Home Blog Page 1954

Geng Kriminal Tiongkok Kumpulkan 3 Miliar Data Pengguna Secara Ilegal

0

Tiongkok baru-baru ini menangkap lima orang sehubungan dengan kasus pencurian data terbesar dalam sejarah negara tersebut, dengan lebih dari 3 miliar item data pengguna yang dicuri dari 96 perusahaan internet, termasuk raksasa industri Baidu, Tencent, dan Alibaba.

Polisi di Distrik Yuecheng, Kota Shaoxing, Provinsi Zhejiang, menangkap para tersangka karena mencuri data dan mengambil keuntungan melalui bisnis pemasaran yang mereka dirikan. Komplotan pencuri tersebut diperkirakan telah memperoleh lebih dari 30 juta yuan ($4,38 juta) setahun, koran yang dikelola pemerintah Beijing Youth Daily melaporkan pada 20 Agustus.

Salah satu tersangka dibebaskan dari tahanan karena alasan kesehatan fisik. Sementara itu, pemimpin komplotan tersebut, yang hanya diidentifikasi dengan nama keluarga Xing, adalah buronan, media yang dikelola pemerintah Tiongkok Xinhua melaporkan pada 20 Agustus.

Menurut Beijing Youth Daily, banyak warga dan perusahaan melaporkan kepada polisi bahwa selama dua bulan terakhir, akun media sosial mereka mulai mengikuti akun-akun yang tidak dikenal atau ditambahkan orang asing sebagai “teman.” Mereka juga menerima iklan spam, pop-up, dan pesan teks. di ponsel mereka.

Polisi menyelidiki, dengan bantuan teknis dari Alibaba, dan menemukan bahwa kelompok kriminal tersebut mencuri data dengan menggunakan perusahaan publik yang mereka dirikan, Ruizhi Huasheng Technology Corp di Beijing, yang, pada gilirannya, mengoperasikan tiga perusahaan untuk melaksanakan skema tersebut.

Sejak tahun 2014, Ruizhi Huasheng menandatangani kontrak pemasaran dengan operator telekomunikasi seperti China Unicom dan China Mobile Tietong di lebih dari 10 provinsi dan kota di Tiongkok. Melalui kesepakatan itu, mereka mendapat izin masuk dari server perusahaan-perusahaan ini.

Setelah mendapatkan izin akses, komplotan kriminal mulai memasang program-program jahat di server internal, yang secara otomatis mengumpulkan data penting seperti cookie pengguna, riwayat pencarian, catatan transaksi, catatan perjalanan, dan check-in hotel, menurut laporan situs berita bisnis Tiongkok, Yicai. Data tersebut kemudian diekspor ke beberapa server Ruizhi Huasheng di dalam negeri dan di luar negeri.

Dengan kedok bisnis pemasaran online Ruizhi Huasheng, komplotan tersebut kemudian menggunakan informasi yang dicuri untuk tujuan periklanan di platform media sosial, seperti WeChat dan situs mikroblogging Weibo, sehingga mendapatkan keuntungan dari data tersebut.

Selama penyelidikan, polisi menemukan komplotan kriminal itu menyimpan data dalam jumlah besar pada server di Jepang untuk menghindari deteksi. Polisi juga mengatakan bahwa merkea telah menghapus lebih dari 100 juta data lain yang telah mereka kumpulkan, dalam upaya untuk menyembunyikan kejahatannya. (ran)

Turki Batalkan Larangan Perjalanan untuk Jurnalis Jerman

0

EpochTimesId – Pemerintah Turki membatalkan keputusan untuk melarang seorang jurnalis Jerman meninggalkan negara itu. Sang wartawan, Mesale Tolu, tengah menunggu persidangan atas tuduhan menjadi anggota organisasi teroris.

Wartawan itu mengabarkan di akun Twitter-nya pada 20 Agustus 2018, waktu Eropa. Tolu mengkonfirmasi di akun Twitternya, terkait laporan media Jerman bahwa larangan perjalanan yang dikenakan pemerintah Turki sejak dia dibebaskan dari penjara pada bulan Desember 2018 telah ditangguhkan.

Tolu dibebaskan pada akhir tahun setelah delapan bulan mendekam dalam tahanan. Namun, setelah dibebaskan, dia dilarang meninggalkan negara yang baru selesai mengalami insiden kodeta gagal.

“Sebagai akibat dari permohonan pengacara saya, larangan saya bepergian ke luar negeri telah dicabut,” tulis Tolu di akun Twitter-nya dalam bahasa Turki. “(Sidang) Penuntutan saya akan berlanjut pada 16 Oktober 2018.”

Jerman telah menuntut pembebasan beberapa warganya yang ditahan atau disidang secara tidak wajar di Turki, sebagian dari asal kelahiran negara perbatasan Eropa Timur Tengah itu. Kebijakan ini sebagai langkah penting untuk meningkatkan hubungan baik Jerman dengan Turki.

Hubungan antara mitra NATO itu memburuk setelah Jerman mengutuk penangkapan besar-besaran Turki setelah kudeta 2016 gagal. Sekitar 50.000 orang ditangkap, dan disertai dengan penangguhan status atau pemecatan 150.000 orang pegawai pemerintah dan negara lainnya, termasuk guru, hakim, dan tentara.

Hubungan dua negara mulai membaik dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah Turki melepas jurnalis Jerman-Turki, Deniz Yucel pada Februari 2018.

Delapan warga Jerman ditahan di Turki atas dasar politik, termasuk satu yang ditangkap minggu lalu. Turki juga telah menangkap beberapa warga Amerika Serikat.

Jerman telah mendesak Turki untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat dan Jerman. Kebijakan diplomatik yang diharapkan akan meredakan krisis ekonomi yang dipicu oleh penurunan tajam mata uang lira. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Penembakan di Stasiun London Lukai Tiga Warga

0

EpochTimesId – Insiden penembakan terjadi di stasiun kereta bawah tanah Kingsbury di London. Penembakan itu menyebabkan tiga orang cedera, menurut polisi pada 20 Agustus 2018.

Polisi menambahkan, insiden penembakan itu hampir dipastikan tidak terkait dengan teror islam garis keras.

“Polisi dan LAS (London Ambulance Service) disiagakan sekitar pukul 21.45, pada hari Senin, 20 Agustus 2018 malam, untuk menanggapi laporan penembakan di Kingsbury Road, NW9,” kata polisi Met dalam sebuah pernyataan.

“Polisi menemukan dua pria, berusia 28 dan 24 tahun, dan seorang wanita menderita luka tembak. Korban yang terluka diyakini tidak berada dalam kondisi luka yang mengancam jiwa,” sambung Polisi London.

Korban wanita bahkan langsung diperbolehkan meninggalkan rumah sakit setelah sempat diberikan perawatan.

“Lokasi TKP dan jalan setempat ditutup. Tidak ada penangkapan pada tahap awal ini,” tambah pernyataan itu.

Polisi telah memulai penyelidikan. Mereka juga sudah meminta kepada publik untuk memberikan informasi atau melapor, jika memiliki informasi mengenai insiden tersebut. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Perang Perdagangan Menekan Pabrik-pabrik Amerika Keluar dari Tiongkok

0

SHENZHEN / SHANGHAI / HONG KONG — Larry Sloven tiba di Tiongkok selatan tiga dekade lalu, tepat ketika kawasan tersebut mulai landas sebagai pusat manufaktur berbiaya rendah di dunia. Sejak itu, ia telah mengekspor jutaan dolar barang, mulai dari alat listrik hingga lampu LED, ke beberapa pengecer terbesar di Amerika.

