. Pengawasan itu juga laporan bebas akademik yang berjudul ‘Kebebasan Akademik di Hongkong Sejak Tahun 2015 : Di Antara Dua Sistem’ atau Academic Freedom in Hong Kong since 2015 : Between Two Systems. (Sin/asr)


FOTO : Para pengunjuk rasa Hongkong memprotes kebrutalan dan kekerasan seksual polisi Hongkong. (Song Bilong/Epoch Times)

Terungkapnya Rahasia “Program Seribu Talenta” Komunis Tiongkok, 140 Sarjana Diselidiki FBI

0

Li Yun – NTDTV

Komite Investigasi Senat Amerika Serikat mengadakan audiens atau sidang dengar pendapat pada Rabu, 20 November 2019 waktu setempat. Sarjana dari sejumlah lembaga penelitian federal ditemukan terlibat dalam “Program Seribu Talenta.”

Di Institut Kesehatan Nasional atau National Institutes of Health (NIH) saja, lebih dari 140 sarjana diselidiki oleh FBI. Sub-komite Senat Amerika Serikat mengungkapkan dalam laporan terbarunya bahwa “Program Seribu Talenta” komunis Tiongkok merekrut lebih dari 7.000 ilmuwan dan pakar bekerja di Amerika Serikat.

Program Rekrutmen Seribu Talenta adalah program yang didirikan oleh pemerintah pusat Tiongkok pada 2008 untuk merekrut ilmuwan dan talenta dari luar negeri.

“Voice of America” melaporkan pada Rabu 20 November 2019 bahwa Sub-Komite Permanen Senat Amerika Serikat tentang Investigasi mengadakan sidang dengar pendapat pada 19 November 2019, untuk “memastikan bahwa lembaga-lembaga penelitian Amerika Serikat tidak disusupi oleh program talenta Tiongkok.”

Dalam persidangan tersebut, perwakilan dari beberapa lembaga penelitian federal utama di Amerika Serikat mengakui bahwa lembaga mereka menemukan adanya sarjana yang berpartisipasi dalam “Program Seribu Talenta” dari program pengenalan bakat komunis Tiongkok di luar negeri.

Seorang perwakilan dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa saat ini, lebih dari 140 sarjana di institut tersebut diselidiki Biro Investigasi Federal-FBI terkait integritas akademik atau pengaruh asing. Namun para sarjana yang diselidiki karena pelanggaran hukum atau pelanggaran peraturan hanya sebagian kecil.

John Brown, asisten direktur kontra intelijen FBI, mengatakan bahwa sejak tahun lalu, FBI secara bertahap meningkatkan penangkapan dan penuntutan para sarjana terkait “Program Seribu Talenta”. FBI juga membentuk tim anti-mata-mata di 56 kantor biro, dan meningkatkan kontak dengan universitas atau perguruan tinggi dan perusahaan.

Senator Amerika Serikat mengatakan bahwa melalui “Program Seribu Talenta”, komunis Tiongkok menggunakan uang Amerika untuk mengembangkan ekonomi dan militernya.

Sub-Komite Permanen Senat Amerika Serikat tentang Investigasi merilis laporan setebal 105 halaman pada 18 November 2019. Laporan itu menyebutkan bahwa sejak akhir 1990-an, komunis Tiongkok menggelontorkan dana pengeluaran untuk gaji, dana penelitian, ruang laboratorium dan insentif lainnya untuk mendapatkan data laboratorium universitas Amerika Serikat. Di samping itu, Komunis Tiongkok juga berupaya mendapatkan data  kekayaan intelektual dari lembaga penelitian lainnya, yang mana sebagian besar dari lembaga utama ini didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.

Laporan itu mengatakan bahwa komunis Tiongkok menghabiskan 20 tahun untuk merekrut peneliti Amerika yang memiliki akses ke sains dan teknologi canggih Amerika Serikat.

 Komunis Tiongkok secara total merekrut lebih dari 7.000 ilmuwan dan pakar bekerja di Amerika Serikat untuk membawa hasil penelitian dan teknologi ilmiah Amerika Serikat ke Tiongkok secara ilegal. Dan sebagai imbalannya, komunis Tiongkok memberi penghargaan atau bonus kepada para peneliti ini.

“Program Seribu Talenta” hanyalah salah satu dari 200 program “perekrutan talenta” dari komunis Tiongkok. Saat menerima bonus atau uang dari komunis Tiongkok, para ilmuwan ini juga menerima dana penelitian dari pemerintah Amerika Serikat.

Menurut laporan itu, hasil penelitian dengan dana ratusan miliar dolar dari para pembayar pajak Amerika Serikat itu pada akhirnya mendanai pengembangan sains dan teknologi komunis Tiongkok. 

Akan tetapi agen-agen federal Amerika Serikat belum bisa sepenuhnya mengatasi ancaman dari proyek-proyek yang didanai oleh pemerintah komunis Tiongkok, yang secara sistematis menggunakan hasil penelitian Amerika Serikat untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer komunis Tiongkok sendiri.

Laporan itu mengkritik Kementerian Energi, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Luar Negeri. Disebutkan bahwa Kementerian Energi telah mengidentifikasi ratusan anggota staf Kementerian yang terlibat dalam “Program Seribu Talenta.”

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri tidak “melacak rencana perekrutan talenta komunis Tiongkok dan jarang menolak pengajuan visa (kurang dari 5%) untuk warga Tiongkok yang berpotensi terkait erat dengan pencurian kekayaan intelektual.”

Sedangkan Kementerian Perdagangan juga telah menyetujui sejumlah besar warga Tiongkok untuk terlibat dalam penelitian teknologi sensitif. Subkomite tersebut telah menyelidiki 2.000 orang dan menemukan 20 diantaranya terlibat dalam program rekrutmen talenta. Lebih dari 150 orang dikaitkan dengan universitas dengan latar belakang militer Komunis Tiongkok, dan lebih dari 60 orang terkait dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok.

Media komunis Tiongkok juga mengakui bahwa sejak pemerintah Tiongkok menyetujui penerapan “Program Seribu Talenta” pada akhir tahun 2008, dan hingga pada tahun 2017, lebih dari 7.000 sarjana telah berpartisipasi dalam program tersebut.

National Institutes of Health (NIH) atau Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat sebelumnya pada akhir tahun 2018 telah mengungkapkan, bahwa sejumlah kecil peneliti asing yang dipekerjakan di Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat dan lembaga federal Amerika secara pribadi menerima pendanaan dari Tiongkok dan secara ilegal mengalihkan hak kekayaan intelektual Amerika Serikat.

John Brown, asisten direktur kontra intelijen FBI, mengatakan dalam kesaksiannya bahwa FBI mulai meningkatkan penangkapan dan penuntutan para sarjana terkait “Program Seribu Talenta” tahun lalu. Karena alasan itu,  pemerintah Tiongkok telah menghapus informasi terkait “Program Seribu Talenta”, termasuk daftar ilmuwan yang berpartisipasi dalam program ini.

Brown mengungkapkan bahwa 56 kantor FBI di seluruh Amerika Serikat telah membentuk tim anti-spionase dan memperkuat kontak dekat dengan universitas dan perusahaan lokal agar menyadari akan risiko dari program talenta komunis Tiongkok. (jon)


FOTO : Komite Investigasi Senat AS mengadakan audiens atau sidang dengar pendapat pada Rabu, 20 November waktu setempat. Sarjana dari sejumlah lembaga penelitian federal ditemukan terlibat dalam “Program Seribu Talenta.” (VOA)

Dari Film Propaganda ke Pengibaran Bendera: Jejak Kaki Komunis Tiongkok di Kanada

0

Omid Ghoreishi – The Epochtimes

Kelompok-kelompok perusuh mengibarkan bendera merah bintang lima komunis Tiongkok dan mengumbar caci maki. Kejadian itu telah menjadi pemandangan umum, setiap kali ada demonstrasi solidaritas untuk pro-demokrasi Hong Kong. 

Insiden itu sebenarnya tidak hanya terjadi di Kanada, tetapi juga di Australia dan Selandia Baru.

