Home Blog Page 2078

Saksi Mata Pembunuhan Capres Robert Kennedy Buka Suara

0

EpochTimesId – Saksi mata kasus pembunuhan Robert F. Kennedy, Juan Romero, buka suara Jumat (1/6/2018) akhir pekan lalu. Pelayan hotel itu mengungkapkan kepada media massa, detik-detik terakhir pembunuhan terhadap Robert hampir 50 tahun silam.

National Public Radio (NPR) memberitakan bahwa, Juan Romero baru-baru ini muncul dalam sebuah wawancara dengan media. Dalam wawancaranya dengan Story Corps, Dia mengatakan bahwa pada tahun 1968 saat terjadi pembunuhan Robert, dirinya baru berusia 17 tahun.

Dia bekerja di Hotel Ambassador, Los Angeles sebagai pelayan. Ketika itu Robert Francis Kennedy mengadakan pidato kemenangannya, dalam pemilihan pendahuluan kepresidenan.

Robert F. Kennedy menang pada hari pemilihan pendahuluan presiden dari Partai Demokrat California. Menurut laporan, setelah Kennedy berbicara dengan para pendukungnya, dia berjalan menyeberangi lorong dapur hotel dan sempat singgah sebentar untuk memberi salam kepada para pekerja. Dan, Juan Romero adalah salah satu dari mereka yang berada di sana kala itu.

“Saya masih ingat, saya berusaha mengulurkan tangan dan Ia pun menjabat tangan saya,” kata Juan, “Ketika jabatan tangan dilepas, seseorang menembak Robert hingga terkapar.”

Robert F. Kennedy adalah seorang senator New York dan mantan Menteri Kehakiman Federal. Adik laki-laki dari mantan Presiden Amerika, John F. Kennedy itu dibunuh pada tahun 1963 di Dallas, Texas.

Pembunuhan Robert terjadi di Los Angeles pada 5 Juni 1968 pukul 00:15 (waktu setempat). Saat itu, ia baru saja memenangkan nominasi kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat di California dan Dakota Selatan.

Dua puluh enam jam kemudian, dia dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Good Samaritan dalam usia 42 tahun.

Juan Romero sekarang berusia 67 tahun, dia berasal dari Meksiko dan tinggal di AS sejak kecil. Romero masih ingat kalimat terakhir yang diucapkan Senator Kennedy.

“‘Bagaimana kabar kalian, semua baik?” Robert bertanya, saya menjawab ‘Ya'”, tutur Romero.

https://youtu.be/szKTLMPPoA8

Romero kemudian mengangkat kepala Kennedy dengan tangannya.

“Saya bisa merasakan darah mengalir melalui jari-jari tangan saya. Saya ingat ada rosario dalam kantung saku, lalu saya ambil dan saya lilitkan ke tangan kanan Robert. Saya pikir ia lebih membutuhkannya. Lalu orang-orang membawanya pergi,” kenang Romero.

Juan Romero masih ingat bahwa ketika naik bus pada hari berikutnya, seorang wanita yang duduk di dekat Romero mengenali wajahnya dari foto di dalam koran yang ia bawa.

“Wanita tersebut melihat tangan saya dan menemukan ada darah kering yang masih menempel di sela-sela kuku jari saya,” sambung Romero.

Romero juga merinci interaksi pertamanya dengan Robert Kennedy. Dia mengatakan bahwa sehari sebelum Robert mengalami pembunuhan, Dia bersama seorang petugas hotel lainnya masuk ke dalam kamar untuk melayani permintaan Robert. Saat itu Robert berada di dalam dan sedang berbicara di telepon.

“Ia meletakkan telepon dan berkata, masuklah. Kau tahu ketika dia melihatmu. Dia tidak menatapmu —- Dia sedang memikirkanmu. Saya ingat ketika keluar dari kamar. Saya merasakan seperti memiliki tinggi badan 10 meter,” sambungnya.

Meskipun sudah lewat puluhan tahun, perasaan ini masih tetap ada dalam hati Romero. Dalam wawancaranya, Romero mengatakan bahwa pada tahun 2010 dia membeli satu setel jas baru lalu pergi mengunjungi makam Robert Kennedy untuk memberi penghormatan kepadanya.

“Ketika saya mengenakan setelan jas dan berdiri di depan pusaranya, hati saya merasa seperti perasaan ketika saya melihatnya pada hari pertama. Saya merasa (langkah ini) adalah penting, suatu perasaan sebagai seorang warga Amerika. Dan saya merasa sangat nyaman.” (Lin Nanyu/ET/Sinatra/waa)

Video Rekomendasi :

Video Rekomendasi :

“Spiderman” yang dalam 30 Detik Memanjat dan Menyelamatkan Bocah Menjadi Anggota Damkar Prancis

Gassama “spiderman” yang berasal dari Mali-Afrika memanjat sebuah balkon luar apartemen di Paris dan telah menyelamatkan seorang bocah yang bergelantungan pada sebuah railing balkon.

Tindakan nekat nan heroik tersebut menuai banyak pujian. Untuk itu Emmanuel Macron, Presiden Prancis memutuskan menganugerahinya Kewarganegaraan Prancis, selain itu ia juga diterima menjadi seorang anggota pemadam kebakaran.

Mamoudou Gassama dengan tangan kosong memanjat balkon luar lantai 4 sebuah apartemen demi menyelamatkan seorang anak kecil, videonya di internet telah menyedot perhatian lebih dari 1 juta warganet yang membuatnya menjadi terkenal.

Di saat kejadian, Gassama menonton sebuah pertandingan sepak bola, ia melihat orang-orang berkerumun mengelilingi gedung apartemen. Ketika orang lain hanya terpana menonton, Gassama mulai bertindak, ia memanjat melalui balkon luar apatemen menuju ke lantai 4 dan berhasil meraih lengan si bocah serta menariknya ke tempat aman.

Karena Gassama tidak sampai 30 detik telah memanjat balkon (dinding luar) hingga lantai 4, media memberinya julukan “spiderman”.

Pasca kejadian Gassama mendapat undangan ke Istana Ellysee, dan mendapat audisi dengan Macron. Ia mengatakan: “Saya tidak memikir apapun, saya telah memanjat ke atas, Tuhan membantu saya.”

Central News Agency (CNA) melaporkan, pada 29 Mei, Gassama yang ketika itu mengenakan celana panjang training putih dan mengenakan topi baseball hitam, sedang menyerahkan dokumen permohonan izin tinggal legal di distrik Paris, dalam menghadapi peliputan awak media yang saling berebut, ia terlihat agak bingung harus berbuat apa.

Pejabat lokal Pierre Andre Durand mengatakan: “Menyaksikan tindakan heoriknya, siapa yang tidak berkesan mendalam dan keluar rasa kagum dari lubuk hati? Ia menolong orang yang kesusahan, jarang terjadi dalam masyarakat kita ini.”

Gassama melewati jalur imigran di Laut Mediterania dari Italia menuju Prancis. Pejabat itu mengatakn, ia dapat memperoleh ijin kerjanya dalam tempo 1 bulan, dan dalam 3 bulan menerima dokumen kewarganegaraan.

Pada 29 Mei, Gassama yang gerakannya sangat lincah mengunjungi sebuah tim pemadam kebakaran, ia menandatangani masa pelatihan 10 bulan di unit penyelamatan kebakaran Paris, dengan gaji bulanan 600 Euro (9,8 juta rupiah).