Era itu mungkin akan segera berakhir.

Selama bertahun-tahun, Slovenia telah melihat keuntungan telah berkurang karena meningkatnya biaya, peraturan yang lebih ketat, dan kebijakan-kebijakan rezim Tiongkok yang bertujuan untuk membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berorientasi jasa yang telah memeras pabrikan-pabrikan kelas bawah.

Namun tindakan terakhir dalam serangkaian peristiwa negatif yang membuat situasi tidak lagi dapat ditoleransi tersebut mungkin menjadi harapan dari tarif-tarif yang disebabkan dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dan dunia yang lebih proteksionisme.

“Telah selangkah demi selangkah, selangkah demi selangkah. Dan semakin mahal untuk memproduksi produk-produk di Tiongkok, ”kata Sloven, presiden Capstone International HK, divisi Capstone Companies, dari Deerfield Beach, Florida, pembuat barang-barang elektronik konsumen.

Para produsen telah merasakan tekanan karena Tiongkok mengubah prioritasnya dari manufaktur kelas bawah ke industri teknologi tinggi sebagai bagian dari tawaran yang lebih luas untuk meningkatkan ekonominya.

Bagaimanapun dengan tarif yang menjulang, “semua orang akhirnya terbangun sejauh ‘mungkin saya harus menghadapi kenyataan’,” katanya. Produsen semakin khawatir bahwa “kelompok tarif-tarif berikutnya akan menjadi pembunuh.”

Slovenia sekarang sedang meningkatkan upaya untuk memangkas menjadi sasaran tindakan Tiongkok, melakukan diversifikasi ke pusat-pusat manufaktur yang sedang tumbuh seperti Thailand.

“Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja adalah negara-negara yang memiliki peluang potensial,” katanya. “Namun, itu tidak akan semudah yang dibayangkan banyak orang. Dan Anda tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya di Tiongkok.”

Wawancara dengan lebih dari selusin produsen dari para pembuat peralatan medis sampai perusahaan-perusahaan peralatan pertanian menggambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan yang mengekspor ke Amerika Serikat sekarang memikirkan kembali perhitungan mereka tentang membuat produk-produk di Tiongkok.

“Sebelum tarif masuk, kami ingin memindahkan sekitar 30 persen produksi kami dari Tiongkok ke Amerika Serikat,” kata Charles M. Hubbs, direktur Eropa di Premier Guard, produsen produk medis, mengutip alasan-alasan seperti kenaikan upah, angkatan kerja yang menyusut, dan biaya yang melonjak.

“Dengan perkembangan tarif-tarif terbaru, dengan asumsi tarif tersebut akan berlaku, kami mungkin akan memindahkan sekitar 60 persen produksi kami dari Tiongkok ke Amerika Serikat.”

Perusahaan-perusahaan lain dengan cermat meninjau opsi-opsi mereka.

“Dalam lingkungan tarif saat ini, wajar saja bagi perusahaan seperti kami dan yang lain untuk menilai kembali dampaknya secara internal dan mengambil langkah untuk mengurangi itu,” kata seorang eksekutif senior yang berbasis di Tiongkok bersama produsen-produsen besar AS.

Perpindahan dapat mencakup “mendapatkan sumber tambahan yang terbatas dari Tiongkok, mengalihkan sumber ke negara lain, atau membawa pekerjaan kembali ke Amerika Serikat.”

Para pejabat tingkat menengah dari kedua negara tersebut akan mengadakan pembicaraan perdagangan minggu ini di Washington, meskipun kesenjangan antara kedua belah pihak atas tuntutan AS untuk akses pasar yang lebih besar tetap lebar.

Ancaman Rantai Pasokan

Perang perdagangan saling balas yang meningkat antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dengan Presiden Donald Trump mengancam untuk mengenakan tarif atas barang-barang buatan Tiongkok, dapat memiliki implikasi besar bagi rantai pasokan yang sangat terintegrasi dan terglobalisasi.

Bagi beberapa orang, dampaknya sudah jelas dan langsung.

AGCO Corp yang bermarkas di Georgia mengatakan kepada Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat bahwa tarif-tarif tersebut akan membuat peralatan pertanian yang dibuatnya di Changzhou, sebuah kota di Provinsi Jiangsu, Tiongkok, “tidak kompetitif” di Amerika Serikat.

Maroon Group, pembuat bahan kimia dari Amerika Utara, mengatakan akan “menghilangkan permintaan dengan menetapkan harga terlalu tinggi,” sebuah kekhawatiran menggema oleh Goodman Global, unit Industri Daikin Jepang yang merakit AC di Houston dari komponen-komponen buatan Tiongkok.

Beberapa perusahaan telah membuat gerakan mereka. Pembuat furnitur At Home Group dan RH mengatakan mereka akan mengurangi produksi di Tiongkok.

Yang lain mencoba menyesuaikan rantai pasokan. DSM China, bagian dari perusahaan nutrisi Belanda, Royal DSM, sedang mencari untuk menggantikan kedelai AS dengan bahan-bahan baru seperti bubuk kacang polong yang dapat menjadi sumber lokal untuk menghindari bea impor pembalasan Beijing.

Meningkatnya risiko dari ketegangan perdagangan “memberi kami dorongan yang baik untuk memeriksa bagaimana kami melihat keseluruhan bisnis,” kata Bernard Cheung, direktur pemasaran strategis global di DSM Tiongkok.

Bagi sebagian, tanggapan-tanggapan tersebut telah ditentukan oleh tempat mereka berada dalam rantai pasokan tersebut.

Pelapisan Antilengket GMM yang berbasis di AS telah memindahkan beberapa produksi ke India setelah penurunan 30-40 persen dalam pesanan Tiongkok untuk bahan kimia canggih yang digunakan untuk melapisi merek peralatan dapur rumah tangga Amerika seperti George Foreman dan Baker’s Secret, sejak klien-kliennya memindahkan beberapa produksi keluar dari Tiongkok.

“Hal tarif ini akan menambah gesekan ekstra untuk berada di Tiongkok dan ia akan membuat keputusan” untuk mengalihkan produksi “cukup mudah untuk departemen pengadaan sumber AS,” kata Ravin Gandhi, chief executive GMM.

Melakukan Perhitungan

Di delta Pearl River Tiongkok Selatan, biaya menyewa ruang industri dan komersial telah melonjak sekitar 80 persen dalam delapan tahun terakhir, sementara perusahaan-perusahaan mengeluhkan lonjakan biaya tenaga kerja.

“Biaya produksi lebih murah di AS daripada di Tiongkok,” kata Yuan Juyou, wakil kepala pemasaran di Wonderful Group, pembuat keramik. “Meskipun biaya tenaga kerja lebih mahal, kami telah mengotomatisasi banyak proses. Ditambah listrik, tanah, biaya semacam ini lebih murah daripada Tiongkok.”

Luar biasa, sebuah unit pabrikan Tiongkok, Marco Polo, mulai mengirimkan produk dari pabrik barunya di Tennessee pada bulan Juni.

