Home Blog Page 1899

Aktivis Tiongkok Dikenal sebagai ‘Jagal Super Vulgar’ Dihukum 8 Tahun Penjara

0

Seorang aktivis politik terkemuka Tiongkok yang dikenal karena kampanye online yang mencemooh pejabat publik telah dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.

Wu Gan, yang lebih dikenal dengan nama online-nya “Super Vulgar Butcher“, akan menangani kasus-kasus dugaan penyalahgunaan undang-undang oleh negara Tiongkok.

Hukuman penjara delapan tahun untuk subversi, yang dijatuhkan oleh sebuah pengadilan di Tianjin, Tiongkok timur laut, sejauh ini merupakan hukuman terberat yang dijatuhkan dalam tindakan keras terhadap aktivis hak asasi manusia oleh Tiongkok.

Wu akan mengajukan banding atas hukuman tersebut, pengacaranya Ge Yongxi mengatakan kepada The Associated Press.

Wu Gan, yang lebih dikenal dengan nama online-nya "Super Vulgar Butcher"
Wu Gan di luar sebuah kantor pengadilan di propinsi Fujian, Tiongkok selatan, pada tahun 2010.

Di pengadilan pada hari Selasa, Wu dikenai catatan tidak sopan dalam ucapannya selama mengikuti keputusan pengadilan tersebut, dengan mengatakan bahwa dia ‘berterima kasih kepada partai tersebut karena telah memberi saya kehormatan tinggi ini,’ menurut Ge, yang berada di pengadilan.

“Saya akan tetap setia pada aspirasi awal kita, menggulung lengan baju saya dan melakukan usaha ekstra,” kata Wu, bermain dalam ungkapan terkenal yang oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping sering digunakan untuk mendesak pejabat Partai Komunis untuk memperbaiki pekerjaan mereka.

Wu adalah salah satu aktivis dan pengacara pertama yang ditangkap dalam sebuah tindakan keras oleh pihak berwenang yang dimulai pada tahun 2015. Persidangan satu hari pertamanya diadakan pada bulan Agustus setelah ditahan lebih dari dua tahun.

Aktivis seperti Wu berfokus pada kasus individual daripada menantang kebijakan Partai Komunis di tingkat nasional, membuat mereka menjadi sakit kepala yang lebih besar bagi pejabat lokal daripada di Beijing. Namun kemampuan mereka untuk mengatur dan membawa orang keluar dari lapangan tampaknya telah membuat pihak berwenang gugup.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa para pihak berwenang menganiaya Wu dan ironis bahwa perjuangannya untuk keadilan bagi orang lain telah merugikan kebebasannya sendiri.

“Dengan keberanian yang luar biasa dan kata-kata yang menghina, Wu Gan mengatur nada untuk apa yang disebut ‘pengadilan’ terhadapnya,” kata temannya dan aktivis Tiongkok, Wu Yuren.

“Ini akan mengilhami semakin banyak orang untuk menginjak-injak pemerintahan yang tampaknya berkuasa namun tidak memiliki otoritas rakyat.”

Pengadilan mengatakan Selasa dalam sebuah pernyataan online bahwa Wu Gan telah membuat banyak komentar online yang ‘menyerang kekuasaan negara.’

Ini menuduhnya menghipnosis kasus yang ‘mendiskreditkan alat-alat negara’ dengan mengorganisir pertemuan publik ilegal, menyebabkan masalah, dan membuat komentar kasar secara online tentang orang lain. Dikatakan tindakan tersebut merupakan bagian dari serangkaian kegiatan kriminal yang berusaha untuk ‘menggulingkan kekuasaan negara dan sistem sosialis’.

Wu juga bekerja sebagai asisten administrasi di Beijing Fengrui Law Firm (Kantor Hukum Fengrui Beijing), yang telah menangani kasus-kasus sensitif dan menjadi fokus tindakan keras pihak berwenang yang dimulai pada bulan Juli 2015. Ratusan pengacara, aktivis dan lain-lain ditahan dalam penyapuan nasional yang terkoordinasi yang mengirimkan suasan dingin melalui komunitas aktivis Tiongkok. Banyak yang kemudian dilepaskan.

Tuduhan subversi yang samar-samar sering diratakan terhadap aktivis hak asasi manusia dan dianggap sebagai musuh politik Partai Komunis yang berkuasa tersebut.

Wu ditahan pada Mei 2015, setelah melakukan perjalanan ke kota tenggara Nanchang untuk memberi tekanan pada hakim. Pengacara pembela telah menolak akses ke file dalam kasus di mana empat orang menjalani hukuman penjara karena pembunuhan ganda mengesampingkan pengakuan kemudian dari orang kelima. Wu mengatakan di media sosial bahwa dia berencana mengadakan pemakaman pura-pura untuk hakim tersebut, dan ditangkap setelah membentangkan spanduk yang menghina dia.

Dalam sebuah kasus terpisah pada hari Selasa, pengadilan di Tiongkok tengah memvonis pengacara Xie Yang karena menghasut subversi kekuasaan negara namun mengatakan bahwa dia dibebaskan dari hukuman kriminal.

Xie telah ditahan selama dua tahun sebelum dibebaskan dengan jaminan pada bulan Mei setelah dia menerima tuntutan tersebut. Bahkan setelah dibebaskan, kata istrinya, Xie diikuti oleh agen keamanan kemanapun dia pergi.

Empat bulan sebelum pembebasannya, keluarga Xie telah mengeluarkan sebuah pernyataan di penjara dari dia mengatakan bahwa dia telah disiksa dalam tahanan dengan pemukulan berulang-ulang, kelaparan dan dehidrasi. Dikatakan bahwa jika dia secara terbuka mengaku pada suatu saat di masa depan, itu akan terjadi karena dia mengalami tekanan dan pemaksaan pemerintah yang sangat besar.

Pada bulan Mei, Xie mengaku bersalah atas persidangannya karena menghasut subversi kekuasaan negara dan membaca dari sebuah pernyataan yang disiapkan yang mengecam aktivisme masa lalunya. Dia juga telah menarik kembali pernyataan penyiksaan tersebut, dimana mendapat perhatian internasional.

Xie mengatakan bahwa dia menerima vonis tersebut dan tidak akan mengajukan banding, menurut sebuah video dari bagian dari persidangan yang diumumkan di situs microblog resmi kantor Pengadilan Rakyat Menengah kota Changsha.

Peneliti Tiongkok Amnesty International, Patrick Poon, mengatakan bahwa ‘memalukan’ bahwa pihak berwenang Tiongkok memilih untuk menangani kasus Wu dan Xie sehari setelah Natal, ketika para diplomat, wartawan dan masyarakat cenderung tidak menanggapi.

“Dengan mencoba menghindar dari pengawasan pers dan masyarakat internasional, pemerintah Tiongkok mengkhianati fakta bahwa ia tahu betul bahwa pengadian-pengadilan palsu ini tidak dapat bertahan dalam pengawasan,” kata Poon. (Dailymail/ran)

ErabaruNews

Anak Jiang Zemin Dituding Bunuh Orang Lain Demi Transplantasi Ginjal

0

ErabaruNews – Masyarakat internasional sedang mengutuk kejahatan PKT yang mengambil paksa organ tubuh dari manusia hidup. Bertepatan dengan momen tersebut, seorang pengusaha kaya Tiongkok yang melarikan diri ke Amerika Serikat, Guo Wengui mengungkapkan kasus pengambilan paksa organ hidup demi kepentingan transplantasi keluarga pejabat senior Tiongkok.

Guo Wengui mengatakan bahwa putra Jiang Zemin, Jiang Mianheng telah menjalani operasi transplantasi ginjal hingga tiga kali. Ironisnya, sebanyak lima orang lain justru terbunuh karena ginjalnya diambil paksa.