Keluarga dari bocah cilik yang telah diselamatkannya berterima kasih kepada Gassama yang bereaksi cepat, nenek si bocah memberitahu Radio RMC, dia “merasa sangat terharu” menonton video penyelamatan bocah oleh Gassama, dia hendak mengucapkan “terima kasih yang sebesar-besarnya” kepada Gassama. (WHS/asr)

Sesungguhnya Insiden 4 Juni Tiananmen Adalah Kudeta Istana dan Militer

0

Buku “Tiananmen Killing” untuk Kali Pertama mengungkap Dokumen Rahasia Kemiliteran PKT

Liang Zhen

Tahun ini menandai ulang tahun ke 29 Pembantaian 4 Juni oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), sebuah buku berformat besar bernama “Tiananmen Killing (Tian An Men Sha Lu)” diterbitkan di Taiwan.

Buku ini, yang diberi judul oleh Bao Yu, sekretaris politik dari Sekretaris Jenderal PKT Zhao Ziyang (1987 – 1989), sebuah buku bergambar dengan thema kudeta militer dan kudeta istana, mengisahkan para pemimpin politik gaek PKT yang dipimpin oleh Deng Xiaoping, bagaimana dengan menggunakan senjata telah melakukan kudeta istana dan kudeta militer.

Ia merampas otoritas sekjen partai Zhao Ziyang untuk melindas gerakan mahasiswa. Juga secara tak langsung menunjukkan bahwa PKT sejak dari berdirinya partai pada 1921 hingga 2018, suatu rentang waktu 97 tahun, senantiasa adalah “rezim komunis yang tidak pernah eksis secara legal”.

Buku ini diedit oleh Yayasan Kebudayaan Qishi dan tim editor “Tiananmen Killing”, yang memakan waktu 2-3 tahun, penerbitan perdana dilakukan pada 31 Mei lalu di Taiwan.

Menurut Qi Jiazhen, seorang penulis yang tinggal di Australia dan pendiri Yayasan Kebudayaan Qishi, buku ini adalah kumpulan dari sejumlah rekan media profesional luar negeri, yang telah mengumpulkan sejumlah besar laporan semasa 4 Juni 1989 oleh media Barat termasuk: “New York Times”, “Times” Magazine dan “Newsweek” AS, “Daily Post” Inggris dan “Concours de Paris” Prancis, serta sejumlah fotografer dan seniman terkenal, yang mempertaruhkan nyawa dalam pengambilan gambar dan karya kreatif, merekam dengan gambar sejarah ril, secara komprehensif dan mendalam mengekspos kejahatan Pembantaian 4 Juni.

Deng melengserkan Hu dan Zhao sejatinya adalah Kudeta Istana

Mengenai sifat hakiki insiden 4 Juni, Qi Jiazhen menyebutkan: “Dalam buku bergambar ‘Tiananmen Killing’ disebutkan, Deng Xiaoping melengserkan Hu Yaobang (sekjen PKT 1980-1987) dan Zhao Ziyang, pada kenyataannya adalah menggerakkan Kudeta Istana, untuk mendorong penindasan berdarah dalam Pembantaian Tiananmen.”

Buku ini juga mencantumkan sejumlah besar gambar/foto-foto berharga, menyajikan kembali ketragisan Pembantaian tersebut.

Jan Wong seorang wartawan “World Post” menggambarkannya dalam buku: “Yang mengejutkan adalah bahwa militer telah menggunakan senjata medan perang… Mereka menembakkan peluru dum-dum yang dapat menembus baja tank musuh, tetapi malah digunakan untuk menghadapi warga sipil yang mengenakan pakaian musim panas….. Banyak orang tertembak malam itu, karena tentara terus menembaki kerumunan.”

Jumlah kematian dan cedera pada “insiden 4 Juni” masih menjadi misteri, buku itu mengutip seorang mahasiswa Beijing yang mengatakan kepada “Newsweek” AS bahwa “1.000 orang tergeletak di Lapangan Tiananmen, tidak tahu apakah mereka hidup atau mati.”

Pada akhir tahun lalu, dokumen-dokumen rahasia terbaru dari Inggris mengungkapkan bahwa dalam insiden berdarah itu militer PKT telah menewaskan sedikitnya 10.000 orang. Angka itu diperoleh Alan Donald, duta besar Inggris untuk Beijing kala itu, melalui seorang relasi di Komisi Dewan Negara PKT, kemudian melalui kabel diplomatik rahasia dikirim ke Inggris.

Dimulai sejak Karl Marx hingga Transplantasi Organ oleh PKT hari ini

Berbeda dengan karya-karya 4-Juni lainnya yang berfokus pada tanggal 4 Juni, buku ini memiliki bentang visi yang lebih luas, dimulai dengan pendiri komunisme Karl Marx, menjelajah sampai kelahiran dan asal-usul komunisme, serta kemudian Revolusi Kebudayaan dan Pembantaian 4 Juni disusul pembunuhan pasca Tiananmen, termasuk penganiayaan terhadap Falun Gong, pengambilan paksa organ, dan penindasan para pengacara hak asasi manusia, dapat dianggap sebagai sebuah sejarah kejahatan komunis yang padat berisi.

Qi Jiazhen mengatakan bahwa tahun ini menandai peringatan ke-200 kelahiran Marx dan juga peringatan tahun ke-170 penerbitan “Manifesto Komunis”, dirasa perlu untuk merefleksikan kejahatan Marx, pencetus Partai Komunis.

Karena 4 Juni tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi memiliki akar penyebabnya. “Jika tidak sepenuhnya mengekspos sifat komunisme yang ekstrem kejam, dari sang pendiri Komunis Karl Marx, dari Stalin Uni Soviet dan pembunuhan oleh Lenin, insiden 4 Juni tidak berani menjadi begitu merajalela.

Sejarah PKT ditandai dengan pembukaan yang menggunakan pembantaian berdarah, menciptakan ketakutan, dan membuat masyarakat Tiongkok takluk di bawah moncong senapan.”

Qi Jiazhen berharap bahwa melalui penerbitan buku tersebut, agar rakyat di daratan Tiongkok sekali lagi mengenali kejahatan PKT.

“Keruntuhan PKT tinggal menunggu waktu”, dan menyambut publik untuk menyimpan catatan tentang fakta kebenaran 4 Juni dan memberikannya kepada mereka, demi penyediaan materi bagi pembentukan arsip 4 Juni di luar negeri kelak. (WHS/asr)

Terduga Teroris Alumnus Universitas Riau yang Ditangkap Berencana Serang DPR dan DPRD

Epochtimes.id- Densus 88 Polri berhasil menangkap tiga orang alumnus Universitas Riau di Gelandang Mahasiswa FISIP Unri di Pekanbaru, Riau, Sabtu (02/06/2018). Petugas berhasil menyita bom dan sejumlah bahan peledak lainnya.

Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan seorang MNZ yang ditangkap telah ditetapkan sebagai tersangka. Terduga teroris telah merencanakan untuk menyerang DPRD Riau di Pekanbaru.

Sedangkan dua orang alumnus UNRI lainnya yakni RBW dan OS yang ditangkap Densus 88 Polri masih berstatus sebagai saksi. Keduanya ditangkap saat polisi membekuk MNZ.

Menurut Wasisto, polisi mengamankan sejumlah barang bukti selama penangkapan dan pengumpulan barang bukti. Sebuah bom pipa, granat buatan sendiri, serta triperoxide triacetone buatan sendiri (TATP), yang dikenal sebagai “ibu Setan,” berhasil diamankan petugas.

“Juga diamankan senapan angin dan satu set busur dan anak panah, serta bahan lain seperti pupuk yang bisa digunakan untuk membuat bom,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (03/06/2018).

Terduga teroris berinisial MNZ diketahui terkait jaringan Jemaah Anshorut Daulah (JAD).

