Presiden Filipina Duterte Deklarasikan Kota Marawi Bebas dari Teroris

Epochtimes.id– Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan Kota Marawi dibebaskan dari teroris pro-ISIS pada Selasa. Militan maute telah menguasai selama 148 hari kota tersebut.

Seorang juru bicara militer mengatakan 20-30 pemberontak masih terus berjuang dan menahan sekitar 20 sandera.

Duterte mengunjungi Marawi, sehari setelah dua pemimpin milisi pemberontak tewas.

“Hadirin sekalian, dengan ini saya menyatakan Kota Marawi dibebaskan dari pengaruh teroris yang menandai dimulainya rehabilitasi kota,” kata Duterte dalam sebuah pernyataan kepada tentara di kota tersebut.

Seorang imam berdoa di depan tas mayat yang berisi sisa-sisa korban pengepungan Marawi sebelum pemakaman massal di sebuah pemakaman di Iligan City, di Pulau selatan Mindanao pada 24 Juli 2017, (TED ALJIBE / AFP / Getty Images)

Isnilon Hapilon, emir ISIS di Asia Tenggara, dan Omarkhayam Maute, satu dari dua “Khalifah” yang memimpin aliansi teroris Dawla Islamiya, tewas dalam operasi yang ditargetkan pada 16 Oktober lalu.

Pihak berwenang mengatakan mayat mereka telah ditemukan dan diidentifikasi.

Pendudukan kota Marawi selama 148 hari oleh teroris ISIS menandai krisis keamanan terbesar di negeri itu selama bertahun-tahun.

Pengamat mengatakan bahwa pemerintah telah lama meremehkan sejauh mana ekstremisme telah mengakar di daerah Muslim yang miskin dan terbelakang di tengah penduduk Filipina dengan mayoritas Katolik.

Petugas membongkar kantong jenazah yang berisi korban pengepungan Marawi saat pemakaman massal di sebuah pemakaman umum di Marawi, di pulau selatan Mindanao pada tanggal 24 Juli 2017, saat pertempuran antara tentara pemerintah dan militan memasuki bulan kedua. (TED ALJIBE / AFP / Getty Images)

Selama wawancara sebelumnya yang disiarkan di televisi Filipina, PTV4 pada 13 Oktober, Duterte mengatakan, “Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengakhiri perang ini dengan damai. Kami tidak pernah berniat untuk menghancurkan tempat suci umat Islam.”

“Sangat mudah untuk menghancurkan masjid-masjid, hanya menjatuhkan seratus bom dan hal itu dilakukan (Tapi) Anda tahu, kita harus sangat berhati-hati dengan kepekaan masyarakat,” Duterte menambahkan.

Asap mengepul dari rumah-rumah setelah pemboman udara oleh pesawat Angkatan Udara Filipina mengenai lokasi teroris di Marawi di pulau selatan Mindanao pada 17 September 2017. (FERDINANDH CABRERA / AFP / Getty Images)

Juru bicara militer Restituto Padilla mengatakan bahwa meskipun pertempuran tersebut tidak sepenuhnya berakhir, para teroris yang tersisa adalah “orang-orang yang tidak berprestasi” yang tidak lagi menjadi ancaman.

“Tidak mungkin mereka bisa keluar lagi, tidak ada jalan bagi siapa pun untuk masuk,” kata Padilla kepada saluran berita ANC.

Sumber : Reuters/The Epochtimes