“Mungkin saja tidak ada orang mau percaya, mengapa ada juga pejabat yang masih saja tetap hidup meskipun mengidap penyakit kanker? Mengapa anaknya yang penderita kanker masih saja bisa hidup, bahkan sampai 20 tahun lamanya!” Ujar Guo Wengui.

“Tahukah anda? Transplantasi organ! Ini saya bukan berbicara sembarangan,” sambungnya.

Ini adalah pratinjau video yang dirilis Guo pada 20 Agustus 2017. Kemudian, dalam gambar video yang direkam pada 1 September 2017, Ia juga mengatakan bahwa, mantan sekretaris Komite Politik dan Hukum PKT Meng Jianzhu adalah ‘perdana menteri’ keluarga Jiang Zemin.

Meng Jianzhu lah yang ikut memilih dan menentukan donor ginjal yang akan digunakan dalam operasi transplantasi bagi putra sulung Jiang Zemin.

“Jiang Mianheng sudah beberapa kali mengganti ginjalnya antara tahun 2004-2008, yang ia lakukan di rumah sakit di kota Nanjing. Beberapa orang terpaksa menemui ajal sesuai dengan kebutuhan.”

“Dan Meng Jianzhu merupakan orang yang terlibat penuh dalam urusan dari memilih ‘donatur’ (korban), mengorganisasi pengadaan transplantasi sampai pencocokan pasangan ginjal. Selain itu, beberapa pemimpin teras Komisi Politik dan Hukum Kota Shanghai, sejumlah pentolan militer juga membantu demi kelancaran transplantasi,” beber Guo.

Berita tentang Jiang Mianheng menderita penyakit ginjal sudah tersebar jauh hari sebelum Guo Wengui ‘cuap-cuap”.

WikiLeaks mengambil berita telegram yang dikirim Konsulat Jenderal AS di Shanghai pada 4 Desember 2007 yang mengutip ucapan dari seorang dosen Universitas Nanjiang bermarga Gu. Kabar itu memberitakan bahwa, Jiang Zemin awalnya memiliki rencana untuk secara aktif mendukung putranya Jiang Mianheng agar status politiknya lebih baik, tetapi kemudian terhambat karena penyakit kanker ginjal, dimana anaknya terpaksa menjalani dua kali operasi pembedahan.

Media asing ‘Ren Min Bao’ pada bulan Desember 2005 juga memberitakan bahwa Jiang Mianheng masuk rumah sakit untuk operasi ginjal.

“Bagaimana kematian ahli bedah itu? Mengapa sampai membutuhkan 3 buah ginjal, membunuh 5 orang? Ya, karena (buah ginjal) yang berasal dari kedua orang yang dibunuh itu tidak sesuai, pencocokannya yang tidak benar jadi ya dibunuh,” ungkap Guo, bertanya dan menjawabnya sendiri.

Keluarga pejabat Tiongkok yang melakukan transplantasi organ bukan hanya keluarga Jiang. Guo juga mengungkapkan bahwa ibu dari Meng Jianzhu juga melakukan transplantasi hati dan ginjal, istrinya pun 2 kali mengganti buah ginjal.

Untuk memperoleh buah ginjal segar, antek-antek Meng Jianzhu yang sebelumnya pernah menjabat sekretarisnya, yakni Sun Licun dan kaki tangan lainnya secara aktif mencari ginjal dari para terpidana dalam penjara.

Mereka dibunuh untuk diambil organnya! Meskipun tak jarang terjadi organ yang diambil itu ternyata tidak cocok secara medis.

Bulan Maret 2017, Guo Wengui kepada reporter NTDTV mengatakan, Li You, mantan kepala dewan ‘Founder Group’ yang membutuhkan transplantasi hati (liver) sampai memilih organ liver dari belasan donor. Kebanyakan dari mereka itu adalah praktisi Falun Gong.

“Merekalah yang memberitahu saya, Li You mencari dari belasan organ liver. Belasan organ dari belasan orang yang tentunya semua bagus-bagus. Benar, dipilih dari tubuh hidup praktisi Falun Gong, Saya mendengar mereka berkata mencari dari praktisi Falun Gong,” imbuhnya.

Kasus pengambilan paksa organ dari praktisi Falun Gong oleh PKT pertama kali terungkap di masyarakat internasional pada tahun 2006. Selanjutnya, mantan Sekretaris Negara Kanada untuk urusan Asia Pasifik, David Kilgour dan pengacara David Matas melakukan penyelidikan independen atas tuduhan tersebut.

Beberapa bulan kemudian, mereka merilis laporan hasil investigasi yang mengungkapkan bahwa telah terjadi pengambilan organ massal secara ilegal terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok. Dan, praktek tersebut masih berlangsung hingga saat ini.

Mantan peneliti dari wadah pemikir AS, Ethan Gutmann yang juga melakukan penyelidikan independen selama bertahun-tahun atas kejadian tersebut. Dia kemudian menerbitkan buku berjudul The Slaughter yang di dalamnya tertulis : Terdapat bukti meyakinkan bahwa organ praktisi Falun Gong Tiongkok telah diambil paksa guna dijual oleh PKT.

Sedangkan ungkapan Guo Wengui mengenai Li You menjalani transplantasi dengan menggunakan liver yang diambil dari praktisi Falun Gong, terbukti dari perspektif lain bahwa kasus pengambilan paksa organ dari praktisi Falun Gong masih berlangsung sampai sekarang.

Pengamat politik Heng He mengaku sangat yakin bahwa Guo Wengui belum pernah membaca laporan tentang hasil penyelidikan. Dia memperoleh informasi itu melalui cara yang benar-benar berbeda dengan cara yang dilakukan oleh para pelapor investigasi.

“Dia pasti menggunakan channel-nya sendiri, memanfaatkan hubungannya dengan orang-orang dalam yang dia kenal. Bahkan besar kemungkinan dia tidak tahu bagaimana mereka-mereka itu melakukan penyidikan, dia melakukan pembuktian secara independen,” duganya.

Informasi publik menunjukkan bahwa Guo Wengui memiliki latar belakang keamanan nasional RRT. Ia tidak hanya memiliki hubungan dekat dengan Ma Jian, mantan wakil menteri pada Kementerian Keamanan Nasional, tetapi juga telah lama bekerja untuk departemen tersebut.

Sejak tahun 2017 ia yang berada di luar negeri mulai ‘cuap-cuap’ tentang berita tertutup kalangan pemimpin atas Tiongkok.
Menurut pengungkapan Guo Wengui pada 6 September 2017, Jiang Mianheng menggunakan nama samaran dalam operasi transplantasi ginjalnya.

Namun, kemudian diketahui bahwa pendonor ginjal, ahli bedah termasuk orang dalam yang membantu proses operasi transplantasi ditemukan meninggal dunia. Di antaranya ada 2 orang ahli transplantasi ginjal terkenal yang (dikabarkan) melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari gedung.

“Coba Anda jelaskan dari mana ginjal itu berasal? Membunuh orang (seenaknya) sesuai kebutuhan? Mengapa mereka-mereka yang terlibat dalam transplantasi itu mati semuanya? Apakah mereka semua itu (memang benar) melompat dari gedung?” Guo Wengui, mempertanyakan fakta tersebut.

Guo yang kembali muncul di video rekaman pada 4 Oktober 2017 mengatakan, Jiang Mianheng merasa tidak senang dengan paparan tentang transplantasinya di media. Ia kemudian menggunakan kekuatan luar negeri miliknya untuk mendesak Hudson Institute, Washington DC, AS membatalkan jadwal kegiatan ‘Dialog dengan Guo Wengui’. Acara itu sedianya akan diadakan pada hari itu. (NTDTV/Sinatra/waa)

Bus Nyelonong ke Stasiun Kereta Bawah Tanah Tewaskan Empat Orang di Moscow

0

ErabaruNews – Sebuah bus nyelonong menuju pintu masuk kereta bawah tanah di Moskow, Rusia. Insiden itu dilaporkan menewaskan sedikitnya empat orang.