Sosok ini disebut Kadivhumas Polri terkait dengan jaringan Batty Bagus Nugraha alias kholid yakni kelompok JAD yang tewas dalam penangkapan kelompok JAD Bekasi dan Pekalongan pada 13 Mei 2018 di Terminal Pasir Hayam, Cilaku, Cianjur, Jawa Barat.

JAD terinspirasi dari ISIS, sebuah organisasitermasuk daftar teroris Departemen Luar Negeri AS. Organisasi ini telah menarik ratusan simpatisan di Indonesia.

Bulan lalu, polisi menembak mati empat orang yang menggunakan pedang samurai untuk menyerang petugas di Mapolda Riau, Pekanbaru.

Serangan terjadi setelah serangkaian pemboman bunuh diri oleh teroris yang menargetkan gereja-gereja dan markas polisi di Surabaya.

Secara keseluruhan, sekitar 30 orang meninggal dalam serangan di Surabaya, termasuk 13 orang tewas yang diduga pelaku bom bunuh diri. (asr)

Pertemuan Trump-Kim Akan Digelar 12 Juni Mendatang di Singapura

Ivan Pentchoukov

Epochtimes.id- Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada 12 Juni mendatang sebagaimana dijadwalkan sebelumnya.

Trump menyampaikannya setelah bertemu dengan pejabat senior Korea Utara Kim Yong Chol selama lebih dari satu jam pada Jumat (1/06/2018) di Gedung Putih.

Kim Yong Chol mengirimkan surat pribadi dari Kim Jong Un kepada Trump.

Trump mengatakan belum membaca surat tersebut sepenuhnya. Percakapan mencakup sejumlah topik, termasuk sanksi.

Setelah tiba, Kepala Staf Gedung Putih, John Kelly mengantar pejabat Korea Utara itu ke Kantor Oval untuk bertemu dengan presiden Trump.

Setelah pertemuan itu, delegasi Korea Utara berbincang dengan Trump di halaman Gedung Putih. Presiden dan delegasi Korea Utara kemudian berpose untuk foto-foto bersama.

Trump dan Pompeo mengantar Kim Yong Chol ke mobilnya.

Sebelum pertemuan Jumat, Kim Yong Chol bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo di New York City pada Rabu dan Kamis lalu.

Pompeo mengatakan pembicaraan kedua pihak mengarah kepada hal fositif.

“Kami berpikir bekerja sama, rakyat Amerika Serikat dan Korea Utara dapat menciptakan masa depan yang ditentukan oleh persahabatan dan kolaborasi, bukan oleh ketidakpercayaan dan ketakutan dan ancaman,” kata Pompeo pada Kamis.

“Kami sangat berharap ketua Kim Jong Un berbagi visi positif ini untuk masa depan.”

Pompeo berada di ruangan saat Trump dan Kim Yong Chol bertemu.

Amerika Serikat mencari komitmen untuk menyelesaikan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.

Trump dan Pompeo keduanya menjanjikan Korea Utara masa depan yang cerah dan makmur jika rezim komunis setuju untuk meninggalkan senjata nuklir.

Trump dan Kim dijadwalkan bertemu di Singapura pada 12 Juni.

Namun sempat ada pembatalan Trump didorong oleh perubahan drastis dalam retorika Kim dan pejabat senior Korea Utara pada awal Mei.

Meskipun pembatalan, Trump membiarkan pintu terbuka untuk memperbarui jadwal KTT.

Pyongyang menanggapi dengan pernyataan yang menunjukkan keinginan untuk tetap menggelar KTT.

Sejak itu, persiapan untuk pertemuan itu menjadi sangat penting. Sejumlah delegasi dari Washington dan Pyongyang mengadakan pertemuan di zona demiliterisasi di Korea Utara dan di New York.

“Kami akan melihat apa yang terjadi,” kata Trump pada Kamis.

“Ini sebuah proses. Itu semua proses. Kita lihat saja nanti.”

“Dan semoga kita akan mengadakan pertemuan pada tanggal 12,” tambahnya.

“Itu berlangsung sangat baik, tapi saya ingin itu menjadi bermakna. Itu tidak berarti semuanya diselesaikan dalam satu pertemuan; mungkin Anda harus memiliki kedua atau ketiga. Dan mungkin kita tidak akan memilikinya. ” (asr)

Hujan Badai Menewaskan 17 Orang dan 11 Terluka di India

Epochtimes.id- Negara bagian Uttar Pradesh di India terkena hujan badai mematikan yang merenggut 17 nyawa dan menyebabkan 11 orang luka-luka. Empat orang tewas di kawasan Uttarakhand’s Mandal.

Seperti dilansir newindianexpress.com, Sabtu (02/06/2018) juru bicara pemerintah Uttar Pradesh mengatakan bahwa sebagian besar kematian disebabkan karena tertimpa pepohonan dan insiden rumah runtuh.

Juru Bicara pemerintahan mengatakan Moradabad ikut dilanda badai, dengan sebanyak tujuh kematian dilaporkan dari distrik, diikuti oleh tiga kematian di daerah Sambhal.

Dua kematian dilaporkan masing-masing dari Muzaffarnagar dan Meerut, sementara satu kematian dilaporkan dari Amroha.

Empat orang terluka di Amroha, tiga di Moradabad dan dua orang di Muzaffarnagar.

Pemerintah negara bagian telah mengarahkan semua pejabat distrik untuk membagikan bantuan dalam waktu 24 jam.

Sebelumnya pada Kamis lalu, Departemen Meteorologi India (IMD) mengeluarkan peringatan badai dengan angin kencang dan hujan di berbagai daerah negara bagian Uttar Pradesh.

Peringatan itu muncul dua hari setelah badai mematikan yang menewaskan lebih dari 30 orang di berbagai negara di seluruh negeri termasuk Uttar Pradesh, Bihar dan Jharkhand.

Negara itu dilanda oleh tiga badai pasir besar bulan lalu yang menewaskan lebih dari 130 orang.

Pada 13 Mei 2018 lalu, 39 orang tewas di berbagai distrik termasuk distrik Bareilly, Barabanki, Bulandshahr dan Lakhimpur Khiri.

Pada 9 Mei 2018, badai dahsyat menewaskan 18 orang dan 27 lainnya luka-luka.

Lima orang tewas di distrik Etawah, masing-masing tiga di Mathura, Aligarh dan Agra, dua di Firozabad dan masing-masing di Hathras dan Kanpur Dehat.

Badai dan petir pada 2-3 Mei 2018 menyebabkan 80 orang tewas di negara bagian itu, kebanyakan di distrik Agra di bagian barat negara bagian. (asr)

Ini yang Diungkapkan Kim Jong-un dalam Surat Pribadi Kepada Trump

oleh Ma Li

Ini adalah surat pribadi yang saat ini menjadi perhatian dunia.

Pada hari Jumat (1 Juni), Kim Yong-chol, mantan kepala mata-mata Korea Utara dan antek Kim Jong-un tiba di Washington DC untuk menyerahkan surat pribadi Kim Jong-un kepada Presiden Trump.

Wall Street Journal memberitakan, sesuai dengan isi surat tersebut, cukup tinggi rasa optimis KTT Trump dengan Kim Jong-un akan berlangsung sesuai jadwal.

Menurut pejabat Deplu AS yang mengetahui surat itu bahwa, isi surat pribadi Kim Jong-un cukup pendek, ia hanya menyatakan keinginannya untuk menghadiri KTT sesuai dengan jadwalnya, itu saja tanpa membuat konsesi apapun, juga tidak mengeluarkan ancaman apapun.