Namun demikian, hal itu membukukan skornya ketika dua orang berpakaian seragam penjaga kehormatan Tentara Pembebasan Rakyat yang memegang bendera Komunis Tiongkok. Mereka berdua melangkah melawan arus di hadapan para demonstran pro-Hong Kong di Auckland, Selandia Baru, pada 2 November. 

Laporan media Selandia Baru, Stuff kemudian mengungkapkan bahwa mereka berdua adalah siswa Tiongkok dari sekolah menengah internasional. 

Polisi mengatakan tidak dapat segera mengkonfirmasi jika ada undang-undang di sekitar anggota non-militer yang mengenakan seragam militer di depan umum.

Pada Oktober 2018, kejadian serupa terjadi di Kamloops, British Columbia, Kanada, ketika anggota Asosiasi Mahasiswa dan Cendekia Tiongkok atau Chinese Students and Scholars Association – CSSA- di Universitas Thompson Rivers mengadakan upacara pengibaran bendera sambil mengenakan seragam militer bergaya militer Komunis Tiongkok.

Aktif di sebagian besar kampus universitas utama di negara-negara barat, Chinese Students and Scholars Association sering secara terbuka menyatakan, bahwa mereka didanai atau didukung oleh konsulat Tiongkok setempat dan diketahui mengadakan acara pro-Beijing. 

Pada bulan September lalu, Chinese Students and Scholars Association di Universitas McMaster dilarang oleh serikat mahasiswa. Dikarenakan, mengintervensi dalam acara hak asasi manusia di kampus terkait dengan kelompok minoritas Uighur di Tiongkok.

Dalam kasus lain untuk memuji Tentara Pembebasan Rakyat di Kanada, sebuah kelompok veteran militer Tiongkok mengorganisir penampilan paduan suara yang mengagungkan revolusi komunis dan militer Tiongkok di daerah Toronto pada bulan Oktober lalu.

Pada bulan yang sama, sebuah sekolah di daerah Vancouver menuai kritik karena memperlihatkan adegan-adegan siswa sekolah Mandarin dari film propaganda Tiongkok “My People, My Country.” Film itu ditujukan untuk membangkitkan cinta tanah air, film ini memuat kisah-kisah para anggota militer Tiongkok di Amerika. Mereka dalam menunaikan sebuah misi yang diberi label “Aku cinta tanah airku,” para pelajar diminta untuk mendokumentasikan bagaimana pemandangan itu membuat mereka merasa baik, seperti dilaporkan South China Morning Post.

Acara di Kanada untuk mendukung garis Beijing tentang berbagai masalah semakin menjadi berita. Tetapi yang mengejutkan adalah keputusan Ottawa untuk mengirim tentara Kanada ikut ambil bagian dalam latihan militer Tiongkok pada saat warga negara Kanada tetap berada di balik jeruji besi di Tiongkok. Kejadian itu hanya beberapa bulan setelah dua jet tempur Tiongkok terbang di atas armada angkatan laut Kanada di perairan internasional Laut Cina Timur, yang merupakan bagian dari Samudera Pasifik. 

Kedutaan Besar Tiongkok di Ottawa menggunakan acara tersebut, yang diadakan di Kota Wuhan pada bulan Oktober. Sedangkan partisipasi dari Kanada dan negara-negara lain untuk mengklaim, bahwa “lebih banyak negara memuji kebijakan luar negeri Komunis Tiongkok dan jalur pembangunannya.

David Kilgour, mantan Menlu Kanada untuk Asia Pasifik, yang dikutip The Epochtimes mengatakan, seharusnya jelas bahwa mengambil bagian dalam acara semacam itu tidak pantas.

Menurut dia, Tentu saja Beijing akan menggunakannya untuk tujuan propaganda. Ia mengatakan, seseorang di Urusan Global atau Pertahanan Nasional seharusnya sudah menghentikan partisipasi yang diusulkan sebelumnya. 

Gubernur Jenderal Kanada, Julie Payette juga baru-baru ini mendapat kecaman. Itu setelah menyatakan harapan kepada duta besar baru Tiongkok, bahwa Kanada dan Tiongkok dapat menggunakan peringatan 50 tahun hubungan bilateral tahun depan untuk “menjembatani kesenjangan apa pun” di antara mereka.

David Kilgour mengatakan, sikap itu normal untuk menyampaikan sambutan kepada perwakilan dari sebagian besar negara, tetapi tidak untuk Tiongkok pada hari ini.

David Kilgour  menguraikan, dalam konteks apa yang telah dilakukan pemerintah Komunis Tiongkok, sekarang sudah hampir satu tahun tanpa tuduhan terjadi terhadap dua warga Kanada yang mendekam di penjara. Apalagi,  terhadap yang dilakukan kepada petani kanola Kanada. 

Bahkan, faktanya pada 9 dari 10 warga Kanada menurut survei pendapat Nanos bulan lalu, warga Kanada dimengerti memiliki pandangan negatif terhadap pemerintah Tiongkok. Sedangkan duta besar baru seharusnya tidak disambut terlalu hangat. 

‘Masalah Nomor Satu’

Mantan duta besar Kanada untuk Tiongkok David Mulroney mengatakan, ada kebutuhan untuk merefleksi lebih mendalam tentang apa arti kebangkitan Tiongkok di dunia bagi Kanada.

Menurut dia, hal demikian sangat berguna untuk mundur ke belakang dan berpikir tentang Tiongkok dalam konteks global yang lebih besar. Tentunya, dalam apa arti tentang kebangkitannya bagi pandangan dunia Kanada.

Mulroney tidak sendirian dalam mendesak lebih banyak refleksi tentang Tiongkok di dunia dan implikasinya bagi Kanada.

Brian Lee Crowley, direktur pelaksana Institut Macdonald-Laurier, mengatakan dalam wawancara sebelumnya bahwa, Komunis tiongkok adalah masalah nomor satu yang dihadapi Kanada. Dikarenakan, Komunis Tiongkok sangat agresif karena berusaha mengubah tatanan dunia. 

Crowley mengatakan, berurusan dengan Komunis Tiongkok harus menjadi prioritas utama pemerintah. Dikarenakan, tak hanya semata masalah politik internasional. pasalnya, Komunis Tiongkok secara agresif untuk mencoba mempengaruhi masalah dalam negeri di Kanada. Bahkan, mencoba untuk mengendalikan diaspora Tionghoa dan mengubah kebijakan Kanada tentang masalah-masalah seperti Taiwan, Hong Kong, hak asasi manusia, dan perdagangan bebas.

Crowley menjelaskan, Kanada belum memahami seberapa dalam komunis Tiongkok berusaha mempengaruhi Kanada. (asr)

FOTO : 16 Oktober 2007 menandai hari kedua Kongres Nasional ke-17 Partai Komunis Tiongkok. Daerah di sekitar Lapangan Tiananmen di Beijing tetap dalam kondisi siaga tinggi. (The Epoch Times)

Pengakuan Mantan Agen Komunis Tiongkok, Mengapa Dia Melarikan Diri ke Australia

0

The Epochtimes

Baru-baru ini, agen Komunis Tiongkok Wang Liqiang yang melarikan diri ke Australia untuk mencari suaka politik dengan risiko nyawa terancam mengatakan kepada Epoch Times. Wang Liqiang menuturkan bagaimana operasi intervensi komunis Tongkok di Taiwan, Hong Kong, dan Australia, serta keputusannya memutus hubungan dengan komunis Tiongkok.

Menurut Wang Liqiang, dirinya terus berpikir, dan merenungkan kembali. Keputusan melarikan diri ke Australia itu, apakah baik atau buruk bagi hidupnya. 

“Saya sendiri tidak tahu, tetapi saya sangat yakin bahwa dalam organisasi Komunis Tiongkok, nasibnya pasti tidak akan terlalu baik,“ kata Wang Liqiang. 

Menurut Wang Liqiang, selama beberapa tahun terakhir sebagai agen, dia tahu betul dengan kendali Komunis Tiongkok terhadap Hong Kong itu seperti Skynet yang memantau dan mengendalikan dinamika ideologi dan perilaku semua orang. 

Seiring bertambahnya usia dan perubahan pandangan dunia, perlahan-lahan Wang Liqiang menyadari bahwa perilaku komunis Tiongkok itu adalah tindakan otoriter yang merusak demokrasi dunia dan pelanggaran hak asasi manusia. Pikiran anti-Partai dan anti-Komunis Wang Liqiang menjadi semakin jelas, hingga kemudian Wang Liqiang pun berencana untuk meninggalkan organisasi ini.