Sedangkan 15 warga lainnya mengalami luka-luka, seperti dikutip dari The Epoch Times, Kamis (28/12/2017).

Bus tersebut meluncur menuruni tangga setelah meninggalkan jalan raya. Bus lalu terhenti karena menabrak bagian pintu masuk kereta bawah tanah, seperti dilaporkan oleh BBC. Kecelakaan itu terjadi di dekat stasiun Slaviansky Boulevard di Moskow.

Polisi mengatakan bahwa bus tersebut bergerak tiba-tiba, sehingga banyak orang terlambat menghindar. Otoritas setempat mengatakan, bahwa insiden itu tidak memiliki indikator serangan teroris.

Sang Sopir bus, dikabarkan sempat mencoba menginjak rem, namun bus terlambat berhenti. Sopir yang mengemudikan bus dipastikan sedang mabuk saat kecelakaan itu.

Rekaman kamera keamanan yang ditunjukkan di televisi Rusia mengungkapkan orang-orang dikejutkan oleh bus yang muncul tiba-tiba menuju menuruni tangga. Peristiwa itu terjadi pada hari Senin (25/12/2017).

Pekerja Rusia tidak mendapat hari libur pas Natal. Sebab, Rusia biasanya merayakan Natal Orthodox, dan akan jatuh pada 7 Januari 2018.

Sumber dari dinas layanan darurat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita TASS, bahwa jumlah korban jiwa meningkat menjadi lima orang. Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi bahwa sekitar 15 orang telah terluka.

Kantor berita Interfax mengatakan, para penyidik tengah menyelidiki penyebab pasti dan detail kecelakaan. Selain sopir yang mabuk, mereka juga menyelidiki apakah kesalahan teknis atau kerusakan bus juga berperan dalam insiden tersebut. (waa)

Munculnya Cahaya Misterius di California Menimbulkan Kegemparan

0

Orang-orang di California Selatan memiliki pemandangan yang mengejutkan pada hari Jumat malam, 22 Desember. Benda kecil dan terang benderang terlihat di langit malam di belakangnya tampak seperti sebuah komet.

Media lokal diberondong oleh panggilan-panggilan telpon dan pesan media sosial melaporkan fenomena aneh tersebut, yang dianggap UFO oleh banyak orang.

Pemandangan nyata dari cahaya misterius tersebut adalah sebuah Roket Falcon 9 yang dikembangkan oleh SpaceX telah diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base di wilayah Santa Barbara.

Pangkalan tersebut telah mengumumkan peluncurannya pada 20 Desember di situsnya. Ia juga telah mengirim siaran langsung video dan audio acara tersebut di Facebook SpaceX.

https://www.facebook.com/SpaceX/videos/10160290436485131/

Roket tersebut telah diluncurkan dengan sukses dan dibawa ke orbit 10 Iridium Next, satelit komunikasi komersil berikutnya. Ini merupakan satelit Iridium keempat, karena perusahaan tersebut akan mengganti jaringan satelit orbitnya yang rendah dengan 81 satelit baru.

https://www.instagram.com/p/BdB09nTjKQY/

Selain komunikasi data dan suara, Iridium juga tuan rumah untuk satelit-satelit barunya sebuah sistem pengawas pesawat terbang dan kapal, setelah penyelesaian jaringan tersebut, mencakup keseluruhan planet. Bahkan sekarang satelit tersebut sudah melacak sebagian besar pesawat udara yang dilengkapi dengan transponder yang sesuai. Situs pelacak penerbangan yang dapat diakses publik seperti FlightAware, Flightradar24, dan OpenSky Network sudah menggunakan data pengamatan tersebut.

Banyak orang California, bagaimanapun, tampaknya tidak menyadari informasi ini dan menatap langit dengan heran, saat roket tersebut meluncur di atmosfer. (ran)

ErabaruNews

Israel Jadikan Donald Trump Nama Stasiun Kereta di Tembok Ratapan Yerusalem

0

Oleh Jasper Fakkert

Epochtimes.id- Pemerintah Israel memutuskan memberikan penghormatan kepada Presiden Donald Trump dengan mengabadikan namanya pada sebuah stasiun kereta api di tempat suci Yahudi di Tembok Barat Yerusalem.

“Tembok Barat adalah tempat paling suci bagi orang-orang Yahudi, dan saya memutuskan untuk memberi nama stasiun kereta api yang mengarah ke sana setelah Presiden Trump mengikuti keputusan bersejarah dan berani untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Negara Israel,” kata Menteri Transportasi Israel, Katz kepada Jerusalem Post.

Trump mengumumkan awal bulan ini bahwa Amerika Serikat secara resmi akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS ke Yerussalem.

Amerika Serikat diharuskan memberlakukannya oleh Undang-Undang negara tersebut sejak 1995 silam. Namun presiden sebelumnya menggunakan keringanan khusus untuk menunda menerapkan UU tersebut.

Presiden Trump juga menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Tembok Barat di bulan Mei.

Presiden Donald Trump berdoa di Tembok Barat, Yerusalem pada 22 Mei 2017. (RONEN ZVULUN/AFP/Getty Images)

Selama kunjungannya, Trump mengenakan yarmulke hitam, dan meletakkan tangannya di dinding saat dia berdoa “untuk kebijaksanaan dari Tuhan.”

Dalam kunjungan tersebut, dia didampingi oleh menantunya, Jared Kushner, seorang Yahudi Orthodox, dan putrinya Ivanka Trump, yang masuk agama Yahudi pada 2009 silam.

Stasiun kereta api yang akan dinamai Trump akan menjadi bagian perpanjangan jalur kereta api yang berangkat dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Proyek ini akan mencakup pembangunan dua stasiun bawah tanah dan terowongan sepanjang 1,8 mil. Proyek ini diperkirakan menghabiskan biaya hampir $ 720 juta dan diperkirakan akan selesai dalam lima tahun.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali memuji Trump atas dukungannya terhadap Israel.

Presiden Donald Trump mendengarkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang berbicara pada sebuah pernyataan untuk pers sebelum pertemuan di Palace Hotel pada sidang 72 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada 18 September 2017. (BRENDAN SMIALOWSKI/AFP/Getty Image/The Epoch Times)

Hubungan antara Amerika Serikat dan Israel semakin tegang di bawah mantan Presiden Barack Obama, terutama setelah berlakunya kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2015.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran siap untuk dapat memperoleh senjata nuklir pada tahun 2026 karena pembatasan pengayaan uranium akan dicabut.

Iran kerap menyerukan kehancuran Israel dan Amerika Serikat.

Meskipun ada kesepakatan nuklir, Iran terus mengembangkan teknologi rudal balistiknya. Berdasarkan kesepakatan yang ada, perkembangan teknologinya tidak menjadi bagian. Oleh karena itu, Trump mengatakan dirinya bermaksud untuk memasukkan dalam kesepakatan yang akan dinegosiasi ulang.

Menyaksikan pidato Trump di Majelis Umum PBB ke 72 pada September, Netanyahu mengatakan : “Dalam lebih dari 30 tahun pengalaman saya dengan PBB, saya tidak pernah mendengar pidato yang lebih berani atau lebih berani.” (asr)

Sumber : The Epochtimes

Apa yang Terjadi? Xi Jinping Berobat di Rumah Sakit karena ‘Sakit Perut’

0

oleh Li Yun

Epochtimes.id- Berita beredar di internet mengatakan bahwa Xi Jinping sedang berobat di Rumah Sakit 301 Beijing.

Media AS menyebutkan bahwa sakitnya itu mungkin memiliki kaitan dengan percobaan pembunuhan yang Xi alami sampai beberapa kali, sehingga timbul tekanan mental.