Kim Yong-chol, ‘Kurir surat’ Kim akan singgah di AS sampai hari Sabtu, pada 31 Mei, ia menemui Menlu Mike Pompeo di New York untuk suatu pembicaraan. Akibat melakukan serangan cyber terhadap AS dan perannya dalam program senjata nuklir Korea Utara, Kim Yong-chol oleh AS dimasukkan ke dalam daftar hitam kena sanksi.

Presiden Trump berencana untuk berlibur akhir pekan di Camp David, Maryland, di sana Trump akan menerima laporan dan rencana perkembangan terakhir tentang KTT. Amerika Serikat kembali menegaskan bahwa pemerintah AS menghendaki Korea Utara menerapkan denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.

Pada bulan April tahun ini, Trump menerima undangan pertemuan dari Kim Jong-un yang jelas mengejutkan dunia. Namun, karena Korea Utara sering ingkar janji, mengeluarkan kritikan kasar terhadap Wakil Presiden AS Mike Pence, sehingga Trump mengumumkan penolakan untuk bertemu Kim pada 24 Mei lalu. Dengan upaya positif dari pihak Kim Jong-un dan Amerika Serikat, kemungkinan KTT ‘tidak jadi tenggelam’.

Namun, jurubicara Gedung Putih pada 29 Mei menegaskan bahwa sementara pemerintah AS secara aktif mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi tersebut, tetapi juga telah mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi yang lain.

“Saat ini persiapan sedang berlangsung, kami telah membuat persiapan ganda, dan kami sedang melakukan persiapan sesuai dengan jadwal KTT yang telah disepakati bersama, karena kami berharap pertemuan ini bisa terjadi, tapi kami juga perlu membuat persiapan lainnya,” demikian Sarah Sanders menyebutkan.

Anggota Senat Komite Hubungan Luar Negeri Subkomisi Asia Timur, Senator Edward Markey mengatakan, negosiasi antara Amerika Serikat dengan Korea Utara telah kembali ke jalur, ini adalah hal yang menggembirakan, namun Amerika Serikat tidak dapat jatuh ke dalam perangkap Korea Utara.

Edward Markey berpendapat bahwa, jika negosiasi mengalami jalan buntu, maka AS perlu meningkatkan lebih lanjut sanksi ekonomi terhadap Korea Utara. Jika perlu (jika negosiasi gagal) Kongres AS harus mempersiapkan langkah-langkah yang lebih ketat, termasuk memberikan sanksi berat terhadap pendukung rezim Kim Jong-un yakni Tiongkok. (Sinatra/asr)

Giuseppe Conte Dilantik Sebagai Perdana Menteri Italia

0

EpochTimesId – Giuseppe Conte dilantik dan disumpah menjadi Perdana Menteri Italia, Jumat, 2 Juni 2018 waktu setempat. Conte akan menjadi pemerintah anti-kemapanan Eropa pertama yang bertekad merombak peraturan Uni Eropa tentang anggaran dan imigrasi.

Conte, seorang profesor hukum berusia 53 tahun yang kurang dikenal. Dia didukung oleh ‘Gerakan 5-Star’ yang tumbuh dari jaringan protes akar rumput, dan Liga sayap kanan yang bersama-sama telah mengeluarkan agenda pemotongan pajak, serta pemotongan anggaran dan pengeluaran kesejahteraan yang lebih tinggi.

Pemerintah dibentuk setelah tiga bulan kebuntuan politik, usai pemilu 4 Maret yang tidak menghasilkan pemenang mutlak. Dengan para mantan saingannya menyetujui kesepakatan pada menit terakhir, pada Kamis untuk mencegah sebuah pemilihan baru di musim panas dengan gejolak pasar yang berkembang.

Kekecewaan pemilih yang meluas telah melihat partai anti-kemapanan mengganggu politik arus utama di seluruh benua, termasuk Jerman dan Perancis. Tetapi, ini adalah pertama kalinya mereka akan menjalankan pemerintahan negara utama di Eropa barat.

Conte tidak berkomentar kepada wartawan setelah upacara pelantikannya di istana presiden bercorak abad ke-16 di Roma, di sebuah ruangan dengan cermin emas besar yang diapit bendera Italia dan Uni Eropa.

“Saya akui bahwa saya tercekat dan bahagia,” kata pemimpin Liga, Salvini dalam tweet yang menunjukkan bahwa dia pernah secara formal berpakaian dengan kancing baju teratasnya untuk acara tersebut.

‘5-Star’ dan Liga memiliki mayoritas suara kedua di majelis parlemen, di mana pemerintah akan menghadapi pemungutan suara kepercayaan pada awal pekan besok, untuk dapat bekerja sepenuhnya.

Italia menjadi tuan rumah Perjanjian Persiapan Uni Eropa Roma 60 tahun yang lalu, tetapi Italia yang pro-Uni Eropa yang antusias telah semakin kecewa dengan Eropa, menyalahkan aturan fiskal selama dua dekade stagnasi ekonomi.

Ketidakpuasan berkembang dalam beberapa tahun terakhir ketika ratusan ribu migran telah mendarat di pantai Italia dari Afrika Utara, mendorong dukungan untuk Liga.

Masa depan Italia di zona euro telah mendominasi ketidakpastian politik minggu lalu, dengan Presiden Sergio Mattarella memveto pilihan asli koalisi untuk menteri ekonomi, ekonom euroceptic, Paolo Savona.

Veto itu memicu pemecahan upaya pertama koalisi untuk membentuk pemerintahan dan reaksi marah dari para pemimpin koalisi.

Savona menganjurkan ‘rencana B’ untuk membawa Italia keluar dari euro jika dibutuhkan. Plan B itu, menakuti pasar keuangan. Meskipun sentimen memburuk terhadap Eropa, dua jajak pendapat minggu ini menunjukkan antara 60 dan 72 persen orang Italia tidak ingin meninggalkan euro.

Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk mengucapkan selamat kepada Conte atas pengangkatannya. “Untuk mengatasi tantangan bersama, kita membutuhkan persatuan dan solidaritas lebih dari sebelumnya,” katanya dalam sebuah surat.

Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker berkicau di twitter, bahwa eksekutif Uni Eropa akan berada di pihak Italia pada jalur reformasi dan tetap memperhatikan harapan Italia dan proposal untuk masa depan UE.

Ironisnya, setelah pelantikan di Istana Quirinale, para politisi yang awal pekan ini menyerukan impeachment terhadap Mattarella akan berbaur dengannya di sebuah resepsi di taman Renaisans yang indah untuk menandai Pesta Republik.

Pasar keuangan, yang menjual aset Italia sangat awal pekan ini, telah pulih karena potensi pemilu ulang mereda. Indeks saham blue-chip Italia ditutup naik 1,5 persen pada hari itu dan imbal hasil obligasi Italia jatuh untuk hari ketiga.

Orang Italia jengkel oleh belasan pekan kebuntuan politik, walau bersedia memberi kesempatan kepada koalisi.

“Saya berharap bahwa pemerintah ini akan mulai dengan baik, kita akan lihat, tetapi setidaknya kita harus menguji mereka,” kata pensiunan Roma, Alberto Lapira.

Salvini akan menjadi menteri dalam negeri pemerintahan baru dan pemimpin 5-Star, Luigi Di Maio mengambil peran kementerian gabungan berpengaruh yang baru dibentuk, yang terdiri dari urusan tenaga kerja dan portofolio industri.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte meninjau penjaga kehormatan di istana Chigi di Roma, Italia, 1 Juni 2018. (Alessandro Bianchi/Reuters/The Epoch Times)

Kedua pemimpin utama koalisi juga akan menjadi wakil perdana menteri. Conte mungkin memiliki waktu yang sulit membuktikan dia bisa menjadi lebih dari boneka di tangan para sponsor politiknya sangat berpengaruh.

