Home Blog Page 1970

Perusahaan Huawei Tiongkok Memberi ‘Resiko Serius’ Bagi Telkom Inggris

LONDON – Dewan yang memantau penggunaan teknologi komunikasi yang dibuat oleh perusahaan Tiongkok Huawei di Inggris mengatakan bahwa ia hanya dapat memberikan “jaminan terbatas” yang tidak menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional.

Laporan dari Pusat Evaluasi Keamanan Siber Huawei, Huawei Cyber Security Evaluation Center (HCSEC), meminimalkan pentingnya penaksiran-penaksiran sebelumnya bahwa risiko-risiko apapun dari perusahaan Tiongkok “cukup dikurangi.”

Huawei adalah pemasok utama perangkat broadband dan jaringan seluler di Inggris, yang berarti produk-produknya digunakan dalam infrastruktur nasional penting yang dapat ditargetkan oleh musuh-musuh asing.

Perusahaan tersebut telah mendapat kecaman di Amerika Serikat dan Australia atas kekhawatiran ia dapat memfasilitasi mata-mata pemerintahan Tiongkok.

Di Amerika Serikat, Best Buy telah menghentikan persediaan produk-produk Huawei, dan potensi terobosan kesepakatan dengan operator AS, AT&T, telah gugur pada bulan Januari.

Pemerintah AS telah melarang perusahaan tersebut untuk mengajukan penawaran kontrak.

Dan di Australia, pemerintah berencana untuk melarang Huawei dalam memasok peralatan untuk jaringan 5G yang akan datang, setelah badan-badan intelijen memperingatkan bahwa Beijing dapat memaksa perusahaan tersebut untuk menyerahkan data sensitif.

huawei dicurigai mata-mata
Presiden Tiongkok Xi Jinping (depan kiri) diperlihatkan di sekitar kantor perusahaan teknologi Tiongkok Huawei oleh Presiden Ren Zhengfei di London selama kunjungan kenegaraan pada 21 Oktober 2015. (Matthew Lloyd / AFP / Getty Images)

Sebuah laporan, yang dirilis pada Kamis, 19 Juli, mengatakan bahwa ada “risiko signifikan di dalam infrastruktur telekomunikasi Inggris” dari menggunakan peralatan Huawei.

Para pejabat mengatakan HCSEC telah memberikan “jaminan keahlian keamanan siber dan jaminan teknis kelas dunia yang unik,” tetapi juga mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi masalah-masalah teknis yang membatasi kemampuan para peneliti keamanan untuk memeriksa kode produk internal.

Ada juga kekhawatiran tentang keamanan komponen dari pemasok luar yang digunakan dalam produk Huawei, kata laporan itu.

‘Risiko Jangka Panjang’

Telah ada “penemuan berulang tentang kekurangan-kekurangan penting yang gawat … dalam praktik-praktik dan proses-proses rekayasa Huawei yang akan menyebabkan peningkatan risiko jangka panjang di Inggris,” laporan tersebut menyimpulkan.

Reuters melaporkan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan langsung tentang pekerjaan Huawei dengan pemerintah Inggris mengatakan bahwa penaksiran-penaksiran baru yang HCSEC dapatkan sekarang tersebut yang hanya dapat memberikan jaminan terbatas adalah sebuah “perubahan besar, meskipun diungkapkan dengan cara yang halus.”

Huawei menyediakan peralatan broadband ke penyedia (provider) telekomunikasi terbesar di Inggris, British Telecommunications (BT), dan jaringan seluler untuk Vodafone. Baik BT maupun Vodafone keduanya memiliki perwakilan di dewan pengawas yang menghasilkan laporan tersebut.

huawei mengancam keamanan perusahaan telekomunikasi negara
Personil keamanan di dekat pilar dengan logo Huawei pada acara peluncuran Huawei MateBook di Beijing. (Mark Schiefelbein / AP / File Photo)

HCSEC didirikan pada tahun 2010 sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran pemerintah Inggris tentang kemungkinan ancaman-ancaman keamanan terhadap infrastruktur nasional oleh Huawei. Pejabat keamanan Inggris, termasuk dari agen mata-mata Kantor-kantor pusat Komunikasi Pemerintah (GCHQ), duduk di dewan pengawasnya dan melaporkan setiap tahun tentang pekerjaannya.

Pusat tersebut didanai dan dijalankan oleh Huawei, dengan salah satu anggota stafnya, David Francis, melayani sebagai managing director. Namun, ia dipantau oleh dewan pengawas, yang melaporkan kegiatan-kegiatannya setahun sekali.

Dewan pengawas tersebut diketuai oleh Ciaran Martin, kepala eksekutif Pusat Keamanan Siber ​​Nasional, yang merupakan bagian dari GCHQ, tetapi ada empat anggota dari Huawei juga di dewan tersebut, serta perwakilan-perwakilan pemerintah Inggris.

Terhubung dengan Rejim Komunis

Seorang perwakilan dari Pusat Keamanan Siber ​​Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email bahwa ia “sepenuhnya berkomitmen” untuk tindakan pengawasan Huawei di dalam Inggris.

“Operator-operator telekomunikasi Inggris dan pemerintah ini bekerja dengan Huawei di dalam dan di luar negeri untuk memastikan Inggris dapat terus memanfaatkan teknologi baru sambil mengelola risiko-resiko keamanan siber,” tulis perwakilan tersebut.

Huawei mengatakan ia adalah perusahaan swasta yang tidak di bawah kendali pemerintah Tiongkok dan tidak tunduk pada undang-undang keamanan Tiongkok di luar negeri.

Namun, didokumentasikan dengan baik bahwa perusahaan-perusahaan Tiongkok terkait dengan rezim komunis. Banyak yang diharuskan oleh hukum untuk membentuk cabang-cabang Partai yang dapat ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan untuk memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut sejalan dengan kebijakan negara.

Sebuah laporan investigasi tahun 2012 tentang masalah keamanan nasional AS yang disajikan melalui Huawei dan ZTE, perusahaan telekomunikasi besar Tiongkok lainnya, mengatakan ia “menemukan bahwa Huawei tidak sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan dan tidak mau menjelaskan hubungannya dengan pemerintahan Tiongkok atau Partai Komunis Tiongkok.” (ran)

ErabaruNews

Peringatan 19 Tahun Berlangsungnya Penindasan Falun Gong di RRT Digelar di Jakarta

0

Epochtimes.id Praktisi Falun Gong atau Falun Dafa dari Jakarta, Depok dan Tangerang Selatan menggelar serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati 19 tahun berlangsungnya penindasan terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok yang digelar di Depan Kedubes RRT di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (21/07/2018).

Kegiatan digelar dengan pawai di seputaran Jalan Kedubes RRT hingga melewati di depan persis kantor Kedutaan tersebut. Saat pawai digelar praktisi Falun Gong dengan menyertai musik genderang pinggang tradisional Tionghoa.

Barisan praktisi Falun Dafa dalam kegiatan ini membentangkan spanduk yang dapat terlihat oleh petugas kepolisian dan warga di kawasan elit tesebut.  Spanduk yang dibentangkan bertuliskan “Hentikan Penganiayaan Falun Gong di Tiongkok.” Spanduk lainnya bertuliskan, “Praktisi Falun Gong di Tiongkok Dibunuh karena Organnya.”

Tak hanya itu, spanduk yang dibawa lainnya bertuliskan, “Tujuan Akhir Komunisme : Menghancurkan Umat Manusia.” Spanduk bertuliskan, “Satu-satunya Harapan Bagi Manusia adalah Meningkatkan Moralitas.” Termasuk spanduk bertuliskan,”Roh Jahat Komunis Tengah Menguasai Dunia Kita” menjadi tulisan yang bisa dilihat dengan jelas.

Kegiatan selanjutnya digelar di depan Jalan masuk Mega Kuningan di depan Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan. Genderang pinggang tradisional Tionghoa ikut didengarkan kepada masyarakat di sekitar jalan raya yang dipadati masyarakat bersamaan pada akhir pekan.

Tak hanya itu, sejumlah spanduk-spanduk yang dibawa oleh praktisi Falun Gong ikut dibentang dan bisa dilihat oleh para pengendara di sepanjang jalan Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan.

Acara yang diselenggarakan oleh ‘Friends of Falun Gong’ di Indonesia dalam pernyataannya merinci bahwa pada 20 Juli 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dipimpin oleh Jiang Zemin saat itu telah melancarkan penganiayaan skala nasional terhadap Falun Gong (disebut pula Falun Dafa) serta puluhan juta praktisi maupun anggota keluarganya di Tiongkok.

Bahkan, penganiayaan meluas ke masyarakat internasional karena PKT melalui media- media yang dikendalikannya menyebarkan banyak fitnahan dipenuhi dengan kebencian dan kebohongan terhadap Falun Gong.

Saat itu, Jiang Zemin dan rejimnya berencana melakukan genosida (‘membasmi’) praktisi Falun Gong hanya dalam kurun tiga bulan (yang saat itu menurut angka pemerintah, praktisinya telah berjumlah antara 70-100 juta orang di Tiongkok sendiri).

Akan tetapi, tanpa terasa 19 tahun lebih telah berlalu, sudah terlalu lama, juga sudah terlalu banyak korban penganiayaan ini sehingga tidak dapat ditolerir lagi.

“Bukan tubuh rekan praktisi kami terbuat dari baja sehingga dapat bertahan sekian lama, tetapi sesungguhnya mempertahankan prinsip Sejati-Baik-Sabar (prinsip dasar Falun Gong) adalah tidak salah, mempertahankan kebenaran pasti tidak salah,” demikian statemen FOFG dalam pernyataannya yang dibacakan di depan Kedubes RRT di Jakarta.