Netizen Tiongkok bernama Yang Mingyu melalui Twitternya pada 24 Desember memberitakan : Malam Damai yang tidak damai bagi Xi Jinping. Di Rumah Sakit 301 Beijing terlihat ada sejumlah polisi bersenjata, polisi khusus sedang berjaga-jaga.

Menurut anggota keluarga kader rumah sakit tersebut bahwa, Xi Jinping sedang berobat karena mengalami sakit di bagian perut.

Seluruh pintu keluar masuk rumah sakit diblokir selama 15 menit termasuk beberapa tangga di lantai-lantai tertentu. Para staf medis terlihat berwajah tegang dan gugup.

Media ‘Liberty Times’ pada 26 Desember mengutip sumber yang paham dengan Rumah Sakit 301 Beijing mengungkapkan : Xi Jinping memang datang untuk berobat tetapi bukan bukan karena gawat darurat.

Sumber Liberty Times juga menyebutkan Ia mungkin karena tekanan mental dalam waktu lama sehingga menggangu pencernaannya, terasa sakit lalu berobat. Mungkin saja stress itu berkaitan dengan percobaan pembunuhan yang ia hadapi sampai beberapa kali. (Sinatra/asr)

Sumber : ntd.tv

Penulis Surat Selundupan Meminta Perhatian Terhadap Pelanggaran Kamp Kerja Paksa Tiongkok Meninggal Dunia

0

Berita mengejutkan dunia: sebuah surat yang telah menempuh jarak 5.600 mil (9.012km)dari Tiongkok ke sebuah kota kecil di Oregon.

Pada bulan November 2012, di dalam sebuah kotak hiasan Halloween yang dia beli bertahun-tahun yang lalu di Kmart, Julie Keith menemukan sebuah surat tulisan tangan terlampir di dalamnya.

Surat tersebut berasal dari seseorang yang ditahan di Kamp Kerja Paksa Masanjia yang terkenal brutal di kota Shenyang, Tiongkok utara, yang telah mengajukan permohonan untuk meminta bantuan: “Mohon kirimkan kembali surat ini ke Organisasi Hak Asasi Manusia Dunia,” dalam pembukaannya. Orang tersebut menggambarkan kondisi yang keras-15 jam kerja tanpa istirahat pada akhir pekan atau hari libur, penyiksaan, dan pelecehan verbal.

Setelah Keith mengeposkan sebuah foto surat di Facebook, media mengangkat berita tersebut, menyoroti sorotan internasional tentang pelecehan hak asasi manusia di Tiongkok.

Kamp Kerja Paksa Masanjia Tiongkok
Salinan surat Sun Yi. (Courtesy of Julie Keith)

Orang tersebut mengungkapkan identitas sebenarnya beberapa tahun kemudian, saat dia berhasil lolos dari Tiongkok. Lahir pada 9 Oktober 1966 di Kota Taiyuan, Propinsi Shanxi, Sun Yi adalah seorang insinyur yang bekerja di Beijing. Namun karena dia adalah seorang praktisi ajaran spiritual kuno yang dikenal dengan Falun Gong, otoritas polisi memburu dia. Sejak Juli 1999, rezim Tiongkok telah menganiaya jutaan pengikut di seluruh negeri dengan penangkapan, pemenjaraan, dan penyiksaan, menurut Pusat Informasi Falun Dafa, kantor pers untuk Falun Gong.

Sun ditahan di pusat pencucian otak, pusat penahanan, dan kamp kerja paksa sebanyak delapan kali karena keyakinannya. Pada saat Keith menemukan surat itu, Sun telah dibebaskan dari kamp kerja paksa. Namun Sun masih terus dilecehkan oleh polisi, menyebabkan istrinya terus-menerus khawatir demi keselamatannya.

Pada Desember 2016, Sun berhasil melarikan diri ke Indonesia. Pada bulan Maret tahun berikutnya, dia bertemu dengan Keith di Indonesia.

https://www.facebook.com/julie.knickrehmkeith/posts/10210992147151115

Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke 51, pada 1 Oktober, Sun Yi meninggal di sebuah rumah sakit di Bali, Indonesia. Rumah sakit tersebut mengatakan bahwa dia meninggal karena gagal ginjal. Dia berusia 50 tahun.

Namun, keluarganya mengatakan bahwa dia tidak pernah memiliki masalah kesehatan ginjal. Mereka mengklaim bahwa rumah sakit tersebut tidak memberikan rincian konkret tentang kematiannya dan bergegas agar tubuhnya segera dikremasi, tanpa meminta persetujuan dari pihak keluarga sehingga menimbulkan kecurigaan.

Kisah Sun

Sebelum kematiannya, Sun meninggalkan klip audio dan video yang menggambarkan pengalamannya saat dipenjara di Masanjia.

Di kamp kerja paksa, Sun dan rekan-rekan narapidanya ditugaskan membuat boneka-boneka hantu plastik kecil dan batu nisan busa, bekerja 15 jam sehari dengan upah 10 yuan (sekitar $1,50) per bulan.

Dia juga disiksa. Dia diborgol di tempat tidur rumah sakit berjam-jam dalam posisi yang tidak nyaman. Pengawal juga menggunakan alat medis yang digunakan untuk membuka dengan paksa mulutnya, dan akan meludah dan melemparkan puntung rokok ke dalam mulutnya.

Metode penyiksaan lain memaksanya berdiri dalam posisi aneh, dengan kaki dan lengannya diikat ke bingkai tempat tidur. Suatu saat, Sun diikat selama 168 jam terus-menerus.

Kamp Kerja Paksa Masanjia Tiongkok
Sebuah ilustrasi dari salah satu metode penyiksaan Masanjia. (Ilustrasi oleh Sun Yi)

Selama satu waktu, ia dipaksa untuk menghadap foto Mao Zedong dan Karl Marx dan bersumpah di depannya setiap hari. Pengawal memaksanya untuk mengatakan bahwa dia akan melindungi Partai Komunis Tiongkok dan berpisah dengan Falun Gong. Sun menyebut penyiksaan itu “sebuah ekstraksi psikologis.”

Narapidana tidak diizinkan untuk memiliki alat tulis apa pun. Namun seorang narapidana, yang menyogok penjaga untuk mendapatkan pulpen, meminjamkannya ke Sun. Di tengah malam, dia diam-diam menulis surat dan memasukkannya ke dalam produk yang sepertinya ditujukan untuk negara-negara Barat. Ia berharap salah satu dari surat tersebut bisa menemukan orang baik hati di luar negeri.

Pada bulan Agustus 2010, ia dibebaskan dari Masanjia. Beberapa bulan setelah berita muncul mengenai surat Keith, sebuah majalah Tiongkok, “Lens,” menerbitkan sebuah ekspos tentang kengerian di dalam Masanjia. Perhatian internasional menekan rezim Tiongkok untuk menghapuskan sistem kamp kerja paksa pada November 2013.

Pada bulan Desember 2014, wartawan foto Tiongkok, Du Bin, yang menerbitkan sebuah seri yang merinci penyiksaan dan perlakuan yang dilakukan terhadap tahanan Masanjia, merilis sebuah laporan tentang pengalaman Sun. “Dia termasuk yang paling parah disiksa di Masanjia,” Du menulis.

Eksposur publik tentang kejahatan rezim Tiongkok tersebut menempatkan sasaran pada Sun. Rumahnya berulang kali digeledah oleh polisi. Dia harus melarikan diri dari rumahnya dan hidup dalam pelarian, terus-menerus membawa pisau cukur dan sikat gigi sebagai bekal sehingga dia bisa membersihkan diri kemanapun dia pergi. Pada 2016 November, dia diculik oleh polisi. Dia dibebaskan beberapa hari kemudian, namun istri Sun menjadi sangat khawatir dengan keselamatannya, hampir mengalami gangguan saraf.