Pesaing-pesaing regional juga mulai merasakan peluang untuk melangkah maju dan masuk ke ruang kompetitif Tiongkok. Thailand secara aktif mempromosikan dirinya sebagai pusat manufaktur regional, menawarkan insentif seperti pembebasan hingga delapan tahun pada pajak penghasilan perusahaan untuk industri tertentu dan pembebasan bea masuk untuk beberapa bahan baku.

Tarif pajak penghasilan perusahaan negara tersebut sebesar 20 persen juga menempatkannya sebagai yang terendah kedua di antara negara-negara ASEAN, menurut Dewan Investasi Thailand.

Thailand sudah menjadi pusat utama untuk beberapa elektronik dan komponen, dan pemerintah telah merencanakan serangkaian zona industri untuk mendorong pengembangan target industri.

Kesepakatan perdagangan bebas Tiongkok-ASEAN juga membantu mengurangi risiko perang perdagangan bagi perusahaan-perusahaan yang berdagang dengan Amerika Serikat maupun Tiongkok.

“Pemerintah Thailand membuatnya sangat mudah sekarang untuk pindah ke sana,” kata Sloven. (ran)

Dokumen Internal Ungkap Huawei Terkait dengan Agenda Nasionalis di Tengah Perang Perdagangan AS-Tiongkok

0

Sebuah dokumen internal yang bocor, konon dari seorang pejabat di perusahaan raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei, tentang perang perdagangan AS-Sino yang sedang berlangsung, telah menghasilkan banyak penalaran berdasarkan bukti yang tidak meyakinkan disebabkan oleh tingkat retorika nasionalis dalam memo tersebut.

Pada 16 Agustus, Cao Shanshi, seorang komentator dan tokoh berita keuangan Tiongkok yang terkenal, mengungkapkan memo tersebut di akun Twitter-nya, mengatakan bahwa Presiden Huawei, Ren Zhengfei, telah mengeluarkannya untuk para staf perusahaan.

“Kenyataan yang kita hadapi sekarang adalah bahwa hubungan kita dengan Amerika Serikat bisa menjadi lebih tegang, yang harus kita siapkan sepenuhnya,” tulisan dalam dokumen tersebut, menurut Cao.

“Tidak ada jalan keluar jika kita menyerah. Menjadi seorang pria tanpa negara berarti menjadi budak. Kita tidak mau menjadi budak.

“Oleh karena itu, kita harus mengurangi investasi marjinal di berbagai bidang, sambil meningkatkan investasi di bidang utama, untuk menghindari situasi di mana garis hidup kita berada di tangan seseorang.”

Bahasa dalam dokumen tersebut berkaitan dengan kenangan Ren yang muncul ketika perusahaan telekomunikasi besar Tiongkok lainnya, ZTE, dipaksa untuk menghentikan sementara operasi-operasinya setelah terpukul dengan larangan ekspor AS karena melanggar sanksi-sanksi untuk Iran.

Larangan yang mencegah perusahaan membeli komponen-komponen teknologi AS, yang diperlukan untuk memproduksi produk-produknya. ZTE kembali bekerja pada bulan Juni setelah larangan AS dicabut sebagai bagian dari kesepakatan dimana perusahaan setuju untuk membayar denda $1 miliar dan diajukan untuk langkah-langkah kepatuhan yang ketat.

Retorika dalam memo tersebut mirip dengan taktik yang diterapkan oleh Partai Komunis Tiongkok: media pemerintah Tiongkok telah menerbitkan sejumlah artikel untuk membangkitkan perasaan anti-Amerika Serikat sejak perang dagang dimulai.

Pada tahun 2017, Beijing mendesak warga untuk memboikot Lotte Group, perusahaan Korea Selatan, setelah konglomerat tersebut setuju meminjamkan tanahnya untuk menjadi tuan rumah sistem pertahanan anti-rudal Amerika.

Sejak kesimpulan akhir-akhir ini dari pertemuan politik tahunan para pejabat senior Partai Komunis Tiongkok di kota wisata Beidaihe di luar Beijing, belum ada pernyataan resmi mengenai apa yang akan dilakukan Beijing selanjutnya dalam konflik perdagangannya dengan Amerika Serikat, kecuali pembicaraan tingkat rendah antara pejabat dari dua negara tersebut yang akan berlangsung akhir bulan ini.

Akibatnya, pandangan Ren tentang perang dagang dianggap signifikan karena ia adalah anggota Partai; mantan perwakilan Kongres Rakyat Nasional, legislatif stempel karet Tiongkok, pada tahun 1982; dan mantan insinyur militer Tiongkok (dikenal sebagai Tentara Pembebasan Rakyat). Hubungan Huawei dengan militer, yang dirinci dalam laporan 2012 yang disusun oleh Komite Intelijen DPR AS, telah membuat khawatir pemerintah AS.

Negara-negara lain, termasuk Kanada, Australia, dan Kerajaan Inggris, juga telah meningkatkan kewaspadaan keamanan tentang produk-produk Huawei, memperingatkan bahwa produk tersebut dapat digunakan untuk kegiatan mata-mata oleh rezim Tiongkok.

Pada bulan Januari, AT&T mundur dari kesepakatan menjual smartphone Huawei karena masalah keamanan.

Di Sina Weibo, setara dengan Twitter di Tiongkok, banyak netizen bersikap kritis terhadap logika di balik kata-kata Ren.

Seorang netizen dari Provinsi Zhejiang Tiongkok di pesisir menulis: “Sangat aneh bagaimana perang dagang dapat dihubungkan dengan jatuhnya suatu negara. Tiongkok tidak pernah jatuh, apa yang bisa jatuh adalah sebuah pemerintahan yang korup.”

“Mengapa saya merasa bahwa ini bukan dokumen internal, tetapi dokumen yang ditujukan untuk publik? Huawei, berhentilah menggunakan retorika seperti itu untuk mengejek para konsumen,” tulis seorang netizen dari Beijing. (ran)

Dari OBOR Sampai Jiplak Pesawat Luar Angkasa, Kritikan Keras Media Rusia Terhadap PKT

Xu Jian

Menjelang Amerika mengumumkan dibentuknya pasukan luar angkasa sebelum tahun 2020, media massa Rusia memberitakan, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mencuri teknologi luar angkasa milik Rusia, mengikis posisi dominasi luar angkasa negara tersebut. Faktanya, sebelum dan sesudah “Pertemuan Trump dan Putin” di Helsinki pertengahan Juli lalu, media massa Rusia mulai di luar kebiasaan mengkritik sekutu lawasnya, RRT, secara intens.

PKT Curi Teknologi Rusia, “Pesawat Luar Angkasa Shenzhou” Adalah Versi Bajakan

Situs Amerika Defence One yang khusus memberitakan perihal pertahanan dan keamanan nasional AS tanggal 5 Agustus lalu memberitakan, media massa nasional Rusia beramai-ramai menuding PKT telah mencuri teknologi luar angkasa milik Rusia.

Situs portal berita surat kabar “Lenta” Rusia dalam sebuah artikelnya berjudul “Penerbangan Rusia” terdapat subjudul “Rahasia Luar Angkasa Rusia Yang Dicuri RRT, Sudah Tidak Ada Lagi Yang Layak Dicuri”.

