Home Blog Page 1955

Jatuh dari Kapal Pesiar Wanita Inggris Ditemukan Selamat Setelah Hanyut Sepuluh Jam

0

EpochTimesId – Seorang wanita Inggris jatuh dari kapal pesiar di laut Adriatik, Kroasia, Minggu (19/8/2018) pagi. Beruntung, Dia dapat diselamatkan setelah 10 jam terombang-ambing di laut.

Wanita berusia 46 tahun tersebut bernama Kay Longstaff. Tidak lama setelah dibawa ke darat, Dia menerima wawancara HRT, sebuah stasiun TV Kroasia.

“Saya jatuh dari buritan kapal pesiar Norwegian Star,” kata Kay kepada HRT. “Saya hanyut di laut selama 10 jam. Orang-orang heroik ini (Penjaga Pantai Kroasia) menyelamatkan saya. Saya beruntung masih bisa hidup.”

Pada saat itu, Norwegian Star kapal pesiar berlayar dari pelabuhan Pula di Semenanjung Istria, menuju Venice, Italia. Beberapa saat setelah tengah malam, pada hari Sabtu, Kay Longstaff duduk di buritan kapal pesiar. Dia terjatuh ke Laut Adriatik yang berjarak sekitar 60 mil (95 km) dari pantai Kroasia.

Menurut berita yang disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Kroasia, Dinas Penjaga Pantai Kroasia malam itu langsung mengirim sebuah pesawat untuk melakukan pencarian dari udara. Tim penyelamat pada hari Minggu pagi baru menemukan Kay sedang hanyut di perairan laut dalam.

Lovro Oreskovic, kapten kapal penjaga pantai yang terlibat dalam pencarian mengatakan bahwa Kay Longstaff sudah terlihat sangat letih saat diselamatkan. “Kami sangat senang dapat menyelamatkan hidup seseorang,” tambah Oreskovic.

https://www.youtube.com/watch?v=yaD9sUskHv8

Kay Longstaff kemudian dilarikan ke sebuah rumah sakit yang berada di Pula. Kabarnya, dia sama sekali tidak mengalami luka.

Juru bicara Kapal Norwegian Star membenarkan seorang penumpangnya dalam kapal yang sedang berlayar menuju Venice, Italia terjatuh ke laut pada dini hari Minggu.

“Polisi penjaga pantai Kroasia langsung mengirim tim pertolongan begitu memperoleh kabar. Kami sangat mendengar bahwa korban saat ditemukan masih hidup dan kondisinya pun stabil. Ia telah dikirim ke rumah sakit di Kroasia untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.”

“Kami sangat senang bahwa penumpang tersebut sekarang dalam keadaan aman dan akan segera bertemu kembali dengan keluarga dan teman-temannya. Namun, jadwal kapal pesiar kembali ke Venice akan tertunda,” sambung sang juru bicara.

Hingga kini belum diketahui bagaimana penumpang wanita tersebut bisa jatuh ke laut. Pihak berwenang sedang melakukan investigasi dan menginformasikan perkembangan kepada Kedutaan Besar Inggris di Kroasia. (Li Yang/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Kemungkinan ‘Pilihan Ekstrim’ Tiongkok Menjual Obligasi AS Menjadi Pertaruhan

0

ANALISIS BERITA

Sengketa dagang Presiden Donald Trump yang sedang berlangsung dengan Tiongkok menimbulkan kerusakan pada ekonomi Tiongkok, membuat mata uang dan pasar saham menurun bahkan ketika kekhawatiran-kekhawatiran mendalam tentang perkiraan perlambatan pertumbuhan.

Tiongkok, karena semakin banyak pengamat mulai menyadari, tidak bisa menyamai kemampuan Amerika Serikat untuk menaikkan tarif. Ia tidak mengimpor sebanyak AS mengimpor dari Tiongkok, dan sebagian besar barang yang diimpor Tiongkok adalah produk-produk yang tidak dibuat di dalam negeri atau merupakan bahan-bahan untuk ekspor-eksporTiongkok sendiri.

Dengan posisi Tiongkok menghadapi kondisi ekstrim tersebut dan Trump tidak melakukan perubahan tekad, beberapa pakar perdagangan menyarankan bahwa Beijing akhirnya dapat terdorong ke “pilihan ekstrim”, menjual kepemilikan obligasi AS-nya.

Namun, ancaman itu bisa menjadi tindakan yang melibatkan risiko tinggi.

Melemahnya yuan yang berlangsung lama baru-baru ini memicu kecurigaan bahwa Tiongkok telah mendevaluasi mata uangnya sebagai bentuk pembalasan terhadap peningkatan tarif dari Amerika Serikat. Selama kampanye pemilihan Presiden Trump, dia secara terbuka mencerca upaya-upaya Tiongkok yang disengaja untuk “manipulasi mata uang.”

Apakah penurunan yuan tersebut disebabkan oleh manipulasi atau benar-benar reaksi pasar terhadap melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok, yang sedang ditekan Trump.

“Pada akhirnya, posisi negosiasi Tiongkok lebih rumit,” kata Robin Brooks, kepala ekonom di Institut Keuangan Internasional, kepada CNBC pada 17 Agustus. “Mereka telah mencoba untuk mengimbangi sebagian dari tarif yang dikenakan AS dengan cara mendevaluasi RMB (mata uang Tiongkok), dan itu tidak berhasil.”

“Makanya, menuju ke meja perundingan lagi. Saya pikir itu lebih dari sekedar kelemahan ekonomi,” tambahnya.

Menjual sejumlah besar Treasury AS (obligasi yang didukung oleh pemerintah AS yang dikeluarkan melalui Departemen Keuangan) dan membeli aset cadangan lainnya (obligasi Pemerintahan Jerman, sekuritas Pemerintah Inggris dan Irlandia, atau Obligasi Pemerintah Jepang) tidak mudah untuk ditarik. Namun, haruskah Tiongkok memberlakukan langkah ini, apa dampak yang akan terjadi jika Tiongkok menjual portofolio Treasurynya terhadap perekonomian AS? Dan berapa biaya yang dibebankan pada perekonomian AS, seperti yang dikemukakan oleh beberapa komentator Asia?

Tidak banyak, semuanya akan baik-baik saja.

Pasar Obligasi Tidak Bekerja Keras

Ada sedikit contoh yang dapat digunakan sebagai contoh di masa lalu untuk penjualan Treasury besar-besaran. Tetapi data memang ada mengenai hubungan antara kuantitas transaksi Treasury dan penetapan harga dan imbal hasil obligasi tersebut.

Sebuah studi tentang pelonggaran kuantitatif Federal Reserve, pembelian sistematis sekuritas Treasury oleh bank sentral, menghasilkan beberapa poin data yang menonjol. Setiap pembelian Treasuriy sebesar 10 persen dari PDB menghasilkan penurunan 50-basis poin (0,5 persen) dalam imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun, menurut laporan penelitian tahun 2016 oleh Peterson Institute for International Economics.