Sun memutuskan sudah waktunya untuk meninggalkan negara tersebut. Pada tanggal 6 Desember 2016, dia tiba di bandara Beijing, dan berhasil melewati bea cukai tanpa deteksi pihak berwenang Tiongkok. Dia membeli es krim untuk merayakan, akhirnya berhasil lolos dari penjara tak terlihat di negeri tempat dia tinggal.

Dia meninggalkan dunia dengan tenang pada bulan Oktober 2017, namun orang akan mengingat ceritanya selama bertahun-tahun yang akan datang. Hidupnya mencerminkan arti nama Tionghoa-nya: kuat dan bersikap teguh. (ran)

Su Mingzhen memberikan kontribusi untuk laporan ini.

ErabaruNews

Badai Salju Lumpuhkan Lalu Lintas Darat dan Udara di Inggris

0

ErabaruNews – Badai salju melanda Inggris pada Selasa (26/12/2017) malam, waktu setempat. Badai tersebut membuat lumpuh lalu lintas di jalan-jalan utama, Seperti dikutip dari The Epoch Times, Kamis (28/12/2017).

Salju tebal juga membuat ribuan rumah kehilangan suplai listrik. Sementara penerbangan juga terganggu karena runway bandara turut dipenuhi salju tebal, Rabu (27/12/2017) waktu Inggris.

Pengelola Jalan Tol di Inggris melalui situs webnya bahkan mengumumkan sejumlah penutupan layanan akibat badai salju. Kemacetan parah dikabarkan terjadi di jalur A30 jalan tol.

“A30 di Cornwall ditutup dua arah antara A3074 dan B3301 karena sebuah kecelakaan,” kata perusahaan memperingatkan.

Polisi Devon dan Cornwall meminta pengemudi untuk berhati-hati. Terlebih sejumlah rangkaian kecelakaan akibat tumpukan salju dilaporkan terjadi.

Kondisi cuaca yang parah juga mempengaruhi sejumlah ruas jalan tol lainnya. Salah satunya adalah di jalur A14.

https://twitter.com/sjgudge/status/945926483817705472

Guna mengurangi kecelakaan dan memperlancar arus lalu lintas darat, polisi setempat pun mengerahkan personil dan kendaraan khusus untuk membersihkan salju. Mereka menyapu salju agar jalanan tidak terlalu licin.

“Inggris memiliki semua sumber daya yang tersedia untuk membersihkan lalu lintas. Kendaraan Polisi 4×4 terus membersihkan salju dan menarik kendaraan yang terjebak salju,” kata polisi.

Sementara itu, sistem transportasi udara juga turut terganggu. Penumpang dikabarkan menumpuk di Bandara Stansted karena landasan pacu tertutup salju. Otoritas bandara berulangkali membersihkan salju dan melakukan pemeriksaan keamanan terhadap lajur lepas landas pesawat.

Bandara Luton mengeluarkan peringatan kepada wisatawan terkait kemungkinan penundaan dan/atau pembatalan penerbangan karena hujan es dan salju. Penumpang juga disarankan untuk memeriksa informasi dari maskapai penerbangan masing-masing, terkait dengan status penerbangan terbaru mereka.

Sejumlah maskapai juga dikabarkan membutuhkan waktu untuk membersihkan pesawat yang masih parkir di bandara Luton. Mereka membutuhkan waktu setidaknya dua jam untuk membersihkan salju dan es yang menempel di badan dan roda pesawat.

Setelah pesawat dibersihkan, dan hujan salju lebat tidak turun kembali, maka pesawat bisa segera diberangkatkan. Tentunya jika otoritas bandara mengijinkan untuk lepas landas.

Sementara itu, penerbangan di Bandara Birmingham justru sudah dihentikan pada Rabu dini hari. Penumpang diminta untuk selalu memeriksa informasi maskapai penerbangan untuk memantau status penerbangan.

Mereka masih mencoba untuk membersihkan landasan pacu agar beberapa penerbangan bisa diberangkatkan dan mendarat. Namun, opsi pengalihan penerbangan ke bandara terdekat juga bisa menjadi pilihan.

Pada lain pihak, Perusahaan Listrik Western Power Distribution (WPD) mengkonfirmasi bahwa hampir 14.000 rumah di bagian barat daya dan tengah Inggris kehilangan pasokan listrik.

https://twitter.com/KenGoodwinITV/status/945884655819083776

Selain itu, perusahaan power supply SSE menyatakan bahwa sekitar 10.000 pelanggannya juga melewati malam tanpa listrik.

Badan Lingkungan Hidup Inggris juga dilaporkan telah mengeluarkan 14 peringatan banjir dan 96 alaram waspada banjir. (waa)

Setidaknya 1.000 Angota ISIS Masih Berada di Irak dan Suriah

0

Epochtimes.id- Kurang dari 1.000 orang anggota ISIS masih berdomisili di Irak dan Suriah. Koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat memerangi kelompok militan ini.

Irak dan Suriah telah mengumumkan kemenangan atas kelompok ISIS dalam beberapa pekan terakhir.

Deklarasi ini setelah setahun lebih pasukan kedua negara, sekutu asing dan pasukan lokal mengusir para petempur ISIS dari semua kota dan desa yang pernah diproklamirkan sebagai kota kekhalifahan ISIS.

Amerika Serikat telah memimpin sebuah koalisi internasional yang melakukan serangan udara terhadap ISIS sejak 2014 ketika kelompok tersebut menguasai sepertiga dari wilayah Irak.

Pasukan Amerika Serikat telah bertugas sebagai penasihat di lapangan dengan pasukan pemerintah Irak dan kelompok Kurdi dan Arab di Suriah.

Sejumlah warga sipil termasuk wanita dan anak-anak melarikan diri dari beberapa kawasan yang dikuasai oleh kelompok ISIS di kota Raqqa, Suriah Utara. Foto Milik : Mezopotamya Agency, via AP. Source: AP

“Karena komitmen Koalisi dan kompetensi yang ditunjukkan dari mitra kami di Irak dan Suriah, diperkirakan ada kurang dari 1.000 teroris ISIS di area operasi bersama gabungan kami, yang sebagian besar diburu di daerah gurun pasir timur Suriah dan Irak Barat, ” kata koalisi pimpinan AS kepada Reuters dalam sebuah pernyataan di surat elektronik.

ISIS atau Daesh adalah akronim yang digunakan untuk Negara Islam.

Angka tersebut mengecualikan daerah-daerah di Suriah barat yang berada di bawah kendali pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan sekutu-sekutunya.

Sekutu utama Assad Rusia juga mengatakan pada Rabu lalu pertempuran utama dengan ISIS di Suriah telah berakhir.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan bahwa tugas utama di Suriah sekarang menghancurkan kelompok Islam lain, yaitu Nusra Front.

Rumah-rumah yang hancur karena pertempuran antara Pasukan Demokratik Suriah dan militan ISIS digambarkan di kota tua Raqqa di Suriah pada 5 Oktober 2017. Gambar yang diambil pada 5 Oktober 2017. (Reuters / Erik De Castro)

Koalisi pimpinan Amerika Serikat mengatakan pada 5 Desember bahwa ada kurang dari 3.000 teroris yang tersisa. Irak mengumumkan “kemenangan akhir” atas kelompok tersebut pada 9 Desember.

Sebagian besar teroris telah terbunuh atau tertangkap dalam tiga tahun terakhir seperti dilansir koalisi Arab Saudi pada Rabu. Pernyataan ini tidak menanggapi pertanyaan seberapa anggota ISIS ini bisa lolos ke negara lain. Koalisi AS mengatakan tidak akan “terlibat dalam spekulasi publik” namun mengatakan pihaknya berupaya mencegahnya.