Pada April 2019, Wang Liqiang ditugaskan misi baru. Misi baru itu mengharuskan Wang Liqiang ke Taiwan pada 28 Mei 2019 untuk terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan demokrasi di Taiwan. Membantu Komunis Tiongkok untuk memanipulasi pemilihan presiden Taiwan 2020, agar Taiwan kehilangan kedaulatan independen. Kemudian Komunis Tiongkok memerintah dan menggantikan Republik of China atau Taiwan. 

Wang Liqiang mengatakan bahwa tugas baru itu membuatnya memutuskan untuk meninggalkan komunis Tiongkok. 

“Sebenarnya, dengan menugaskan saya ke Taiwan itu ibarat sumbu api. Seiring dengan adanya keluarga dan kelahiran anak, saya sangat merasakan ketakutan yang lebih besar dari bayang-bayang komunis Tiongkok. Itu akan menjadi ancaman bagi anak, istri, dan seluruh keluarga saya,” kata Wang Liqiang.  

Pada 26 Desember 2018 lalu, Wang Liqiang ke Australia untuk menjenguk anak dan istrinya. Selama berbulan-bulan di Australia, Wang Liqiang merasakan demokrasi dan kebebasan negara itu, yang membuat dirinya semakin malu dengan perilaku Komunis Tiongkok yang merusak demokrasi dan perdamaian dunia.

Jadi Wang Liqiang memutuskan untuk meninggalkan tugas itu secara tuntas, dan sepenuhnya memutuskan hubungan dengan komunis Tiongkok, memilih untuk melindungi demokrasi dan kebebasan manusia.  

Wang Liqiang menuturkan, bahwa pimpinan perusahaan di Hong Kong milik Tiongkok tempat Wang Liqiang bekerja, yakni Xiang Xin telah lama bertugas di badan intelijen domestik skala besar. 

Xiang Xin  pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Perdana Menteri Tiongkok Zou Jiahua pada periode 1991-1998. Kemudian dimutasi ke Komisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan Nasional Tiongkok untuk penelitian militer. 

Pada tahun 1993, komunis Tiongkok yang saat itu mempertimbangkan kedaulatan Hong Kong akan segera dikembalikan pada tahun 1997, Xiang Xin ditunjuk pucuk pimpinan militer komunis Tiongkok untuk mendirikan perusahaan di Hong Kong. Dia  mengubah nama aslinya “Xiang Nianxin” menjadi “Xiang Xin”. 

Menurut penuturan Xiang Xin, dia adalah satu dari sedikit orang di Tiongkok yang diizinkan membawa keluarganya ke Hong Kong dan mengubah namanya untuk bekerja dalam pekerjaan yang berhubungan dengan spionase. Jadi istrinya juga seorang agen komunis Tiongkok. 

Selain itu, Xiang Xin mengakuisisi dua perusahaan terdaftar di Hong Kong, yakni “China Innovation Investment Limited ” dan “China Trends Holdings Limited”, dan bisnis utamanya adalah media komunikasi dan pengembangan integrasi militer-sipil. ” 

Wang Liqiang menuturkan, “Komunis Tiongkok menekan tokoh demokrasi di Hong Kong. Sementara tim Xiang Xin merupakan tim eksekutif paling kuat. 

Mereka lebih dulu menduduki posisi media massa dalam pembentukan opini publik Hong Kong. Media di Hong Kong yang tampak jelas itu merupakan media penting dari corong komunis Tiongkok. 

Penanggung jawab dari media Komunis Tiongkok ini adalah penghubung intelijen yang sangat penting, yaitu, media resmi Xinhuanet, Harian Rakyat-Renmin-ribao, Sina, dan kantor media utama lainnya dari Komunis Tiongkok di Hong Kong. Semua itu merupakan lembaga yang bertanggung-jawab dalam mengawasi gerak-gerik orang Hong Kong. 

Sementara media massa yang samar-samar terutama adalah Wen Wei Po, Phoenix.com, Phoenix New Media, Phoenix News Hong Kong, HKSTV Hong Kong Satellite Television, Asia Digital Media Group, Ta Kung Pao dan lain sebagainya. Semua media itu berada di bawah kendali Komunis Tiongkok.

Wang Liqiang juga menuturkan, Komunis Tiongkok menduduki area perguruan tinggi Hong Kong dan secara ketat mengontrol pergerakan pemuda Hong Kong. 

Sementara itu, melalui “Yayasan Pendidikan Sains dan Teknologi Tiongkok” yang didirikan istri Xiang Xin untuk mendukung mahasiswa lintas daratan dan mahasiswa Hong Kong itu sebenarnya mengembangkan staf intelijennya. 

“Yayasan Pendidikan Sains dan Teknologi Tiongkok” yang didirikan isteri Xiang Xin itu menerima dukungan dana sekitar 500 juta yuan dari Komunis Tiongkok setiap tahun. Yayasan itu secara khusus mengendalikan semua perkembangan ideologi dari para mahasiswa di seluruh universitas, dengan tujuan mempromosikan kebijakan Komunis Tiongkok yang disebut sebagai kebijakan yang baik di Hong Kong.

Menurut Wang Liqiang, dirinya terutama ditugaskan Xiang Xin untuk menyampaikan dan menerapkan kebijakan utamanya. Menyampaikan ideologi dan misi utama komunis Tiongkok kepada mahasiswa dari Tiongkok dan personel intelijen lainnya di Hong Kong melalui makan malam dan pertemuan kecil. Mendorong para mahasiswa Tiongkok di Hong Kong untuk secara aktif mempublikasikan kebijakan dan perkembangan Tiongkok. Meminta mereka untuk mengumpulkan informasi tentang kemerdekaan Hong Kong dan opini terkait anti komunis Tiongkok.  

Wang Liqiang menuturkan, bahwa pada tahun 2015, ia menerima perintah dari Xiang Xin untuk melakukan aksi dalam “Insiden di Toko Buku Causeway Bay” Hong Kong. Para pemegang saham dan karyawan Toko Buku Causeway Bay, terutama Li Bo, operator Toko Buku Causeway Bay diawasi dan diciduk dari Hong Kong. 

Penangkapan Li Bo itu atas arahan Xiang Xin dan dibawa langsung ke daratan Tiongkok oleh personel tertentu.

Agen-agen di Hong Kong bertugas memerangi semua opini yang berkaitan dengan kemerdekaan Hong Kong dan semua publikasi yang dianggap ilegal oleh Komunis Tiongkok. Mereka mengumpulkan semua informasi terlebih dahulu di Hong Kong, dan menganiaya orang-orang di Hong Kong yang menyuarakan kemerdekaan Hong Kong dan runtuhnya partai komunis Tiongkok serta segala sesuatu yang tidak kondusif bagi Komunis Tiongkok. 

Setelah informasi yang relevan dikumpulkan, dan selama ada orang Hong Kong, Tiongkok daratan bahkan orang asing yang terlibat dalam kemerdekaan Hong Kong dan menyentuh masalah sensitif terkait Komunis Tiongkok, agar segera dilaporkan ke Staf Umum Kantor Intelijen, kemudian orang-orang itu diawasi dengan ketat. 

Insiden di Causeway Bay meninggalkan kesan yang dalam pada Wang Liqiang.

“Awalnya saya berpikir komunis Tiongkok tidak boleh ke Hong Kong untuk menangkap orang, apa masih disebut satu negara, dua sistem dengan tindakan seperti itu, bagaimana boleh Anda ke Hong Kong menangkap seseorang lalu membawanya ke Tiongkok?” kata Wang Liqiang. 

Awal mula bekerja sebagai mata-mata

Wang Liqiang, yang selalu menjadi ketua kelas sejak kecil, lulus dari Universitas Keuangan dan Ekonomi Anhui, dan berkecimpung di dunia seni lukisan cat minyak. Lalu bagaimana ceritanya sosok orang yang seharusnya menekuni bidang seni berhubungan dengan badan intelijen komunis Tiongkok?

Wang Liqiang mengatakan bahwa ketika masih kuliah, dia memiliki hubungan yang baik dengan para pemimpin sekolah. Salah satu kerabatnya adalah wakil presiden di perusahaan yang berkantor di Hong Kong. 