Artikel menyebutkan, PKT mencuri teknologi luar angkasa Rusia, adalah ancaman terbesar terhadap Rusia.

Di akhir era tahun 90an, pejabat Rusia membenarkan, pihak RRT telah mendapatkan seluruh teknologi pesawat luar angkasa berawak milik Rusia dan bekas Uni Soviet dulu lewat jalur “tidak resmi”.

Lenta memberitakan, lewat perilaku mata-mata, penjiplakan dan lain-lain, PKT telah mengikis posisi dominasi luar angkasa yang dulunya dimiliki Rusia.

“Pihak RRT telah berupaya maksimal memahami teknologi terkait penerbangan luar angkasa berawak. Oleh sebab itu, pesawat luar angkasa Shenzhou yang pertama kali diluncurkannya (tanpa awak) sebenarnya adalah jiplakan dari pesawat ‘Soyuz’ milik Rusia.”

Akhirnya media massa Rusia pada menyesali, sekarang Beijing telah “mencuri habis” semua teknologi luar angkasa Rusia, satu-satunya teknologi luar angkasa yang tersisa hanyalah mesin roket “RD-180”, yang juga tengah ditiru oleh pihak RRT.

Media massa ofisial Rusia yakni “Kantor Berita Rusia” dalam berita berjudul “RRT Minta Rusia Tinjau Mesin Super Berat Tipe Baru” pada tanggal 31 Juli lalu menyebutkan, terhadap permintaan RRT ini pakar Rusia telah menolaknya, karena mesin yang “dibuat” oleh PKT “sangat mirip” dengan mesin kelas 500 ton pada roket RD-180.

Di Luar Kebiasaan Rusia Kerap Kecam PKT

Selain media massa arus utama mengkritik pencurian teknologi luar angkasa oleh PKT, baru-baru ini media massa Rusia lainnya juga terus mengkritik PKT dari berbagai sudut pandang berbeda, dan hampir seluruh media di Rusia dikendalikan oleh pemerintah.

Sebagai contoh, awal Agustus lalu surat kabar utama Rusia yakni “The Independent” dalam sebuah artikel panjang mengkritik proyek “One Belt One Road” PKT, berita menyebutkan, semakin PKT berambisi mendorong proyek “One Belt One Road”, semakin besar dana yang diinvestasikan, aksi unjuk rasa memprotes kebijakan RRT pun akan semakin banyak, slogan akan semakin keras.

Artikel juga mengutip pandangan analis yang menilai, Beijing terus memperluas pengaruhnya di Asia Tengah, hal ini mengancam kepentingan Rusia di sana.

Tanggal 10 Juli Beijing mengumumkan akan menyediakan kredit sebesar USD 20 milyar bagi negara Arab di Timur Tengah, media kelembagaan milik Partai Komunis Rusia “Truth Network” pada tanggal 12 Juli segera memberitakan dan langsung memakai judul “Beijing Ancam Kepentingan Rusia dan AS”, sasaran jangka panjang Beijing adalah berniat menggeser kekuatan Rusia dan Amerika keluar dari Timur Tengah.

Akhir bulan Juli lalu, media cetak politik utama Rusia “Section Weekly” memuat artikel panjang mengkritik RRT yang akan membangun KA cepat di Rusia.

Artikel menyebutkan, KA cepat sangat sulit mendapat keuntungan, kepentingan dan risiko yang dihadapi Rusia sudah sangat jelas dan mudah diprediksi, tidak hanya akan terjerumus dalam perangkap hutang terhadap RRT, terlebih lagi akan membuat Rusia dalam jangka panjang bergantung pada PKT dalam hal teknologi.

Pertengahan Juli lalu Presiden Trump dan Presiden Putin melangsungkan pertemuan di Helsinki, Finlandia, membicarakan perihal menyangkut RRT.

Baik Trump maupun Putin setelah pertemuan itu menyatakan, keduanya ‘sangat sangat’ puas terhadap hasil pertemuan kali ini. Pihak luar berpendapat, salah satu topik utama dalam perundingan AS-Rusia ini adalah membahas bagaimana menghadapi PKT. (SUD/WHS/asr)

Material Radioaktif Dilaporkan Hilang di Malaysia

0

Epochtimes.id- pihak kepolisian dan laporan media pada (20/08/2018) menyebutkan aparat Malaysia saat ini sedang mencari perangkat industri yang mengandung bahan radioaktif. Material ini dilaporkan hilang dari truk pickup pada 10 Agustus 2018 lalu.

Pihak berwenang khawatir perangkat yang mengandung sejumlah iridium radioaktif yang tidak diketahui, dapat menyebabkan paparan radiasi atau digunakan sebagai senjata oleh militan.

Laporan ini disampaikan oleh harian New Straits Times, mengutip sumber tanpa nama.

Perangkat 51-lb, yang digunakan dalam radiografi industri, hilang saat perjalanan ke Shah Alam, di Kuala Lumpur, dari kota Seremban yang berjarak sekitar 37 mil.

“Ya, ada laporan dan kami sedang menyelidiki,” kata Mazlan Mansor, kepala polisi negara bagian Selangor di sekitarnya, kepada Reuters dalam pesan singkat.

Namun demikian, dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Dua karyawan perusahaan yang memiliki peralatan yang hilang ditangkap tetapi kemudian dibebaskan karena tidak cukup bukti.

Badan atom PBB telah memperingatkan bahwa setiap kehilangan atau pencurian materi radioaktif dapat menempatkannya di tangan militan yang mungkin mencoba membangun perangkat nuklir atau apa yang disebut “bom kotor.”

Perangkat ini menggabungkan bahan nuklir dengan bahan peledak konvensional untuk mencemari suatu daerah dengan radiasi.

Berbeda dengan senjata nuklir, bom ini menggunakan fisi nuklir untuk memicu ledakan yang jauh lebih kuat.

Oleh Rozanna Latiff/Reuters via The Epochtimes

Uni Eropa Jauhi Iran Tiongkok Lawan Arus Dibawah Sanksi Amerika

0

EpochTimesId – Tiongkok menggunakan tanker Iran untuk mengangkut minyak mentah Iran yang mereka beli dari negara itu. Hal itu dilakukan guna menghindari sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.

Kebijakan rezim komunis Tiongkok itu diambil ketika perusahaan-perusahaan Eropa menjauhi minyak mentah Iran. PKT seakan memberikan kesempatan untuk bernapas kepada Teheran.

Reuters melaporkan bahwa Amerika Serikat berupaya menghentikan ekspor minyak Iran untuk memaksa Teheran merundingkan kesepakatan nuklir baru. Sanksi ekonomi juga untuk mengekang pengaruhnya di Timur Tengah.

Presiden Trump pada bulan Mei lalu telah menarik diri dari Perjanjian Nuklir Iran. Dia mengatakan bahwa perjanjian itu telah gagal untuk membatasi Teheran memproduksi uranium yang ‘diperkaya’.

Tetapi PKT bersikeras untuk terus membeli minyak Iran. Pada hari Senin (20/8/2018), seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa dua perusahaan Tiongkok mulai memindahkan hampir semua minyak mentah yang mereka impor ke dalam kapal tanker national (NITC) Iran.