“Kami dapat memberitahu Anda bahwa kami bekerja sama dengan mitra kami untuk membunuh atau menangkap semua teroris ISIS yang tersisa, untuk menghancurkan jaringan mereka dan mencegah kebangkitan mereka, dan juga untuk mencegah mereka melarikan diri ke negara-negara yang berbatasan,” katanya. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes

Pesawat Parkir di Runway Hajar Bangunan Bandara Malta Akibat Angin Kencang

0

EpochTimesId – Sebuah pesawat yang sedang parkir tiba-tiba melaju kencang pada area loading di Bandara Internasional Malta pada Rabu (27/12/2017) malam waktu setempat. Pesawat itu menabrak dinding bangunan dan menghancurkan hidungnya sendiri.

Pesawat tersebut menabrak bangunan perusahaan konstruksi di negara kepulauan Uni Eropa itu.

“Sepertinya akibat angin kencang. Bangunan itu tidak mengalami kerusakan besar, namun kami menganggap pesawat itu tidak bisa lagi digunakan,” ujar perwakilan hukum Grup Polidano, Jean Paul Sammut, seperti dikutip dari Times of Malta.

Pesawat berjenis Dassault Falcon 7X ketika kejadian sedang tidak dihuni para awak.

Angin kencang mungkin telah meniup pengunci roda yang sebelumnya mencegah pesawat untuk bergerak. Pesawat kemudian meluncur menuruni lereng dan menabrak sebuah kantor.

Jet tersebut terdaftar di Belize, dan tampaknya milik Michael Ashcroft. Pemiliknya adalah salah satu orang terkaya di dunia.

Tuan pesawat juga dikenal sebagai Baron Ashcroft. Dia adalah mantan wakil ketua Partai Konservatif.

Polisi setempat dan angkatan bersenjata dikabarkan segera tiba di lokasi insiden. Mereka langsung menutup kawasan dan menutup semua akses lalu lintas darat dan udara. (waa)

Wanita Inggris Dipenjara 3 Tahun di Mesir Gara-gara Dijerat Selundupkan Obat Tramadol

0

Epochtimes.id- Pengadilan Mesir memvonis seorang wanita Inggris tiga tahun penjara pada Selasa (26/12/2017) karena menyelundupkan sekitar 300 tablet obat penghilang rasa sakit ke negara tersebut.

Atas putusan ini, tim pembelanya mengatakan akan mengajukan banding agar kliennya bebas dari jeratan hukum atau dikurangi hukuman kurungan penjara.

Laura Plummer, seorang pekerja toko (33) dari Hull, Inggris ditangkap pada bulan Oktober setelah tablet Tramadol ditemukan di kopernya.

Keluarganya mengatakan kepada surat kabar Inggris bahwa dia membeli tablet untuk pasangan Mesirnya yang tinggal di resor Hurghada Laut Merah.

Plummer menghadiri persidangan dalam kasusnya pada Senin, sebelum vonis pada Selasa. Pengadilan juga memutuskan bahwa dia harus membayar denda 100.000 pound Mesir ($ 5.600).

Tramadol adalah obat resep resmi di Inggris, namun dilarang di Mesir. Plummer ditangkap pada saat kedatangannya dari Inggris pada Oktober, dan penahanannya diperpanjang dua kali sebelum kehadirannya di pengadilan.

Keluarga Plummer mengatakan pada Selasa bahwa mereka merasa memuakkan dengan cara pengadilan.

“Sejak hari pertama, ini adalah mimpi buruk yang lengkap. Kemarin di pengadilan dia bahkan tidak mengizinkan penerjemahnya sendiri. Dia harus meminta penerjemah pengadilan yang menafsirkan jawaban yang salah,” kata saudaranya Jayne Synclair, berbicara di televisi BBC.

Keluarga tersebut mengatakan bahwa Plummer juga telah dipaksa untuk menandatangani dokumen berbahasa Arab yang tidak dia mengerti.

“Dia hampir mengalami gangguan mental, ini mengerikan sekali,” kata kakaknya.

Pengacaranya mengatakan bahwa Plummer akan mengajukan banding, berusaha membalikkan keputusan atau mendapatkan hukuman ganti rugi, yang mungkin terjadi dalam dua bulan setelah hukuman. Dia menambahkan bahwa kliennya tidak tahu Tramadol dilarang di Mesir.

Berbicara kepada pengadilan atas nama Plummer, pengacara tersebut mengatakan bahwa dia tidak memiliki maksud kriminal dalam membawa obat penghilang rasa sakit.

Pada Senin lalu pengacara tersebut, Mohamed Othman, mengatakan kepada Reuters: “Tidak masuk akal bahwa dia berurusan dengan Tramadol. Dia hanya memiliki 320 pil. Bahkan tiket pesawat pun hampir dua kali lipat dari harga pil itu. ”

Seorang juru bicara dari Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan: “Kami akan terus memberikan bantuan kepada Laura dan keluarganya setelah keputusan pengadilan di Mesir, dan kedutaan kami melakukan kontak reguler dengan pihak berwenang Mesir.” (asr)

Sumber : Reuters

Ledakan Besar Guncang St Petersburg Rusia Lukai Sepuluh Orang

0

ErabaruNews – Sebuah ledakan dahsyat dilaporkan terjadi di sebuah supermarket di Kota St Petersburg, Rusia, Rabu (27/12/2017). Insiden tersebut melukai setidaknya 10 orang.

“Terdengar ledakan. Petugas darurat sudah ada di tempat kejadian. Evakuasi telah selesai, dan tidak ada kebakaran,” kata seorang pejabat Kementerian Darurat setempat, seperti dikutip The Epoch Times dari media negara Rusia, RT.

Sedikitnya 50 orang lainnya langsung dievakuasi dari gedung tersebut. Ledakan itu dikabarkan bersumber dari loker penyimpanan.

Pejabat otoritas setempat mengkategorikan ledakan tersebut sebagai upaya pembunuhan massal potensial.

https://twitter.com/SputnikInt/status/946060486281441283

Sejumlah sumber mengidentifikasi bahwa ledakan tersebut terbilang dahsyat. Bahkan, bisa dibandingan dengan 200 gram bahan pembuat bom berjenis TNT. (waa)

Pengadilan Myanmar Memperpanjang Penahanan Dua Jurnalis Reuters

0

Epochtimes.id- Pengadilan Myamar telah memperpanjang masa penahanan dua jurnalis Reuters di Myanmar dalam jangka dua minggu lagi.

Penampilan di muka publik kedua jurnalis ini merupakan yang pertama kali sejak penangkapan mereka 12 Desember lalu di bawah Undang-Undang Kerahasiaan era kolonial.

Wa Lone (31) dan Kyaw Soe Oo (27) warga negara Myanmar menulis beritanya untuk Reuters atas tindakan keras pimpinan militer terhadap Muslim Rohingya. Kedua jurnalis ini ditangkap setelah diundang untuk menemui polisi saat makan malam di pinggiran Kota Yangon.

Baca juga : Dituduh Memperoleh Informasi Secara Ilegal, Dua Jurnalis Reuters Ditangkap Militer Myanmar

Mereka menghadapi hukuman 14 tahun penjara di bawah Undang-Undang Kerahasiaan karena diduga memiliki dokumen yang berkaitan dengan tindakan keras tentara di negara bagian Rakhine – sebuah isu yang sangat sensitif di Myanmar.

PBB mengatakan bahwa tentara kemungkinan bersalah melakukan pembersihan etnis dan mungkin telah melakukan genosida terhadap minoritas Muslim, sekitar 655.000 orang telah melarikan diri dari negara tersebut sejak militer melancarkan tindakan keras terhadap pemberontak Rohingya pada akhir Agustus.

Myanmar membantah tuduhan tersebut dan memiliki media yang dikontrol ketat dan menolak akses PBB ke daerah konflik.

Pejabat Myanmar menolak berkomentar mengenai di mana wartawan Reuters ditahan atau kapan mereka dibebaskan.

Kini kedua wartawan tersebut tampil di depan publik untuk pertama kalinya di sebuah pengadilan di pinggiran Yangon. Kedua wartawan tersebut dipeluk erat-erat oleh saudara-saudara mereka yang menangis yang telah ditolak menemui kedua pria tersebut.