“Bila direnungkan, apakah ada pemerintah lain yang demikian irasional, demikian takut pada warganya yang justru ingin menjadi insan yang lebih baik: menjadi lebih lurus, belas kasih, penyabar dan penuh toleransi?,” tambah pernyataan FOFG.

Data lainnya yang diungkapkan, di tahun 2006, tim investigasi independen asal Kanada yang dimotori oleh David Matas, pengacara HAM internasional dan David Kilgour, mantan Sekretaris Negara Kanada – mengungkap kejahatan perdagangan organ tubuh yang utamanya diambil dari praktisi Falun Gong yang ditahan karena keyakinannya. David Matas dan David Kilgour menyebutnya sebagai “bentuk kejahatan yang belum pernah ada di planet ini.”

Sementara itu, meskipun dianiaya secara kejam di negeri asalnya, meditasi Falun Gong yang dibimbing prinsip Sejati-Baik-Sabar justru telah menyebar di demikian banyak negara di dunia (buku utamanya “Zhuan Falun”, yang pernah menjadi best-seller di Tiongkok sebelum penindasan, kini telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa dunia).

Bahkan, di manapun Falun Gong tidak pernah terdengar menimbulkan ancaman bagi masyarakat maupun pemerintah setempat, praktisinya tidak melibatkan diri ke dalam politik setempat, melainkan hanya ingin meningkatkan moral dan tingkat spiritual mereka.

“Falun Gong serta ‘Sejati-Baik-Sabar’ hanya dapat bermanfaat, bermanfaat bagi peningkatan moral dan kesehatan mereka yang melatihnya, serta merta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Hanya dapat demikian, dan juga pasti demikian,” pernyataan FOFG.

Kini, Website Minghui.org mencatat lebih dari 250.000 warga Tiongkok telah melaporkan mantan pemimpin PKT, Jiang Zemin ke Kejaksaan Rakyat Tiongkok atas kasus penyiksaan, pemerkosaan, pembunuhan, genosida dan lain-lain. Dan, Jiang Zemin telah digugat pula di lebih dari 20 negara.

Namun sekali dan sekali lagi, penindasan PKT terhadap Falun Gong belumlah berakhir, karena daftar kekejaman dan dosa sudah terlampau panjang untuk disebutkan, yang terlibat dalam penganiayaan Falun Gong karena keuntungan dan kepentingan pribadi – juga sudah terlalu banyak, sudah tidak dapat mundur lagi tanpa kuatir dosa kejahatan mereka suatu saat akan diungkap.

Oleh karena itu, praktisi Falun Gong di Indonesia, serentak dengan rekan-rekan di mancanegara mengadakan berbagai kegiatan damai menentang penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok.

“Selama penganiayaan ini masih berlanjut, kami praktisi Falun Gong merasa terpanggil untuk secara konsisten dan damai terus menyuarakan keadilan bagi saudara-saudara kami, dan mengungkap setiap kejahatan rejim komunis ke publik, hingga penganiayaan sungguh-sungguh dihentikan dan nama baik Falun Gong kembali dipulihkan,” tegasnya.

Menjelang malam hari acara dilanjutkan dengan malam nyala lilin.  Sejumlah foto-foto praktisi Falun Gong yang menjadi korban ikut disertakan pada kegiatan ini.  (asr)

Sumber : Erabaru.net

Perjalanan Kirab Obor Asian Games 2018 Sepanjang 18.000 KM Sudah Dimulai, Lihat Jadwalnya

0

Epochtimes.id- Prosesi penyalaan api obor atau torch relay Asian Games 2018 sudah dimulai dari pengambilan Api Abadi di Major Dhyan Chand National Stadium, India (15/7/2018) dan Api Abadi tersebut telah diserahkan kepada atlet legendaris Indonesia, Susi Susanti sebagai pembawa obor utama Asian Games 2018 untuk dibawa ke Yogyakarta.

Setelah diinapkan sehari di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta, Api Abadi tersebut kemudian akan dipertemukan dengan Api Abadi yang diambil dari Mrapen, Jawa Tengah pada acara konser pelepasan resmi Asian Games Torch Relay di Candi Prambanan (18/7/2018).

Pengambilan Api Abadi Mrapen telah dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Api Abadi Mrapen yang merupakan fenomena geologi sumber api yang keluar dari perut bumi dan tidak pernah padam meski diguyur hujan tersebut, mala mini akan dipertemukan dengan Api Abadi dari India melalui satu seremoni penyalaan kirab obor atau torch relay Asian Games 2018 di Candi Prambanan, Jawa Tengah.

Kemeriahan Konser Kirab Obor ini akan didukung dengan kehadiran 45 perwakilan negara peserta Asian Games 2018 serta para atlet dan artis ternama Indonesia.

Api Obor Asian Games sebelum dibawa oleh para pelari kirab obor melewati 18 Propinsi, 54 kota, dan 64 titik dalam 35 hari sejauh 18,000 kilometer. Kirab obor selama satu bulan penuh tersebut akan melibatkan ribuan masyarakat setempat.

Dimulai dengan dibawa mengelilingi kota Yogyakarta, Kirab obor akan berlanjut menuju kota Surakarta atau lebih dikenal dengan nama Solo.

Ini Jadwal Kirab Obor Asian Games 2018 :

  1. Prambanan-Daerah Istimewa Yogyakarta-Solo (17-19 Agustus)
  2. Blitar Kepanjen-Malang-Bromo-Probolinggo-Situbondo-Bondowoso, Jawa Timur (19-21 Juli)
  3. Banyuwangi, Jawa Timur (21-23 Juli)
  4. Gilimanuk-Kuta-Denpasar-Garuda Wisnu Kencana, Bali (23-24 Juli)
  5. Mataram, Nusa Tenggara Barat (24-25 Juli)
  6. Raja Ampat-Sorong, Papua (26-28 Juli)
  7. Tanjung Bira-Makassar, Sulawesi Selatan (28-30 Juli)
  8. Banjarmasin, Kalimantan Timur (30-31 Juli)
  9. Banda Aceh (31 Juli)
  10. Danau Toba, Sumatera Utara (31 Juli- 1 Agustus)
  11. Pekanbaru, Riau (1-2 Agustus)
  12. Bukit Tinggi, Sumatera Barat (2-3 Agustus)
  13. Jambi (3 Agustus)
  14. Palembang-Banyuasin-Pematang Hilir-Prabumulih-Jakabaring Sports Center-Ogan Ilir, Sumatera Selatan (4-7 Agustus)
  15. Bandar Lampung (8-9 Agustus)
  16. Serang, Banten (9-10 Agustus)
  17. Kab. Purwakarta-Bandung-Garut, Jawa Barat (10-13 Agustus)
  18. Cianjur-Bogor (13-15 Agustus)
  19. Bogor-Istana Negara-Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta (15-18 Agustus)

Kirab obor akan melintasi tempat-tempat yang menjadi destinasi wisata Indonesia. Oleh karena itu, Panitia Pelaksana Asian Games 2018 percaya bahwa kirab obor ini dapat membantu promosi pariwisata Indonesia dan mendatangkan wisatawan mancanegara maupun domestik. (asr)

Menkeu AS : Renminbi Melemah Akibat Manipulasi Otoritas Beijing

oleh Xia Yu

Reuters melaporkan bahwa Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengeluarkan peringatan kepada Tiongkok pada Jumat bahwa Departemen Keuangan AS sedang mengamati secara seksama tanda-tanda nilai mata uang Renminbi melemah yang diakibatkan oleh manipulasi dari pihak berwenang Tiongkok.

Dalam wawancara dengan Reuters di Sao Paulo, Brazil, Mnuchin mengatakan bahwa dalam laporan semi-tahunan Departemen Keuangan tentang manipulasi nilai tukar, masalah pelemahan nilai tukar RMB akan diperiksa.

Laporan ini akan dirilis pada 15 Oktober dan akan ditinjau berdasarkan kegiatan dalam enam bulan pertama tahun 2018.

“Tidak perlu diragukan lagi mata uang yang lemah akan memberi mereka (Tiongkok) keuntungan yang tidak adil” kata Steven Mnuchin. “Kami akan memeriksa dengan sangat hati-hati apakah mereka memanipulasi nilai mata uang”

Spekulasi mengarah pada Tiongkok adalah negara yang memanipulasi nilai mata uangnya

Pernyataan Mnuchin sekali lagi memicu spekulasi bahwa Amerika Serikat mungkin menunjuk Tiongkok sebagai negara manipulator nilai mata uangnya. Meskipun Trump selama kampanye presiden sering menuduh Tiongkok meremehkan nilai Renminbi demi mempromosikan ekspor dan ‘mencuri’ manufaktur AS, namun, Departemen Keuangan masih tidak membuat tuduhan tersebut.

Steven Mnuchin mengatakan bahwa dia curiga bahwa manipulasi nilai mata uang yang dilakukan otoritas keuangan Tiongkok sebagian karena Renminbi berada dalam posisi naik dan atau stabil pada masa awal tahun ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, anggota bipartisan AS dan produsen telah lama mengeluh bahwa otoritas Beijing memang sengaja melemahkan nilai renminbi yang bertujuan agar  perusahaan Tiongkok memiliki keuntungan harga yang tidak adil dalam perdagangan internasional.

Presiden Trump dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada hari Kamis (19 Juli) mengatakan bahwa, nilai tukar RMB baru-baru ini jatuh seperti batu sehingga menyebabkan dolar AS menguat. “Ini tidak menguntungkan kita.”