Perusahaan BUMN Tiongkok Zhuhai Zhen Rong Company dan Sinopec memulai sebuah kontrak pasokan jangka panjang dengan NIOC (Perusahaan Minyak Nasional Iran), yang memungkinkan mereka untuk menggunakan tanker NITC. Ini berarti bahwa Iran akan bertanggung jawab atas semua biaya transportasi, risiko dan masalah asuransi.

Teheran menggunakan sistem serupa untuk menghindari sanksi Barat pada tahun 2012 dan 2016.

Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga OPEC. Mereka mengandalkan penjualan minyak mentah ke Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India dan Uni Eropa untuk memperoleh devisa negara. Usaha Iran dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Amerika Serikat telah meminta pembeli minyak Iran untuk memotong impor sejak bulan November 2018 mendatang. Jepang, Korea Selatan, India dan sebagian besar negara Eropa telah memotong impor.

Sebagian besar perusahaan Eropa mengakui bahwa mereka akan dipaksa meninggalkan Teheran karena takut akan sanksi dan kehilangan ‘bisnis dolar’.

Perusahaan minyak Prancis, ‘Total’, pernah menjadi pembeli minyak Iran terbesar di Eropa. Mereka dikatakan tidak punya pilihan selain menghentikan impor minyak Iran dan meninggalkan proyek-proyek Iran untuk melindungi operasi mereka di Amerika Serikat. Mereka juga telah menarik diri dari proyek gas South Pars.

Para pejabat Iran mengisyaratkan bahwa PetroChina dapat mengambil alih saham Tudar
Putaran pertama sanksi AS termasuk memutuskan perusahaan memiliki hubungan dengan perusahaan Iran, serta memotong hubungan sistem keuangan mereka dengan AS. Sanksi putaran pertama telah diberlakukan sejak 7 Agustus. Larangan pembelian minyak Iran akan dimulai pada bulan November mendatang.

Dalam konferensi pers Dewan Negara pekan lalu, seorang wartawan bertanya tentang impor minyak Iran yang terus berlanjut oleh PKT. Brian Hook, direktur Komite Perencanaan Kebijakan Dewan Negara mengatakan bahwa, tidak mengesampingkan untuk memberlakukan sanksi sekunder terhadap Beijing.

“Amerika Serikat tentu berharap bahwa semua negara akan sepenuhnya mematuhi (sanksi) tidak akan berisiko terkena sanksi AS dan terus berdagang dengan Iran,” kata Hook. (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Perintis Browser Tiongkok Memalsukan Hasil Jiplakan Sebagai Ciptaan Sendiri

0

Start Redcore yang berbasis di Tiongkok mendapat kecaman karena mengklaim telah mengembangkan browser webnya sendiri, setelah para netizen menemukan bahwa browser tersebut, pada kenyataannya, menggunakan sejumlah besar kode dari browser internet Google Chrome. Selain itu, laporan muncul di media Tiongkok bahwa pendiri Redcore membuat klaim berlebihan pada daftar riwayat mereka.

Kurang dari seminggu yang lalu, perusahaan tersebut membanggakan peningkatan 250 juta yuan (sekitar $36,5 juta) dalam pembelanjaan dari perusahaan-perusahaan besar terbuka, klien-klien pemerintah, dan perusahaan-perusahaan investasi seperti IDG.

Ia menghitung banyak lembaga negara dan perusahaan milik negara sebagai klien, seperti Dewan Negara dan CRRC Corp, produsen kendaraan kereta api.

Redcore mengiklankan dirinya sebagai telah mengembangkan browser “domestik, otonom” yang akan “menghancurkan monopoli Amerika.”

Tapi mulai minggu lalu, netizen melaporkan bahwa ketika mereka menginstal browser Redcore dan membuka paket program, file Chrome muncul. Salah satunya, 49.1.2623.213, adalah versi terakhir Google Chrome yang mendukung Windows XP, menurut sebuah laporan oleh situs berita teknologi ZDNet.

Beberapa netizen bahkan menemukan bahwa ketika melihat atribut dari file unduhan tersebut, redcore.exe, nama aslinya muncul sebagai chrome.exe.

Menjelang sore tanggal 16 Agustus, situs web resmi Redcore telah menghapus link download browser tersebut.

Start Redcore ketahuan menjiplak google chrome
Beranda situs web Redcore, mempromosikan alat peramban internetnya. (Screenshot)

Rekan-rekan pendirinya, Chen Benfeng dan Gao Jing, awalnya mencoba untuk menyangkal bahwa browser Redcore telah menjiplak, mengklaim dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 16 Agustus bahwa mereka telah “menginovasi” produk tersebut, berdasarkan open-source (kode sumber) rancangan kromium kernel.

Tetapi pada hari berikutnya, perusahaan mengeluarkan permintaan maaf dalam akunnya di WeChat, sebuah platform media sosial, mengatakan bahwa ia telah menyesatkan konsumen dengan berpikir bahwa browser tersebut benar-benar dikembangkan sendiri.

Francis Fong, presiden kehormatan Federasi Teknologi Informasi Hong Kong, mengatakan bahwa tidak mengherankan jika perusahaan Tiongkok daratan mengabaikan hak kekayaan intelektual dan secara terang-terangan mengiklankan sesuatu sebagai milik mereka.

“Beberapa perusahaan tidak memiliki konsep hak cipta. Mereka berbeda dari perusahaan internasional,” katanya, seraya menambahkan bahwa Redcore seharusnya benar-benar secara terbuka mengakui sumbernya.

Kredensial Palsu

Segera setelah itu, laporan media muncul bahwa Chen, yang juga menjabat sebagai CEO, telah membesar-besarkan riwayat kerjanya. Dalam laporan media tahun 2015, Chen mengatakan dia adalah anggota pendiri perusahaan IT Tiongkok, iFlytek, setelah bergabung dengan tim perintis tersebut pada tahun 2000. Tetapi perusahaan yang terdaftar secara publik tersebut, yang dikenal dalam menciptakan perangkat lunak pengenalan suara, menanggapi dengan mengatakan bahwa Chen hanya pernah magang di perusahaan.

Salah satu pendiri Redcore lainnya, Gao, juga ketahuan telah membesar-besarkan kredensial akademisnya di situs web perusahaan.

Ketika pada permulaan fotonya disertai dengan deskripsi, “lulus dari Harvard University di Amerika Serikat dan Hong Kong University of Science and Technology,” setelah insiden web-browser tersebut, deskripsinya telah diubah hanya menyertakan universitas Hong Kong. Referensi Harvard diturunkan menjadi huruf lebih kecil, dengan “siswa pertukaran” dalam tanda kurung, menurut portal berita keuangan Sina.

Direkrut dari Amerika

Chen pernah disebut-sebut sebagai bakat terkemuka, setelah kembali ke daratan Tiongkok pada tahun 2012 setelah bertahun-tahun bekerja di Amerika Serikat.

Chen direkrut di bawah Rencana Seribu Talenta, program yang dikelola pemerintah untuk menarik mereka yang bekerja di bidang sains dan teknologi di luar negeri untuk pindah ke Tiongkok, ketika ia menjadi insinyur penelitian dan pengembangan di browser Internet Explorer Microsoft. (ran)

Trump Buka Peluang KTT Lagi dengan Kim Jong-un

0

EpochTimesId – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo berkunjung ke Korea Utara untuk yang keempat kalinya, pada 20 Agustus 2018. Sementara Presiden AS, Donald Trump, pada saat yang hampir bersamaan mengatakan bahwa potensi untuk mengadakan pertemuan puncak (KTT) kedua dengan Kim Jong-un sangat tinggi.