Kebetulan pada saat itu, perusahaan  membuka lowongan di bidang laporan keuangan, dan memiliki beberapa saluran di bawah kerangkanya, seperti saluran otomotif, berita, e-commerce, budaya, pendidikan dan sebagainya. 

“Dia meminta saya menangani saluran budaya dan pendidikan. Pekerjaan yang ditawarkan itu membuat saya berpikir itu murni hanyalah tentang pekerjaan dan cocok dengan saya,” kata Wang Liqiang.

Di bawah rekomendasi seorang eksekutif, Wang Liqiang ke perusahaan Hong Kong yang didanai Tiongkok  tersebut.

Wang Liqiang memperkenalkan dirinya sebagai “Direktur Kreatif Proyek China Trends dan China Innovation, yang terutama bertanggung jawab untuk manajemen proyek. Perusahaan itu adalah perusahaan milik Departemen Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang didirikan di Hong Kong.  

“Bentuk pekerjaan saya secara permukaan tampak sekilas seperti kegiatan komersial, tetapi sebenarnya ditargetkan pada media. Saya dapat memberi tahu Anda, terutama terkait masalah Hong Kong dan Taiwan. Taoi sebenarnya, yang paling penting adalah masalah Taiwan. Arah ofensif kami tetap ditargetkan pada Taiwan. Dan tugas saya adalah mempertemukan antar orang yang berkepentingan,” kata Wang Liqiang.

Menurut Wang, di Taiwan, pihaknya menyerang opini publik dan media. Di permukaan,  Komunis Tiongkok mendukung Kuomintang, namun sebenarnya tidak mendukung partai mana pun.

“Sikap kami tidak menentu, dengan kata lain tergantung pada kondisi di lapangan. Kami memiliki banyak platform internet. Oleh karena itu, penyebaran informasi, semua harus dioperasikan secara rahasia, ini adalah tugas utama kami,” kata Wang Liqiang. 

Kuomintang adalah Partai Nasionalis di Taiwan. Sebuah partai politik Tiongkok yang dibentuk pada tanggal 25 Agustus 1912. Didirikan oleh salah satu tokoh besar dalam sejarah Revolusi Tiongkok yaitu Sun Yat-sen dalam masa periode 1894 – Maret 1925. 

Ada pun mengenai pekerjaannya di Hong Kong, terutama memerangi semua opini yang berkaitan dengan kemerdekaan Hong Kong dan semua publikasi yang dianggap ilegal oleh Komunis Tiongkok. Mereka mengumpulkan semua informasi terlebih dahulu di Hong Kong, dan menganiaya orang-orang di Hong Kong yang menyuarakan kemerdekaan Hong Kong. Juga runtuhnya partai komunis Tiongkok serta segala sesuatu yang tidak kondusif bagi Komunis Tiongkok. 

Setelah informasi yang relevan dikumpulkan, dan selama ada orang Hong Kong, Tiongkok daratan bahkan orang asing yang terlibat dalam kemerdekaan Hong Kong dan menyentuh masalah sensitif terkait Komunis Tiongkok, agar segera dilaporkan ke Staf Umum Kantor Intelijen. Kemudian orang-orang ini diawasi dengan ketat.

Terkait hal itu, menaril pandngan  Heng He, seorang pakar masalah Tiongkok, komentator di Radio Sound of Hope, analis Tiongkok pada program Focus Talk di New Tang Dynasty TV, dan penulis untuk the Epoch Times.

Menurut Heng He, mungkin itu merupakan pembelotan mata-mata terburuk dari Komunis Tiongkok dalam 70 tahun terakhir, karena ia adalah salah satu bagian penting dari agen profesional komunis Tiongkok yang beroperasi di Hong Kong. Sementara pimpinannya adalah salah satu tokoh inti dari badan intelijen komunis Tiongkok di Hong Kong.

 Sebelumnya, satu-satunya tokoh yang dapat disejajarkan adalah Yu Qiangsheng, tetapi Yu sendiri bukan mata-mata dan tidak menjalankan operasi secara aktual. Sangat sedikit informasi yang dapat diberikan, selain mengekspos Larry Wu-Taichin.

Larry Wu-Taichin adalah seorang penerjemah bahasa Tionghoa yang bekerja untuk Pelayanan Informasi Penyiaran Luar Negeri CIA.  Larry Wu menjual dokumen-dokumen terklasifikasi kepada komunis Tiongkok sejak tahun 1952 – 1985. (jon)

Warga Hong Kong Kembali Turun ke Jalan Apresiasi RUU Hong Kong AS, Ada yang Sebut Komunisme Kanker di Bumi

0

Frank Fang – The Epochtimes

Bendera Amerika Serikat berkibar saat usainya Pemilu Hong Kong saat aksi yang digelar pada Minggu 1 Desember. Warga juga menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat sebagai apresiasi Lolosnya RUU Hong Kong oleh Parlemen dan Pemerintah AS beberapa waktu lalu.  

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di kawasan Charter Garden di jantung distrik bisnis Hong Kong sebelum bersama-sama menuju ke konsulat Amerika Serikat.

Demonstrasi digelar  dengan tema “Terima Kasih Amerika karena Melindungi Hong Kong,” diselenggarakan oleh kelompok sosial setempat Aksi Otonomi Hong Kong.

Acara ini menandai kedua kalinya warga Hongkong mengadakan acara publik untuk menunjukkan penghargaan mereka kepada pemerintah Amerika Serikat.

Pada Kamis 28 November, ribuan orang juga menggelar rapat umum di Edinburgh Place, berlokasi di kawasan Central, setelah Presiden Donald Trump menandatangani dua undang-undang Hong Hong. 

Salah satu rancangan undang-undang tersebut adalah Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. Aturannya mewajibkan Menteri Luar Negeri AS untuk setiap tahun meninjau apakah bekas koloni Inggris itu “cukup otonom” dari daratan Tiongkok. 

Peninjauan tersebut untuk membenarkan hak istimewa ekonomi khusus yang diberikan oleh Amerika Serikat-Hong Kong atas Undang-Undang Kebijakan tahun 1992.

Penyelenggara pada rapat umum menyatakan bahwa pejabat AS tidak akan begitu cepat meloloskan RUU Hong Kong, jika mereka tidak merasakan keinginan kuat warga Hongkong terhadap demokrasi dan kebebasan. 

Mereka berbicara tentang penghargaan kepada semua anggota parlemen AS yang telah membantu dalam meloloskan RUU Hong Kong dan Trump untuk penandatanganan RUU Hong Kong.

Melansir dari Epochtimes Hong Kong, Joshua Wong, aktivis dan tokoh ikon dari Gerakan Payung 2014, mengatakan pada rapat umum bahwa langkah selanjutnya dalam melindungi Hong Kong, menyerukan kepada Inggris dan negara-negara Barat lainnya untuk mengikuti apa yang telah dilakukan Amerika Serikat. Hal demikian sebagai upaya untuk mendapatkan lebih banyak dukungan global untuk gerakan demokrasi di Hong Kong.

Pada rapat umum dan pawai, para pengunjuk rasa terdengar mengatakan  “Berjuang untuk Kebebasan, Stand with Hong Kong dan Tolak Beijing, Bebaskan Hongkong.”

Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ia ingin berterima kasih kepada Presiden Trump karena membantu perjuangan warga Hongkong untuk kebebasan.

Menurut dia, jika pemerintahan komunis Tiongkok atau Hong Kong tidak menjawab lima tuntutan warga, maka mereka tidak akan menyerah. Apa yang disampaikannya merujuk pada tuntutan para pemrotes untuk hak pilih universal dan komisi independen untuk menyelidiki kasus-kasus kekerasan polisi terhadap para demonstran sejak Juni lalu.

Seorang pemrotes wanita lainnya berterima kasih kepada Presiden Trump atas dukungannya. Ia menyuarakan ketidaksenangannya terhadap rezim Komunis di Beijing.

“Partai Komunis Tiongkok dan komunisme adalah kanker di Bumi,” demikian pernyataannya. 

Di luar konsulat AS, seorang pengunjuk rasa mengenakan jas dengan topeng Trump dengan wajah yang dipenuhi menerima surat petisi dari para pengunjuk rasa. 