Dengan kata lain, pembelian Treasury oleh bank sentral setara dengan 1 persen dari PDB biasanya akan menghasilkan penurunan 5-basis poin dalam imbal hasil obligasi (imbal hasil obligasi yang berbanding terbalik dengan harga obligasi). Dengan asumsi bahwa dinamika yang sama berlaku untuk menjual obligasi, pengetatan kuantitatif, kita dapat menggunakan logika untuk memprediksi dampak dari setiap penjualan obligasi Tiongkok.

Data Departemen Keuangan AS menunjukkan bahwa Tiongkok saat ini memegang sekitar $1,2 triliun obligasi Treasury, tidak termasuk utang keagenan. Melikuidasi semua kepemilikan Treasury akan berjumlah menjual obligasi senilai 6 persen dari PDB AS. Berdasarkan asumsi sebelumnya, ini akan meningkatkan imbal hasil Treasury sekitar 30 basis poin.

Tarif naik sekitar 30 basis poin, atau 0,3 persen, akan menjadi signifikan jika terjadi tiba-tiba. Penurunan harga obligasi yang sesuai akan menciptakan perpindahan pasar jangka pendek, tetapi, pada akhirnya, AS memiliki lebih dari cukup alat yang tersedia untuk mengimbangi dampaknya.

Federal Reserve untuk Menyelamatkan

Apa artinya ini? Secara teori, ketika harga Treasury menurun, tarif akan meningkat. Ini semestinya juga menaikkan tingkat bunga pada utang konsumen dan komersial seperti hipotek, kredit mobil, dan obligasi korporasi.

Mengasumsikan efek ini ke pasar keuangan AS yang lebih luas, para investor dapat memilih untuk membuang saham dan membeli obligasi, karena hasil yang diharapkan lebih tinggi dari instrumen pendapatan tetap dibandingkan dengan aset-aset berisiko.

Jika situasi ini terdengar akrab, itu karena telah terjadi setelah krisis keuangan terakhir. Karena ekonomi AS lainnya sedang dalam kondisi baik hari ini, tren ini saja akan langsung kembali baik. Federal Reserve kemungkinan akan membalik jalur kebijakan moneternya saat ini dan mulai mengendorkan bukan mengetatkan. Ini dapat meyakinkan pasar dengan memulai QE lagi dan membeli Treasury.

Berputar kembali ke tarik tambang AS-Tiongkok, skenario ini melemahkan dolar AS terhadap yuan. Seiring waktu, ekspor AS akan tampak lebih menarik bagi pembeli asing dan ekspor-ekspor Tiongkok akan menderita.

Semua ini membawa Beijing kembali ke strategi yang ada: mendevaluasi yuan. (ran)

ErabaruNews

Gempa Besar Magnitudo 8,2 Mengguncang Pasifik Dekat Wilayah Fiji dan Tonga

Epochtimes.id- Gempa besar berkekuatan magnitudo 8,2 menghantam di Samudera Pasifik dekat dengan Fiji dan Tonga, Minggu (19/08/2018).

Survei Geologi AS (USGS) mengatakan gempa ini sangat dalam sehingga tidak diperkirakan menyebabkan kerusakan.

Pusat Peringatan Tsunami AS mengatakan gempa itu terlalu dalam untuk menyebabkan tsunami.

Gempa itu berada 560 km) di bawah Bumi yang akan mengurangi getaran di permukaan.

“Saya tidak mengharapkan ada kerusakan. Orang akan merasakannya tetapi sangat dalam sehingga saya tidak akan mengharapkan kerusakan apa pun, ”kata ahli geofisika USGS, Jana Pursley melalui telepon dilansir Reuters.

(Gringer/Wikimedia Commons)

Gempa ini awalnya dilaporkan sebagai berkekuatan 8,0 dan kemudian ditingkatkan menjadi 8,2, sebuah kekuatan yang dapat menyebabkan kerusakan luar biasa jika tidak begitu dalam.

Episentrum terletak 167 mil (270 km) timur dari Levuka di Fiji dan 275 mil (443 km) barat Neiafu di Tonga.

Daerah ini terletak di Ring of Fire yang rawan gempa. (asr)

Kofi Annan Mantan Sekjen PBB Kontroversial Kini Telah Tiada

0

EpochTimesId – Kofi Annan, mantan sekretaris jenderal ketujuh PBB yang kontroversial, kini telah tiada. Kofi Annan meninggal pada usia 80 tahun, seperti diumumkan oleh Yayasan Kofi Annan.

Annan, warga negara Ghana, meninggal di sebuah rumah sakit di Bern, Swiss. Dia dikabarkan menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (18/8/2018) dinihari, ketika didampingi dua rekan dekatnya.

Yayasan Annan mengumumkan kematiannya via tweet pada hari Sabtu. Mereka mengatakan bahwa dia meninggal setelah menderita penyakit yang tidak disebutkan, dalam waktu singkat.

“Keluarga Annan meminta privasi pada saat ini, mereka tengah berkabung,” tulis pengumuman itu.

Selama masa jabatannya sebagai Sekjen PBB, Annan memimpin dalam beberapa kegagalan dan skandal terburuk di tubuh badan dunia itu. Salah satu periode paling bergejolak, pada Januari 1997 sampai Desember 2006, sejak PBB didirikan pada 1945. Tantangan sejak awal memaksanya menghabiskan sebagian besar waktunya berjuang untuk memulihkan reputasi yang ternoda.

Annan memimpin dorongan yang berani untuk merevitalisasi lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti yang dilaporkan Economist. Akan tetapi, dia juga dikritik karena ketidakefektifan diplomatik dalam menghadapi perang Irak, dan diliputi oleh pertanyaan-pertanyaan integritas pribadi pada sektor minyak dan skandal pangan yang terkenal.

Annan keberatan dengan invasi atas Irak dan melakukan upaya diplomatik keras untuk mencegahnya. Dia mengunjungi Irak untuk berunding secara pribadi dengan Saddam Hussein.

Namun usahanya untuk menjembatani perpecahan yang dalam di Dewan Keamanan PBB dan menghasilkan resolusi diplomatik terbukti sia-sia. ‘Koalisi yang bersedia’, yang dipimpin Amerika Serikat menyatakan bahwa ‘diplomasi telah gagal’.

Koalisi kemudian menyerang Baghdad tanpa persetujuan PBB. Sebab, mereka yakin bahwa Irak pimpinan Saddam menyembunyikan senjata pemusnahan massal. Tudingan yang pada akhirnya tidak pernah ditemukan.

Skandal yang lebih pribadi lagi, pada tahun 2004 muncul laporan bahwa PBB telah memberikan kontrak yang menggiurkan kepada sebuah perusahaan yang bermarkas di Jenewa. Perusahaan itu mempekerjakan putranya, Kojo Annan, dalam program kemanusiaan di Irak, yang dikenal sebagai program ‘minyak untuk makanan’.

Kojo belum mengungkapkan jumlah pembayaran yang diterimanya dari ‘majikannya’. Perusahaan itu sendiri mendapat kontrak senilai 10 juta dolar AS per tahun untuk memantau bantuan kemanusiaan di bawah program ‘minyak untuk pangan’.

Perusahaan dikabarkan membayar setidaknya 300.000 dolar AS kepada Kojo. Sehingga ‘Annan junior’ tidak akan bekerja untuk pesaing setelah dia mengundurkan diri.

