Reporter Epoch Times: Fang Xiao, melaporkan
Epochtimes.id- Beberapa hari lalu, Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (PKT) ke-19 telah dibuka, banyak “manula politik” PKT yang telah pensiun hadir bersama dalam acara tersebut dan duduk bareng di mimbar ketua.
Komentator politik ternama Chen Pokong dan Hu Ping telah menganalisa makna fenomena ini terhadap PKT dan Xi Jinping.
Menurut Chen Pokong, pada hari pembukaan “Kongres Nasioanal PKT ke-19” itu yang paling patut dicermati adalah hadirnya para “manula politik” secara bersamaan dan duduk di mimbar ketua.
Termasuk dalang penindasan Falun Gong: Jiang Zemin, berikut penasihat bidang militernya: Zeng Qinghong, pelaku pembantaian Tiananmen: Li Peng, juga koruptor nomor wahid: Jia Qinglin dan lain-lain.
Semuanya telah hadir dalam upacara tersebut. Bisa dikatakan empat generasi elite PKT telah berkumpul semua”, hal ini menarik perhatian media massa dunia, juga di luar dugaan banyak pihak.
Cheng Pokong menyatakan, munculnya “manula politik” secara bersamaan pada upacara pembukaan “Kongres Nasioanal PKT ke-19” memiliki tiga tingkatan makna.
Sedangkan bagi Xi Jinping hanya memiliki dua tingkatan makna, pada satu tingkatan tidak menguntungkan dan pasif, di tingkatan lainnya menguntungkan dan pro-aktif.
Yang dimaksud “pasif dan tidak menguntungkan” adalah Xi Jinping tidak bisa menyingkirkan pengaruh dari para “manula politik” itu, sebagai akibat tekanan dari berbagai faksi “manula politik” itu.
Akhirnya Xi Jinping terpaksa harus menerima kehadiran mereka di mimbar utama untuk kemudian duduk di sampingnya.
Sementara Jiang Zemin yang berada di podium utama itu sama sekali tidak melihat laporan Xi. Jiang melainkan hanya terkantuk-kantuk, melihat jam, dan berekspresi tidak sabaran, ini tidak menguntungkan bagi Xi Jinping.
Yang dimaksud dengan “pro-aktif dan menguntungkan” ialah ada kemungkinan Xi Jinping yang meminta agar para “manula politik” itu hadir untuk mendukung kekuasaannya, “Kongres Nasioanal PKT ke-19” adalah penobatan kekuasaan bagi Xi Jinping.
Di kemudian hari ia dapat berujar bahwa para “manula politik” itulah yang mendukungnya dan menilai kinerjanya yang bisa diterima untuk lima tahun sebelumnya, serta masa jabatannya lima tahun mendatang juga telah diakui.
Kekuasaan Xi Jinping tidak hanya berasal dari para pemimpin sekarang dan seluruh anggota partai PKT, tapi juga berasal dari dukungan dan pengakuan para “manula politik”, ini adalah pengukuhan dan pengesahan atas kekuasaan Xi Jinping.
Tingkatan makna ketiga: dari sudut pandang makro, kehadiran para “manula politik” ini justru mengungkap krisis besar partai komunis yakni krisis perpecahan.
Namun PKT ingin menutupi perpecahan internal ini dari mata dunia, dari luar seolah tampak bersatu, maka itu semua “manula politik” dihadirkan.
Munculnya para “manula politik” secara bersamaan tidak berarti PKT akan bisa melalui masa krisis ini.
Sejak “Kongres Nasioanal PKT ke-18” lima tahun lalu, PKT sudah terpecah, para “manula politik” dan pemimpin saat ini sedang berseteru sengit, setiap kubu saling jegal, terutama antara kubu Xi Jinping melawan kubu Jiang Zemin, ini terlihat sangat jelas dalam lima tahun terakhir.