Panitia menjelaskan bahwa mereka tidak dapat menyerahkan surat itu secara langsung kepada seseorang di konsulat karena pengaturan aparat polisi. 

Para pengunjuk rasa kemudian berbaris dari konsulat AS kembali ke kawasan Charter Garden. (asr)

FOTO : Pada tanggal 1 Desember 2019, orang-orang Hong Kong mengadakan parade “Terima kasih kepada Amerika Serikat karena melindungi Hong Kong” di Chater Garden, Central. (Yu Gang / The Epoch Times)

Naik dan Jatuhnya Saham Produsen Marmer Tiongkok Secara Tiba-tiba Harus Membuat Para Investor Mawas Diri

0

Fan Yu – The Epochtimes

Sesuatu yang aneh terjadi pada tanggal 21 November di bursa Hong Kong, dan investor Amerika Serikat harus memberi perhatian. Saham produsen marmer yang terdaftar di Hong Kong, ArtGo Holdings Ltd jatuh 98 persen dari harga penutupan pada tanggal 20 November, sebelum perdagangan ditangguhkan oleh bursa Hong Kong.

Melansir dari The Epochtimes, kejatuhan harga saham ArtGo yang tiba-tiba dan spektakuler, didahului oleh periode kenaikan harga sahamnya yang sama dramatisnya. Sahamnya melonjak hampir 3.800 persen tahun ini — menjadi pemenang terbesar di dunia di antara perusahaan-perusahaan yang penilaiannya setidaknya 1 miliar dolar AS. 

Jadi apa yang terjadi di sini? 

Rupanya hari sebelumnya penyedia indeks global MSCI Inc mengumumkan bahwa MSCI Inc tidak akan lagi menambah ArtGo ke indeks saham globalnya. Dikarenakan kekhawatiran atas “sumber daya yang dapat diinvestasi” oleh perusahaan yang timbul setelah “analisis lebih lanjut dan umpan balik dari para pelaku pasar.” 

Aksi tersebut menakuti para investor pada tanggal 21 November, hari perdagangan berikutnya, yang menganggap perusahaan tersebut hanya bernilai sekitar 2 persen dari nilai sebelumnya. Dengan asumsi akan ditambahkan ke indeks global MSCI Inc.

Perubahan yang dilakukan oleh MSCI, datang hanya dalam waktu dua minggu setelah penyedia indeks yang berbasis di New York mengumumkan akan menambahkan ArtGo ke indeksnya. 

Kekuatan Indeks 

Seberapa besar perhatian investor Amerika Serikat terhadap produsen marmer misterius yang diperdagangkan di Hong Kong? 

Banyak. Karena penyedia indeks yang berperan sentral seperti MSCI bermain dalam struktur pasar saat ini, investor Amerika Serikat dapat secara tidak sadar berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang tidak dikenal seperti ArtGo dan lainnya dalam rekening dana pensiun dan portofolio investasinya. 

Mungkin adalah terlalu berlebihan untuk menggambarkan bahwa 98 persen nilai ArtGo bergantung pada dimasukkannyanya ArtGo ke dalam indeks saham global MSCI. 

Namun demikian, kenaikan dan penurunan dramatis itu tidak menggarisbawahi pengaruh pasar dari penyedia indeks seperti MSCI di zaman investasi pasif. 

Untungnya MSCI diberitahu ada sesuatu yang tidak benar mengenai ArtGo. Yang mana keuntungannya mengejutkan baru-baru ini tidak mewakili kondisi keuangan yang mendasarinya.

MSCI dan nama penyedia indeks saham lainnya seperti FTSE Russell, S&P, Dow Jones, dan CRSP (Pusat Penelitian Harga Keamanan) mengoperasikan indeks saham yang didambakan untuk melacak kinerja sekelompok saham, seperti industri, kawasan, atau kriteria lainnya. 

Tergantung pada indeks spesifik, perusahaan-perusahaan tersebut harus memenuhi persyaratan dasar seperti kapitalisasi pasar minimum (penilaian),  float size, likuiditas/volume, atau karakteristik tata kelola seperti hak suara yang diberikan kepada pemegang saham. 

Mengapa indeks itu penting? Banyak dana yang diperdagangkan di bursa dan dana investasi pasif secara langsung melacak atau meniru indeks saham, yang berarti strategi mereka adalah membeli saham konstituen dari indeks saham ini dan menyamai kinerjanya. 

Dominasi dana yang diperdagangkan di bursa yang berbiaya rendah dan dana Vanguard, mendiang pendiri Jack Bogle yang mempopulerkan investasi indeks berbiaya rendah, dalam beberapa tahun terakhir menjadi topik diskusi utama mengenai pasar saham. 

Investor ritel telah menuangkan jauh lebih banyak uang ke dalam dana pasif seperti itu daripada dana aktif — yang manajer investasinya “secara aktif” mengelola atau memilih investasi individu — dalam beberapa tahun terakhir, karena biaya strategi yang relatif murah. 

Aset dalam dana saham domestik pasif tumbuh menjadi 4,3 triliun dolar AS pada bulan April 2019. Setara dengan aset dana yang dikelola secara aktif untuk pertama kalinya dalam sejarah, menurut majalah Institutional Investor. 

Semakin banyak, dana saham yang dikelola secara aktif serta dana pensiun dan reksa dana juga membandingkan dirinya dengan indeks saham ini sebagai cara untuk menilai kinerja. 

Meskipun manajer pendanaan seperti itu memiliki keleluasaan atas masing-masing saham, mereka sebagian besar mengikuti kumpulan konstituen dari indeks saham. 

Selama dua tahun terakhir MSCI dan rekan-rekannya telah menambah lebih banyak saham yang terdaftar di Hong Kong dan Tiongkok Daratan dalam indeks globalnya. 

Ukuran yang Rendah untuk Kualifikasi 

Sebagian besar indeks saham memiliki kualifikasi minimum bagi perusahaan untuk dimasukkan, seperti kapitalisasi pasar, likuiditas, dan hak pemegang saham, sebagai beberapa contoh saja.

Tetapi apa yang tidak diperhatikan oleh indeks adalah ekonomi dan kesehatan keuangan yang mendasarinya. Orang dapat berargumen bahwa kesehatan finansial yang benar-benar mengerikan akan merusak kapitalisasi pasar dan karenanya merupakan kualifikasi perusahaan, tetapi itu adalah respons reaktif. 

Indeks stok untuk sebagian besar hanya tidak memperhatikan kualitas model bisnis perusahaan, profitabilitas, tim manajemen, kualitas atau daya tahan aliran pendapatan, atau sebagian besar ukuran sukses nyata yang subjektif lainnya.

Investor secara tradisional menganggap kualitas-kualitas itu sebagai yang terpenting dalam mengevaluasi apakah akan berinvestasi dalam saham perusahaan tersebut. Tetapi untuk operator indeks, selama perusahaan tersebut memenuhi beberapa persyaratan dasar, maka perusahaan itu masuk.

Jadi investor dalam dana yang mengandalkan indeks tersebut, harus mengetahui bahwa tidak seperti dana yang dikelola secara aktif, indeks tidak menjaga kepentingan keuangannya.

David Webb, seorang aktivis investor Hong Kong yang secara dekat mengikuti ArtGo, mengkritik MSCI karena dimasukkannya ArtGo dalam indeks MSCI secara dini.

“Selamat MSCI, yang baru saja membuat ArtGo lebih mudah bagi para pemetik saham aktif untuk mengungguli indeks tanpa pikiran anda,” tulis David Webb dalam catatan di situs webnya pada tanggal 8 November. Pada awal bulan September David Webb telah memperingatkan investor bahwa saham ArtGo menunjukkan cenderung “penggelembungan.”

Secara Buta Mengikuti Indeks

Tesis utama untuk berinvestasi dalam dana indeks adalah bahwa bagi kebanyakan investor amatir, adalah terlalu sulit untuk memilih saham individu untuk “mengalahkan pasar.” 

Tren ini juga didorong oleh kenyataan bahwa dana saham yang dikelola paling aktif belum mampu mengungguli pasar dalam beberapa tahun terakhir, meskipun biayanya relatif tinggi. 