Sebuah komite penyelidikan independen yang dipimpin oleh Paul A. Volcker mengkritik mantan sekretaris jenderal dalam laporannya karena terlalu berpuas diri. Komite mengatakan, Kofi seharusnya melakukan lebih banyak upaya untuk menyelidiki masalah itu, bahkan jika dia tidak terlibat dengan pemberian kontrak. (EpochTimes, Reuters dan AP/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Audit Perancis Peringatkan Ratusan Jembatan Beresiko Ambruk Seperti Italia

0

EpochTimesId – Sebuah audit yang ditugaskan oleh pemerintah Perancis mengatakan ada sekitar 840 jembatan di negara itu menderita kerusakan serius. Jembatan berisiko runtuh dalam beberapa tahun mendatang.

Pemerintah Presiden Emmanuel Macron telah menjanjikan belanja infrastruktur baru. Akan tetapi, janji itu berada di bawah tekanan baru setelah sebuah jembatan runtuh di negara tetangga, Italia, yang menewaskan 43 orang baru-baru ini.

Audit, yang diterbitkan Minggu (19/8/2018) oleh surat kabar Journal du Dimanche, mengatakan sepertiga dari 12.000 jembatan yang dipelihara pemerintah di Prancis membutuhkan perbaikan. Sekitar 7 persen, atau sekitar 840 jembatan, memiliki ‘resiko kehancuran’ di tahun-tahun mendatang, jika pengeluaran dihemat pada tingkat saat ini, menurut audit konstruksi tersebut.

Audit tersebut tidak membahas ribuan jembatan Prancis lainnya yang dikelola oleh perusahaan swasta atau pemerintah lokal. Jembatan itu juga ‘menderita’, atau tidak menerima pemeliharaan maksimal, akibat pemotongan anggaran dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintah merilis ringkasan audit bulan lalu, dan menyalahkan pemerintah sebelumnya untuk pendanaan jalan yang tidak konsisten dan tidak memadai. Mereka mengatakan pertumbuhan lalu lintas dan meningkatnya ‘episode cuaca ekstrim’ telah memperburuk masalah.

Kementerian Transportasi tidak menanggapi permintaan untuk komentar hari Minggu. Menteri Transportasi Elisabeth Borne mengatakan kepada penyiar Perancisinfo pekan lalu bahwa pemeliharaan jembatan adalah prioritas mereka. Kementerian juga mengumumkan anggaran hingga 1 miliar euro untuk ‘menyelamatkan jalan negara’, termasuk jembatan dan terowongan. Dia menegaskan kembali rencana untuk undang-undang infrastruktur baru setelah liburan musim panas.

Jembatan jalan tol di Genoa, Italia, runtuh setelah disambar petir, Selasa (14/8/2018) lalu. Insiden itu membuat puluhan orang tewas, baik pengendara dan penumpang mobil yang berjatuhan serta orang yang berada di rumah dan bangunan yang tertimpa reruntuhan beton raksasa.

Investasi Italia pada infrastruktur jalan merosot paling dramatis di antara lima negara ekonomi utama Eropa setelah krisis ekonomi 2008, tidak pernah pulih sepenuhnya , menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. (AP/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Tak Menimbulkan Dampak Merusak, Gunung Anak Krakatau Meletus 576 Kali Selama 24 Jam

0

Epochtimes.id- Hampir setiap hari, Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda Provinsi Lampung meletus. Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau PVMBG melaporkan Gunung Anak Krakatau erupsi sebanyak 576 selama sehari pada Sabtu (18/8/2018).
Tinggi letusan bervariasi 100 meter hingga 500 meter dari puncak kawah.

Kepala Pusat data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selama 24 jam dari pukul 00.00 – 24.00 WIB pada (18/8/2018), Gunung Anak Krakatau meletus 576 kali kejadian dengan amplitudo 23-44 mm, dan durasi letusan 19-255 detik.

Menurut Sutopo, letusan disertai lontaran abu vulkanik, pasir, lontaran batu pijar, dan suara dentuman.

Secara visual pada malam hari teramati sinar api dan guguran lava pijar. Hembusan berlangsung 80 kali kejadian, amplitudo 5-30 mm dengan durasi 10-80 detik.

Pada (18/8/2018) pukul 18:09 WIB, terpantau di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau PVMBG, terjadi letusan dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 805 m di atas permukaan laut).

“Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi ± 2 menit 33 detik,” ujarnya Sutopo.

Catatan BNPB, letusan Ini adalah letusan yang terbanyak kedua sejak adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau pada (18/6/2018). Letusan terbanyak adalah sebanyak 745 kali letusan pada (30/6/2018), kemudian letusan terbanyak kedua sebanyak 576 kali pada (18/8/2018).

Meskipun terjadi letusan sebanyak 576 kali, namun tidak ada letusan yang besar yang menimbulkan dampak merusak.

“Letusan yang terjadi hanya kecil namun beruntun. Letusan tidak berpengaruh pada jalur penerbangan dan jalur pelayaran di Selat Sunda,” tambah Sutopo.

Hingga kini, status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada (level II) dengan radius zona berbahaya di dalam radius 2 km. Bahkan status Waspada (level II) ini ditetapkan sejak 26/1/2012 hingga sekarang.

Status Waspada artinya aktivitas vulkanik di atas normal sehingga terjadinya erupsi dapat terjadi kapan saja. Tidak membahayakan selama masyarakat tidak melakukan aktivitasnya di dalam radius 2 km. (asr)

Reaksi Warga Tiongkok Terhadap Video Propaganda Anti Amerika: Kami Lebih Suka Mendukung Amerika

0

Ketika ketegangan meningkat antara Amerika Serikat dan Tiongkok di tengah perang dagang yang sedang berlangsung, Beijing telah meningkatkan upaya untuk menghasut perasaan nasionalisme orang-orang Tiongkok dan mempengaruhi sikap publik untuk mendukung kebijakan Beijing.

Namun, orang-orang sepertinya tidak menerima kebenarannya.

Pada 13 Agustus, sebuah akun berita militer di bagian video portal berita NetEase, menerbitkan sebuah video yang membahas premis (pernyataan yang dianggap benar untuk tujuan argumen dan menarik kesimpulan) berikut ini: Jika pecah perang antara Tiongkok dan negara lain, berapa banyak tabungan orang-orang Tiongkok bersedia disumbangkan ke negara?

Video tersebut menuduh Amerika Serikat “mencari masalah di mana-mana” dengan memulai perang dan “menjarah uang dan harta” untuk memberikan manfaat bagi rakyat Amerika.

“Begitu kapal induk digunakan, itu bukan hanya puluhan miliar dolar [dalam pembelanjaan pertahanan]. Pada saat itu, jika pemerintah kekurangan pendapatan fiskal, akankah warga Tiongkok berkontribusi dengan uang dan aset seperti yang dilakukan orang Amerika?” tanya video tersebut.

Meskipun disimpulkan bahwa orang-orang Tiongkok “bersedia mengorbankan semua yang mereka miliki” untuk negara mereka, komentar-komentar netizen di bawah posting video tersebut mencerminkan realitas yang berbeda.