Ketika reporter Reuters bertanya kepada Trump apakah pertemuan dengan Kim Jong-un akan diadakan dalam waktu dekat? Trump menjawab bahwa kemungkinan itu sangat besar.

Tetapi, dia kemudian melanjutkan, “Saya belum mau memberikan komentar.”

Dia juga tidak berbicara tentang spesifikasi tempat dan waktunya.

Trump melalui Twitter menyampaikan rasa terima kasih kepada Kim Jong-un atas penyerahan kembali kerangka jenasah para pasukan AS yang menjadi korban Perang Korea pada 1 Agustus lalu. Trump telah mengungkap mengenai surat pribadi yang Dia terima dari Kim Jong-un.

“Saya berharap segera dapat bertemu (dengan Kim Jong-un).”

Pada hari itu, menghadapi pertanyaan tentang apakah Korea Utara telah mengambil langkah-langkah denuklirisasi tertentu selain meninggalkan situs uji coba nuklir. Trump mengatakan, “Saya percaya hal itu.”

Suami Melania itu mengatakan bahwa banyak hal baik tentang Korea Utara sedang terjadi. “Saya telah menghentikan uji coba nuklir dan rudal Korea Utara. Apa yang akan terjadi di masa depan tak seorang pun tahu, dan mari kita tunggu dan lihat saja.”

Dalam wawancara itu Trump kembali mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Partai komunis Tiongkok (PKT). Ia mengatakan Tiongkok (PKT) tidak lagi seperti dulu memberi bantuan dalam menangani masalah Korea Utara. Hal itu karena Tiongkok sedang terlibat perang dagang dengan Amerika Serikat.

Sebelum ini, Trump pernah sampai berulang kali menyebutkan keterlibatan PKT dalam hubungan AS-DPRK. Akan tetapi, komunis membuat kekacauan dari ‘belakang’.

Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada 19 Agustus bahwa Menteri Luar Negeri Pompeo akan mengunjungi Korea Utara untuk keempat kalinya. Pada kesempatan ini, Trump mengusulkan untuk mengadakan pertemuan puncak kedua AS-DPRK.

Dunia luar memperkirakan bahwa kunjungan Pompeo keempat kalinya ke Pyongyang mungkin untuk pematangan KTT tersebut.

Media Korea Selatan ‘JoongAng Ilbo’ mengutip sejumlah sumber diplomatik pada 21 Agustus memberitakan mengenai segala sesuatu tentang KTT AS-DPRK kedua itu; “Keputusannya ditentukan setelah kunjungan keempat Pompeo ke DPRK. Tentang bagaimana dengan tuntutan kuat DPRK atas jaminan keamanan terhadap rezimnya untuk menandatangani deklarasi pengakhiran perang, dan bagaimana tuntutan kuat AS untuk memperoleh daftar inventaris nuklir milik DPRK”. (Hong Mei/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

19 Warga Perkampungan Tewas Saat Diserang Teroris di Nigeria

0

Epochtimes.id- Setidaknya 19 orang tewas dalam serangan teroris Islamic State atau daesh di sebuah desa di timur laut Nigeria. Minggu (19/08/2018). Kejadian ini diungkapkan oleh seorang yang selamat dari serangan tersebut.

Serangan ini merupakan pukulan bagi upaya Nigeria yang terus mengalahkan pemberontakan dari kelompok Islam Nigeria Boko Haram dan ISIS di Afrika Barat (ISWA).

Beberapa bulan terakhir, militer telah mengalami kekalahan terberatnya selama bertahun-tahun. Bahkan komandan tentara telah berulang kali dicopot. Ditambah dengan pasukan-pasukan khusus yang memberontak.

Korban yang selamat, Abatcha Umar kepada Reuters mengatakan sejumlah teroris menyerang desa Mailari di wilayah Guzamala di negara bagian Borno sekitar pukul 2 pagi.

Dia mengatakan tidak bisa memastikan apakah penyerang berasal dari kelompok Boko Haram atau ISWA.

Umar mengatakan dia telah menghitung 19 orang tewas, termasuk adik laki-lakinya.

Seorang pekerja bantuan di sebuah kamp yang menerima orang-orang yang selamat, dan menolak untuk diidentifikasi, menyebutkan korban tewas mencapai pada angka 63 jiwa.

Kelompok IS telah terlihat di sekitar desa tiga hari sebelum serangan mereka.

Warga setempat memperingatkan pasukan Nigeria yang ditempatkan di kota terdekat Gudumbali, tetapi tidak ada tindakan yang diambil.

Pekerja bantuan mengatakan ratusan orang dari desa-desa di daerah itu telah melarikan diri ke kamp pengungsian di Monguno. (asr)

Dilaporkan oleh Ahmed Kingimi

Tiongkok Mengalihkan Minyak ke Tanker Iran di Tengah Sanksi-sanksi Amerika

0

BEIJING / SINGAPURA – Pembeli minyak Iran dari Tiongkok mulai mengalihkan kargo mereka ke kapal-kapal milik Iran, National Iranian Tanker (NITC), untuk hampir semua impor mereka untuk menjaga pasokan tetap mengalir di tengah dikenakannya kembali sanksi-sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat.

Pengalihan tersebut menunjukkan bahwa Tiongkok, pelanggan minyak terbesar Iran, ingin tetap membeli minyak mentah Iran meskipun ada sanksi-sanksi tersebut, yang dikenakan kembali setelah Amerika Serikat mencabutnya pada bulan Mei dari perjanjian tahun 2015 untuk menghentikan program nuklir Iran.

Amerika Serikat sedang berusaha menghentikan ekspor minyak Iran untuk memaksa negara tersebut merundingkan perjanjian nuklir baru dan untuk mengekang pengaruhnya di Timur Tengah. Tiongkok mengatakan menentang apa pun sanksi-sanksi sepihak dan mempertahankan hubungan komersialnya dengan Iran.

Putaran pertama terhadap sanksi-sanksi tersebut, termasuk memangkas Iran dan setiap bisnis yang berdagang dengan negara tersebut dari sistem keuangan AS, mulai berlaku pada 7 Agustus. Larangan pembelian minyak Iran akan dimulai pada bulan November. Para penjamin asuransi, yang sebagian besar berbasis di AS atau Eropa, telah mulai meruntuhkan bisnis-bisnis Iran mereka untuk mematuhi sanksi-sanksi tersebut.

Demi menjaga pasokan mereka, pedagang minyak Tiongkok, Zhuhai Zhenrong dan Sinopec Group, pengilangan terbesar Asia, telah mengaktifkan klausul dalam perjanjian pasokan jangka panjang dengan National Iranian Oil (NIOC) yang memungkinkan mereka untuk menggunakan tanker-tanker yang dioperasikan NITC, menurut empat sumber yang mengetahu langsung tentang masalah ini.

Mereka berbicara dengan syarat anonimitas karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara secara terbuka tentang penawaran-penawaran komersial.