Hari Jumat (20 Juli), Trump menyampaikan pesan melalui Twitter mengkritik Tiongkok, Uni Eropa yang telah memanipulasi mata uang dan menurunkan suku bunga.

Rate tengah dolar AS – RMB diturunkan paling banyak dalam 2 tahun terakhir

Pada hari Jumat, nilai RMB terhadap dolar AS anjlok pada awal perdagangan, melanjutkan momentum penurunan yang terjadi pada hari sebelumnya. Dalam perdagangan tak terputus di pasar Hongkong, RMB pernah menyentuh USD. 6.8363 yang merupakan terendah sejak bulan Juni 2017. Sedangkan di pasar domestik, nilai tukar RMB juga turun sampai menyentuh level terendah dalam setahun.

Dilihat dari transaksi mingguan pekan ini, nilai RMB lepas pantai turun 1.4%, penurunan lebih besar dari 2 minggu sebelumnya.

Bank sentral Tiongkok menetapkan kurs tengah harian berdasarkan situasi terakhir pasar valuta asing dan memungkinkan nilai tukar RMB berfluktuasi dalam kisaran 2%. Bank sentral Tiongkok pada hari Jumat telah menetapkan kurs tengah USD. 1 = RMB. 6,7671 atau turun 0,9%, penurunan yang terbesar dalam dua tahun terakhir.

Wall Street Journal melaporkan bahwa dalam 2 hari ini Renminbi telah menunjukkan  penurunan yang besar dan cepat. Penurunan selain disebabkan oleh menguatanya dolar AS, tetapi ada berbagai indikasi bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Tiongkok sedang melambat, di bawah eskalasi perang perdagangan dengan AS, pasar berspekulasi bahwa Bank Sentral Tiongkok memang berniat untuk membiarkan nilai Renminbi menurun.

Reuters mengutip ucapan sumber yang memahami kebijakan Tiongkok memberitakan bahwa, karena momentum perekonomian Tiongkok melemah dan risiko sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat, otoritas Beijing ingin melihat nilai RMB melemah. Bahkan intervensi hanya untuk mencegah nilai tukar jatuh terlampau drastis atau untuk memulihkan kepercayaan pasar.

Mnuchin akan membahas masalah agresi ekonomi Tiongkok dalam G20 Menkeu

Para menkeu Kelompok 20 (G20) akan mengadakan pertemuan akhir pekan ini di Argentina, kata seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS pada 18 Juli bahwa Mnuchin ada rencana untuk mengadakan pembicaraan bilateral resmi dengan para pejabat Tiongkok selama G20.

Laporan Agence France-Presse menyebutkan bahwa pejabat senior Departemen Keuangan AS  akan menggunakan pertemuan satu jam untuk membicarakan masalah Tiongkok dan isu agresi ekonomi Tiongkok bersama menkeu dari 7 negara industri besar dalam Kelompok 20.

Khususnya, dalam pertemuan yang tidak dihadiri perwakilan dari Tiongkok ini Mnuchin sekali lagi akan mengecam tindakan pemerintah Tiongkok yang menyimpang dari aturan ekonomi pasar, termasuk memberikan subsidi dan kredit ekspor kepada produsen komoditas ekspor.

Steven Mnuchin pada hari Jumat mengatakan bahwa pekan ini ia akan berada di Buenos Aires untuk menghadiri pertemuan menkeu G20, membahas isu kebijakan ekonomi non-pasar Tiongkok dengan ketujuh negara industri besar G20 yakni, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang.

Mnuchin mengatakan bahwa administrasi Trump bersikap terbuka dalam menghadapi negosiasi tarif komoditas impor Tiongkok, tetapi itu hanya terjadi jika otoritas Beijing  membuat perubahan yang berarti terhadap masalah transfer teknologi, kebijakan joint venture dengan itikad baik.

“Kami menghendaki mereka (pemerintah Tiongkok) untuk mematuhi aturan. Ini berarti bahwa tidak ada kewajiban untuk mentransfer teknologi, tidak ada kewajiban untuk mendirikan perusahaan secara join venture, dan membuat perusahaan kami memiliki kesempatan untuk bersaing di pasar secara adil,” kata Steven Mnuchin.

“Masalah-masalah ini sama dihadapi oleh negara G7, maka akan dibahas bersama,” ujarnya. (Sin/asr)

AS Tidak Bahas Pelonggaran Sanksi Sebelum Korut Ambil Tindakan Nyata

oleh Zhang Ting

Duta Besar Belanda untuk PBB Karel van Oosterom mengutip ucapan Menlu AS Mike Pompeo kepada duta besar Dewan Keamanan PBB pada Jumat (20/07/2018) mengatakan, pembahasan soal pelonggaran sanksi baru akan dilakukan setelah rezim Korea Utara memiliki ‘tindakan nyata’.

Pada hari yang sama, Amerika Serikat juga mendesak dunia terutama kepada Tiongkok  dan Rusia untuk melanjutkan sanksi terhadap Korea Utara.

Reuters memberitakan, duta besar Belanda untuk PBB Karel juga adalah ketua komite sanksi Korea Utara dari Dewan Keamanan. Pada hari Jumat, Pompeo memberikan pengarahan informal kepada para duta dari 15 anggota Dewan Keamanan tentang denuklirisasi Korea Utara.

“Menlu Pompeo dengan jelas menyebutkan bahwa kita membutuhkan tindakan nyata (dari Korea Utara), hanya dengan tindakan nyata kita bersedia untuk memulai pembahasan (soal pelonggaran sanksi)”, demikian kata Karen di depan para wartawan.

Saat ini tidak jelas apasaja ‘tindakan nyata’ yang perlu dilakukan Korea Utara.

Selain itu, Pompeo dan Duta Besar AS untuk PBB, Nikky Haley pada hari Jumat itu juga memberikan peringatan kepada Korea Utara untuk melaksanakan tindakan sesuai dengan komitmen denuklirisasi yang dibuat bersama. Dan mengatakan bahwa dunia, termasuk Tiongkok dan Rusia perlu terus menerapkan sanksi sampai Korea Utara memenuhi komitmennya.

Nikky Haley menuduh Tiongkok komunis dan Rusia telah menghambat tindakan yang dipromosikan oleh Amerika Serikat. Tindakan ini bertujuan untuk menghentikan penjualan tambahan produk minyak yang dimurnikan ke Korea Utara.

“Hari ini, kami memberi tekanan kepada Tiongkok komunis dan Rusia, meminta mereka untuk mematuhi (sanksi) dan menjadi penolong yang baik bagi kami dalam merealisasikan denuklirisasi” kata Haley, “Jika kita ingin melihat keberhasilan, kita harus melihat respon dari Ketua Kim (Jong-un), dan kita perlu untuk terus mempertahankan garis utama ini sampai hal itu terjadi”

Di depan para wartawan Haley mengatakan bahwa dalam lima bulan pertama tahun ini, ada 89 kasus pelanggaran sanksi minyak. Amerika Serikat memiliki bukti foto bahwa Korea Utara dan negara-negara asing melakukan transfer minyak dengan cara kapal ke kapal.

Menlu Pompeo mengatakan, termasuk pelanggaran sanksi lainnya yang harus dihentikan, yaitu penyelundupan batu bara Korea Utara, dan menindak masalah perekrutan tenaga kerja  asal Korea Utara di beberapa negara.

Pompeo menegaskan kembali bahwa meskipun ia ada kemajuan dalam pembicaraannya dengan pihak Korea Utara, tetapi ia jelas dibuat frustrasi oleh kurangnya tindakan konkrit dari rezim Pyongyang.

“Apa yang perlu kita saksikan ? Kita perlu melihat Ketua Kim (Jong-un) melakukan apa yang dia janji lakukan kepada dunia. Inilah fakta”

Media Jepang ‘Yomiuri Shimbun’ pada 16 Juli mengutip beberapa sumber berita dari Korea Selatan, AS dan Jepang melaporkan bahwa, Selama Pompeo berada di Pyongyang pada 6 – 7 Juli, ia telah memperingatkan Kim Yong-chol : “Toleransi yang diberikan Amerika Serikat  terbatas”.

Kepada Kim Yong-chol Pompeo mengatakan : “Info intelijen menunjukkan bahwa kalian sedang meningkatkan produksi uranium yang diperkaya dan menyembunyikan fasilitas nuklir dan sejumlah hulu ledak nuklir. Fasilitas pembuatan rudal di Hamhung sedang dalam pembangunan perluasan. Ini bukan hal yang menguntungkan bagi hubungan AS – DPRK”

Pada akhir bulan lalu, Pompeo mengatakan dalam sebuah sidang dengar pendapat di Kongres AS bahwa Korea Utara tetap menjadi ancaman bagi masyarakat internasional. Dia juga mengatakan bahwa Tiongkok komunis sampai batas tertentu telah melonggarkan sanksi terhadap Korea Utara.

“Kami melihat bahwa Tiongkok komunis tidak bekerja sekeras 6 bulan  atau setahun yang lalu dalam hal mencegah pengiriman barang yang terkait sanksi PBB melewati perbatasan Tiongkok – Korea Utara.” (Sin/asr)

Sanksi Terberat AS Kian Dekat Rezim Iran Ngotot Pertahankan Kesepakatan Nuklir Lama

0

EpochTimesId – Amerika Serikat bersiap untuk menerapkan kembali sanksi-sanksi terhadap Republik Islam Iran. Namun, rezim justru bergegas untuk mengumpulkan sisa-sisa kesepakatan nuklir yang ‘dibuang’ oleh Presiden AS, Donald Trump pada bulan Mei 2018.