Jangankan menunjukkan dukungan, lebih banyak mengeluh tentang banyaknya masalah sosial Tiongkok. Banyak yang bahkan menyatakan keinginan untuk mendukung pemerintah Amerika.

“Mengapa rezim membutuhkan donasi saya, mengingat bahwa ia sudah sangat kaya? Para pejabat pemerintah yang tamak itu menggelapkan ratusan juta dolar sekaligus, sementara saya bahkan tidak mampu membayar uang muka untuk rumah saya,” komentar seorang netizen dari Kota Fuzhou, Provinsi Jiangxi.

“Jika Anda menyumbang … Anda membantu seorang tiran untuk mengorbankan rakyatnya. Anda semua putuskan sendiri!” komentar seorang netizen dengan nama “jealous_self.”

Partai Komunis Tiongkok (PKT) sering menggunakan media untuk membangkitkan perasaan nasionalis, contoh yang paling menonjol adalah komentar chauvinist (penganut paham sauvinisme mengenai cinta tanah air dan bangsa (patriotisme) yang berlebihan) Global Times yang dikelola negara pada setiap masalah yang memunculkan reaksi emosional yang kuat yang dilibatkan Tiongkok.

Dengan perang perdagangan AS-Tiongkok baru-baru ini, media pemerintah tersebut telah menggambarkan perselisihan sebagai “perang mengenai nasib negara.” Banyak editorial media negara telah mengumpulkan warga Tiongkok untuk “bersatu untuk bersama-sama mengatasi kesulitan sementara.”

Korupsi pemerintah yang meluas; serangkaian skandal yang mengejutkan seperti penyebaran vaksin bermasalah dan penipuan-penipuan pinjaman platform peer-to-peer baru-baru ini; dan melonjaknya biaya hidup di Tiongkok telah membuat warga kehilangan kepercayaan terhadap rezim Tiongkok.

Awal bulan lalu, setelah pernyataan bahwa vaksin cacat (tidak sesuai standar) yang diproduksi oleh perusahaan obat besar Tiongkok disuntikkan pada sejumlah anak-anak, banyak pengguna internet Tiongkok menuliskannya ke Sina Weibo, sebuah platform yang mirip dengan Twitter, di akun Kedutaan Besar AS di Tiongkok.

Karena komentar-komentar pada akun milik entitas Amerika lebih sedikit kemungkinannya untuk disensor, para netizen mengeluh tentang rezim Tiongkok dan menyatakan harapan mereka pada Amerika Serikat untuk campur tangan dan membantu orang-orang Tiongkok. (ran)

ErabaruNews

Generasi Milennial yang Cerdas Memilih Kosmetik, BPOM Telah Sita Produk Ilegal Senilai Rp 106.9 Miliar

0

Epochtimes.id- Produk-produk inilah yakni Temulawak Two Way Cake, New Papaya Whitening Soap, NYX Pensil Alis, MAC Pensil Alis, Revlon Pensil Alis, Collagen Plus Vit E Day and Night Cream, Cream Natural 99, SP Whitening and Anti Acne, Quine Pearl Cream, Citra Day Cream, Citra Night Cream, serta La Widya Temulawak adalah beberapa merek produk kosmetika yang ditemukan dan diduga kuat mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kosmetik.

Produk-produk inilah yang ditemukan dan disita BPOM RI di daerah Jakarta dan Serang dalam 3 bulan terakhir ini. Beberapa temuan tersebut merupakan merek yang dipalsukan.

Hingga kini, selama tahun 2018, BPOM RI setidaknya telah menyita kosmetika ilegal senilai Rp 106.9 miliar. Tingginya angka temuan kosmetik ilegal yang terjadi secara masif di seluruh Indonesia menunjukkan adanya demand yang tinggi dari masyarakat terhadap produk kosmetika.

Untuk itu, belajar dari kasus-kasus produksi dan distribusi kosmetik ilegal di seluruh Indonesia, BPOM RI tak hentinya mengimbau kepada para konsumen untuk bijak dalam memilih produk kosmetika dan tidak tergiur dengan iklan-iklan menyesatkan atau harga yang tidak wajar.

Sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat agar mampu memilih dan menggunakan kosmetika yang aman, Senin (13/08/2018) BPOM RI menyelenggarakan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bertajuk “Kampanye Bahaya Kosmetika Mengandung Bahan Dilarang untuk Generasi Millenial” di Balai Kartini, Jakarta.

 “Generasi milenial menjadi salah satu target edukasi BPOM RI karena generasi milenial-lah yang akrab dengan dunia digital”, jelas Kepala BPOM RI Penny K. Lukito.

“Generasi milenial lebih sering terpapar dengan beragam informasi tentang kosmetika melalui iklan online serta beauty blogger dan beauty vlogger yang sekarang sedang marak. Melalui acara ini, kami ingin mengajak mereka untuk belajar memilih dan menggunakan kosmetik yang aman, bermutu, dan bermanfaat,” lanjutnya.

Secara khusus, Kepala BPOM RI menyampaikan materi yang bertajuk “Peran Generasi Milenial sebagai Agent of Change dalam Penggunaan Kosmetika yang Aman”.

Dalam materinya ini, Penny K. Lukito menjelaskan bahwa generasi milenial berperan besar dalam mencegah dan menurunkan peredaran kosmetik ilegal dan/atau mengandung bahan berbahaya/dilarang.

 “Kalian dapat berperan antara lain dengan mengedukasi dan mengajak orang lain, kerabat, maupun teman untuk ikut serta memilih kosmetika yang aman dan tidak mudah tergoda oleh iklan. Atau kalian juga dapat melapor ke BPOM RI bila mencurigai adanya kegiatan produksi atau mengedarkan kosmetika ilegal dan/atau dicurigai mengandung bahan dilarang/berbahaya di lingkungannya,” ujar Kepala BPOM RI.

Sebelumnya, BPOM RI telah melakukan kegiatan yang sama di Bandung dan Denpasar. Melalui kegiatan kampanye yang diikuti oleh komunitas remaja tingkat Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi, serta lembaga pemerintah, BPOM RI mengharapkan agar masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial terhadap keamanan produk kosmetika. (asr)

Ekuador dan Peru Perketat Syarat Masuk untuk Warga Venezuela

0

EpochTimesId – Warga negara Venezuela yang memasuki Ekuador dan Peru akan diminta untuk menunjukkan paspor mereka, bukan kartu identitas nasional seperti kebiasaan selama ini. Pemerintah Ekuador dan sumber resmi Peru mengatakan hal itu pekan lalu, di tengah kekhawatiran atas membludaknya migran ekonomi akibat gelombang krisis.

Ekuador dan Peru sebelumnya masih mengizinkan WN Venezuela untuk masuk menggunakan kartu ID nasional. Itu memberikan harapan pada WN Venezuela yang putus asa, dengan rute perjalanan lintas negara yang lebih mudah dalam meninggalkan negara mereka yang dilanda krisis.

“Mulai Sabtu ini pemerintah akan meminta siapapun yang memasuki Ekuador untuk menunjukkan paspornya,” kata Menteri Dalam Negeri Ekuador, Mauro Toscanini.