Jadi untuk investor ritel, mungkin lebih menguntungkan untuk hanya bertindak sesuai pasar dengan berinvestasi dalam dana pasif berbiaya rendah atau dana yang diperdagangkan di bursa yang melacak indeks pasar.

Itu sebabnya manajer investasi pasif seperti BlackRock, State Street, dan Vanguard telah melihat aset mereka di bawah balon manajemen dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi tanpa pemetik saham aktif yang menganalisis perusahaan tersebut dan mengungkap pemain berkinerja tinggi atau rendah, perusahaan seperti ArtGo dapat dibeli dengan dana secara buta mengikuti indeks. Dan, harga saham perusahaan semacam itu mungkin tidak sepadan dengan kenyataan keuangannya. Tidak ada yang mengetahui berapa banyak perusahaan seperti ArtGo yang bersembunyi di pasar saham Tiongkok.

Ini mungkin risiko yang cukup rendah di pasar yang matang dan efisien seperti di Amerika Serikat. Tetapi di Wild West pasar saham Tiongkok — di mana keuangan perusahaan sering menjadi kotak hitam dan regulator asing dilarang memeriksa laporan audit — risikonya adalah terlalu besar untuk diabaikan. Sedangkan investor ritel yang tidak curiga akan merugi. (Vv/asr)

FOTO : Investor memonitor layar yang menunjukkan pergerakan pasar saham di sebuah rumah broker di Shanghai, pada 1 September 2015. (Johannes Eisele / AFP / Getty Images)

UU Hong Kong Dianggap Tak Mungkin Menggagalkan Kesepakatan Sebagian Perdagangan AS-Tiongkok

0

Emel Akan

Hanya sehari sebelum rakyat Amerika Serikat merayakan Thanksgiving, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani dua rancangan Undang-Undang untuk mendukung aksi protes pro-demokrasi di Hong Kong, yang memicu reaksi keras dari Komunis Tiongkok.

Ada investor yang khawatir penandatanganan langkah-langkah ini dapat mengganggu kemajuan baru-baru ini antara kedua negara pada kesepakatan perdagangan “fase pertama”. 

Sejumlah analis menilai justru sebaliknya dukungan AS untuk Hong Kong tidak akan menghentikan negosiasi dagang.

Yang pertama dari dua Rancangan Undang-Undang yang ditandatangani oleh Trump pada 27 November adalah Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. Undang-Undang tersebut menetapkan sanksi terhadap pejabat Komunis Tiongkok atau Hong Kong yang telah melanggar hak asasi manusia di kota tersebut

“Kami percaya bahwa RUU itu akan menjadi undang-undang karena dukungan kongres yang kuat,” kata Johanna Chua, seorang ekonom Citi yang berbasis di Hong Kong dalam sebuah laporan. 

“Meskipun ada beberapa harapan bahwa Presiden Trump akan menunggu RUU tersebut secara otomatis menjadi Undang-Undang tanpa penandatanganan, yang bisa menjadi kurang provokatif dari Tiongkok.”

Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong akan mensyaratkan Menlu AS untuk mereview setiap tahun apakah Hong Kong “cukup otonom” dari Tiongkok untuk menjamin hak istimewa perdagangan khusus yang saat ini diberikan kepada Hong Kong.

Sejak penandatanganan RUU tersebut, para pengunjuk rasa pro-demokrasi telah mengadakan dua demonstrasi. Aksi tersebut sebagai ungkapan terima kasih kepada Trump dan anggota parlemen AS. 

Pengesahan tersebut secara luas dilihat oleh para pemrotes sebagai bentuk tekanan ekonomi bagi pemerintah Hong Kong dan rezim komunis Tiongkok, yang mengandalkan pusat keuangan tersebut sebagai sumber modal penting bagi daratan Tiongkok.

RUU lain yang ditandatangani oleh Presiden Trump melarang Amerika Serikat mengekspor peralatan pengendalian massa ke kepolisian Hong Kong.

Johanna Chua menilai waktu tindakan AS memang menimbulkan risiko menunda kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok tahap pertama karena ketegangan politik.

Ia tidak berharap RUU Hong Kong menggagalkan prospek kesepakatan perdagangan. Dikarenakan kedua pihak kemungkinan akan memisahkan masalah Hong Kong dari pembicaraan perdagangan. 

Menurut dia, kesepakatan perdagangan fase pertama dapat ditutup pada awal 2020 dengan pengembalian tarif September.

Putaran tarif baru mulai berlaku pada 1 September, yang berkaitan dengan tarif lebih dari 125 miliar dolar AS impor dari Tiongkok. Jika kesepakatan dagang tidak tercapai pada 15 Desember, putaran tambahan tarif Amerika Serikat akan diberlakukan.

Trump, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa langkah-langkah  tersebut “diberlakukan dengan harapan bahwa para pemimpin dan perwakilan Tiongkok dan Hong Kong akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai yang mengarah pada perdamaian jangka panjang dan kemakmuran bagi semuanya.”

Kesepakatan Perdagangan Sebagian

Pada bulan Oktober lalu, dua ekonomi terbesar dunia tersebut mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan perdagangan parsial. Pada prinsipnya, tentang kekayaan intelektual, jasa keuangan, dan pertanian.

Trump mengatakan bahwa mungkin ada dua atau tiga fase dalam pembicaraan perdagangan dengan Tiongkok. Kedua belah pihak saat ini sedang berupaya untuk menyelesaikan perjanjian fase pertama untuk penandatanganan. 

Namun demikian, ketidakpastian tentang waktu pertemuan puncak antara Trump dan Xi Jinping tetap ada.

Bulan lalu, Trump menyarankan kedua pihak bisa menandatangani perjanjian parsial di negara bagian pertanian Iowa, yang telah terpukul keras oleh perang dagang. Analis Citi bukan satu-satunya yang menyatakan pandangan optimis tersebut.

Amy Celico, kepala sekolah di perusahaan strategi bisnis Albright Stonebridge Group Hong Kong Act of Human Rights and Democracy Act adalah “masalah signifikan” bagi Tiongkok.

Amy Celico kepada CNBC menilai, ia tidak berpikir sebagai masalah yang mencukupi untuk menggagalkan pembicaraan perdagangan. 

Julian Evans-Pritchard, ekonom senior Tiongkok di Capital Economics, mengatakan kepada BBC, bahwa masih ada insentif di kedua  pihak untuk mendorong kesepakatan, asalkan mereka dapat menyetujui persyaratan.” 

Pada 28 November, Komunis Tiongkok mengancam akan mengambil “penanggulangan yang kuat” terhadap Amerika Serikat, dan kementerian luar negerinya memanggil Duta Besar AS Terry Branstad. Hal demikian terkait sebagai protes penandatanganan Trump atas UU Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. 

Ketegangan juga meredam beberapa sentimen positif di pasar saham pada 29 November. Saham Amerika jatuh dengan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 0,4 persen dalam sesi perdagangan pendek. Pasar Asia juga ditutup melemah, dipimpin oleh indeks Hang Seng Hong Kong, yang turun 2 persen. (asr)

Penyakit Pes Bikin Warga Terkejut, Tiga Garis Pencegahan Dibentuk antara Beijing dan Mongolia Dalam

0

Ling Yun – Epochtimes.com

Letusan penyakit pes atau sampar sebelumnya telah terjadi di Mongolia Dalam, Gansu dan wilayah lain di Tiongkok. Tetapi pemerintah menutupinya sampai epidemi penyakit pes itu menyebar dengan cepat. Saat ini, hampir semua orang di Mongolia Dalam dilanda kepanikan.

Di terminal bus, stasiun kereta api, bandara, dan rumah sakit, semua orang harus diperiksa suhu tubuhnya. Menurut informasi online, saat ini banyak desa telah sepenuhnya diblokir pemda setempat, warga desa dilarang masuk dan keluar, komunikasi di desa juga telah diputus.

Beijing dan Mongolia membentuk tiga garis pencegahan

Menurut laporan Caixin.com, tim Penanggulangan Tanggap Darurat dan Kontrol Wabah Pes Mongolia Dalam menerbitkan “Rencana Kerja tembok pertahanan Beijing-Mongolia pada 21 November 2019”, membangun tiga garis pertahanan. Termasuk tes suhu badan di pintu masuk Bandara Xilinhot, Mongolia dalam.