“Mereka tidak menganiaya saya,” kata Wa Lone kepada AFP di dalam gedung pengadilan.

Wartawan lainnya, Kyaw Soe Oo, mendesak wartawan lain untuk berhati-hati saat berkomentar kepada AFP.

“Tolong beritahu teman jurnalis untuk berhati-hati, sangat menakutkan, kami tidak melakukan kesalahan,” katanya.

Hakim Ohn Myint memperpanjang masa penahanan dua jurnalis ini sampai 10 Januari 2018. Hakim mengatakan kepada pengadilan “interogasi masih berlangsung.”

Penangkapan kedua jurnalis dikecam secara meluas. Demokrasi yang sedang berkembang di Myanmar dipimpin oleh mantan aktivis demokrasi Aung San Suu Kyi, yang diseret ke dalam jabatan dalam pemilihan 2015.

Tapi pemerintahan sipilnya harus berbagi kekuasaan dengan tentara yang memegang kendali kuat atas kebijakan keamanan dan kunci roda pemerintah.

Sedikitnya 11 wartawan telah ditangkap di Myanmar pada 2017.

(asr)

Sumber : AFP/IndianExpress

Sedikitnya 10.000 Mahasiswa Tewas Selama Pembantaian Lapangan Tiananmen

0

Sedikitnya 10.000 orang tewas dalam pembantaian di Lapangan Tiananmen pada tanggal 4 Juni 1989, sebuah pernyataan dari kabel rahasia diplomatik Inggris, mengutip sebuah sumber dalam rezim komunis Tiongkok.

Sumber tingkat tinggi yang tidak disebutkan namanya dari Dewan Negara Tiongkok memberikan penghitungan jumlah kematian, melalui perantara, kepada Alan Donald, duta besar Inggris untuk Tiongkok pada saat itu.

Donald mengirimkan informasi tersebut ke London sehari setelah pembantaian tersebut terjadi. Kabel rahasia sebelumnya telah dideklasifikasi pada bulan Oktober dan kemudian dapat diperoleh melalui situs berita HK01.

Jumlah korban tewas 10.000 tersebut jauh lebih tinggi daripada yang umumnya dikaitkan dengan pembantaian yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat. Angka berkisar antara beberapa ratus sampai beberapa ribu.

Rezim Tiongkok mengatakan pada akhir Juni 1989 bahwa 200 warga sipil dan puluhan petugas keamanan tewas di Beijing saat pasukan keamanan berurusan dengan “kerusuhan melawan para revolusioner,” menurut BBC.

Namun, jumlah 10.000 tersebut tidak sesuai dengan dokumen A.S. yang dideklasifikasi pada tahun 2014. File-file tersebut memperkirakan bahwa 10.454 orang terbunuh dan sekitar 40.000 orang terluka. Informasi A.S. tersebut diberikan oleh sumber-sumber dalam militer Tiongkok, melaporkan HKFP.

demo mahasiswa di lapangan tiananmen tiongkok
Orang-orang Tiongkok melarikan diri saat tentara mengancam mereka dengan senjata pada tanggal 5 Juni 1989 saat tank-tank mengambil posisi di persimpangan utama Beijing di sebelah kompleks diplomatik. (Catherine Henriette / AFP / Getty Images)

Penghitungan jumlah kematian pada satu titik yang dibuat di dalam kabel yang dikirim oleh Donald tersebut, termasuk rincian mengerikan pembunuhan demonstran pro demokrasi dan warga sipil oleh Angkatan Darat 27 Propinsi Shanxi. Angkatan bersenjata tersebut “60 persen buta huruf dan disebut primitif,” menurut sumber Donald.

Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa pasukan dari Shenyang Military Region (SMR), Daerah Militer Shenyang, telah ikut terlibat, melaporkan HKFP.

Armored personnel carriers (APC), kendaraan lapis baja, dari Angkatan Darat 27 menembaki kerumunan pemrotes pro demokrasi sebelum melindas mereka sepanjang jejak APC, kata dokumen tersebut.

Dokumen tersebut mengatakan bahwa tentara dari Daerah Militer Shenyang memisahkan para mahasiswa tersebut dari penduduk setempat pada saat tiba di Lapangan Tiananmen.

“Para mahasiswa mengerti bahwa mereka diberi waktu satu jam untuk meninggalkan lapangan namun setelah lima menit APC telah menyerang. Mahasiswa terlibat genjatan namun tumbang terkubur termasuk para tentara,” kata dokumen tersebut.

“APC kemudian menggilas tubuh berkali-kali untuk membuat ‘kue’ dan mayat-mayat dikumpulkan oleh buldoser. Sisa mayat dibakar dan kemudian disiram ke saluran pembuangan.”

Pasukan Angkatan Darat 27 bahkan membunuh para tentara dari Daerah Militer Shenyang.

“Angkatan Darat 27 diperintahkan untuk tidak membiarkan satu orang pun selamat dan menembak tentara SMR yang terluka. Empat mahasiswa perempuan yang terluka memohon untuk tetap hidup namun ditusuk dengan bayonet. Seorang gadis kecil berusia 3 tahun terluka namun ibunya ditembak saat ia membantunya beserta enam orang lainnya yang mencoba menolongnya,” kata dokumen tersebut.

“Seribu orang yang selamat diberitahu bahwa mereka dapat melarikan diri melalui Zhengyi Lu, tetapi kemudian dibabat dengan mesin senapan  M/G yang telah disiapkan dan diposisikan secara khusus.”

gerakan mahasiswa Tiongkok di lapangan tiananmen beijing
Orang-orang Tiongkok melarikan diri saat tentara mengancam mereka dengan senjata pada tanggal 5 Juni 1989 saat tank-tank mengambil posisi di persimpangan utama Beijing di sebelah kompleks diplomatik. (Catherine Henriette / AFP / Getty Images)

Donald menambahkan bahwa Angkatan Darat 27 menembak setiap ambulan yang menawarkan bantuan pada yang terluka dan APC-nya menabrak truk-truk yang digunakan oleh para Militer Wilayah Shenyang yang ketinggalan barisan dan menculik para tentara SMR.

“Selama serangan perwira Angkatan Darat 27 ditembak mati oleh pasukannya sendiri yang tampak karena dia bimbang dan ragu. Pasukan menjelaskan bahwa mereka akan ditembak jika mereka tidak menembak perwira,” tulis Donald.

Dia menambahkan bahwa Angkatan Darat 27 tersebut juga menggunakan peluru dum-dum yang dilarang selama perang berdasarkan hukum internasional.

“Angkatan Darat 27 menggunakan peluru dum-dum. Penembak jitu Angkatan Darat 27 menembak banyak warga sipil di atas balkon-balkon, para penyapu jalan dll untuk latihan sasaran. Rumah sakit Beijing telah diperintahkan untuk hanya menerima korban luka dan tewas pasukan keamanan,” tulis Donald.

Menurut HKFP, sumber tersebut telah menyampaikan kepada Donald bahwa komandan Angkatan Darat 27 adalah keponakan dari Yang Shangkun, presiden Tiongkok saat itu.

Diplomat Inggris juga menambahkan sumbernya tersebut mengatakan bahwa “beberapa anggota Dewan Negara telah merenungkan bahwa perang saudara sudah dekat.” (ran)

Dari NTD.tv

Sikap Dingin Terhadap Presiden Korsel dan Jurus Trump Raih Kemenangan

0

Gao Tianyun

Untuk kali pertama Presiden Korsel Moon Jae-Yin berkunjung ke RRT namun mendapat perlakuan yang dingin. Begitu acara dimulai, semua pihak digemparkan akibat reporter Korsel tiba-tiba dipukuli oleh sejumlah personil keamanan  PKT. Mengapa PKT perlu menunjukkan sikap seolah sebagai boss yang lebih berkuasa?