Kementerian Luar Negeri kemudian mengatakan, aturan itu hanya akan berlaku khusus untuk WN Venezuela.

Ekuador mengumumkan keadaan darurat di tiga provinsi, bulan ini. Pengumuman itu menyusul lonjakan migran Venezuela yang melintasi perbatasan Ekuador-Kolombia di pegunungan Andean.

Pihak berwenang mengatakan ada hingga 4.500 orang Venezuela menyeberang setiap harinya. Padahal, dalam kondisi normal, biasanya hanya sekitar 500 hingga 1.000 orang per hari.

Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Ekuador mengatakan kepada radio setempat bahwa sekitar 600.000 orang Venezuela telah memasuki negara itu sepanjang tahun ini. Sekitar 109.000 orang akhirnya memilih tinggal di sana. Mereka tidak kembali ke Venezuela atau melanjutkan perjalanan ke negara lain.

Mereka umumnya tidak mampu membeli tiket penerbangan dan sering mendapatkan upah minim hanya beberapa dolar sebulan. Ada pula orang-orang Venezuela yang naik bus selama beberapa hari melintasi Amerika Selatan, banyak yang melewati Ekuador dalam perjalanan ke selatan menuju Peru atau Chili.

Peru juga berencana segera menerapkan wajib paspor bagi warga Venezuela. Dua sumber pemerintah mengatakan dengan syarat anonimitas menjelang pengumuman yang tertunda.

Pejabat imigrasi memperkirakan bahwa ada hampir 400.000 orang Venezuela di Peru, yang sebagian besar masuk tahun ini.

Sekitar 20 persen orang Venezuela memasuki Peru tanpa paspor. Menteri dalam negeri Peru mengatakan hal itu awal pekan ini.

Orang Venezuela menjual makanan atau pernak-pernik di jalanan telah menjadi pemandangan umum di Lima dan Quito. Ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan penduduk setempat, bahwa para migran akan mengambil alih pekerjaan mereka dan meningkatkan kejahatan.

Presiden Ekuador, Lenin Moreno adalah politisi sayap kiri seperti rekannya dari Venezuela, Nicolas Maduro. Namun, dia sudah mulai menjauhkan diri dari Caracas sejak menjabat tahun lalu.

Presiden Peru aliran tengah, Martin Vizcarra, mengambil alih kekuasaan pada Maret 2018. Pendahulunya, Pedro Pablo Kuczynski, seorang kritikus vokal Maduro, mengundurkan diri akibat skandal. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Gempa Magnitudo 7.0 Kembali Mengguncang Lombok, Masyarakat Mendengar Suara Gemuruh

0

Epochtimes.id.  Gempabumi dengan kekuatan 7 SR kembali mengguncang Lombok dan daerah sekitarnya. BMKG melaporkan gempabumi berkekuatan 7 SR dengan pusat gempa di laut, 30 km timur laut Lombok Timur NTB pada kedalaman 10 km terjadi pada Minggu (19/8/2018) pukul 21.56 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan posko BNPB telah melakukan konfirmasi ke BPBD untuk mengetahui dampak gempa.

Menurut Sutopo, guncangan gempa dirasakan keras Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Lombok Barat dan Kota Mataram selama 5-10 detik.

Bahkan, gempa dirasakan sedang di Bali seperti di Jembrana, Kota Denpasar, Karangasem, Badung, Gianyar, Bangli, Kulungkung dan Buleleng selama 5-10 detik. Gempa juga dirasakan ringan di Jawa Timur bagian timur dan Makassar.

“Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah di Lombok. Sebagian masyarakat histeris karena merasakan guncangan gempa yang lebih keras dibandingkan sebelumnya,” jelas Sutopo.

Mereka mendengar suara gemuruh yang kemungkinan berasal dari longsoran di perbukitan dan Gunung Rinjani. Belum dapat dipastikan dampak gempa karena listrik padam dan komunikasi mati di Lombok Timur.

Kondisi listik PLN padam di seluruh Lombok. Kondisi gelap gulita sehingga menyulitkan untuk memperoleh informasi dampak gempa.

Gubernur NTB telah mengimbau pada masyarakat Lombok untuk tetap waspada dan tenang. Bagi masyarakat di sekitar Sembalun dan Sambelia Lombok Timur agar menjauhi perbukinan. Masyarakat agar menjauhi bangunan dan rumah yang sudah tidak memenuhi standar keamanan. Aktivitas pendidikan pada berbagai tingkatan agar diliburkan sampai batas waktu yang ditentukan kemudian.

Gempa dirasakan keras di Lombok Timur yang paling berdekatan dengan pusat gempa. Gempa dirasakan VI MMI di Lombok Timur. Berdasarkan laporan dari aparat di Lombok Timur belum dapat dipastikan berapa korban jiwa dan kerusakan. Situasi listrik padam. Gempa susulan masih terasa. Warga mengamankan diri dan mengungsi di lapangan yang ada dan menjauhi bangunan-bangunan.

Di Kecamatan Sembalun Lombok Timur, evakuasi warga yang sedang dirawat di Pustu Sembalun menuju Rumah sakit Lapangan Yonkes di Lapangan Sembalun. Masyarakat juga diarahkan mengungsi di lapangan Sembalun. Beberapa rumah dan bangunan roboh.

Banyak bangunan roboh di Kecamatan Sambelia. Masyarakat berkumpul di lapangan dan di tempat yang aman. Masyarakat merasakan trauma dengan gempa.

Kepala BNPB Willem Rampangilei telah berkoodinasi dengan Panglima TNI terkait pengiriman bantuan logistik dan peralatan menyusul gempa susulan 7 SR. Pesawat-pesawat Hercules TNI di Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta  dan Lanud Abdurahman Saleh di Malang disiakan untuk mengangkut bantuan. Termasuk kapal KRI jika diperlukan. Menteri BUMN akan lebih meningkatkan operasi pasar beras dan kebutuhan-kebutuhan dasar di Lombok. (asr)

Gempa Magnitudo 5,4 dan 6,5 Kembali Mengguncang Lombok

0

Epochtimes.id- Gempa susulan kembali mengguncang wilayah Lombok. BMKG melaporkan gempa susulan yang dirasakan terjadi 2 kali yaitu 5,4 SR dan 6,5 SR.

Gempa pertama dengan kekuatan 5,4 SR terjadi pada pusat gempa 25 km timur laut Lombok Timur dengan kedalaman 10 pada Minggu (19/8/2018) pukul 10.06 WIB.

Kemudian gempa kedua dengan kekuatan 6,5 SR dengan episentrum 32 km timur laut Lombok Timur NTB pada kedalaman 10 km pada (19/8/2018) pukul 11.06 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Data Infromasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan posko BNPB telah melakukan analisis dan konfirmasi dampak gempa Lombok ke BPBD. Guncangan gempa dirasakan keras selama 4-8 detik dirasakan di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Tengah.

Guncangan sedang selama 4-6 detik dirasakan di Kota Mataram, Kota Denpasar, Jembrana, Karangasem, Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan, Klungkung dan Buleleng.