Chen Pokong mengatakan, pada “Kongres Nasioanal PKT ke-18” lalu, Guo Boxiong dan Xu Caihou hanya berjarak setengah langkah dari sel penjara Qin Cheng, tapi masih dihadirkan di podium utama.
Jadi setelah “Kongres Nasioanal PKT ke-19” ini berlalu, tidak tertutup kemungkinan orang-orang yang muncul di podium utama, entah berapa orang yang nantinya juga akan dijebloskan ke dalam penjara Qin Cheng.
Chen Pokong menyatakan, kekuasaan Xi Jinping memang lebih besar daripada beberapa generasi pimpinan sebelumnya. Namun dari upacara pembukaan dan laporan Xi pada “Kongres Nasioanal PKT ke-19” ini, terlihat bahwa pengukuhan kekuasaan Xi tidak seperti yang diharapkan.
Hampir 99% isi laporannya hanya lagu lama, yang menunjukkan masih adanya bayang-bayang dari para “manula politik”, diperkirakan para petinggi pada Komite Tetap Politbiro kali ini diduduki oleh setiap kubu untuk mencapai stabilitas bersama.
Sementara itu komentator politik Hu Ping menyatakan, keseluruhan “Kongres Nasioanal PKT ke-19” ini didominasi oleh Xi Jinping.
Konflik internal PKT sangat runcing dan sengit, terutama antara para pemimpin sekarang ini dengan para veteran yang telah mundur terjadi konflik yang sangat dalam.
Digelarnya “Kongres Nasioanal PKT ke-19” ini menandakan konflik kekuasaan tingkat tinggi seperti ini terhenti untuk sementara, antara Xi dan sejumlah veteran akan terjadi kompromi yang tak bisa dielakkan.
Tapi pada dasarnya bisa dilihat, “Kongres Nasioanal PKT ke-19” didominasi oleh Xi, hal ini juga bisa terlihat dalam Tujuh Sesi Sidang Paripurna.
Selain itu dengan cara ini juga dapat menimbulkan efek jera bagi para pejabat yang tidak puas yang menghadiri kongres nasional partai tersebut.
Artikel Wang Ning, Panglima Kepolisian Bersenjata yang telah menyatakan kesetiaannya pada Xi Jinping, juga menyebutkan, Xi Jinping telah menyelamatkan PKT dan militer.
Selanjutnya Hu Ping menganalisa, ini sama saja dengan mengumpat Jiang Zemin yang hampir membinasakan PKT dan militer. Dan bisa dibayangkan betapa kikuknya Jiang Zemin yang duduk di podium utama kali ini.
Hu Ping juga menyatakan, untuk melindungi “Kongres Nasioanal PKT ke-19” ini PKT telah mengamankan seluruh kota Beijing dengan sangat ketat.
Di satu sisi ini juga menunjukkan lemahnya PKT, yang harus melakukan sedemikian rupa untuk menggertak masyarakat, sekaligus juga menakuti kekuatan antipati yang tersembunyi di dalam partai.
Dulu saat digelarnya Olimpiade Beijing 2008 dan KTT G20 di Hangzhou juga demikian. Setiap ada kegiatan dan juga rapat akbar, PKT akan mengerahkan segala daya upaya dan dana tak terhingga untuk tindakan pengamanan yang sesungguhnya tidak perlu, inilah tabiat PKT.
Hal ini juga sangat jelas membuktikan beginilah karakteristik rezim PKT, sikapnya yang jauh dari rakyat dan mengancam rakyat terungkap dengan sendirinya.
Berbicara soal ucapan selamat dari Korea Utara pada PKT terkait ajang “Kongres Nasioanal PKT ke-19” ini, yang ditujukan pada PKT, dan bukan kepada Xi Jinping, ini berarti konflik antara Kim dan Xi masih akan terus berlanjut.
Bagi Chen Pokong, setelah “Kongres Nasioanal PKT ke-19”, bersekutunya RRT-AS untuk menghadapi Korut akan semakin besar kemungkinannya . (Sud/whs/asr)