 Hasil pemeriksaan suhu semua orang harus didaftar. Jalan bebas hambatan ke dan dari Spanduk Kiri Sonid, Mongolia Dalam, Tiongkok juga telah didirikan pos pemeriksaan suhu badan. Semua orang yang berlalu lalang harus menjalani pemeriksaan ketat, dan nama, nomor telepon, lokasi keberangkatan serta tujuan dan informasi terkait lainnya harus dicatat.

Laporan itu mengatakan bahwa wabah pes yang terjadi baru-baru ini erat kaitannya dengan kelalaian pemda setempat. Di sejumlah daerah di utara mulai terjadi wabah pes yang parah pada musim panas ini. Hingga pukul 3 sore pada tanggal 19 November 2019, meskipun tidak ada penambahan baru warga yang terinfeksi wabah pes di Xilingol League, namun selalu ditemukan adanya reaksi positif wabah pes antar hewan dari hewan yang mati. Xilingol League adalah salah satu dari 12 league atau liga Mongolia Dalam. 

Pada 21 November 2019, polisi lalu lintas Kota Chifeng menjalani pemeriksaan suhu badan di rumah sakit. (Polisi Chifeng)

Sebelumnya, Jiemian.com-Media Berita Bisnis Keuangan Tiongkok mengutip penduduk lokal Mongolia Dalam, mengatakan bahwa beberapa hari lalu pemda setempat melakukan disinfeksi dan pembakaran bangkai hewan di kota tempat tinggalnya. 

Saat ini, di sejumlah besar terminal bus, stasiun kereta api, bandara, dan rumah sakit, semua orang harus diperiksa suhu tubuhnya. Netizen di Mongolia Dalam menulis pesannya di Weibo: “Wabah pes memang benar-benar sangat serius. Setiap ada yang lewat di pintu masuk rumah sakit pasti harus menjalani tes suhu badan!”

Pada 21 November 2019, sebuah pos pemeriksaan wabah pes didirikan di Alxa, Mongolia Dalam. (Diposting oleh polisi Alxa, Mongolia Dalam)

Detasemen Polisi Lalu Lintas kota Chifeng merilis berita pada 21 November 2019, menyatakan bahwa “Menurut penyebaran terpadu dari atasan, baru-baru ini, Brigade Kedua Detasemen Lalu Lintas Polisi Kota Chifeng bersama dengan Rumah Sakit Songshan, Mongolia Dalam, mendirikan pos pemeriksaan sementara terkait wabah pes di terminal bus Kota Chifeng.”

Selain itu, polisi di Liga Alxa, sebuah prefektur yang terletak di bagian utara Tiongkok dekat perbatasan Mongolia Dalam juga merilis berita, bahwa pemda setempat juga mulai melakukan inspeksi di jalan untuk mencegah penyebaran epidemik penyakit pes.

Keterangan gambar : Sebuah sekolah dasar di Mongolia Dalam mengeluarkan pemberitahuan berupa pencegahan wabah pes. (Internet)

Sebuah pemberitahuan dari sebuah sekolah dasar menyebutkan bahwa sekolah-sekolah setempat telah menerima peringatan resmi bahwa wabah pes setempat saat ini sangat serius. Orang tua siswa dilarang keras membawa anak-anak mereka ke area pastoral-gembala dan daerah pedesaan. 

Selain itu, dikarenakan banyaknya tikus yang mati akibat bencana banjir. Jadi dihimbau kepada kepala keluarga masing-masing agar menjauhkan anak-anaknya bermain tanah dan jangan mengadakan kontak dengan hewan peliharaan yang mungkin membawa kutu.

Selain itu, Central News Agency-Taiwan mengutip sumber-sumber jaringan Twitter yang belum dikonfirmasi mengatakan, bahwa di Mongolia Dalam, Gansu, Ningxia, Xinjiang, Liaoning dan Jilin serta lebih dari 300 desa di provinsi bagian utara Tiongkok diblokir sepenuhnya. 

Surat edaran pemberitahuan tentang wabah pes dikeluarkan oleh “Pusat Pengendalian Penyakit Distrik Yuhua”, Kota Shijiazhuang, Provinsi Hebei, Tiongkok. (Gambar Internet)

Sementara itu, penduduk desa dilarang masuk atau keluar untuk mencegah penyebaran wabah pes. Komunikasi di desa juga diputus pemda setempat dan dijaga ketat polisi bersenjata.

Namun, informasi itu belum dapat dikonfirmasi sejauh ini, tetapi jurnalis dari Jiemian.com-Media Berita Bisnis Keuangan Tiongkok dicegat oleh sebuah kendaraan daerah setempat ketika mencoba pergi ke Mongolia Dalam dan lokasi tambang tempat kerja 3 pasien wabah pes. 

Petugas dari pos pencegahan wabah di dalam kendaraan itu mengatakan bahwa tim jurnalis memasuki area sumber epidemi, dan jalan di depan telah diisolasi, sehingga dilarang masuk. 

Warga Beijing: Wabah pes di Beijing tidak hanya dua kasus sebagaimana yang dinyatakan pejabat resmi

Meskipun pengumuman resmi ada tiga kasus wabah pes yang dikonfirmasi, termasuk dua warga Mongolia Dalam yang didiagnosis di Rumah Sakit Beijing. Tetapi warga setempat mengungkapkan bahwa wabah pes tidak hanya ada dua kasus seperti yang disampaikan pemda setempat.

Pelatihan pencegahan wabah pes di sejumlah distrik kota Shijiazhuang, provinsi Hebei, Tiongkok. (Tangkapan layar)

Seorang warga Beijing dengan syarat anonim baru-baru ini mengatakan kepada reporter NTDTV, bahwa salah seorang temannya yang bekerja di Rumah Sakit Xuanwu, Beijing mengatakan kepadanya bahwa secara aktual sebenarnya ada 6 kasus, namun, pihak rumah sakit telah memerintahkan semua pekerja medis untuk tutup mulut, dilarang membicarakan hal itu pada orang luar. Sama seperti wabah SARS di masa lalu, pihak rumah sakit tidak ingin terlalu banyak orang mengetahuinya terlebih dahulu.

Rumah Sakit Xuanwu dibagi menjadi Gedung Selatan dan Gedung Utara. Gedung di sebelah utara telah disegel. Mereka hanya mengizinkan awak media mengunjungi Gedung Selatan, yang merupakan klinik rawat jalan biasa.

Warga Beijing mengatakan, “Karena saya dari Beijing, salah seorang teman saya kebetulan bekerja di Rumah Sakit Xuanwu Beijing itu. Saya kemudian meneleponnya dan bertanya tentang wabah pes. Saya menanyakan apa benar hanya ada dua kasus seperti yang dikatakan pejabat setempat ? Teman saya mengatakan bahwa rumah sakit telah menutup informasi terkait, melarang staf medis membicarakan hal itu, tetapi secara aktual sebenarnya ada enam kasus, dan telah dirahasiakan selama beberapa hari.” 

Pelatihan dan pengetahuan pada masyarakat di distrik Yuanheng tentang pencegahan dan pengendalian wabah, yang diadakan pada 10 Oktober 2019 di Kota Xinle, Shijiazhuang, provinsi Hebei, Tiongkok (Tangkapan layar)

Selain itu, sepenggal video dari youtuber di YouTube menarik perhatian netizen. Pembawa acara itu pernah mengungkapkan pada Oktober 2019 lalu, bahwa seorang gadis Beijing yang ia kenal terobsesi pada pakaian bekas atau paket kemasan, tak lama kemudian ia diduga terinfeksi wabah pes dari pakaian bekas yang terinfeksi wabah yang dibelinya itu.

Host wanita itu mengatakan bahwa setelah temannya terjangkit wabah pes, dia pergi ke toko tempat temannya membeli pakaian bekas dan melaporkannya ke polisi. Setelah diselidiki, polisi menemukan bahwa itu adalah pakaian yang diambil seorang petugas keamanan rumah sakit dari mayat seseorang di salah satu rumah sakit di Beijing, kemudian dijual dalam paket kemasan.

Video ini diunggah pada 31 Oktober 2019, jauh sebelum pengumuman resmi wabah pes. Namun informasi ini belum dapat dikonfirmasi saat ini.

