Komite Kehakiman Panggil FBI untuk Ungkap Dugaan Suap Nuklir Rusia

EpochTimesId – Seorang informan kunci mengenai operasi penyuapan Rusia di terkait kesepakatan untuk mendapatkan uranium AS diduga dicegah untuk bersaksi pada masa pemerintahan Obama. Saksi itu diancam dengan tuntutan hukum.

Ketika muncul kabar bahwa Clinton mungkin mendapat keuntungan dari kesepakatan Rusia, Komite Kehakiman Senat sekarang meminta saksi tersebut untuk datang bersaksi.

Senator Chuck Grassley (Republikan-Iowa) meminta kesaksian tersebut dalam serangkaian surat pada 18 Oktober 2017 waktu setempat, yang dia kirim ke 10 agen federal. Dia meminta agar saksi yang saat itu dilarang berbicara oleh FBI, agar diizinkan untuk memberi kesaksian di depan Kongres.

The Hill menerbitkan sebuah cerita eksklusif pada 17 Oktober 2017 lalu. Laporan mengungkapkan bahwa pejabat industri nuklir Rusia terlibat dalam penyuapan, pembayaran kembali, pemerasan dan pencucian uang yang terkait dengan pembelian Uranium One yang memberi Rusia 20 persen pasokan uranium Amerika.

Yayasan milik Clinton diduga menerima beberapa pembayaran dari orang-orang di belakang perusahaan Rusia tersebut, yang mencakup $US 500.000 untuk pidato Bill Clinton, dan $US 2,35 juta di bursa lain antara tahun 2009 dan 2013. Mantan Sekretaris Negara Hillary Clinton diduga memanfaatkan posisinya untuk melanggengkan Kesepakatan dengan Rusia. Pada bulan yang sama The Clinton Foundation menerima pembayaran dari Rusia.

Beberapa pejabat saat ini dan mantan pejabat AS lainnya terseret dalam kasus itu, termasuk penasihat khusus investigasi Rusia saat ini Robert Mueller. Ada juga nama Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein, mantan Direktur FBI James Comey, dan mantan Jaksa Agung Loretta Lynch.

Saksi FBI yang diduga memiliki rincian tentang pertukaran Rusia di balik kesepakatan tersebut dicegah berbicara kepada Kongres di bawah pemerintahan Obama. Hill melaporkan pada 18 Oktober 2017 bahwa dia diminta untuk menandatangani sebuah perjanjian non-disclosure (NDA) oleh FBI di bawah James Comey, dan diancam dengan tuntutan pidana oleh Departemen Kehakiman di bawah Lynch jika dia berbicara dengan Kongres.

Dalam sebuah surat terbuka kepada Jaksa Agung Jeff Sessions pada 18 Oktober 2017, Grassley meminta salinan NDA, dan meminta Departemen Kehakiman untuk membebaskan saksi untuk bersaksi dan berjanji untuk tidak melakukan pembalasan terhadapnya karena komunikasi dengan itikad baik dengan Kongres.

“Pembatasan ini tampaknya secara tidak benar mencegah individu untuk tidak membuat pengungkapan yang kritis dan baik terhadap Kongres karena kesalahan potensial. Mereka juga bermaksud membatasi akses Komite terhadap informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tanggung jawab pengawasan konstitusionalnya,” ujar Grassley dalam suratnya.

“Komite ini memiliki yurisdiksi pengawasan Departemen Kehakiman, dan jika NDA ini benar-benar ada, hal itu menghalangi kemampuan Komite untuk melakukan tugasnya,” imbuhnya.

Presiden Donald Trump juga mengomentari kasus tersebut dalam rangkaian tweet. Dia menyatakan, “kesepakatan Uranium ke Rusia, dengan bantuan Clinton dan sepengetahuan Pemerintahan Obama, adalah cerita terbesar yang tidak ingin diikuti oleh Media!” (waa)