Menurut Sutopo, masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah atau tenda pengungsian di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

“Belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa,” ungkapnya.

Guncangan paling keras dirasakan di Lombok Timur. Masyarakat di Sembalun Lombok Timur, yang sedang bekerja di kebun dan berkendara motor di jalan, segera berlarian mencari tempat aman. Mereka meninggalkan kebun dan sepeda motornya.

Masyarakat bertambah trauma dengan gempa-gempa susulan, apalagi gempa yang dirasakan keras.

Di Bali, masyarakat dan wisatawan merasakan guncangan ringan hingga sedang. Sebagian segera keluar rumah dan bangunan.

“Tidak ada kepanikan. Belum ada laporan dampak gempa,” jelas Sutopo. (asr)

Produsen Sepatu Hong Kong di Tiongkok Terancam Bangkrut oleh Tarif

0

Para pembuat sepatu Hong Kong baru-baru ini mengungkapkan kekhawatiran bahwa keuntungan mereka akan terpengaruh oleh perang perdagangan AS-Tiongkok, terutama karena Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan peningkatan tarif hingga 25 persen dari 10 persen untuk barang-barang Tiongkok senilai $200 miliar.

Ketua dua asosiasi perdagangan alas kaki utama di Hong Kong mengindikasikan bahwa karena pesanan dari Amerika Serikat mencapai sekitar 80 persen dari bisnis mereka, industri alas kaki Hong Kong akan menghadapi tantangan besar. Banyak perusahaan alas kaki Hong Kong memiliki pabrik di Tiongkok.

Sementara alas kaki saat ini tidak ada dalam daftar barang-barang Tiongkok yang telah diusulkan pemerintah AS untuk putaran terakhir tarif AS, industri tersebut cemas setelah Trump mengatakan bahwa ia siap untuk memperpanjang tarif untuk semua impor dari Tiongkok, kira-kira senilai $500 miliar .

Perwakilan industri alas kaki Hong Kong baru-baru ini mengatakan kepada media lokal bahwa mereka memperkirakan banyak pabrik di Tiongkok akan tutup atau terpaksa untuk keluar dari Tiongkok musim semi mendatang. Selain itu, 70 persen produsen alas kaki harus mengurangi skala operasi mereka.

Statistik dari Dewan Pengembangan Perdagangan Hong Kong mengungkapkan bahwa sebagian besar pembuat alas kaki Hong Kong telah memindahkan fasilitas produksi ke daratan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya biaya operasi di Hong Kong. Pada Desember tahun lalu, jumlah karyawan di industri alas kaki di Hong Kong telah turun setengah dalam periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, beberapa produsen alas kaki diklasifikasikan sebagai bisnis impor dan ekspor setelah pabrik mereka dipindahkan ke Tiongkok. Pada akhir tahun lalu, ada 1.110 perusahaan ekspor dan impor alas kaki di Hong Kong, mewakili penurunan 15,2 persen tahun ke tahun. Sementara itu, jumlah karyawan di bidang ini turun menjadi 5.440, turun 17,2 persen dari tahun ke tahun dalam periode yanga sama.

Menurut Ben Cheung, presiden Asosiasi Alas Kaki Hong Kong (Hong Kong Footwear Association), saat ini ada sekitar 2.000 pabrik alas kaki milik Hong Kong di Tiongkok daratan. Dia mengatakan kepada koran Hong Kong, Oriental Daily News pada 6 Agustus bahwa di bawah perang dagang saat ini, dia yakin jumlah tersebut akan berkurang.

Cheung juga mencatat bahwa itu berisiko bagi produsen Hong Kong untuk menerima pesanan alas kaki bermerek dari AS. Namun, jika mereka menerima pesanan-pesanan tersebut, mereka harus memproduksinya. Periode puncak produksi berlangsung dari Agustus hingga Oktober, sedangkan November adalah periode puncak pengiriman. Diperkirakan ekspor alas kaki akan menurun pada kuartal keempat setelah Natal.

Frank Leung, ketua Federation of Hong Kong Footwear, juga mengatakan kepada surat kabar bahwa masalah kemungkinan akan muncul awal tahun depan. Dia memperkirakan bahwa ekspor alas kaki Hong Kong akan jatuh sekitar Tahun Baru Tiongkok.

Leung sangat khawatir pembeli AS akan mengurangi atau bahkan menghentikan pesanan sama sekali, yang akan membahayakan mata pencaharian karyawan alas kaki Hong Kong. Dia mengatakan bahwa investasi besar di Tiongkok telah ditangguhkan dan mengingatkan anggota asosiasi untuk berinvestasi dengan hati-hati.

“Kami tidak tahu berapa lama [perang dagang] akan berlangsung,” katanya. “Semua mungkin mati sebelum akhir perang tersebut!” (ran)

Wina Jadi Kota Paling Layak Huni di Dunia

0

EpochTimesId – Ibukota Austria, Wina dinobatkan sebagai kota yang paling layak dihuni di dunia. Ini adalah untuk pertama kalinya sebuah kota di Eropa menjadi yang teratas.

Wina mengalahkan Melbourne di Australia dalam survei Economist Intelligence Unit (EIU) tahunan. Survei menetapkan 140 kota di seluruh dunia dalam daftar peringkat.

Indeks Kehidupan Global menggunakan faktor-faktor seperti stabilitas sosial politik, pendidikan, perawatan kesehatan, dan kejahatan, untuk menentukan peringkat kota.

Editor survei, Roxana Slavcheva mengatakan kepada BBC bahwa faktor keamanan telah meningkatkan di beberapa kota Eropa barat. Fakta itu menempatkan Wina di bagian atas daftar, sekaligus menunjukkan ada pengembalian relatif terhadap stabilitas di sebagian besar negara-negara Eropa.

Sebelumnya, Melbourne menduduki peringkat teratas selama tujuh tahun berturut-turut. Akan tetapi, tahun ini kota Australia itu berada di urutan kedua. Sydney dan Adelaide, bagaimanapun, masih bertahan di peringkat 10 teratas.

Kota Paling Tidak Layak Huni
Survei itu juga mengungkapkan daftar kota paling akhir dalam daftar layak dihuni, yang tahun ini urutan terbawah adalah Damaskus di Suriah. Kemudian diikuti oleh Dhaka di Bangladesh, serta Lagos di Nigeria.

“Sepuluh kota di bagian bawah survei semua memiliki masalah dengan perang, kerusuhan sipil, atau kejahatan,” kata Economist Intelligence Unit.

Beberapa kota paling berbahaya di dunia seperti Kabul dan Baghdad tidak termasuk dalam survei.

“Sementara dalam beberapa tahun terakhir kota-kota di Eropa dipengaruhi oleh penyebaran ancaman terorisme yang dirasakan di wilayah tersebut, yang menyebabkan peningkatan tindakan keamanan. Namun, tahun lalu mereka telah kembali kepada keadaan normal,” kata EIU dalam sebuah pernyataan, menurut Reuters.

“Pesaing jangka panjang untuk peringkat pertama, Wina, telah berhasil menggusur Melbourne dari posisi teratas karena peningkatan peringkat kategori stabilitas ibukota Austria itu,” kata lembaga survei itu, mengacu pada salah satu metode yang digunakan untuk menentukan peringkat kota.