Salvini telah berjanji untuk meningkatkan deportasi imigran gelap dan merubah sistem suaka. Sementara Di Maio akan berjuang untuk menerapkan kebijakan unggulan 5-Star dalam jaminan pendapatan hingga 780 euro per bulan untuk orang miskin.

Sementara pasar investasi dibebani oleh akhir ketidakpastian politik, suasana hati mereka akan diuji jika koalisi mulai menindaklanjuti janji kebijakannya yang mahal.

Italia, dengan utang sebesar lebih dari 130 persen dari output ekonominya, adalah negara zona euro yang paling banyak terlilit utang setelah Yunani. Italia sering digambarkan sebagai “terlalu besar untuk gagal” karena blok mata uang tidak dapat menjaminnya, jika menjadi negara gagal.

Savona yang berusia 81 tahun tetap masuk dalam pemerintahan sebagai menteri urusan Eropa. Jabatan yang kurang kuat di pemerintahan Italia, namun dia akan tetap berperan dalam kebijakan ekonomi karena masih memungkinkan untuk berinteraksi dan bernegosiasi dengan Brussels dan berbicara tentang isu-isu Uni Eropa.

Penggantinya, sebagai menteri ekonomi adalah profesor ekonomi Giovanni Tria, seorang tokoh yang kurang dikenal yang menyerukan perubahan aturan anggaran Uni Eropa. Dia mengkritik surplus transaksi berjalan besar Jerman, tanpa menyarankan Italia harus meninggalkan euro. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Pidato Internal, Kim Jong-un Menghendaki Senjata Nuklir Dipertahankan

oleh Qin Yufei

Setelah Presiden Trump mengumumkan pembatalan bertemu Kim Jong-un di KTT, Kim Jong-un mengeluarkan perintah kepada Departemen Luar Negeri Korea Utara dan Partai Buruh yang isinya : Pendekatan diplomatik usang perlu diganti, yang kita butuhkan adalah diplomasi yang kreatif. Ia juga mengatakan bahwa kekuatan nuklir perlu dipertahankan.

Media ‘Daily NK’ melaporkan bahwa Kim Jong-un dalam dokumen internal menyebutkan : Pertahankan kekuatan nuklir kita yang merupakan benteng bagi negara sosialis. Itu adalah strategi diplomatik independen yang senantiasa perlu terus kita kawal. Biarkan Amerika Serikat mengibarkan bendera putih.

Kim Jong-un mengkritik Kementerian Luar Negeri yang taktik usangnya menyebabkan memburuknya hubungan AS – Korea Utara. Juga mengecam para pejabat Korea Utara yang mengeluarkan komentar yang bernada sangat ofensif kepada Amerika Serikat.

Sumber memberitakan kepada Daily NK bahwa Kim Jong-un telah mengkritik para pejabat seniornya dan meminta mereka untuk mengadopsi pendekatan pragmatis untuk memenuhi persyaratan perubahan cepat saat ini untuk menghadapi KTT AS – Korea Utara.

Kim Jong-un mengirim pesan ini pada 25 Mei. Hari sebelumnya, Presiden Trump mengeluarkan surat terbuka untuk membatalkan pertemuan dengan Kim.

Kim Jong-un dalam dokumen internalnya mengemukakan : Menggunakan strategi diplomatik tradisional untuk mendapatkan kepemimpinan puncak dalam KTT AS – Korea Utara hanya dapat menciptakan situasi diplomatik yang berbahaya. Akan menghadapi kegagalan  dalam membangun kepercayaan dengan musuh jangka panjang kita, Amerika Serikat.

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choi Sun-hee baru-baru ini menghina Wakil Presiden AS Pence dengan mengatakan bahwa Korut tidak mengemis untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat, tetapi  siap untuk berkonfrontasi antar nuklir dengan Amerika Serikat.

Tapi sebuah sumber asal Pyongyang mengatakan bahwa mengingat pernyataan kepada masyarakat internasional harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Kim Jong-un, pernyataan Kim Jong-un tersebut adalah cara untuk menghindari tanggung jawab atas perubahan hubungan AS – Korut yang tiba-tiba memburuk.

Kim Jong-un dalam pidato internalnya mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah negara adikuasa yang sombong jadi kiranya perlu untuk mempelajari dengan seksama semua tren dan niat sesungguhnya dari Amerika Serikat.

Kim Jong-un meminta para pejabatnya untuk mengikuti strategi dan taktik diplomatik yang ditetapkan oleh partai, secara hati-hati dalam memastikan bahwa negosiasi dengan Amerika Serikat dapat terlaksana.

Ketika utusan khusus Kim Jong-un, Kim Yong-chol berangkat ke New York untuk mencoba meratakan jalan menuju KTT Trump – Kim Jong-un, Kim Jong-un menyampaikan keluhannya terhadap Amerika kepada Menteri Luar Negeri Rusia yang berkunjung ke Pyongyang pada Kamis lalu. Kepada Sergey Lavrov Kim mengatakan bahwa ia berharap untuk memperluas kerjasama dengan Rusia.

“Dalam menghadapi hegemonisme Amerika, saya bersedia untuk bertukar pandangan secara rinci dan mendalam dengan pemimpin Anda saat kami mulai beradaptasi dengan situasi politik saat ini.”

NBC mengutip tiga orang pejabat AS yang mengatakan bahwa laporan internal dari CIA menyimpulkan bahwa Korea Utara tidak berniat meninggalkan senjata nuklir dalam waktu dekat.

“Semua orang tahu bahwa mereka tidak akan meninggalkan senjata nuklir,” kata seorang pejabat intelijen yang melihat laporan itu. Beberapa hari setelah Trump membatalkan KTT, laporan itu beredar secara internal.

Wall Street Journal melaporkan bahwa Departemen Keuangan AS telah menyiapkan lebih dari 30 sasaran baru sebagai sanksi kepada Korea Utara, juga termasuk entitas dari Rusia dan Tiongkok. Namun, Amerika Serikat akan menangguhkan  pelaksanaannya sepanjang KTT AS – Korut terselenggara. (Sinatra/asr)

Delegasi Korea Utara Temui Trump di Gedung Putih

0

EpochTimesId – Pejabat senior Korea Utara, Kim Yong Chol tiba di Gedung Putih. Dia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump di Kantor Oval, pukul 2:10 dinihari, Jumat, 1 Juni 2018.

Kepala Staf Gedung Putih, John Kelly mengantar Kim Yong Chol ke Kantor Oval untuk bertemu dengan presiden AS. Kim Yong Chol membawa surat pribadi dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk Trump.

Kim Yong Chol sebelumnya bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo di New York City pada hari Rabu dan Kamis. Pompeo, yang sudah dua kali bertemu dengan Kim Jong Un, mengatakan pembicaraan bergerak ke arah yang benar.

“Kami berpikir bahwa bekerja sama, orang-orang Amerika Serikat dan Korea Utara dapat menciptakan masa depan yang ditentukan oleh persahabatan dan kolaborasi, bukan oleh ketidakpercayaan, ataupun ketakutan dan ancaman,” kata Pompeo pada hari Kamis (31/5/2018).

“Kami sangat berharap bahwa Ketua Kim Jong Un berbagi visi positif ini untuk masa depan.”

Pompeo berada di ruangan ketika Trump dan Kim Yong Chol bertemu setidaknya selama 40 menit.

Amerika Serikat mencari komitmen untuk menyelesaikan denuklirisasi total Semenanjung Korea, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah. Trump dan Pompeo, keduanya menjanjikan masa depan yang cerah dan makmur untuk Korea Utara jika rezim komunis setuju untuk menanggalkan senjata nuklirnya.