Hubungan RRT-Korsel mendadak dingin gara-gara sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Sebagai aksi balas, PKT (Partai Komunis Tiongkok) keluarkan “instruksi anti Korsel”, anti Lotte dan pembatasan wisata ke Korsel. Berbagai tindakan PKT tersebut telah menyebabkan kerugian besar di pihak Korsel.

Pada 30 Oktober lalu disaat Menlu Korsel Gang Gyeong-hwa menghadiri inspeksi kenegaraan Kemenlu menyatakan, tidak mempertimbangkan untuk menambah instalasi sistem anti-rudal THAAD, kebijakan pemerintah Korsel untuk tidak ikut andil dalam pembangunan sistem anti-rudal THAAD ini tidak akan berubah, dan kerjasama keamanan Korsel-AS-Jepang tidak akan berkembang menjadi aliansi militer.

Karena adanya jaminan “tiga tidak” dari pihak Korsel, sikap Beijing juga agak melunak. Sektor penerbangan dan pariwisata kedua negara pun kembali menghangat. Oleh sebab itu, pihak luar menilai kunjungan Moon Jae-Yin kali ini adalah “kunjungan untuk menghangatkan”. Akan tetapi, jelas sekali, PKT tidak menerima begitu saja, sasaran akhir pihak RRT adalah menyingkirkan sistem THAAD.

Menurut informasi yang dimuat surat kabar “Financial Times”, untuk melonggarkan sanksi terhadap Korsel ini, di dalam tubuh PKT terdapat tentangan cukup keras. Surat kabar “New York Times” mengatakan, pihak AS meminta agar Korsel tidak mengalah lebih jauh terhadap Beijing.

Presiden Moon Jae-in memulai kunjungan kenegaraan pertamanya ke Tiongkok pada 13 Desember, namun kedua belah pihak sepakat untuk tidak menggelar konferensi pers dan pernyataan bersama. (Nicolas Asfouri/AFP/Getty Images)

Apakah di antara tekanan dari AS maupun RRT, Moon Jae-Yin hanya bisa menjadi “roti lapis” dalam hal ini? Tentu saja tidak. Seorang presiden terpilih pastinya harus tahu persis bahwa tanggung jawabnya adalah melindungi wilayah kedaulatan dan rakyatnya, dengan mengedepankan nilai-nilai universal, melindungi HAM, menghukum kejahatan dan mengusung kebaikan. Selama prinsip kebenaran ini dipegang teguh, maka jalan akan terbuka dengan sendirinya.

Sebaliknya, jika prinsip dasar ini dilupakan dan hanya mementingkan kepentingan ekonomi jangka pendek, selalu tunduk dan berkompromi, maka pada akhirnya tidak hanya kepentingan akan terkorbankan, tapi juga akan kehilangan kepercayaan rakyat dan kehormatan negaranya.

Korea Selatan adalah sebuah negara demokrasi dengan pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade terakhir yang cukup gemilang, juga sukses dalam mempertahankan tradisi dan mengekspor budayanya. Akan tetapi tahun lalu, dalam sejarah Korsel terjadi peristiwa yang sangat memalukan.

Pada 4 Mei 2016, Pengadilan Korea Selatan mem-vonis memenangkan Teater KBS Seoul yang telah membatalkan sewa gedung oleh Grup DPA Shenyun, yang mengakibatkan pertunjukan seni Shenyun di Seoul terpaksa harus dibatalkan.

Menurut berita, Kedubes RRT untuk Korsel menulis surat kepada Teater KBS Seoul yang isinya menuntut agar pihak pengelola “membatalkan pertunjukan Shenyun”, bahkan mencemarkan nama baik Shenyun dan Falun Gong dalam surat resmi tersebut. Kedubes tersebut melakukan ancaman dengan dalih “tidak menguntungkan hubungan kedua negara dan kerjasama kedua negara di berbagai bidang.”

Pada akhirnya, pihak KBS dan pengadilan tunduk pada PKT dan melepaskan kehormatan serta kedaulatannya. Pasca kejadian itu, setelah Korsel dan AS mengumumkan instalasi sistem anti-rudal THAAD, telah membuat Beijing berang dan memblokir bintang film/pop Korsel, mengakibatkan kerugian besar pada perusahaan hiburan Korsel.

Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) terlihat tiba di Seongju, Korea Selatan, September 2017. (Lee Jong-hyeon / News1 via REUTERS)

Bisa dilihat bahwa PKT tidak akan “mengingat jasa”, dan hanya akan selalu menuntut dari pihak lain. Dan hal ini semakin terlihat jelas pada perlakukan Beijing terhadap Moon Jae-Yin saat berkunjung ke RRT.

PKT eksis dengan mengandalkan kebohongan dan kekerasan. Kebiasaannya adalah memberikan berbagai umpan dan godaan, berkonspirasi, menyuap, lalu memojokkan orang atau organisasi atau pemeritahan luar negeri agar bisa mencapai tujuannya.

Berurusan dengan rezim premanisme seperti ini, senjata yang terbaik untuk menghadapinya adalah kebenaran dan hati nurani. Percaya pada PKT sama saja dengan menari dengan serigala, yang sewaktu-waktu akan mengancam keselamatan diri sendiri.

Terhadap peristiwa pemukulan pihak Beijing sebagai tuan rumah terhadap reporter Korsel, ada warganet yang berkomentar, “Bertindak seperti preman pun sudah tidak merasa malu lagi, citra negara pun dikorbankan, saat PKT semena-mena terhadap warganya tidak ada siapa pun yang peduli, pemerintah asing pun tidak peduli seolah itu bukan urusannya. Maka dari itu Beijing semakin merajalela sampai berani memukul orang asing. Ditunggu saja sekarang pihak Korsel mau uang atau mau harga diri dan HAM.”

Baru bulan lalu Presiden Trump berkunjung ke lima negara Asia secara terhormat, di mana pun ia berada selalu mendapat sambutan dan penghormatan tinggi dari negara tuan rumah. Hasil survei warga Amerika Serikat terhadap Trump pun semakin meningkat.

Sekembalinya ke tanah air, Trump berkata pada wartawan, kesuksesan terbesar pada kunjungannya ke Asia kali ini adalah telah meraih penghormatan dari berbagai negara terhadap Amerika dan warga AS. Ia berkata, “Masa depan kita akan semakin cerah, rakyat AS akan semakin percaya diri dan bangga pada Amerika.”

Dimanakah letak rahasia kemenangan Trump? — Keberanian dan keteguhannya. Trump berperilaku sesuai dengan perkataannya, berani berbuat dan berani bertanggung jawab. Dengan berprinsip “AS sebagai prioritas”, Trump bertekad mengubah prinsip dagang selama ini dan menekankan hubungan dagang yang adil dan saling menguntungkan.

Dalam hal menumpas teroris dan ekstrimis, sikap Trump sangat jelas, ada pernyataan juga ada tindakan. Berkali-kali Trump mengungkap ancaman dan bahaya serius paham komunis terhadap manusia, dan menyatakan “tidak akan diam” di hadapan tekanan kaum Merah.

Dalam kunjungan Trump ke Beijing, pihak RRT pada pertemuan kedua belah pihak mengemukakan harapan untuk membangun hubungan kerjasama penegakan hukum yang lebih erat, dan diperbolehkan melakukan penangkapan napi RRT yang berada di wilayah AS.

Permintaan ini ditolak oleh AS. Trump sangat jelas, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Berbagai cara PKT baik lunak maupun keras, tidak berfungsi sama sekali di hadapan prinsip yang teguh itu.

Perlakuan dingin dari PKT bukan hal buruk. Justru membuat masyarakat dunia melihat jelas: terhadap sebuah partai yang tidak beretika dan bersikap semena-mena, harus dijauhi dan ditinggalkan. (SUD/WHS/asr)

Sumber : epochtimes.com