Memang, faktor keamanan adalah peringkat stabilitas yang menyumbang poin untuk posisi teratas bagi Wina. Baik Wina dan Melbourne, juga mendapat poin maksimum dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

“Wina juga memiliki tingkat kejahatan rendah,” kata editor survei, Roxana Slavcheva.

“Salah satu subkategori yang (otoritas kota) Wina lakukan dengan sangat baik adalah prevalensi kejahatan kecil. Mereka terbukti menjadi salah satu kota teraman di Eropa,” katanya kepada Reuters.

Kota-Kota Besar Tidak Menyenangkan
EIU mengatakan bahwa mereka cenderung memilih kota-kota menengah di negara-negara kaya. Karena kota-kota yang lebih besar dan lebih ramai sering memiliki tingkat kejahatan yang lebih tinggi dan tekanan pada infrastruktur.

Di Wina, misalnya, angkutan umum efisien dan biaya rendah. Dengan populasi sekitar 1,8 juta dan banyak ruang hijau, klaimnya sebagai kota paling menyenangkan di dunia tampaknya akan terus berlanjut.

London, sementara itu, hanya berada di peringkat ke-48.

Namun, Manchester di utara Inggris menunjukkan peningkatan terbesar dari setiap kota di Eropa. Kota itu naik 16 tempat ke posisi 35 dalam daftar peringkat.

Tahun lalu, survei menurunkan peringkat Manchester menyusul serangan teroris yang membuat 22 orang tewas.

Slavcheva mengatakan kepada BBC, bahwa Manchester telah menunjukkan ketahanan dalam pemulihan kota dari serangan teroris, baru-baru ini, yang sebelumnya mengguncang stabilitas.

Sepuluh kota yang paling layak huni 2018;
1. Wina, Austria
2. Melbourne, Australia
3. Osaka, Jepang
4. Calgary, Kanada
5. Sydney, Australia
6. Vancouver, Kanada
7. Tokyo, Jepang
8. Toronto, Kanada
9. Kopenhagen, Denmark
10. Adelaide, Australia.

Sepuluh kota yang paling tidak layak huni 2018;
1. Damaskus, Suriah
2. Dhaka, Bangladesh
3. Lagos, Nigeria
4. Karachi, Pakistan
5. Port Moresby, Papua Nugini
6. Harare, Zimbabwe
7. Tripoli, Libya
8. Douala, Kamerun
9. Aljazair, Aljazair
10. Dakar, Senegal.
(John Smithies/Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Kekayaan Warga Tiongkok Diperkuat oleh Utang, Tidak Semakmur Dalam Laporan

0

Banyak warga biasa Tiongkok hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan, karena masalah utang dan kesenjangan penghasilan, menurut artikel yang sekarang telah dihapus yang diterbitkan oleh seorang peneliti di lembaga think tank yang berbasis di Tiongkok, Suning Institute of Finance.

Fu Yifu, yang melakukan penelitian makroekonomi, menerbitkan sebuah artikel yang menganalisis tingkat yang berbeda dimana ekonomi Tiongkok telah tumbuh, dibandingkan dengan pertumbuhan kekayaan rumah tangga warga biasa. Postingan tersebut, yang muncul di WeChat, platform media sosial populer, telah dihapus, kemungkinan karena tidak melukiskan gambaran kemakmuran yang diinginkan rezim Tiongkok.

Fu menulis bahwa data PDB (Produk Domestik Bruto) sering disebut untuk menunjukkan kekayaan suatu negara. Dengan ukuran itu, PDB per kapita Tiongkok, yang mencapai $9.000 pada tahun 2017, dengan cepat mendekati “perangkap pendapatan menengah”: sebuah fenomena dimana setelah mencapai tingkat pendapatan menengah, pertumbuhan suatu negara terhenti dan tidak dapat melakukan lompatan ke arah ekonomi maju. Fu memperkirakan titik itu biasanya ketika PDB per kapita mencapai $12.000.

Namun, angka tersebut tidak benar-benar mencerminkan rata-rata kekayaan rumah tangga Tiongkok.

Fu sebagai gantinya menggunakan metrik lain: disposable income (pendapatan sekali pakai) per kapita.

Disposable income (pendapatan sekali pakai) adalah uang seseorang yang tersedia untuk dibelanjakan setelah membayar pajak, iuran pensiun, utang, dll

Apakah di pedesaan ataupun di kota besar, Fu menemukan bahwa pendapatan sekali pakai jauh lebih rendah daripada PDB. Pada tahun 2017, di pedesaan, penghasilan sekali pakai seseorang kurang dari seperempat PDB per kapita nasional secara keseluruhan.

Dalam hal upah, jumlahnya juga tidak optimis. Antara tahun 1978 hingga 2017, upah di kota-kota besar dan kota-kota yang sedang tumbuh sekitar 13,08 persen per tahun, dibandingkan dengan tingkat tahunan 13,76 persen di mana pendapatan keuangan publik telah tumbuh. Pendapatan itu biasanya berasal dari pajak, yang menunjukkan bahwa kekayaan negara tersebut tumbuh lebih cepat daripada kekayaan warganya.

Disparitas (perbedaan) penghasilan, masalah sosial yang sangat besar di Tiongkok, terlihat jelas dalam statistik lain: 90 persen pekerja di negara itu memperoleh kurang dari 50 persen dari upah, sementara 10 persen sisanya, para eksekutif dan staf perusahaan yang bekerja dalam industri yang dimonopoli,  membawa pulang lebih dari 50 persen upah atau gaji.

Masalah serius lainnya yang melumpuhkan warga biasa adalah utang. Pada tahun 2017, utang rumah tangga mencapai 49 persen dari PDB; naik dari 18 persen pada tahun 2008, dan hanya 3 persen pada tahun 1996.

Ini telah menghasilkan penampilan Tiongkok: Setiap bulan, seseorang mendapat 30.000 yuan (sekitar $4.300), tetapi harus hidup seperti hanya ada 3.000 yuan ($430).

Artikel Fu mencatat bahwa realitas kehidupan orang Tiongkok mirip dengan adegan dari drama TV Tiongkok populer yang ditayangkan pada tahun 2009, berjudul “Dwelling Narrowness.”

Salah satu dari tokoh film tersebut berbicara tentang beban keuangan yang dihadapinya: hipotek; pakaian dan makanan; uang sekolah untuk penitipan anak; uang yang digunakan untuk menyuap orang agar bisa mengatasi masalah; biaya transportasi; tagihan telepon seluler; biaya manajemen properti; tagihan air, gas, dan listrik.

Masalah utang Tiongkok sangat serius. Dana Moneter Internasional (IMF) merilis penilaian stabilitas keuangan sekali dalam lima tahun di seluruh dunia pada bulan Desember lalu. Menghitung total utang Tiongkok, termasuk pemerintah pusat dan daerah, perusahaan, dan rumah tangga, jumlahnya 2,55 kali PDB. Itu adalah peningkatan yang signifikan dari laporan sebelumnya, yang mencatat utang sebesar 1,8 kali PDB.