Kedua negara telah mengirim delegasi ke Eropa dan Asia untuk meyakinkan negara-negara untuk mendukung atau menentang sanksi. Iran, bagaimanapun, jauh tertinggal dalam pertarungan tersebut.

Perjanjian nuklir Iran ditandatangani selama pemerintahan Obama oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Mereka adalah Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Inggris, dan Prancis, bersama dengan Jerman. Sebelum ditandatangani, perjanjian dikecam karena tidak adanya puluhan miliar dolar untuk Iran, dan tidak memasukkan batas waktu pada klausul yang membatasi program nuklir Iran, sehingga memungkinkan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir pada 2026.

Pada tanggal 8 Mei 2018, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan dan menerapkan kembali ‘tingkat tertinggi dalam sanksi ekonomi’, yang sempat dicabut berdasarkan kesepakatan.

Dua minggu setelahnya, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menetapkan 12 tuntutan yang harus dipenuhi Iran agar Amerika Serikat kembali mencabut sanksi. Di bawah tuntutan itu, Iran harus menghentikan pengayaan uranium, mendistribusikan rudal balistik, dan mengembangkan rudal-rudal berkemampuan nuklir.

Iran juga harus membebaskan warga Amerika Serikat yang ditahan dan sekutu-sekutunya, serta berhenti mendukung kelompok-kelompok teroris dan milisi termasuk Hizbullah, Hamas, Huthi, dan Jihad Islam Palestina. Selain itu, Iran harus menarik pasukannya dari Suriah dan berhenti mengancam sekutu AS, termasuk ancamannya untuk menghancurkan Israel dan serangan rudal ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang telah dikaitkan dengan Iran.

“Iran akan dipaksa untuk membuat pilihan: berjuang untuk mempertahankan ekonomi untuk dukungan kehidupan di dalam negeri, atau terus menyia-nyiakan kekayaan berharga untuk perkelahian di luar negeri,” kata Pompeo. “Negara itu tidak akan memiliki sumber daya untuk melakukan keduanya.”

Sanksi pertama yang diterapkan kembali pada 6 Agustus termasuk sanksi terhadap sektor otomotif Iran, serta emas dan perdagangan logam utama lainnya. Sanksi yang tersisa akan kembali diterapkan pada 4 November, termasuk yang terkait dengan transaksi berbasis energi dan minyak, serta transaksi dengan bank sentral Iran.

Setelah pengumuman Pompeo, departemen luar negeri dan departemen keuangan mengirim tim ke lebih dari selusin negara di Eropa dan Asia Timur. “Mereka membangun upaya global yang kuat untuk mengisolasi Iran, termasuk memangkas penjualan minyak mentahnya menuju nol,” kata Brian Hook, direktur kebijakan perencanaan untuk Departemen Luar Negeri AS, dalam briefing 2 Juli.

Hook menambahkan, Ekonomi Iran sudah merasakan tekanan. Mata uangnya, rial, diperdagangkan kurang dari 10.000 dolar satu dekade yang lalu. Kini, rial diperdagangkan lebih dari 43.000 dolar. Orang Iran yang membeli dolar di pasar ilegal bahkan harus membayar 80.000 real per dolar.

“Lebih dari 50 perusahaan internasional, khususnya di sektor keuangan dan energi, telah meninggalkan Iran,” imbuh Hook.

Sementara itu, Iran berusaha untuk meyakinkan negara-negara terkait untuk menentang dan mencari jalan menghindari sanksi.

Pada 23 Mei, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengirim surat kepada rekan-rekannya di negara-negara lain yang menyatakan bahwa mitra ekonomi Iran dan penandatangan lainnya dari kesepakatan nuklir. “Perlu memastikan bahwa Iran dikompensasi tanpa syarat untuk penarikan diri AS,” tulis Zarif dalam suratnya.

Zarif berkomentar di Twitter, menunjuk pada catatan gangguan militer Amerika Serikat di Timur Tengah.

“Mereka yang tinggal di rumah kaca tidak boleh melempar batu,” katanya dalam sebuah tweet pada 28 Juni.

Twitter dilarang di Iran.

Pada awal Juli, Rouhani mengunjungi Swiss dan Austria.

Perusahaan-perusahaan Swiss telah berfungsi sebagai perantara bagi bisnis Jerman untuk menjual teknologi dual-guna ke Iran, seorang pejabat intelijen yang pensiun sebelumnya mengatakan kepada The Epoch Times. Teknologi penggunaan ganda dapat melayani tujuan damai yang sah, tetapi juga dapat digunakan untuk tujuan militer lebih lanjut, seperti mengembangkan senjata nuklir.

Dia mengatakan perusahaan akan mengabaikan implikasi keamanan untuk dijual ke Iran.

Kesepakatan Iran memungkinkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk berdagang dengan Iran secara terbuka, kata seorang mantan kontraktor intelijen AS. “Itu sebabnya negara-negara Barat di Eropa mendorong AS untuk tetap dalam kesepakatan Iran, karena mereka memiliki investasi besar di Iran.”

Setelah sanksi dicabut, perdagangan Eropa dengan Iran hampir tiga kali lipat, mencapai 25 miliar dolar AS pada 2017, menurut Statista. Amerika Serikat sendiri telah berdagang dengan Iran dalam kisaran 200 juta hingga 300 juta dolar per tahun.

Selain Eropa, Rusia dan Tiongkok telah mendukung menjaga kesepakatan Iran tetap hidup bahkan tanpa Amerika Serikat. Namun, masih harus dilihat seberapa jauh mereka akan bersedia mengambil risiko mendapat sanksi dari Amerika Serikat.

Pompeo sudah menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak berencana mengeluarkan pengecualian dari sanksi, bahkan terhadap sekutu Eropa.

Iran menuduh Amerika Serikat melakukan ‘bullying’ dan bahkan memprakarsai sebuah proses terhadap sanksi di Pengadilan Internasional.

Namun Pompeo mengatakan, 12 tuntutan itu menetapkan ‘standar perilaku yang sangat rendah’ bagi Iran untuk dicapai.

“Ini adalah perilaku standar yang kami harapkan dari negara-negara di seluruh dunia,” katanya. “Tidak ada kategori khusus orang-orang yang diizinkan menembakkan rudal ke Riyadh.” (The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Amphibi Wisata Ala Perang Dunia Tenggelam di Amerika Belasan Orang Tewas

0

EpochTimesId – Sebuah kendaraan amfibi ala Perang Dunia Dua yang membawa 31 penumpang termasuk anak-anak, terbalik dan tenggelam, di Amerika Serikat. ‘Kapal Bebek’ itu terbalik ketika badai ‘microburst’ melanda Danau Table Rock di luar kota wisata Branson, Missouri, pada hari Kamis (19/7/2018) sore waktu setempat.

Penyelam berhasil menarik empat jenasah terakhir dari reruntuhan “perahu bebek”. Dengan demikian, sebanyak 17 orang dipastikan tewas, dalam salah satu insiden turis paling mematikan di AS dalam beberapa tahun terakhir.

Wendy Doucey, seorang manajer kantor di kantor sheriff Stone County, mengatakan, boat itu tenggelam hingga 80 kaki atau sekitar 24 meter di bawah permukaan air.

“Sangat penting bahwa kami mencari tahu pasti peristiwa apa yang terjadi,” kata Gubernur Michael Parson pada konferensi pers Jumat pagi, waktu setempat.

Kantor Gubernur Missouri mengumumkan bahwa sembilan dari 17 orang yang tewas dalam kecelakaan perahu bebek itu berasal dari keluarga yang sama. Dua anggota keluarga itu selamat, seperti dilansir The Associated Press.

“Apa yang terjadi di sini tadi malam adalah tragedi yang memilukan, dan kita semua harus bekerja bersama untuk mendukung para korban dan keluarga mereka,” sambung Gubernur dari partai Republik, dalam rilis tertulis situs web negara bagian.

“Upaya berani dari penanggap darurat dan penyelamat sipil membantu mencegah tragedi yang lebih buruk, karena orang-orang bergegas untuk membantu dalam kondisi yang sangat berbahaya. Saya terinspirasi oleh kisah-kisah yang saya dengar dari beberapa orang yang menjadi bagian dari upaya penyelamatan dan sangat didorong oleh kekuatan anggota keluarga korban yang saya temui hari ini. Kami berdoa untuk semua orang yang terkena dampak tragedi mengerikan ini.”

Dua puluh sembilan penumpang dan dua anggota awak berada di atas kapal di Table Rock Lake oleh Branson ketika badai menerjang daerah itu, kata para pejabat kepada ABC News.

Investigasi dalam mengungkap penyebab kecelakaan sedang berlangsung.

“Kami adalah komunitas senyuman,” kata Walikota Branson, Karen Best kepada ABC. “Tapi untuk 16, 17, 18 jam terakhir, kami telah menjadi kota air mata dan kota yang sunyi, dan memastikan bahwa kami dapat memberikan semua yang mereka butuhkan.”

“Sementara mereka sedang menyelidiki, hal yang harus dilakukan adalah kami tetap fokus pada keluarga, dan sekali lagi menjaga mereka dalam pikiran dan doa-doa kami,” tambah Best. “Kami sangat tangguh.”

Salah seorang saksi mata, Jennie Carr mengaku melihat detik-detik perahu tenggelam. Perahu bebek itu, menurutnya tenggelam perlahan-lahan.

“Perahu itu tidak bisa berjalan sangat cepat. Dia terus tenggelam ke dalam air sedikit demi sedikit. Sampai ombak menembus puncaknya. Anda benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa,” kata Carr pada acara NBC Today.