Trump dan Kim dijadwalkan bertemu di Singapura pada 12 Juni mendatang, namun pemimpin Amerika itu sempat membatalkan pertemuan puncak yang direncanakan bulan lalu. Pembatalan Trump didorong oleh perubahan drastis dalam retorika Kim dan pejabat senior Korea Utara pada awal Mei.

Meskipun membatalkan rencana pertemuan, Trump membiarkan pintu terbuka untuk memperbarui KTT. Pyongyang menanggapi dengan pernyataan beriklim sejuk, yang menunjukkan keinginan untuk tetap menggelar KTT.

Sejak itu, persiapan untuk pertemuan itu menjadi sangat penting, dengan delegasi dari Washington dan Pyongyang mengadakan pertemuan di New York dan bagian utara zona demiliterisasi.

“Kami akan melihat apa yang terjadi,” kata Trump pada hari Kamis. “Ini sebuah proses. Itu semua proses. Kita lihat saja nanti.”

“Dan semoga kita akan mengadakan pertemuan pada tanggal 12,” tambahnya. “Itu berjalan sangat baik, tapi saya ingin itu menjadi berarti. Itu semuanya tidak akan berarti, jika tidak diselesaikan dalam satu pertemuan; mungkin Anda harus memiliki kedua atau ketiga. Dan mungkin kita tidak akan memilikinya.” (Ivan Pentchoukov/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

WHO : Tembakau Membunuh 7 Juta Orang Setiap Tahun

0

Epochtimes.id- Sebagai rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2018, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis tembakau membunuh lebih dari 7 juta orang setiap tahun, meskipun pengurangan penggunaan tembakau secara global terus menurun, seperti yang ditunjukkan dalam Laporan Global WHO yang baru tentang Tren Prevalensi Tembakau Merokok 2000-2025.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa di seluruh dunia, 27% merokok tembakau pada tahun 2000, dibandingkan dengan 20% pada tahun 2016.

Namun, laju tindakan dalam mengurangi permintaan tembakau dan kematian terkait dan penyakit yang tertinggal komitmen global dan nasional untuk mengurangi penggunaan tembakau sebesar 30% pada tahun 2025 di antara orang-orang berusia 15 dan lebih tua.

Jika tren berlanjut pada lintasan saat ini, dunia hanya akan mencapai pengurangan 22% pada tahun 2025.

Temuan utama lainnya dari laporan terbaru termasuk:

Perubahan merokok: Ada 1,1 miliar perokok dewasa di dunia saat ini, dan setidaknya 367 juta pengguna tembakau tanpa asap. Jumlah perokok di dunia baru saja mengubah abad ini: itu juga 1,1 miliar pada tahun 2000. Ini karena pertumbuhan penduduk, bahkan ketika tingkat prevalensi menurun.

Berdasarkan jenis kelamin: Untuk pria berusia 15 tahun ke atas, 43% merokok tembakau pada tahun 2000 dibandingkan dengan 34% pada tahun 2015. Untuk wanita, 11% merokok pada tahun 2000, dibandingkan dengan 6% pada tahun 2015.

Tembakau tanpa asap: sekitar 6,5% dari populasi global berusia 15 tahun ke atas menggunakan tembakau tanpa asap (8,4% laki-laki dan 4,6% perempuan).

Respon negara: Lebih dari separuh dari semua Negara Anggota WHO telah mengurangi permintaan akan tembakau, dan hampir satu dari delapan kemungkinan akan memenuhi target pengurangan 30% pada tahun 2025. Tetapi negara-negara harus melakukan lebih banyak untuk memantau penggunaan tembakau dalam segala bentuknya – tidak hanya tembakau merokok. Saat ini, satu dari empat negara tidak memiliki cukup data untuk memantau epidemi tembakau mereka.

Remaja: Di seluruh dunia, sekitar 7%, atau lebih dari 24 juta anak-anak berusia 13–15 tahun, merokok (17 juta anak laki-laki dan 7 juta anak perempuan). Sekitar 4% anak-anak berusia 13–15 tahun (13 juta) menggunakan produk tembakau tanpa asap.

Negara-negara berkembang: Lebih dari 80% perokok tembakau tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICS).

Prevalensi merokok menurun lebih lambat di LMIC daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi, dan jumlah perokok sedang meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah.

Asisten Direktur Jenderal WHO untuk NCD dan kesehatan mental, Dr Svetlana Axelrod, mengatakan  pihaknya mengetahui kebijakan dan tindakan apa yang dapat meningkatkan tingkat berhenti tembakau, mencegah orang mulai menggunakan tembakau, dan mengurangi permintaan.

“Kami harus mengatasi hambatan untuk menerapkan langkah-langkah seperti perpajakan, melarang pemasaran dan menerapkan kemasan polos. Kesempatan terbaik kami untuk sukses adalah melalui persatuan global dan tindakan multisektoral yang kuat terhadap industri tembakau, ” tambahnya. (asr)

Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2018, Masih Banyak Orang Tak Menyadari Rokok Penyebab Penyakit Jantung dan Stroke

0

Epochtimes.id- Berdasarkan laporan WHO, penggunaan tembakau telah menurun secara nyata sejak tahun 2000.

Meski demikian, pengurangan tersebut tidak cukup untuk memenuhi target yang disepakati secara global yang ditujukan untuk melindungi orang-orang dari kematian dan menderita penyakit kardiovaskular dan penyakit tidak menular lainnya (NCD).

Sebagai rangka memperingati, World No Tobacco Day 2018, WHO bersama dengan World Heart Federation untuk menyoroti hubungan antara tembakau dan penyakit kardiovaskular (CVD) – penyebab utama kematian dunia, bertanggung jawab atas 44% dari semua kematian NCD, atau 17,9 juta angka kematian setiap tahunnya.

Penggunaan tembakau dan paparan asap adalah penyebab utama penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke, yang menyebabkan sekitar 3 juta kematian per tahun.

Namun bukti menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan tembakau.

“Kebanyakan orang tahu bahwa menggunakan tembakau menyebabkan kanker dan penyakit paru-paru, tetapi banyak orang tidak menyadari bahwa tembakau juga menyebabkan penyakit jantung dan stroke – pembunuh utama di dunia,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Hari Tanpa Tembakau Dunia ini, WHO menarik perhatian pada fakta bahwa tembakau tidak hanya menyebabkan kanker, itu benar-benar mematahkan hati,” katanya.

Sementara banyak orang yang menyadari penggunaan tembakau meningkatkan risiko kanker, ada kesenjangan yang mengkhawatirkan dalam pengetahuan tentang risiko kardiovaskular dari penggunaan tembakau.

Di banyak negara, kesadaran yang rendah ini cukup besar; misalnya di Tiongkok, lebih dari 60% populasi tidak merokok dapat menyebabkan serangan jantung, menurut Global Adult Tobacco Survey.

Di India dan Indonesia, lebih dari separuh orang dewasa tidak tahu merokok dapat menyebabkan stroke.

“Pemerintah memiliki kekuatan di tangan mereka untuk melindungi warga mereka dari penderitaan yang tidak perlu dari penyakit jantung,” kata Dr Douglas Bettcher, Direktur WHO untuk Pencegahan NCD.

“Tindakan yang mengurangi risiko terhadap kesehatan jantung yang ditimbulkan oleh tembakau termasuk membuat semua publik dalam ruangan dan tempat kerja benar-benar bebas asap rokok dan mempromosikan penggunaan peringatan paket tembakau yang menunjukkan risiko kesehatan tembakau,” tambahnya.

Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) tahun 2018 dilaksanakan setiap 31 Mei 2018. Gerakan ini mengajak kepada perokok agar berhenti menghisap rokok selama 34 jam di seluruh dunia. (asr)

Madeleine Albright: Tiongkok Adalah Ancaman Lebih Besar Dibanding Rusia untuk Amerika Serikat

0

WASHINGTON – Madeleine Albright, mantan Menteri Luar Negeri AS di bawah Presiden Bill Clinton, sekarang mengatakan bahwa Tiongkok adalah musuh yang jauh lebih besar untuk Amerika Serikat daripada Rusia. Pernyataan itu berbeda dengan retorika partisan di antara banyak partisan di sisi Demokrat, yang telah menunjuk pada Rusia sebagai ancaman keamanan nasional yang paling mendesak karena telah “mengganggu” dengan pemilihan Presiden AS pada tahun 2016.

Dalam wawancara publik dengan The Washington Post, David Ignatius pada hari Kamis, Madeleine Albright menyuarakan ketidaksepakatannya dengan Strategi Pertahanan Nasional yang baru dari Pentagon, yang diterbitkan pada bulan Januari dan mendaftar Tiongkok dan Rusia sebagai musuh utama Amerika Serikat di tahun-tahun mendatang.

“Strategi Pertahanan [Nasional] Amerika Serikat yang baru sekarang mengatakan Rusia dan Tiongkok adalah musuh besar kita. Saya pikir itu adalah hadiah untuk Putin, karena mereka tidak setara dengan Tiongkok,” kata Albright,” Tiongkok benar-benar kekuatan yang berkembang dalam cara yang besar, menembus berbagai tempat. Orang-orang Rusia tidak ada di sana. Tapi saya yakin Putin sangat senang membaca itu.”

Dengan menyamakan Rusia dengan Tiongkok, strategi pertahanan AS yang baru digariskan tersebut dapat memberi Putin pembenaran untuk mengambil sikap yang lebih agresif terhadap Barat, kata Albright.

Strategi Pertahanan Nasional Pentagon mencerminkan pandangan Strategi Keamanan Nasional Gedung Putih, yang telah diresmikan oleh Trump pada bulan Desember 2016 dan meletakkan kasus tersebut untuk persiapan menghadapi “kekuatan revisionis” Rusia dan Tiongkok yang menantang Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Dengan menggambarkan ancaman Tiongkok ke Amerika Serikat sebagai lebih serius daripada Rusia, Albright menjauhkan dirinya dari pandangan umum di kalangan Demokrat dan media utama, yang banyak di antaranya sejak pemilu 2016 telah tanpa henti dalam menggambarkan narasi bahwa Donald Trump bersekongkol dengan Rusia untuk memenangkan pemilihan presiden tahun itu.

Wawancara Albright dimaksudkan untuk memperkenalkan bukunya “Fascism: A Warning,” judul buku yang banyak pengamat melihat upaya untuk menggesek Presiden Trump dan gerakan politik yang ia hasilkan. Namun demikian, Albright juga tampaknya menunjukkan bahwa momentum politik Trump dan pendukungnya adalah hasil kerja sendiri daripada produk campur tangan asing dari Rusia.

Albright juga mengatakan bahwa Amerika Serikat masih perlu aktif dalam mendorong kembali melawan ekspansi Rusia di Eropa. “Kita harus tahu apa yang kita yakini dan mencoba untuk mendorong balik apa yang dilakukan Rusia untuk melemahkan semua negara itu,” kata Albright.

Pensiun dari pelayanan publik sejak tahun 2001, mantan diplomat AS di bawah Bill Clinton tersebut adalah ketua dari Albright Stonebridge Group, sebuah “perusahaan penasihat strategi dan bisnis global” yang telah dicatat untuk menyediakan layanan konsultasi bagi Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan internasional yang ingin melakukan bisnis di Republik Rakyat Tiongkok. (ran)

ErabaruNews

Amerika Kembali ke Tarif Semula Setelah Tiongkok Gagal dengan Korea Utara

Korea Utara adalah alasan utama di balik keputusan Amerika Serikat untuk melanjutkan tarif-tarif yang telah diusulkan untuk Tiongkok, menurut para ahli urusan Tiongkok.

Pernyataan bersama antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dirilis pada 19 Mei yang membuat percekcokan perdagangan antar kedua negara tertahan. Sepuluh hari kemudian, bagaimanapun, Gedung Putih berbalik arah dan mengumumkan bahwa Amerika Serikat, akan, bagaimanapun, maju dengan memberlakukan 25 persen bea atas barang-barang teknologi impor Tiongkok senilai $50 miliar.

“Mulai sekarang, kita mengharapkan hubungan perdagangan menjadi adil dan menjadi timbal balik,” kata Presiden Donald Trump dalam sebuah pernyataan pada 29 Mei.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders, berbicara pada pertemuan pers harian pada 30 Mei, menekankan kembali sikap Trump. Dia berkata, “Apa yang menjadi perhatian Presiden adalah memastikan dia menghentikan praktik-praktik perdagangan tidak adil yang telah dilakukan Tiongkok selama beberapa dekade,” termasuk praktik pencurian kekayaan intelektual, kata Sanders.

Frank Xie Tian, ​​seorang profesor bisnis di University of South Carolina-Aiken, menjelaskan perubahan balik arah yang mendadak tersebut karena “peningkatan pembelian barang dan jasa AS secara signifikan,” itu saja, seperti yang ditulis dalam pernyataan bersama, tidak dapat secara fundamental mengurangi defisit perdagangan AS dengan Tiongkok, dalam wawancara dengan The Epoch Times.

“Amerika menginginkan perubahan struktural [dari Tiongkok],” kata Xie, menjelaskan bahwa “penyebab mendasar di balik ketidakseimbangan perdagangan tersebut, campur tangan pemerintah [di pasar], subsidi, rabat pajak ekspor, manipulasi mata uang, semua ini [praktik oleh Tiongkok] harus diubah.”

Alasan lain adalah peran yang dimainkan Tiongkok dalam negosiasi yang sedang berlangsung dengan Korea Utara mengenai denuklirisasi, kata Xie. Dia menjelaskan bahwa Korea Utara memperkuat retorikanya dua kali setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Beijing, pertama di bulan Maret, kemudian untuk kedua kalinya pada awal Mei. Kim mengancam akan membatalkan KTT dengan Trump, sementara pejabat senior Korea Utara Choe Son Hui mengusulkan “pertarungan nuklir-ke-nuklir.”

Profesor Xie menjelaskan, “Saya pikir Gedung Putih marah tentang bagaimana Tiongkok telah ikut campur dalam masalah nuklir Korea Utara.”

Wen Zhao, seorang komentator politik yang berbasis di Kanada bersama NTD, penyiaran televisi yang berbasis di New York, menjelaskan hubungan antara perdagangan dengan masalah Korea Utara pada The Epoch Times: meskipun Tiongkok tidak berjanji untuk mengurangi surplus perdagangan dengan jumlah tertentu dalam pernyataan bersama, Trump setuju untuk kompromi dalam upaya untuk mendapatkan Tiongkok pada ketetapan yang sama mengenai Korea Utara. Namun karena Trump baru-baru ini telah membuat Korea Utara kembali ke meja perundingan melalui caranya sendiri [termasuk surat yang ditulis dengan kuat kepada Kim], Trump tidak lagi perlu mematuhi kompromi perdagangan yang mungkin tidak dia sukai sejak awal tersebut.