Iran akan menanggung semua biaya dan risiko pengiriman minyak mentah serta penanganan asuransi, kata sumber.

“Pengalihan itu dimulai baru-baru ini, dan itu sebuah seruan bersama dari kedua belah pihak,” kata salah satu sumber, seorang eksekutif minyak senior yang berbasis di Beijing.

Pada bulan Juli, semuanya 17 kapal tanker yang disewa untuk membawa minyak dari Iran ke Tiongkok dioperasikan oleh NITC, menurut data pengiriman Thomson Reuters Eikon. Pada bulan Juni, delapan dari 19 kapal yang disewa dioperasikan oleh Tiongkok.

Bulan lalu, kapal-kapal tanker tersebut memuat sekitar 23,8 juta barel minyak mentah dan kondensat yang ditujukan ke Tiongkok, atau sekitar 767.000 barel per hari (bpd). Pada bulan Juni, memuat 19,8 juta barel, atau 660.000 bpd.

Pada tahhun 2017, Tiongkok mengimpor rata-rata 623.000 bpd, menurut data bea cukai.

Bukan yang Pertama Kali

Iran menggunakan sistem serupa antara tahun 2012 dan 2016 untuk menghindari sanksi-sanksi yang dipimpin Barat yang efektif dalam membatasi ekspor karena kurangnya asuransi untuk pengiriman-pengirimannya.

Tidak segera jelas bagaimana Iran akan memberikan asuransi untuk pembelian minyak Tiongkok, senilai sekitar $1,5 miliar sebulan. Asuransi biasanya mencakup perlindungan untuk kargo minyak, tanggung jawab pihak ketiga, dan polusi-polusi.

“Ini bukan pertama kalinya perusahaan-perusahaan menggunakan pilihan tersebut … Kapanpun ada kebutuhan, pembeli dapat menggunakannya,” kata sumber lain, juga seorang eksekutif minyak senior yang berbasis di Beijing.

Biasanya dibutuhkan sekitar satu bulan bagi minyak mentah Iran untuk mencapai Tiongkok.

Dengan pengaturan pengiriman baru itu, kargo minyak Iran ke Tiongkok diperkirakan akan tetap pada tingkat terakhir hingga Oktober, kata empat sumber yang mengetahui tentang perubahan-perubahan tanker tersebut. (ran)

Universitas Tsinghua Memiliki Mata-mata Siber untuk ‘Belt and Road’ Kepentingan Perdagangan Tiongkok

0

Sebuah laporan baru oleh firma teknologi, Recorded Future, telah mengungkapkan sejauh mana peretas yang berafiliasi dengan Universitas Tsinghua bergengsi di Tiongkok telah membantu rezim Tiongkok melanjutkan agenda-agenda nasionalnya dengan memata-matai entitas internasional.

Recorded Future, yang menganalisis ancaman dunia maya (cyber) di seluruh dunia, telah mendeteksi tingkat aktivitas mata-mata yang tinggi dari alamat IP Universitas Tsinghua selama periode-periode negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Laporan tersebut, yang diterbitkan pada 16 Agustus, juga menemukan bahwa entitas Tsinghua telah melakukan spionase pada pemerintahan-pemerintahan dan organisasi komersial di negara-negara yang telah bermitra dengan Tiongkok dalam proyek One Belt One Road (OBOR), sebuah proyek di mana rezim Tiongkok telah berinvestasi di negara-negara di seluruh dunia. Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin untuk membangun proyek-proyek infrastruktur, dan di dalam prosesnya, membangun pengaruh geopolitik.

Ia menyimpulkan “dengan keyakinan sedang” bahwa kegiatan mata-mata IP Tsinghua dilakukan dengan dukungan negara Tiongkok untuk memajukan “tujuan pembangunan ekonomi Tiongkok.”

Universitas Tsinghua yang berbasis di Beijing adalah lembaga milik negara. Sebagai fakultas teknik dan penelitian teknologi, universitas tersebut adalah rumah bagi sekelompok peretas mahasiswa yang dikenal sebagai Lotus Biru (Blue Lotus).

Tsinghua juga memiliki sejarah tentang hubungannya dengan upaya-upaya negara untuk mencuri teknologi AS.

Institut Sistem dan Teknik Informasi Tsinghua, sebagai contoh, telah berafiliasi dengan program Nasional 863 dan 973 milik Tiongkok. Program 863 menargetkan-industri kunci (utama) seperti biotek, ruang angkasa, dan energi, “untuk upaya secara diam-diam memperoleh teknologi AS dan informasi ekonomi yang sensitif,” menurut laporan intelijen AS tahun 2011. Sementara itu, Program 973 berfokus pada penelitian teknologi. “Dua program yang memiliki efek mempermudah Tiongkok untuk mencuri kekayaan intelektual demi mencapai tujuan-tujuan programnya,” menurut Recorded Future.

Selain itu, salah satu anak perusahaan universitas, Tsinghua Holdings, telah mencoba kesepakatan investasi dengan perusahaan-perusahaan AS untuk memperoleh teknologi-teknologi kunci yang ingin dikembangkan oleh rezim Tiongkok di dalam negeri. Jadi, tidak mengherankan bahwa universitas tersebut akan melakukan spionase untuk kepentingan Beijing.

Terkait Ketegangan Perdagangan AS

Antara 6 April dan 24 Juni 2018, Rekorded Future telah mendeteksi lebih dari satu juta koneksi internet antara kelompok Tsinghua dengan beberapa jaringan di Alaska yang melibatkan pemerintah negara bagian Alaska; Departemen Sumber Daya Alam negara bagian tersebut; dan TelAlaska, perusahaan telekomunikasi, di antaranya. Waktunya bertepatan dengan misi perdagangan dari tanggal 19 hingga 26 Mei yang dipimpin oleh Gubernur Alaska Bill Walker ke Tiongkok, untuk membahas prospek proyek pipa gas alam antara Alaska dengan Tiongkok.

“Lonjakan dalam aktivitas pemindaian tersebut pada akhir diskusi perdagangan pada topik terkait tersebut menunjukkan bahwa kegiatan itu kemungkinan merupakan upaya untuk mendapatkan wawasan tentang pandangan (perspektif) Alaska atas perjalanan dan keuntungan strategis dalam negosiasi pasca kunjungan tersebut,” kata Recorded Future.

Ada lonjakan aktivitas lain pada akhir Juni, setelah Walker mengumumkan bahwa ia berencana mengunjungi Washington, D.C. untuk bertemu dengan pejabat-pejabat AS dan Tiongkok dan membahas kekhawatirannya tentang meningkatnya ketegangan-ketegangan perdagangan antara kedua negara tersebut. Aktivitas ini tepat sebelum kelompok tarif pertama Amerika Serikat pada barang-barang Tiongkok mulai berlaku.

Recorded Future juga telah menemukan bahwa IP Tsinghua telah memata-matai jaringan milik produsen mobil Jerman Daimler AG pada 20 Juni, sehari setelah perusahaan tersebut mengumumkan bahwa keuntungannya kemungkinan akan berkurang sebagai akibat dari ketegangan perdagangan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat.

