Saksi Mata Pembunuhan Capres Robert Kennedy Buka Suara

EpochTimesId – Saksi mata kasus pembunuhan Robert F. Kennedy, Juan Romero, buka suara Jumat (1/6/2018) akhir pekan lalu. Pelayan hotel itu mengungkapkan kepada media massa, detik-detik terakhir pembunuhan terhadap Robert hampir 50 tahun silam.

National Public Radio (NPR) memberitakan bahwa, Juan Romero baru-baru ini muncul dalam sebuah wawancara dengan media. Dalam wawancaranya dengan Story Corps, Dia mengatakan bahwa pada tahun 1968 saat terjadi pembunuhan Robert, dirinya baru berusia 17 tahun.

Dia bekerja di Hotel Ambassador, Los Angeles sebagai pelayan. Ketika itu Robert Francis Kennedy mengadakan pidato kemenangannya, dalam pemilihan pendahuluan kepresidenan.

Robert F. Kennedy menang pada hari pemilihan pendahuluan presiden dari Partai Demokrat California. Menurut laporan, setelah Kennedy berbicara dengan para pendukungnya, dia berjalan menyeberangi lorong dapur hotel dan sempat singgah sebentar untuk memberi salam kepada para pekerja. Dan, Juan Romero adalah salah satu dari mereka yang berada di sana kala itu.

“Saya masih ingat, saya berusaha mengulurkan tangan dan Ia pun menjabat tangan saya,” kata Juan, “Ketika jabatan tangan dilepas, seseorang menembak Robert hingga terkapar.”

Robert F. Kennedy adalah seorang senator New York dan mantan Menteri Kehakiman Federal. Adik laki-laki dari mantan Presiden Amerika, John F. Kennedy itu dibunuh pada tahun 1963 di Dallas, Texas.

Pembunuhan Robert terjadi di Los Angeles pada 5 Juni 1968 pukul 00:15 (waktu setempat). Saat itu, ia baru saja memenangkan nominasi kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat di California dan Dakota Selatan.

Dua puluh enam jam kemudian, dia dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Good Samaritan dalam usia 42 tahun.

Juan Romero sekarang berusia 67 tahun, dia berasal dari Meksiko dan tinggal di AS sejak kecil. Romero masih ingat kalimat terakhir yang diucapkan Senator Kennedy.

“‘Bagaimana kabar kalian, semua baik?” Robert bertanya, saya menjawab ‘Ya'”, tutur Romero.

https://youtu.be/szKTLMPPoA8

Romero kemudian mengangkat kepala Kennedy dengan tangannya.

“Saya bisa merasakan darah mengalir melalui jari-jari tangan saya. Saya ingat ada rosario dalam kantung saku, lalu saya ambil dan saya lilitkan ke tangan kanan Robert. Saya pikir ia lebih membutuhkannya. Lalu orang-orang membawanya pergi,” kenang Romero.

Juan Romero masih ingat bahwa ketika naik bus pada hari berikutnya, seorang wanita yang duduk di dekat Romero mengenali wajahnya dari foto di dalam koran yang ia bawa.

“Wanita tersebut melihat tangan saya dan menemukan ada darah kering yang masih menempel di sela-sela kuku jari saya,” sambung Romero.

Romero juga merinci interaksi pertamanya dengan Robert Kennedy. Dia mengatakan bahwa sehari sebelum Robert mengalami pembunuhan, Dia bersama seorang petugas hotel lainnya masuk ke dalam kamar untuk melayani permintaan Robert. Saat itu Robert berada di dalam dan sedang berbicara di telepon.

“Ia meletakkan telepon dan berkata, masuklah. Kau tahu ketika dia melihatmu. Dia tidak menatapmu —- Dia sedang memikirkanmu. Saya ingat ketika keluar dari kamar. Saya merasakan seperti memiliki tinggi badan 10 meter,” sambungnya.

Meskipun sudah lewat puluhan tahun, perasaan ini masih tetap ada dalam hati Romero. Dalam wawancaranya, Romero mengatakan bahwa pada tahun 2010 dia membeli satu setel jas baru lalu pergi mengunjungi makam Robert Kennedy untuk memberi penghormatan kepadanya.

“Ketika saya mengenakan setelan jas dan berdiri di depan pusaranya, hati saya merasa seperti perasaan ketika saya melihatnya pada hari pertama. Saya merasa (langkah ini) adalah penting, suatu perasaan sebagai seorang warga Amerika. Dan saya merasa sangat nyaman.” (Lin Nanyu/ET/Sinatra/waa)

Video Rekomendasi :

Video Rekomendasi :