Bantuan Rahasia Partai Komunis Tiongkok Menghalangi Demokratisasi Negara-negara Berkembang

Tiongkok telah menjadi fokus minggu ini. Beberapa data menunjukkan bahwa jumlah bantuan asing oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menyusul Amerika Serikat, namun tidak memperbaiki perkembangan negara-negara berkembang, hanya untuk mencegahnya dari demokrasi dan mempertahankan kediktatoran mereka.

Dalam beberapa dekade terakhir, ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah berevolusi dari penerima bantuan asing ke donor bantuan luar negeri. Namun bantuan luar negeri PKT yang tertutup telah membuat masyarakat internasional tidak tahu di mana dana bantuan luar negerinya telah hilang dan bagaimana pembelanjaan tersebut dikeluarkan.

BBC melaporkan bahwa mengapa PKT menyimpan rahasia bantuan luar negerinya? William & Mary College AidData Research Lab mengatakan hal ini karena PKT melihat Program Pembiayaan Pembangunan Internasional sebagai “rahasia negara”.

Untuk mengangkat misteri bantuan luar negeri PKT, AidData mengungkapkan data baru minggu ini untuk melacak situasi pembiayaan bantuan luar negeri PKT dari tahun 2000 sampai 2014.

Selama periode ini, Beijing menyumbang US$354,3 miliar ke 140 negara. Sebaliknya, jumlah bantuan luar negeri AS adalah $ 394,6 miliar.

Sifat bantuan AS dan Tiongkok berbeda karena jenis bantuan luar negeri juga sangat berbeda. Sebagian besar bantuan luar negeri di Amerika Serikat berupa bantuan pembangunan resmi (ODA), yang merupakan bantuan yang ketat. Sebagian besar bantuan luar negeri PKT difokuskan pada “aliran resmi lainnya” (OOF), terutama untuk proyek komersial.

ODA menyumbang 93% dari total jumlah bantuan luar negeri AS, tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan ekonomi, setidaknya seperempat bantuan adalah subsidi langsung, tidak perlu membayar kembali pinjaman tersebut.

Sebaliknya, hanya 21% bantuan luar negeri PKT adalah ODA, dan sebagian besar bantuannya berupa pinjaman komersial dan perlu dilunasi dengan bunga.

Bantuan asing PKT menghalangi reformasi demokratis di negara-negara berkembang. Dengan bantuan luar negeri Beijing yang mengejar ketinggalan Washington, hal itu bisa berdampak luas pada kebijakan diplomatik internasional.

Samantha Custer, direktur analisis kebijakan di AidData, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jika Amerika Serikat menelusuri kembali jejak global mereka, PKC dapat mengambil keuntungan karenanya dan mengkonsolidasikan posisinya di negara berkembang.

Ada bukti yang menunjukkan bahwa pinjaman PKT telah berdampak pada sistem pinjaman global, yang memaksa negara-negara atau organisasi-organisasi bantuan tradisional, yang sudah ada selama ini, untuk berhenti mengusahakan permintaan-permintaan untuk negara-negara penerima tersebut. Ekonom Diego Hernandez mengatakan bahwa bantuan luar negeri PKT telah meningkatkan persaingan di antara negara-negara bantuan tradisional.

“Ketika sebuah negara Afrika menerima bantuan dari PKT, Bank Dunia akan mengurangi syarat-syarat tambahan dalam pinjamannya.” Hernand telah menemukan data dari AidData bahwa setiap kenaikan bantuan PKC 1%, Bank Dunia akan mengurangi 15% syarat-syarat tambahan untuk pinjaman tersebut, seperti liberalisasi pasar atau transparansi ekonomi dari negara penerima pinjaman.

Para kritikus telah lama menuduh sisi “bantuan nakal” Tiongkok untuk mengijinkan beberapa negara melepaskan diri dari reformasi demokrasi, karena mereka dapat beralih ke PKT untuk meminta bantuan, dan menghindari kajian (institusi) lembaga bantuan Barat tradisional.

Kamboja adalah sebuah contoh. Surat kabar independen dan LSM Barat ditutup karena pemimpin Kamboja telah memperkuat hubungan mereka dengan Partai Komunis Tiongkok dan memiliki keberanian untuk menolak permintaan Washington untuk pemilihan yang adil.

Charles Xiaojun, asisten profesor Universitas British Columbia, Kanada, mempelajari dampak bantuan luar negeri PKT terhadap Afrika. Dia berpendapat bahwa reformasi demokrasi mereka telah melambat karena negara-negara berkembang tersebut telah menyimpulkan bahwa mereka dapat beralih ke PKT untuk mendapatkan bantuan dan mengabaikan tuntutan politik negara-negara bantuan Barat. (ran)