Sementara itu, perusahaan pemilik perahu bebek itu, Ripley Entertainment, mengatakan bahwa mereka sedang bekerjasama dengan keluarga korban.

“Prioritas nomor satu kami adalah keluarga dan karyawan kami yang terkena dampak kecelakaan tragis ini,” kata juru bicara perusahaan, Suzanne Smagala-Potts.

Danau Table Rock adalah waduk seluas seratus kilometer persegi. Branson, kota wisata di barat daya Missouri, adalah tujuan wisata yang ramah keluarga. Mereka memiliki tempat-tempat wisata seperti teater makan malam ‘Dolly Parton’s Stampede’, Amazing Acrobats of Shanghai, dan museum Titanic dengan model bagian depan kapal yang tenggelam.

Perahu bebek yang tenggelam dapat melakukan perjalanan di darat dan air. Akan tetapi mereka telah terlibat dalam sejumlah kecelakaan fatal.

“Perahu bebek adalah perangkap kematian,” kata Andrew Duffy, seorang pengacara yang firma hukumnya menangani litigasi terkait dengan kecelakaan perahu bebek, The Associated Press melaporkan.

“Mereka tidak cocok untuk air atau tanah karena mereka setengah mobil dan setengah perahu.”

Sebanyak 13 orang meninggal pada tahun 1999, ketika perahu bebek yang mereka tumpangi tenggelam di dekat Sumber Air Panas Arkansas.

Kecelakaan lainnya terjadi pada tahun 2016. Perusahaan yang membangun perahu bebek itu, Ride the Ducks International LLC, setuju untuk membayar denda 1 juta dolar AS (sekitar 14 miliar) setelah salah satu kendaraan, yang beroperasi di darat serta air itu, bertabrakan dengan bus di Seattle, dan menewaskan lima siswa internasional. Perusahaan mengakui gagal mematuhi aturan manufaktur kendaraan AS.

Selain itu, dua turis meninggal di Philadelphia pada tahun 2010 ketika perahu bebek yang mereka tumpangi ditabrak tugboat di Sungai Delaware. (The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Belasan Orang Terluka dalam Insiden Penusukan di Bus Jerman

0

EpochTimesId – Seorang pria melakukan serangan penusukan membabi buta dengan pisau terhadap penumpang bus yang penuh sesak di Jerman utara, Jumat (20/7/2018). Insiden menyebabkan sedikitnya 14 orang terluka. Saat ini, tersangka telah ditangkap dan motifnya sedang didalami pihak berwenang. Namun, jaksa Jerman mengatakan bahwa tidak mengesampingkan faktor terorisme.

Menurut laporan media ‘Daily Mail’, para saksi mata yang ngeri menghadapi insiden menggambarkan bahwa situasi ‘pembantaian’ terjadi saat bus sedang berjalan. Setiba di daerah Luebeck, pria yang diduga teroris itu melemparkan tas ke lantai setelah mencabut sebilah pisau dapur dari dalam tas tersebut. Dia lalu menyerang penumpang secara membabi buta.

Laporan media lokal menyebutkan bahwa salah satu korban yang diserang tersangka itu adalah seorang wanita tua yang baru saja memberikan tempat duduknya. Dada wanita tersebut ditusuk tersangka. Pengemudi bus yang mengetahui ada masalah terjadi dalam bus lalu menghentikan laju kendaraan agar penumpang lainnya dapat meloloskan diri dari ancaman. Meskipun akhirnya sopir tersebut juga diserang oleh penjahat itu.

Kebetulan, sebuah mobil polisi berada di daerah Kuecknitz yang tidak jauh dari bus segera tiba di TKP. Tersangka berhasil dilumpuhkan, dan dibawa ke kantor polisi.

Kepolisian Schleswig-Holstein mengatakan, insiden tersebut menyebabkan 14 orang terluka. Sejauh ini, tidak ada laporan korban meninggal dunia.

Menurut media Luebecker Nachrichten, tersangka adalah seorang pria berumur sekitar 30-an, yang mengaku berasal dari Iran.

Meskipun motif pelaku dan identitas lengkap tidak dikonfirmasikan, juru bicara kejaksaan Lubeck, Ulla Hingst mengatakan pada Jumat sore bahwa, “Tidak menutup kemungkinan pelaku memiliki latar belakang teroris.”

Hingst menambahkan bahwa pihak kepolisian sedang menyelidiki ransel yang mencurigakan.

Setelah beberapa serangan ekstremis Islam dalam beberapa tahun terakhir, Jerman menaruh kewaspadaan yang tinggi terhadap aksi terorisme. Kanselir Jerman, Angela Merkel berada di bawah tekanan luar biasa dari warga karena kebijakan imigrasinya. Pada hari Jumat, dia mengatakan tidak akan mundur dari jabatan. (Zhang Ting/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Kisah Penganiayaan Gadis Kembar

0

Wajah tersenyum dan ceria dari saudara kembar Annabel dan Joanna melampaui masa kecil yang menantang yang mereka alami di Tiongkok yang berlatih Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa. Falun Gong adalah disiplin spiritual tradisional Tiongkok yang terdiri dari ajaran moral, meditasi, dan latihan seperti qigong.

Latihan ini semakin populer pada pertengahan hingga akhir 1990-an, mencapai 70 juta hingga 100 juta pengikut pada tahun 1999, menurut perkiraan resmi.

Namun meskipun damai dan bebas dari aspirasi politik, Falun Gong dan filsafat moralnya semakin dilihat oleh beberapa pemimpin komunis Tiongkok sebagai persaingan ideologis dengan PKT (Partai Komunis Tiongkok).

Pada Juli 1999, pemimpin Partai Komunis Jiang Zemin meluncurkan kampanye nasional untuk “membasmi” Falun Gong.

Ratusan ribu praktisi Falun Gong telah ditangkap, ditahan, dan secara rutin disiksa di penjara, kamp kerja paksa, dan pusat penahanan, menurut Pusat Informasi Falun Dafa, kantor pers kelompok tersebut.

Si kembar berbagi kisah mereka dengan NTD dalam wawancara baru-baru ini.

Annabel: “Suatu kali setelah [latihan] dilarang, kelompok kecil kami keluar untuk melakukan latihan. Ketika kami duduk untuk melakukan latihan kelima, polisi datang.”

Joanna: “Mereka membawa kami semua ke kantor polisi dan berjongkok di lorong kecil. Mereka terus-menerus membentak kami.”

Lahir di Guangdong, kakak beradik Xia tersebut telah berlatih Falun Gong bersama ibu mereka sejak kecil. Sejak penindasan PKT, tumbuh selalu disertai rasa takut. Karena ibu mereka bersikeras tentang keyakinannya, dia ditahan dan dimasukkan ke kamp kerja paksa secara berturut-turut. Ada satu ingatan yang sangat tak tertahankan.

Joanna: “Kantor polisi ada di belakang sekolah dasar kami. Kami tidak diizinkan untuk mengunjungi ibu kami. Tetapi kami tahu dia ada di bawah tangga kantor polisi. Dia ditahan sendirian; kami bisa melihat selimut keluarga kami. Kami hanya bisa melihat tangan ibu kami terikat di atas pipa air.”

Karena kultivasi dan anti-penganiayaan, gadis kembar tersebut lebih dewasa dan stabil daripada rekan-rekan mereka. Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka menjadi lebih sadar akan makna hidup.

Joanna: “Di masa lalu, saya juga mengalami konflik dengan ibu saya. Saya juga memiliki beberapa ketidaksetujuan dengan teman-teman sekelas saya. Tetapi dengan standar Guru [Li Hongzhi] untuk menjadi orang yang benar (sejati), baik, dan sabar, saya akan berpikir bahwa saya harus menjadi murid yang baik di sekolah dan anak yang baik di rumah.”

Annabel: “Selama sekolah menengah, sekolah menengah atas, dan universitas, para siswa di sekitar kami akan tercemar oleh moralitas masyarakat yang menurun. Tetapi kami mengolah kejujuran, belas kasih, dan kesabaran, dan Guru [Li] juga mengharuskan kami untuk menggunakan standar ini. Karena itu, kami tidak menyesuaikan dengan mayoritas.”

Kedua gadis kembar itu bertahan dengan keyakinan mereka dan juga memberi tahu orang-orang di sekitar mereka kebenaran tentang Falun Gong. Namun, penindasan PKT ada di mana-mana. Kematian mendadak ibu mereka karena penganiayaan menyebabkan pukulan berat terhadap mereka.

Annabel: “Untuk waktu yang lama, PKT telah memantau orang-orang. Tidak peduli apakah sedang kuliah atau mengikuti ujian sekolah menengah. Mereka akan membuat panggilan. Bagaimanapun, itu tidak pernah berakhir.”

Joanna: “Sebenarnya, dia [ibu] sedang mengalami banyak tekanan, tetapi dia tidak memberi tahu kami. Dia mengira kami adalah anak-anak. Tidak perlu bagi kami untuk mengetahui terlalu banyak, jadi dia menanggung segalanya.”

Seperti si kembar Xia, ada banyak keluarga di Tiongkok Daratan yang terpisah karena penganiayaan. Mereka berharap tindakan jahat yang mengakibatkan penderitaan dan tragedi ini akan segera berakhir.

Annabel: “Kami berharap bahwa dunia akan lebih memperhatikan penganiayaan saat ini di Tiongkok. Selain itu, lebih banyak orang harus belajar kebenaran dan membantu menghentikan penganiayaan ini sehingga mereka dapat memiliki lingkungan kultivasi yang damai dan bebas.” (ran)

ErabaruNews

Pengacara Senior dari Catholic Charities : Stop Pengambilan Paksa Organ oleh PKT

Epochtimes.id- Seorang pengacara senior dari Catholic Charities of Washington, Amerika Serikat, David Cleveland, menyampaikan dukungannya dalam acara peringatan 19 tahun Anti-Penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Gong di Washington DC. pada 19 Juli 2018.