“Pemberitahuan tentang wabah pes” di Shijiazhuang

Komunitas di kota Shijiazhuang, provinsi Hebei, Tiongkok, juga mengedarkan pemberitahuan tentang wabah pes yang dikeluarkan oleh “Pusat Pengendalian Penyakit Distrik Yuhua” di Kota Shijiazhuang. Kabar itu seketika menyebar dengan cepat, tetapi departemen dari pusat pengendalian penyakit tersebut segera menyangkal dengan mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengeluarkan pemberitahuan itu.

Pemberitahuan yang beredar di internet itu bersumber dari Pusat Pengendalian Penyakit Distrik Yuhua, kota Shijiazhuang. Pemberitahuan menyebutkan “Dikarenakan wabah pes baru-baru ini, dilarang keras membawa anak-anak ke desa atau daerah pastoral-gembala untuk bermain. Menjauhkan anak-anak bermain tanah dan jangan mengadakan kontak dengan hewan peliharaan yang mungkin membawa kutu, seperti kucing, anjing dan hewan lain yang kemungkinan tergigit kutu.

Surat pemberitahuan yang disebarluaskan di internet itu seketika menimbulkan kekhawatiran warga. Selanjutnya, Pusat Pengendalian Penyakit Distrik Yuhua, Shihuazhuang mengeluarkan pesan yang menyangkal dikeluarkannya pemberitahuan terkait, mengatakan bahwa mereka belum atau tidak menerima laporan informasi yang relevan tentang penemuan pasien wabah pes dari departemen kesehatan dan medikal di daerah itu.

Meskipun pemberitahuan itu dituding hoaks, namun, situs web resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hebei menunjukkan, bahwa pada 21 November 2019, di sejumlah distrik kota Shijiazhuang pernah mengadakan pelatihan terkait pencegahan wabah pes, termasuk surat edaran pemberitahuan tentang wabah pes yang dikeluarkan oleh “Pusat Pengendalian Penyakit Distrik Yuhua”, Shijiazhuang seperti tersebut di atas.

informasi dari Pusat Pengendalian Penyakit Kota Shijiazhuang menyatakan bahwa sesuai dengan persyaratan Komisi Kesehatan Kota terkait pemberitahuan melalui video pelatihan pengetahuan tentang pencegahan wabah pes dari lembaga Medis dan Kesehatan, pada sore 18 November 2019, Pusat Pengendalian penyakit  Distrik Yuhua mengadakan pelatihan khusus pengetahuan dan pengendalian wabah pes yang diikuti seluruh staf medis.

Pada 19 November 2019 keesokannya, semua personel medis di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Distrik Yuhua mengadakan latihan penanggulangan dan pencegahan wabah pes dan infeksi flu burung H7N9 pada manusia.

Selain itu, pelatihan di Distrik Chang’an, Shijiazhuang, selain menjelaskan pengetahuan dasar tentang wabah pes, juga mengedepankan sejumlah persyaratan, meminta setiap personil pencegahan wabah, agar segera melakukan semua pekerjaan pencegahan dan pengobatan begitu didiagnosis penyakit.

Situs resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hebei, menyebutkan bahwa Kota Xinle, Shijiazhuang telah memberikan pelatihan dan pengetahuan pada masyarakat di distrik Yuanheng tentang pencegahan dan pengendalian wabah pada 10 Oktober 2019, lebih dari sebulan yang lalu. 

Selain itu, pada tanggal 14 November 2019 lalu, pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Zhangjiakou mengadakan pelatihan pencegahan dan pengendalian wabah pes. 

Pada 15 November keesokannya, pusat pencegahan dan pengendalian penyakit di Qingyuan, Distrik Baoding, Provinis Hebei, Tiongkok sebelumnya juga pernah mengadakan latihan tanggap darurat wabah pes. (jon)

FOTO : Penumpang di Stasiun Kereta Api Mongolia Dalam menjalani tes suhu badan satu per satu. (Internet)

Dimulai Investigasi atas Tewasnya 400.000 Korban Warga dalam 20 Tahun Akibat Opioid

0

Liang Yan

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat telah mulai melakukan penyelidikan untuk mengungkap apakah produsen obat-obatan jenis opioid, fentanil dengan sengaja menyebabkan pasien menyalahgunakan atau menggunakan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan. 

Menurut data yang diterbitkan pemerintah Amerika Serikat, setidaknya 400.000 orang warga Amerika telah meninggal karena overdosis opioid dalam 20 tahun terakhir.

Wall Street Journal mengutip laporan sumber menyebutkan bahwa jika hasil investigasi mengarah ke tuntutan pidana terhadap perusahaan farmasi, hal itu akan menjadi gugatan terburuk terhadap produsen opioid dalam sejarah Amerika Serikat.

Ketika perusahaan farmasi itu diselidiki di seluruh Amerika Serikat, mereka sudah terlibat dalam biaya litigasi sipil yang jumlahnya mencapai miliaran dolar.

Sekarang setidaknya terdapat 4 perusahaan farmasi dan 2 perusahaan distribusi yang menerima panggilan pengadilan dari jaksa federal di Distrik Timur New York. Mereka termasuk Perusahaan farmasi : Teva Pharmaceutical Industries Ltd., Mallinckrodt, Johnson & Johnson, Amneal Pharmaceuticals Inc dan Perusahaan distribusi : Amerisource Bergen Corp. dan McKesson Corp.

Ketika perusahaan-perusahaan itu menerima tuntutan hukum dan investigasi pengadilan negara bagian dan lokal, mereka menyangkal bertanggung jawab atas krisis opioid.

Perusahaan itu mengatakan  bahwa mereka tidak melanggar hukum dalam produksi dan penjualan obat resep obat penghilang rasa sakit.

Laporan menyebutkan bahwa penyelidikan kriminal dari perusahaan farmasi dan penjualan di atas baru saja dimulai, dan dalam beberapa bulan ke depan, produsen obat lain dapat juga menerima panggilan pengadilan dari kementerian kehakiman.

Menurut undang-undang Amerika Serikat terhadap zat yang dikendalikan (Controlled Substances Act), perusahaan farmasi memiliki tanggung jawab untuk memantau kemungkinan terhadap penyalahgunaan obat-obatan produksi mereka oleh masyarakat, termasuk melaporkan pesanan obat yang mencurigakan dari apotek atau individu ke pihak berwenang terkait.

Jika tidak dilaporkan setelah ada penemuan, maka menurut undang-undang itu eksekutif perusahaan atau orang yang bertanggung jawab dapat menghadapi tuntutan hukum pemerintah. Jika hakim mendapatkan bukti bahwa pihak farmasi secara sengaja tidak melaporkan, maka perusahaan farmasi juga menghadapi resiko terkena tuntutan pidana.

Menurut data pemerintah Amerika Serikat, sejak tahun 1999, setidaknya 400.000 orang warga Amerika telah meninggal karena menggunakan opioid yang berlebihan melalui jalur legal atau ilegal. 

Oleh karena itu, banyak agen pemerintah kota, kabupaten, negara bagian, dan federal telah mengajukan tuntutan hukum terhadap pabrik farmasi, distributor, dan apotek dalam beberapa tahun terakhir untuk meminta pertanggungjawaban mereka.

Tuntutan hukum telah menyebabkan beberapa pabrik farmasi bangkrut. Salah satunya adalah Purdue Pharma LP. Perusahaan itu menghadapi penyelidikan dari pengadilan di New Jersey, Vermont dan Connecticut.

Dalam pengendalian obat-obatan sebelumnya, pengadilan Amerika Serikat hanya melakukan investigasi, menjatuhkan tuntutan hukuman terhadap pengguna dan pengedar narkoba.

Geoffrey Berman, seorang jaksa federal di Manhattan, New York sebelumnya pernah mengatakan : “Ini sama saja dengan mengatakan bahwa perilaku eksekutif perusahaan farmasi dan perusahaan distribusi sama dengan gembong narkoba”. (sin)

FOTO : Kementerian Kehakiman AS telah memulai penyelidikan untuk mengungkap apakah produsen obat-obatan jenis opioid, fentanil dengan sengaja menyebabkan pasien menyalahgunakan atau menggunakan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan. (Canadian Press)