Dan meskipun pemerintah Tiongkok berbicara tentang kemakmuran, sebagian besar penduduk tetap miskin. Menurut data Bank Dunia, sekitar 493 juta, atau 36 persen populasi Tiongkok, hidup hanya dengan $5,50 sehari atau kurang. (ran)

Warga Tiongkok Tercekik oleh Tarif Pembalasan Tiongkok untuk Produk Pertanian AS

0

Kartu truf Beijing dalam perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat telah melemparkan tarif pembalasan atas produk-produk pertanian AS, tetapi keinginan rezim Tiongkok tersebut kemudian semakin bergantung pada pertanian dalam negeri mungkin telah menjadi bumerang. Produksi pertanian di Tiongkok merosot pada paruh pertama tahun 2018, yang memiliki efek membuat barang-barang lebih mahal bagi warganya.

Pada tanggal 6 Juli, kedelai, jagung, gandum, kapas, beras, dan kacang-kacangan dari AS dipukul dengan pajak 25 persen, sebagai tanggapan terhadap paket tarif pertama pemerintah Trump senilai $34 miliar untuk barang-barang Tiongkok.

Di Sina Weibo, setara dengan Twitter di Tiongkok, beberapa pengguna internet Tiongkok kesal karena masyarakat harus membayar biaya untuk perang dagang yang berkepanjangan tersebut.

“Siapa yang rugi karena tarif ini? Pada akhirnya, kita yang membayar tarif-tarif itu dan karena itu kita sedang terkena hukuman!” kata seorang pengguna.

Turunnya produksi pertanian dan tarif-tarif yang dikenakan pada impor AS telah mengakibatkan harga yang lebih tinggi pada barang-barang konsumsi di dalam Tiongkok. Meskipun statistik resmi menunjukkan bahwa ada peningkatan 2,1 persen indeks harga konsumen (IHK) pada bulan Juli dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, peningkatan yang sebenarnya mungkin jauh lebih besar.

Wu, seorang penduduk Provinsi Hubei, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Radio Free Asia (RFA) bahwa harga daging babi lokal telah meningkat 25 persen, menjadi 10 yuan ($1,45) per “jin” (satuan berat dalam bahasa Mandarin yang setara dengan 21 ons) dari 8 yuan ($1,16) pada bulan Mei dan Juni.

Tiongkok adalah konsumen kedelai dan gandum terbesar di dunia. Mereka mengimpor kedelai senilai $14 milyar dan gandum senilai $391 juta dari Amerika Serikat pada tahun2017. Tiongkok juga membeli jagung dari Amerika Serikat, mengimpor jagung senilai $160 juta pada tahun 2017. Tetapi dengan tarif yang diberlakukan tersebut, produksi domestik belum cukup untuk memenuhi permintaan.

Sementara itu, kekeringan yang pertama melanda pada awal tahun dan baru akhir-akhir ini berganti musim adalah salah satu alasan mengapa produksi domestik kedelai dan jagung menurun tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, menurut Securities Times yang dikelola pemerintah. Di Tiongkok, hasil panen kebanyakan digunakan untuk membuat pakan ternak dan minyak goreng.

Baru-baru ini, tongkol jagung yang dipanen dari banyak pertanian di kota-kota timur laut Shenyang dan Fuxin, Provinsi Liaoning, telah terpengaruh karena kurangnya hujan.

Kekeringan juga melanda “sabuk jagung emas” Tiongkok, daerah Kota Gongzhuling di Provinsi Jilin, dengan keras. Feng Jun, seorang petani di Kabupaten Liufangzi di Gongzhuling, mengatakan kepada Securities Times bahwa kawasan itu telah mengalami kekeringan sejak awal tahun ini. Hujan yang cukup tidak turun sampai akhir Mei.

Feng memperkirakan produksi jagung tahunan di daerah itu akan turun 20 hingga 30 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sun Yunting, manajer departemen pertanian di Jilin Yuntianhua, sebuah perusahaan publik yang memproduksi pupuk organik, setuju dengan prediksi yang beralamat buruk dari Feng tersebut dalam laporan Times Securities.

Turunnya hasil panen jagung tercermin dalam harga bursa berjangka hasil panen. Di Dalian Commodity Exchange yang berbasis di Liaoning, harga jagung (c1901) telah meningkat dari sekitar 1.770 yuan (sekitar $256) per ton pada bulan April menjadi sekitar 1.883 yuan (sekitar $273) pada 16 Agustus.

Selain efek cuaca yang kurang menguntungkan, petani Tiongkok cenderung lebih sedikit menanam kedelai daripada jagung karena biaya yang lebih tinggi, menurut Securities Times.

Gao Wenkun, seorang petani dari Zhuanghe, sebuah kota tingkat kabupaten di Liaoning, menjelaskan bahwa uang yang dibelanjakan untuk membeli pestisida akan meningkatkan biaya penanaman kedelai.

Menurut data dari CnGrain.com, sebuah situs web Tiongkok yang didedikasikan untuk melaporkan berita pertanian, 115 juta acre (sekitar 46.538.848 hektar) lahan pertanian diproyeksikan akan digunakan untuk menanam kedelai di tahun 2018, yang berarti 2 juta hektar lebih sedikit dari setahun sebelumnya. Hasil kedelai tahunan diperkirakan mencapai 288 juta kilogram, 500 juta kilogram berkurang dari setahun sebelumnya.

Produksi Gandum Juga Terkena Dampak

Produksi gandum di Tiongkok juga turun di paruh pertama tahun ini. Menurut statistik oleh The State Grain and Reserves Administration, sebuah lembaga di bawah Dewan Negara Tiongkok, hasil gandum di provinsi-provinsi penghasil gandum utama, termasuk Provinsi Hebei di utara, Provinsi Jiangsu di pantai timur, Shandong dan provinsi Anhui di timur, dan provinsi Henan dan Hubei di Tiongkok tengah, mencapai sekitar 36,9 juta ton pada 31 Juli, yang 18,3 juta ton lebih rendah dari jumlah selama tahun ini tahun lalu.

Henan, salah satu provinsi penghasil gandum terbesar, telah terjadi penurunan produksi gandum dari sekitar 17,4 juta ton dalam tujuh bulan pertama 2017, menjadi sekitar 7,8 juta ton selama periode yang sama tahun ini.

Pada 13 Agustus, pengiriman 70.000 ton kedelai senilai $23 juta mendarat di pelabuhan di Kota Dalian di Tiongkok timur laut, menjadikan kargo kedelai AS pertama yang harus dikenakan tarif pembalasan Tiongkok, menurut Reuters. Pengumpul biji-bijian milik negara, Sinograin, dikonfirmasi dalam faks kepada Reuters bahwa mereka akan membayar tarif, sekitar $6 juta, untuk pengiriman tersebut.

Liu Kaiming, presiden The Institute of Contemporary Observation, sebuah organisasi penelitian tenaga kerja yang berbasis di kota Shenzhen, Tiongkok selatan, mengatakan kepada RFA bahwa, meskipun Sinograin membayar tarif tersebut, biaya yang lebih tinggi akhirnya akan ditanggung oleh rakyat. (ran)