Berikut pidato dukungannya penghetnian penganiayaan terhadap Falun Gong :

Nama saya David Cleveland, saya adalah seorang Kristen, di sini saya ingin berbicara tentang transplantasi hati di Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, jika seorang pasien butuh transplantasi organ hati, ia harus terlebih dahulu mengajukan keinginan kemudian menunggu. Karena ada sekitar 14.000 orang pasien di Amerika Serikat sedang menunggu transplantasi hati, sedangkan rumah sakit hanya dapat melakukan sekitar 7.000 kali tindak transplantasi hati setiap tahunnya, sehingga banyak pasien yang meninggal dunia dalam masa penantian.

Sesungguhnya, hal yang sama juga terjadi di Korea Selatan, nama-nama pasien yang menanti giliran transplantasi hati juga tercantum dalam daftar tunggu, mereka juga harus menunggu selama bertahun-tahun, dan banyak pasien yang meninggal dunia di masa tersebut. Namun, banyak orang tahu sekarang bahwa ada sejumlah pasien warga Korea yang tidak sabar menunggu lalu pergi ke Tiongkok untuk melakukan operasi transplantasi hati.

Seorang reporter stasiun TV Korea Selatan ‘TV Chosun’ berangkat ke Tiongkok bersama rombongan pasien yang hendak melakukan transplantasi hati pada bulan Nopember 2017 untuk melakukan wawancara rahasia.

Sesampainya di sebuah rumah sakit, ia bertemu dengan seorang staf medis rumah sakit tersebut yang etnis Korea. Staf tersebut mengatakan kepada reporter yang berpura-pura jadi keluarga pasien : “Kami dapat menemukan organ yang cocok bagi kalian. Hanya membutuhkan waktu menunggu kira-kira 2 hari atau satu hingga dua minggu. Jika kalian  bersedia membayar lebih mahal, proses pencocokan organ akan lebih cepat”

Kemudian reporter tersebut bertemu dengan beberapa orang Korea di rumah sakit yang sama. Salah satu dari mereka berkata di depan kamera : “Saya datang dua hari yang lalu. Saya masih menunggu. Mereka memberi tahu saya bahwa saya perlu menunggu selama dua minggu”

Setelah kembali ke Korea Selatan, reporter menemui seorang dokter Korea yang memperkenalkan pasien ke rumah sakit di Tiongkok.

Ketika wartawan bertanya kepada dokter : “Apakah Anda tahu dari mana sumber organ yang ditransplantasikan kepada pasien oleh rumah sakit di Tiongkok ?” dokter tidak menjawab pertanyaan ini. Tetapi dokter lain berkata : “Ya, saya mendengar bahwa organ-organ ini berasal dari tahanan di Tiongkok, tapi yang lebih jelas lagi saya tidak tahu” Jika Anda ingin mengetahui rincian wawancara ini, Anda dapat mengikutinya melalui menyaksikan acara di KBS.

Apakah masyarakat Tionghoa benar-benar mendukung transplantasi organ ? Sebenarnya, budaya Tionghoa sangat menentang donasi organ. Di Tiongkok, pada dasarnya tidak ada orang yang mau menyumbangkan organ mereka sendiri.

Kami tahu bahwa ada jutaan orang dipenjara oleh pemerintah Tiongkok, dan para dokter yang melakukan transplantasi organ hanya menguji golongan darah dari sekelompok terpidana dalam penjara : Yaitu golongan darah dari para praktisi Falun Gong.

Pihak penjara juga ingin memiliki data golongan darah mereka. Dengan demikian, ketika rumah sakit menerima permintaan organ, maka pihak penjara dapat dengan cepat menemukan organ dari orang yang bergolongan darah sesuai permintaan.

Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan kejahatan ini?

Beberapa minggu yang lalu, Negara Bagian Missouri mengeluarkan resolusi yang berisis tuntutan terhadap PKT untuk segera menghentikan kejahatan pengambilan organ dan meminta Presiden Trump untuk menyelidiki kejahatan pengambilan organ di daratan Tiongkok. Sementara itu Negara Bagian Arizona juga mengeluarkan resolusi serupa minggu yang lalu.

Kita semua yang berpartisipasi dalam acara peringatan 19 tahun Anti-Penganiayaan PKT terhadap Falun Gong di Washington DC juga dapat meminta kota dan negara bagian yang kalian masing-masing tinggal untuk meloloskan resolusi terhadap pengambilan organ paksa  dan meminta perguruan tinggi kedokteran setempat untuk menghentikan pelatihan dokter transplantasi organ dari daratan Tiongkok.

Kami juga dapat meminta otoritas berwenang untuk mengganti nama jalan di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Washington DC ini menjadi Lapangan Falun Gong (Falun Gong Square) sebagai dukungan terhadap perjuangan para praktisi Falun Gong.” (Sin/asr)

Polisi Inggris Identifikasi Tersangka Racun Saraf Duo Skripal

0

EpochTimesId – Polisi Inggris telah mengidentifikasi beberapa orang Rusia yang mereka yakini berada di belakang serangan racun pelumpuh (agen) saraf terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya. Press Association melaporkan pada Kamis, 19 Juli 2018, mengutip sumber yang dekat dengan penyelidikan.

Skripal, mantan kolonel intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan agen dengan menyerahkan datanya kepada layanan mata-mata asing MI6 Inggris, dan putrinya Yulia, ditemukan tidak sadarkan diri di bangku umum di kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018.

Inggris menyalahkan Rusia atas serangan racun saraf itu, dan mengidentifikasi racun itu sebagai Novichok, sekelompok agen saraf mematikan yang dikembangkan oleh militer Soviet pada 1970-an dan 1980-an. Rusia telah berulang kali membantah keterlibatan dalam serangan itu.

Setelah menganalisis rekaman CCTV, polisi berpikir beberapa orang Rusia terlibat dalam serangan terhadap Skripal, yang menghabiskan beberapa minggu di rumah sakit sebelum dipindahkan ke lokasi rahasia, Press Association melaporkan.

“Para penyelidik yakin mereka telah mengidentifikasi para tersangka pelaku serangan Novichok,” kata sumber tak dikenal yang dekat dengan penyelidikan itu, menurut PA.

“Mereka [para penyelidik] yakin mereka [tersangka] adalah orang Rusia,” kata sumber itu, menambahkan gambar kamera keamanan telah diperiksa silang dengan catatan orang-orang yang memasuki negara itu.

Seorang juru bicara polisi menolak mengomentari laporan itu.

Setelah serangan terhadap duo Skripal, sekutu Inggris di Eropa dan Amerika Serikat memihak pandangan Inggris tentang serangan itu. Mereka kompak memerintahkan pengusiran terbesar para diplomat Rusia sejak puncak Perang Dingin.

Rusia membalas dengan mengusir para diplomat Barat. Moskow telah berulang kali membantah keterlibatan dan menuduh badan-badan intelijen Inggris melancarkan serangan itu untuk memicu histeria anti-Rusia.

Mantan kolonel badan intelijen militer ‘GRU Rusia’, Sergei Skripal, terlihat di dalam ruang tahanan pengadilan ketika menghadiri sidang di pengadilan distrik militer Moskow, Rusia, 9 Agustus 2006. (Kommersant/Yuri Senatorov via Reuters/The Epoch Times)

Misteri mengelilingi serangan racun saraf itu.

Motif untuk menyerang Skripal, seorang pengkhianat Rusia berusia yang dipertukarkan dengan sweter mata-mata yang disetujui oleh Kremlin pada tahun 2010, masih belum jelas. Demikian juga motif untuk menggunakan agen saraf eksotis yang memiliki hubungan terbuka dengan masa lalu Soviet-Rusia.

Novichok membuat Skripal menjadi koma, meskipun setelah berminggu-minggu dalam perawatan intensif mereka dipindahkan ke lokasi rahasia untuk keselamatan mereka.

“Hidup saya telah terbalik,” kata Yulia Skripal kepada Reuters pada bulan Mei. “Pemulihan kami lambat dan sangat menyakitkan.”

Seorang wanita Inggris, Dawn Sturgess, meninggal bulan ini setelah menemukan botol kecil berisi Novichok di dekat kota Salisbury di mana Skripal diracun. Pasangannya, Charlie Rowley, masihdalam kondisi kesehatan serius di rumah sakit.

Seorang petugas polisi Inggris juga terluka oleh Novichok, ketika berinteraksi dengan Skripal pada bulan Maret. (The EPoch Times/waa)

Protes Perdagangan Tidak Adil Eropa Naikkan Tarif Impor Komoditas Tiongkok

0

EpochTimesId – Uni Eropa mengumumkan pemberlakuan tarif impor baru pada sepeda listrik dari Tiongkok mulai 19 Juli 2018. Ini adalah inisiatif terbaru Uni Eropa untuk komoditas dari Tiongkok setelah produk baja dan panel surya.

Mantan profesor ilmu politik Hongkong City University, Zheng Yushuo percaya bahwa Uni Eropa tidak mau membentuk aliansi dengan Tiongkok komunis. UE juga tidak ingin meluncurkan perang dagang dalam skala besar untuk melawan Tiongkok seperti yang dilakukan Amerika Serikat.

“Tiongkok bukan ekonomi pasar sepenuhnya, sehingga Uni Eropa berpendapat bahwa sifat perbedaan perdagangan antara Tiongkok dan Eropa berbeda dengan sifat antara Tiongkok dengan Amerika Serikat. Ruang untuk kerja sama dengan Tiongkok komunis tidak besar.”