Mobil adalah pemain utama perang perdagangan AS-Tiongkok, karena kedua negara telah memberlakukan tarif atas impor mobil satu sama lain. Tiongkok juga telah berusaha meningkatkan investasi di pabrik mobil Jerman untuk mendorong pengembangan robotik domestik dan kendaraan energi baru. Produsen mobil Tiongkok, Geely, memiliki 10 persen saham di Daimler, yang membuat mobil Mercedes-Benz.

One Belt One Road (OBOR)

Kelompok Tsinghua juga telah mencoba memata-matai entitas-entitas yang terkait dengan proyek-proyek OBOR Tiongkok di seluruh dunia, di antaranya adalah proposal untuk membangun pelabuhan di negara bagian Maranhao, Brasil. Antara tanggal 2 dan 11 April, kelompok Tsinghua berusaha untuk tersambung dengan kementerian umum negara dekat pantai tersebut, tepat setelah pembangunan di pelabuhan tersebut memulai penggalian untuk proyek konstruksi pada bulan Maret.

Serangan serupa terdeteksi di sebuah universitas Mongolia dan pusat data nasional; serta sejumlah entitas Kenya seperti otoritas pelabuhannya, perusahaan-perusahaan telekomunikasi, dan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Nairobi. Mongolia adalah bagian penting dari koridor ekonomi OBOR yang diusulkan bersama Rusia dan Tiongkok, ketika Kenya telah memiliki proyek OBOR yang telah selesai: sebuah rel yang dibuka tahun lalu. Khususnya, serangan di Kenya terjadi dua minggu setelah negara tersebut memutuskan untuk tidak menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Tiongkok. (ran)

ErabaruNews

Hasil Penelitian : Permukaan Tanah Menurun dengan Cepat, Kota Jakarta Diprediksi Tenggelam 30 Tahun Lagi

0

oleh Hong Mei

Upacara Pembukaan Pesta Olahraga Asian Games 2018 telah digelar pada Sabtu (18/8/2018) malam di Jakarta. Ribuan atlet dari 45 negara Asia dan daerah akan bersaing dengan ketat.

Agenda ini adalah pertama kalinya Jakarta mengadakan pesta olahraga tingkat internasional setelah Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (GANEFO) yang diadakan di Istora Senayan pada tahun 1963 yang hingga kini sudah berselang 55 tahun.

Meskipun tidak diharapkan, namun jika permukaan tanah terus menurun sehingga kota Jakarta berada di bawah permukaan air laut, pesta olah raga semacam ini jangan-jangan tak pernah lagi akan terjadi di Jakarta.

Hasil penelitian tim dari Institut Teknologi Bandung pada 13 Agustus menunjukkan bahwa lebih dari separo wilayah kota Jakarta akan ‘tenggelam’ pada tahun 2050, bahkan Jakarta Utara bisa benar-benar hilang.

Ini adalah hasil dari studi tentang efek kenaikan permukaan laut yang disebabkan oleh penurunan permukaan dan perubahan iklim di wilayah Jakarta selama 20 tahun terakhir.

Heri Andreas, salah satu doktor di bidang geodesi ITB yang terlibat dalam penelitian kepada BBC mengatakan : “Pantai di wilayah Jakarta Utara menurun rata-rata sekitar 25 cm per tahun, dengan demikian diperkirakan 95 % wilayah tersebut akan benar-benar berada di bawah laut pada tahun 2050.”

Dilaporkan bahwa ibukota Jakarta yang merupakan kota pelabuhan terbesar di Asia Tenggara berpotensi tenggelam dengan kecepatan tertinggi di dunia seiring dengan kenaikan permukaan air laut.

Menurut data yang dilaporkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat bahwa, permukaan air laut di seluruh dunia tahun 2017 telah naik rata-rata setinggi 0,31 cm di banding tahun sebelumnya. Tapi Jakarta tenggelam dengan kecepatan puluh kali lebih tinggi dari ini, dan kecepatannya ‘menduduki posisi terdepan’ dunia.

Media Korea Selatan ‘Dong-A Ilbo’ pada 18 Agustus menyebutkan bahwa salah satu alasan terjadinya perubahan di Jakarta ini adalah faktor perubahan iklim. Akibat ketinggian rata-rata  kota Jakarta yang cuma 7,92 meter dari permukaan air laut, ditambah lagi karena terhubung langsung dengan laut, sungai-sungai termasuk kanal buatan yang 13 jumlahnya itu mengalir melalui dalam kota. Mereka akan sangat rapuh dalam menghadapi datanganya bencana alam seperti angin topan, tsunami, badai hujan dan lainnya. Hal ini menyebabkan banjir melanda banyak wilayah Jakarta saat musim hujan tiba.

Terutama dalam beberapa tahun terakhir, akibat pemanasan global menyebabkan gletser di benua kutub mencair, kenaikan permukaan laut sulit untuk dihindari, ini akan mempercepat Jakarta tergenang dalam air banjir.

Selain itu, dilaporkan bahwa masih ada faktor manusia yang mempercepat tenggelamnya ibukota Indonesia ini.

Jakarta mengeksplorasi air tanah secara membabibuta, memompa keluar air dalam lapisan akuifer (40-140 meter) bawah tanah menyebabkan runtuhnya lapisan tanah di atasnya yang akhirnya juga akan mempercepat penurunan permukaan tanah kota Jakarta. (Sin/asr)

Trump Batalkan Parade Militer DC Akibat Politisi Lokal Jual Mahal

0

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membatalkan parade militer yang semula direncanakan pada 11 November tahun ini di jalan raya Ibukota. Dia menyalahkan politisi lokal Washington, karena meminta anggaran yang sangat fantastis untuk acara gelar pasukan dan alutsista itu.

Trump meminta Departemen Pertahanan untuk merencanakan pawai sejak tahun lalu. Usulan Trump disampaikan setelah menyaksikan parade militer Bastille Day di Perancis pada bulan Juli.

Pada 16 Agustus, seorang pejabat AS mengatakan acara itu bisa menghabiskan biaya lebih dari 90 juta dolar AS (1 triliun rupiah). Kemudian pada hari itu, Departemen Pertahanan menunda acara sampai tahun depan (2018).

“Para politisi lokal yang menjalankan (berkuasa) Washington, D.C. (buruk) tahu rejeki nomplok ketika mereka melihatnya. Ketika diminta memberi kami harga untuk mengadakan parade militer perayaan hari besar, mereka menginginkan angka yang sangat tinggi sehingga saya membatalkannya. Jangan biarkan seseorang menyandra Anda!” Trump menulis di Twitter pada 17 Agustus lalu.

“Saya akan menghadiri parade besar yang sudah dijadwalkan di Pangkalan Angkatan Udara Andrews pada tanggal yang berbeda, pergi ke parade Paris, merayakan akhir Perang, pada 11 November. Mungkin kita akan melakukan sesuatu tahun depan di D.C. ketika biaya yang ditawarkan lebih murah. Sekarang kita bisa membeli lebih banyak jet tempur!” Tambah sang presiden.

Seorang juru bicara di Pangkalan Gabungan Andrews tidak memberikan tanggal untuk acara tersebut.

Parade militer di Amerika Serikat jarang dan secara historis telah digunakan untuk menandai berakhirnya konflik militer. Pada tahun 1991, tank dan ribuan pasukan berparade di Washington untuk merayakan berakhirnya Perang Teluk. (Ivan Pentchoukov dan Reuters/The Epoch Times/waa)