Tiongkok dapat melihat tekanan tambahan dari Amerika Serikat karena perundingan denuklirisasi terus berlanjut. Menurut laporan 22 Mei oleh blog berita, The Washington Reporter, sebuah rencana sedang dirumuskan oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton, Departemen Keuangan, CIA (Central Intelligence Agency), dan Departemen Luar Negeri untuk memberikan sanksi kepada 13 eksekutif bank Tiongkok karena mereka telah melanjutkan bisnis mereka dengan Korea Utara, melanggar perjanjian sanksi PBB. Sanksi AS akan membekukan aset mereka dan memberlakukan larangan perjalanan, menurut laporan tersebut.

Departemen Keuangan AS tidak menanggapi pertanyaan tentang nama-nama dan bank-bank tersebut saat pertemuan pers.

Tiga eksekutif dari China Construction Bank, salah satu dari empat bank besar yang dikelola negara di Tiongkok dengan total aset 12,28 triliun yuan (sekitar $1,9 triliun) pada tahun 2011; tiga eksekutif dari Agricultural Bank of China, bank yang dikelola negara dengan total aset 13,24 triliun (sekitar $2 triliun); dan tiga eksekutif dari Postal Savings Bank of China, bank ritel komersial dengan total aset 8,28 triliun yuan (sekitar $1,3 triliun) pada tahun 2016, berada di antara target yang diidentifikasi, menurut Washington Reporter.

Profesor Xie percaya bahwa pada akhirnya, Tiongkok akan menyerah pada tuntutan perdagangan AS, mengingat bagaimana Amerika Serikat dapat menemukan pengganti produk-produk Tiongkok dari negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, dan Malaysia.

Di sisi lain, “untuk rezim Tiongkok, kehilangan pasar Amerika akan menjadi pukulan ekonomi yang menghancurkan,” kata Xie. Amerika Serikat adalah pembeli barang Tiongkok terbesar, jadi Tiongkok lebih suka bernegosiasi bagaimana menurunkan surplus perdagangan dan mendapatkan lebih sedikit, daripada tidak melakukan bisnis sama sekali, jelasnya. (ran)

ErabaruNews

Tiongkok Menyandarkan Harapan pada Hong Kong Tidak Menyerahkan Buronan ke AS

0

HONG KONG – Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, telah menolak permintaan tahun lalu untuk menyerahkan buronan ke dalam tahanan Amerika Serikat, atas perintah Tiongkok.

Dalam laporan tahunan tentang pusat keuangan Asia yang diterbitkan minggu ini, Departemen Luar Negeri mengatakan penolakan Oktober lalu adalah contoh pertama sejak bekas koloni Inggris tersebut kembali ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997.

Hong Kong memiliki perjanjian ekstradisi formal dengan Amerika Serikat tetapi tidak dengan Tiongkok, meskipun yang terakhir telah menyerahkan tersangka kriminal atas dasar ad-hoc setelah melewati banyak tahun.

Penolakan itu “atas perintah pemerintah pusat (Tiongkok),” kata Departemen Luar Negeri, menambahkan bahwa buronan tersebut kemudian dibebaskan ke tahanan Tiongkok “atas dasar bahwa pemerintah pusat sedang memburu tindakan kriminal secara terpisah.”

Ia menambahkan, “Pemerintah pusat tidak memberikan informasi mengenai disposisi untuk kasus yang dimiliki sendiri tersebut.”

Pengaturan “satu negara, dua sistem” Hong Kong menjamin bahwa tingkat otonomi yang tinggi tidak dinikmati di Tiongkok daratan, termasuk sistem peradilan dan penegakan hukum yang independen.

Laporan AS tersebut tidak menyebutkan nama buronan, atau detail kejahatannya, tetapi media Hong Kong melaporkan bahwa orang tersebut adalah Iat Hong, seorang peretas komputer dan penduduk Macau yang dituduh oleh otoritas AS dengan tuduhan mencuri informasi rahasia dari firma hukum AS dan memperdagangkannya demi keuntungan .

Reuters tidak dapat segera melacak detail kontak untuk Hong.

Seorang juru bicara konsulat AS di Hong Kong tidak memberikan rincian lebih lanjut ketika dihubungi oleh Reuters, dan menolak untuk mengkonfirmasi apakah orang tersebut adalah Iat Hong.

Permintaan ekstradisi Hong telah ditolak, bagaimanapun, telah disebutkan di dalam surat Departemen Kehakiman AS tahun ini, dalam kasus korupsi terpisah AS yang melibatkan pengusaha dan mantan pejabat senior Hong Kong, Patrick Ho.

“Penerapan ekstradisi panjang dan rumit” untuk Hong ditolak setelah hampir 10 bulan persidangan di Hong Kong, kata surat tersebut.

“Hong … belum, dan tampaknya tidak akan pernah, diekstradisi,” tambahnya. Ho ditangkap saat berada di New York pada bulan November 2017. Departemen Kehakiman AS telah menuduhnya melakukan penyuapan dan pencucian uang.

Kantor Lam, dan Departemen Kehakiman AS, menolak memberikan komentar segera.

Anggota parlemen pro demokrasi Hong Kong, James To, mengatakan, kasus tersebut telah merusak kepercayaan publik terhadap otonomi Hong Kong dan mendesak pemimpin kota untuk menjelaskan keputusan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pemuda di Hong Kong telah menyatakan frustrasi atas apa yang mereka anggap sebagai pengaruh merayap otoritas Beijing atas budaya dan kebebasan kota tersebut.

Laporan AS juga menyebutkan tanda-tanda tentang melampaui batas yang diterapkan oleh otoritas Tiongkok daratan di Hong Kong.

“Otoritas pemerintah pusat … mengeluarkan pernyataan-pernyataan publik yang telah mencairkan kekentalan konsep ‘tingkat otonomi tinggi’ dan kebebasan yang direnungkan dalam Undang-undang Dasar,” katanya, mengacu pada konstitusi kota tersebut.

Misalnya, pada November 2017, Komite Kerja Kongres Rakyat Nasional Tiongkok (NPCSC) mewajibkan Hong Kong untuk mengadopsi undang-undang agar memberlakukan penyalahgunaan terhadap bendera atau lagu kebangsaan Tiongkok sebagai tindak pidana.

Sebulan kemudian, laporan tersebut menunjukkan, NPCSC menyetujui rencana agen keamanan Tiongkok daratan untuk ditempatkan di stasiun kereta api berkecepatan tinggi yang sedang dibangun yang akan menghubungkan Hong Kong dengan kota-kota Tiongkok selatan. Hukum Tiongkok Daratan juga akan diterapkan di sana.

Ketua Partai Demokrat Wu Chi-wai, dalam wawancara dengan Radio Free Asia, menunjukkan bahwa rezim Tiongkok memiliki pendekatan yang berbeda terhadap Hong Kong sekarang.

“Mereka [rezim Tiongkok] biasa menggunakan kontrol melalui modal yang didukung komunis dengan cara yang jauh lebih di bawah tanah; mereka tidak pernah meletakkan semua kartu mereka di atas meja seperti ini sebelumnya,” katanya.

Wu mengacu pada insiden tertentu: pada 28 Mei, situs berita Hong Kong Free Press mengungkapkan bahwa kantor penghubung rezim Tiongkok di Hong Kong mengendalikan Sino United Publishing, salah satu konglomerat penerbitan terbesar Hong Kong. Perusahaan ini juga memiliki banyak toko buku di kota, termasuk Penerbitan Bersama (Joint Publishing).

“Pengambilalihan mereka atas Penerbitan Bersama, dan kesediaan mereka untuk menyuarakannya, dengan cara terbuka seperti itu dengan jelas menunjukkan bahwa pemerintah pusat bahkan tidak peduli tentang penyeberangan garis-garis tertentu ketika harus menghormati satu negara, dua sistem [kerangka] sekarang ,” Kata Wu.

ErabaruNews