Kepada Epoch Times Zheng Yushuo mengatakan, “Uni Eropa juga berpendapat bahwa Tiongkok komunis melakukan praktek-praktek perdagangan yang tidak adil terhadap mereka. Sehingga dipandang perlu untuk memberikan beberapa sanksi melalui pengenaan tarif. Hanya saja Uni Eropa tidak bermaksud untuk berperang besar-besaran dengan Tiongkok.”

Hua Po, seorang pengamat di Beijing mengatakan, “Uni Eropa bertindak berdasarkan pertimbangan kepentingan mereka sendiri. Tentu saja, mereka tidak puas dengan praktek Amerika Serikat, namun Uni Eropa juga tidak bersedia untuk membentuk aliansi dengan Tiongkok komunis. Jika mereka mengeluarkan pernyataan yang mengutuk Amerika Serikat, maka hal itu merupakan tindakan politik tetapi bukan sekedar perilaku ekonomi, situasi itu mungkin akan mengancam hubungan UE dengan AS.”

Selain itu, UE juga sangat tidak puas dengan perdagangan tidak adil Tiongkok. “Karena pemerintah Tiongkok juga menerapkan dumping terhadap komoditasnya yang diekspor ke Uni Eropa, sehingga Uni Eropa menyikapi sengketa perdagangan dengan cara penyelesaian kasus per kasus. Meskipun sengketanya memiliki sifat yang berbeda dengan AS, tetapi UE tidak mau Tiongkok begitu saja mengambil keuntungan dari Uni Eropa sehingga menaikkan tarif impor sepeda listrik dari Tiongkok.”

Tahun lalu, pabrikan sepeda Eropa mengajukan keluhan kepada Uni Eropa untuk memprotes Tiongkok karena menjual sepeda listrik ke Uni Eropa dengan harga murah karena disubsidi pemerintah Tiongkok. Perdagangan tidak adil tersebut menimbulkan ancaman bagi pabrikan Eropa. Setelah itu, Komisi Eropa melakukan survei atas nama 28 negara anggota Uni Eropa. Pengenaan pajak kali ini seharusnya menjadi tanggapan Uni Eropa terhadap pabrikan Eropa.

Apakah Uni Eropa akan terus memungut pajak atas barang-barang Tiongkok lainnya di masa depan, Hua Po berpikir bahwa itu mungkin saja terjadi. “Sekarang perang dagang AS-Tiongkok sedang berkobar, Amerika Serikat menaikkan tarif sehingga barang-barang Tiongkok beralih ke Eopa, ini dapat berdampak pada industri Eropa. Uni Eropa sadar dengan hal ini. Jadi saya berpikir bahwa di masa depan mungkin beberapa jenis barang Tiongkok lainnya juga akan dikenakan bea masuk anti-dumping.”

Menurut data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan Tiongkok, total ekspor Tiongkok pada tahun 2017 adalah 2.263.400.000 dolar AS. Dimana ekspor ke AS mencapai 19 persen, Uni Eropa 16,4 persen, dan negara ASEAN sebesar 12,3 persen dari total ekspor.

Seberapa besar kenaikkan tarif AS dan Uni Eropa akan mempengaruhi ekonomi Tiongkok? Hua Po memperkirakan bahwa, dampak buruknya sudah pasti ada, termasuk angka pengangguran. “Karena beberapa perusahaan di Tiongkok akan gulung tikar, jumlah pengangguran meningkat tajam. Ini akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dan berdampak besar pada stabilitas masyarakat. Guncangan seperti itu sering berakibat fatal,” kata Hua Po. (Luo Ya dan Zhou Huixin/ET/Sinatra/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

AS Tolak Visa Dekan Fakultas Ilmu Kehidupan Universitas Peking

0

EpochTimesId – Rao Yi, dekan Fakultas Ilmu Kehidupan Universitas Peking, berencana untuk menghadiri sebuah konferensi akademis di Amerika Serikat. Namun, permohonan visanya ditolak oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Tiongkok. Para pejabat Departemen Luar Negeri AS telah mengatakan bahwa pihaknya sedang memperketat skrining permohonan visa warga negara dan mahasiswa Tiongkok. Terutama bagi mereka yang terlibat dalam penelitian di bidang sensitif.

Menurut laporan ‘South China Morning Post’ pada 19 Juli, Rao Yi mengatakan bahwa dirinya telah menerima undangan dari National Science Foundation (NSF) di Alexandria, Virginia. Dia diundang untuk menghadiri sebuah seminar ilmiah di Washington pada 23 dan 24 Juli. Namun, permohonan visanya ditolak kedutaan AS.

Menurut jurnal Science, Rao Yi mengatakan bahwa ia diminta untuk memberikan salinan resume dan rencana perjalanan yang diperbaharui ketika berlangsung wawancarai dengan pejabat Kedutaan Besar AS pada hari Senin lalu.

Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS di Beijing mengatakan kepada South China Morning Post bahwa tidak mungkin membahas secara rinci soal pemberian atau penolakan visa kepada perorangan.

Rao Yi kini berusia 56 tahun, pada tahun 1991, ia memperoleh gelar Ph.D di bidang neurosains dari University of California, San Francisco (UCSF). Dia kemudian menyelesaikan program doktoral di Harvard University. Setelah itu, ia bekerja sebagai pendidik di University of Washington, Missouri selama 10 tahun, dan berhasil memperoleh kewarganegaraan AS.

Tahun 2007, Rao Yi pulang ke Tiongkok, dan diangkat sebagai dekan di Universitas Peking serta menanggalkan kewarganegaraan AS. Rao Yi termasuk salah seorang dari ‘Program Seribu Talenta’ PKT.

Di sisi lain, Kongres Committee on Space Research (COSPAR) ke-42 diadakan di California pada bulan Juli, dan juga merupakan peringatan ke-60 berdirinya NASA. Di cabang proyek kerjasama misi CSES (China Seismo-Electromagnetic Satellite) antara Tiongkok dengan Italia, para ahli dari daratan Tiongkok tak satu pun yang hadir.

Pada 16 Juli, pengguna Internet Tiongkok menginformasikan bahwa pertemuan tersebut sedianya akan dimanfaatkan untuk membahas satelit pertama ‘Zhang Heng-1’ Tiongkok yang digunakan untuk observasi aktivitas seismik melalui informasi elektromagnetik.
Tetapi semua ahli Tiongkok yang berperan penting dalam misi ‘Zhang Heng-1’ tidak ada yang hadir karena tidak mendapat visa. Kecuali ahli yang menghadiri pertemuan di proyek lain.

Pejabat Gedung Putih pada 29 Mei mengatakan bahwa pemerintah AS akan membatasi pemberian visa bagi pelajar dan peneliti Tiongkok ke Amerika Serikat. Kebijakan baru tentang visa ini telah disebarluaskan ke semua kedutaan dan konsulat AS untuk dilaksanakan mulai 11 Juni. Kebijakan baru tentang visa adalah upaya pemerintahan Trump untuk mengantisipasi pencurian besar-besaran terhadap kekayaan intelektual AS oleh pihak Tiongkok.

Pada 6 Juni lalu, Edward J. Ramotowski, wakil asisten sekretaris negara untuk urusan konsuler dan visa AS mengatakan, “Kami telah mengeluarkan beberapa instruksi pemeriksaan tambahan kepada kedutaan dan konsulat AS khusus untuk menangani beberapa warga Tiongkok yang terlibat dalam penelitian pada bidang sensitif. Ini semua adalah tindakan skrining, penyaringan yang tidak melarang siapa pun memasuki Amerika Serikat atau membatasi akses ke negara kita.”

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan memperketat penyaringan (visa) bagi warga Tiongkok yang direkomendasikan oleh pemerintah asing di bidang tertentu yang sangat sensitif. Panduan baru berlaku untuk para mahasiswa pascasarjana asal Tiongkok dan warga negara Tiongkok lainnya yang mungkin juga terlibat dalam studi, penelitian atau kerja pada bidang serupa.

The Associated Press mengutip ucapan pejabat AS memberitakan bahwa bidang sangat sensitif itu adalah bidang-bidang yang terkait program ‘Made in China 2025’ yang diumumkan oleh Beijing.

Direktur FBI, Christopher Wray dalam sidang dengar pendapat di Kongres mengatakan bahwa, spionase akademis Tiongkok telah menyusup ke seluruh bidang disiplin ilmu untuk menguasai pengetahuan dan teknologi AS. Spionase pendidikan menjadi ancaman bagi masyarakat Amerika secara keseluruhan.

Perwakilan perdagangan AS mengeluarkan sebuah laporan yang mengatakan bahwa Tiongkok komunis mencuri rahasia dagang, melakukan pembajakan dan pemalsuan di Internet, dan mengekspor sejumlah besar barang bajakan. Laporan itu juga menyebutkan bahwa pencurian hak kekayaan intelektual oleh pihak Tiongkok telah menyebabkan pihak Amerika Serikat mengalami kerugian senilai 600 miliar dolar AS setiap tahunnya. (Xia Yu/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

FBI Selidiki Spionase Tiongkok di 50 Negara Bagian

0

Direktur FBI Christopher Wray mengungkapkan pada 18 Juli bahwa FBI sedang menyelidiki kasus spionase ekonomi Tiongkok di seluruh 50 negara bagian AS, dan bahwa Tiongkok dianggap sebagai ancaman jangka panjang “paling penting” bagi Amerika Serikat.

Wray, berbicara kepada NBC di Forum Ide Aspen pada 18 Juli, mengatakan spionase Tiongkok “mencakup segalanya dari biji jagung di Iowa sampai turbin angin di Massachusetts dan segala sesuatu di antaranya.”

Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan seperangkat metode-metode peperangan non-konvensional melawan Amerika Serikat, yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan perang tanpa perlu pertempuran pasukan melawan pasukan. Ini termasuk metode-metode subversif untuk menyusup dan melemahkan lembaga-lembaga AS, operasi-operasi propaganda untuk mengubah persepsi publik, program-program perang ekonomi untuk mencuri dari perekonomian AS, dan banyak lagi.

Banyak dari strategi-strategi ini digariskan dalam sebuah buku militer Tiongkok tahun 1999, “Peperangan Tanpa Batas.” Banyak taktik juga menarik dari metode-metode subversif yang lebih tua yang digunakan oleh Uni Soviet, dan yang melampauinya.

Subversi digunakan oleh rezim-rezim komunis untuk secara bertahap menguasai suatu negara dengan menyerang dan melemahkan lembaga-lembaga yang membuatnya berfungsi, mendorong penduduknya ke dalam konflik, untuk membawa negara ke situasi krisis yang memungkinkan untuk intervensi dari luar, baik melalui invasi negara asing maupun struktur politik baru.

Ini juga dirancang untuk secara bertahap mencapai tujuan menciptakan negara komunis dengan merongrong dan menghancurkan keyakinan agama, moralitas, dan tradisi melalui lembaga-lembaga yang menyusup, dan dengan menciptakan gerakan-gerakan advokasi, di antara metode-metode lainnya.

Ketua Komite Intelijen DPR, Rep. Devin Nunes (R-Calif.) Telah menarik perhatian pada senjata ekonomi dari sistem peperangan tanpa batas milik PKT dalam sidang pada 19 Juli.

Mengomentari pada persidangan tersebut, Frank Gaffney, presiden dan CEO dari Pusat Kebijakan Keamanan, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Secure Freedom Minute Radio bahwa “di tengah-tengah perjuangan dengan setiap cara yang tersedia untuk mendapatkan tujuan politik di Washington untuk menetapkan partai mana yang lebih bermusuhan dengan Rusia Vladimir Putin, namun ancaman yang lebih tidak menyenangkan malah semakin sedikit mendapat perhatian.”

“Untungnya, kenyataan bahwa Tiongkok Komunis sebenarnya telah mengobarkan” peperangan tak terbatas “melawan Amerika Serikat selama beberapa dekade adalah fokus dari sidang kongres penting hari ini,” kata Gaffney.

“Sidang ini sangat tepat waktu mengingat upaya-upaya Presiden Trump untuk menggunakan tarif-tarif, pembatasan-pembatasan investasi, dan langkah-langkah lain untuk melawan. Ini mungkin salah satu peluang terakhir kita untuk melakukannya.”

Sistem peperangan tanpa batas dari PKT sering disoroti dalam diskusi tentang ancaman siber Tiongkok dan pencurian kekayaan intelektual, tetapi strategi-strateginya tersebut jauh melampaui ini.

Peperangan tanpa batas menggunakan daftar panjang tentang metode-metode, termasuk “perang budaya,” “perang penyelundupan,” “perang narkoba,” “perang lingkungan,” “perang gerilya,” dan banyak lainnya. Metode-metode ini dapat dibagi ke dalam kategori-kategori dari memerlukan tidak adanya keterlibatan militer, beberapa keterlibatan militer, atau keterlibatan militer secara penuh.

Direktur FBI Christopher Wray ungkpa strategi peperangan cina tiongkok
Infografis tentang subversi dan perang rahasia Tiongkok di Amerika Serikat. (The Epoch Times) Klik di sini untuk versi resolusi tinggi.

Strategi terkait, yang dimasukkan ke dalam strategi resmi Tentara Pembebasan Rakyat PKT, adalah sistem “Tiga Peperangan”, yang mencakup peperangan psikologis yang dirancang untuk mengubah cara orang dalam menafsirkan informasi, peperangan media untuk mengontrol informasi apa yang disediakan, dan peperangan hukum untuk memanipulasi sistem-sistem pengadilan internasional.

Sementara taktik perang subversif dan non-konvensional yang digunakan oleh PKT terungkap, gambaran yang lebih luas masih belum dipahami secara luas, menurut Casey Fleming, CEO BlackOps Partners Corp, perusahaan penasehat cyber dan strategi intelijen global.

“Sebagian besar para pemimpin senior dan anggota parlemen tidak menyadari sejauh mana spionase dan infiltrasi luas yang telah dilakukan pemerintah Tiongkok di semua sektor selama dua dekade terakhir,” kata Fleming.

“Ini adalah bagian dari strategi rezim Tiongkok untuk berpura-pura bermitra sambil menghancurkan bagian dalam ekonomi Amerika untuk mencuri inovasi , rahasia dagang, dan kekayaan intelektual dari setiap sektor: bisnis, militer, pemerintah, akademisi, dan bahkan lembaga think tank dan firma hukum.”

Menurut Fleming, sementara kasus spionase Tiongkok sekarang sedang diselidiki di seluruh Amerika Serikat, kasusnya perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas dari strategi-strategi PKT tersebut.

“Spionase Tiongkok dalam cakupan luas terkait dengan strategi yang lebih luas untuk menumbangkan Amerika Serikat secara ideologis dan akhirnya menyalip Amerika Serikat secara finansial dan militer melalui pencurian kekayaan intelektual yang kuat dan konsisten, dengan kedok penyangkalan yang masuk akal,” katanya.

Wray, berbicara di Aspen, juga menjelaskan konsep ini secara singkat, menyatakan bahwa Tiongkok “berusaha memposisikan diri sebagai kekuatan super dominan” dan bahwa “mereka mencoba untuk menggantikan Amerika Serikat dalam peran itu.”

“Saya pikir Tiongkok, dari perspektif kontra intelijen, mewakili dalam banyak hal ancaman paling luas, paling menantang, paling signifikan yang kita hadapi sebagai sebuah negara,” kata Wray.

“Kapasitasnya, kegunaannya, signifikansinya, adalah sesuatu yang saya pikir negara ini tidak bisa diremehkan.” (ran)

ErabaruNews

Penasehat Trump Kecam Pemimpin Tiongkok Telah Menghambat Perundingan Perdagangan

0

Pada konferensi investor yang diadakan di New York City pada 19 Juli, penasihat ekonomi top Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan dia yakin pemimpin Tiongkok Xi Jinping memblokir kemajuan pada kesepakatan untuk mengakhiri duel tarif AS dan Tiongkok.

Tarif sebesar $34 miliar mulai berlaku pada awal Juli setelah berbulan-bulan negosiasi antar para pejabat perdagangan Tiongkok dengan AS terhenti.

Sambil melayani hadirin dari investor-investor institusional dan manajer hedge fund pada konferensi Delivering Alpha yang disponsori oleh CNBC dan majalah Institutional Investor, Kudlow, yang mengelola Dewan Ekonomi Nasional, membahas topik Tiongkok dan perang perdagangan.

Dia mengatakan bahwa meskipun dia bukan “penggemar berat tarif,” dia telah lama kritis terhadap kebijakan-kebijakan perdagangan Tiongkok.

Dia menambahkan bahwa bola itu sekarang ada di ruang sidang Tiongkok tetapi Xi belum siap berkompromi.

Sementara para pejabat Tiongkok yang berlevel rendah menginginkan sebuah kesepakatan, termasuk penasehat ekonomi top Xi He, namun Xi telah menolak untuk mendengarkan tuntutan-tuntutan Amerika Serikat bahwa reformasi harus dilakukan terhadap transfer teknologi yang dipaksakan Tiongkok dan kebijakan-kebijakan perdagangan diskriminatif lainnya, menurut Kudlow.

“Sejauh yang kita tahu, Presiden Xi, pada saat ini, tidak ingin membuat kesepakatan,” katanya.

“Saya pikir Xi memegang permainan ini. Saya pikir Liu He dan yang lainnya ingin bergerak tetapi tidak,” kata Kudlow. “Kita sedang menunggunya (Xi).”

Tiongkok dapat mengakhiri tarif AS “sore ini dengan memberikan pendekatan yang lebih memuaskan” dan mengambil langkah-langkah yang juga dituntut oleh negara-negara lain, katanya.

Ini termasuk memotong hambatan tarif dan non-tarif untuk impor, mengakhiri pencurian kekayaan intelektual, dan memungkinkan kepemilikan penuh perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Tiongkok.

Kudlow mendukung pemimpinnya dan mengatakan “presiden melakukan hal yang benar” di tengah negosiasi perdagangan yang macet. “Jangan menyalahkan Trump. Salahkan Tiongkok,” katanya.

Mitra-mitra dagang Tiongkok lainnya, termasuk Uni Eropa, meskipun tidak mendukung tarif, juga mengkritik kebijakan perdagangan Beijing, seperti membatasi akses Eropa ke pasar Tiongkok. Ia juga berbagi keprihatinan yang sama dengan Amerika Serikat tentang transfer teknologi secara paksa.

Pada 18 Juli, Uni Eropa memberlakukan bea masuk anti dumping antara 21,8 hingga 83,6 persen pada sepeda listrik dari Tiongkok. Uni Eropa juga sedang menyelidiki apakah produsen-produsen sepeda elektronik Tiongkok mendapat manfaat dari subsidi-subsidi negara.

Tiongkok menanggapi komentar-komentar Kudlow pada 19 Juli, menyebutnya tuduhan-tuduhan “mengejutkan” dan “palsu.” (ran)

ErabaruNews