Spanyol Desak Katalan Patuhi Madrid

EpochTimesId – Pemerintah Spanyol mendesak warga Katalonia untuk menerima kontrol langsung dari Madrid dan mengabaikan instruksi dari pemimpin separatis yang dicabut kekuasaan. Himbauan itu dikeluarkan sehari Madrid memutuskan untuk mengambil langkah konstitusional yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pemerintah Spanyol melucuti kekuasaan pemerintah otonomi Katalonia sebagai upaya terakhir untuk menggagalkan kampanye kemerdekaan Bangsa Katalan. Kebijakan tersebut juga diambil karena adanya kekhawatiran tentang kerusuhan dan gejolak ekonomi di jantung zona euro.

Menteri Luar Negeri Spanyol, Alfonso Dastis menyampaikan seruan bagai bangsa Katalan untuk mematuhi Madrid. Menurutnya, Semua yang pemerintah coba lakukan dengan sangat terpaksa, adalah untuk mengembalikan tatanan hukum, mengembalikan konstitusi, sekaligus juga peraturan Katalan.

“Kami akan mendirikan otoritas yang akan mengatur urusan sehari-hari Catalonia sesuai dengan hukum dan norma Catalan. Saya harap semua orang akan mengabaikan instruksi apapun yang akan mereka (pemerintah lama Katalonia) berikan karena mereka tidak memiliki hak legal,” kata Dastis, seperti dikutip TheEpochTimes dari BBC TV.

Sayangnya, keputusan Madrid membuat suasana semakin bergolak. Puluhan ribu demonstran pro-kemerdekaan turun ke jalan-jalan di Barcelona, Sabtu (21/10/2017) dan Minggu (22/10/2017).

Juru Bicara parlemen Katalonia, Carme Forcadell, mengatakan bahwa dia tidak akan menerima langkah Madrid. Forcadell bahkan menudiang Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy melakukan kudeta.

Para pemimpin Catalonia mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima peraturan langsung yang dipaksakan oleh Madrid. Presiden Catalan, Carles Puigdemont mengatakan bahwa kondisi saat ini justru meningkatkan kemungkinan bahwa mereka dan para pendukungnya untuk melepaskan diri dari kekuasaan Spanyol.

Kebijakan yang diambil Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy masih membutuhkan persetujuan Senat. Setelah memperoleh persetujuan yang diharapkan, Madrid dapat menguasai sepenuhnya keuangan Catalonia, polisi dan media publik serta mengekang kekuasaan parlemen daerah hingga enam bulan, sampai pemilihan regional baru digelar.

Aksi protes jalanan pro dan kontra kemerdekaan di Katalonia telah melibatkan ratusan ribu orang. Meskipun sebuah tindakan keras oleh polisi nasional selama referendum kemerdekaan Catalonia 1 Oktober 2017 membuat ratusan orang terluka, namun demonstrasi tersebut tetap berlangsung hingga saat ini.

Namun rencana Rajoy yang belum pernah ada sebelumnya untuk menggunakan kekuatan konstitusional khusus telah membuat marah kedua belah pihak. Kebijakan itu juga menimbulkan kekhawatiran akan potensi kerusuhan jika para pemimpin CKatalan menolak dan menggalang pembangkangan sipil.

Ketakutan Ekonomi

Para investor mengaku khawatir tentang kemungkinan dampak dari gerakan kemerdekaan Katalan, yang menjadi kawasan dari seperlima ekonomi Spanyol. Ratusan perusahaan telah memindahkan kantor pusat mereka ke luar wilayah Katalan, termasuk ke Madrid. Pemerintah pusat pun telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya.

Mikel Lekue, pembalap Spanyol berusia 24 tahun yang belajar di Barcelona, mengatakan bahwa dia tidak mendukung kemerdekaan Catalan. Namun dia mengkritik taktik Rajoy dalam menyerukan pasal 155 dari konstitusi nasional untuk pertama kalinya guna mengendalikan wilayah Katalan.

“Saya tidak setuju dengan pasal 155. Atas semua kesalahan yang telah dibuat oleh pemerintah Catalan, dan mereka telah membuat banyak, saya tidak berpikir solusinya adalah untuk menghapus otonomi Catalan. Saya rasa mereka perlu duduk dan bicara,” katanya saat ditemui di Barcelona.

Presiden Katalan Puigdemont, yang telah membuat sebuah deklarasi simbolis kemerdekaan pada 10 Oktober 2017 usai referendum menyebut kebijakan Rajoy sebagai serangan terburuk terhadap orang-orang Katalonia sejak kediktatoran militer Spanyol. Puigdemont mengatakan bahwa dia akan membuat ancamannya untuk terus maju dengan sebuah suara parlemen mengenai kemerdekaan sebelum peraturan langsung diberlakukan.

“Saya meminta parlemen (Catalan) untuk bertemu dalam sebuah sidang pleno, di mana kita, wakil-wakil kedaulatan rakyat, akan dapat memutuskan untuk melikuidasi pemerintah dan demokrasi kita, dan bertindak sebagai konsekuensinya,” kata Puigdemont.

Rajoy, yang bertindak dengan dukungan dari Raja Felipe dan partai oposisi utama di Madrid, mengatakan bahwa krisis tersebut membahayakan pemulihan ekonomi terbesar keempat zona euro.

“Tujuan kami adalah untuk memulihkan hukum dan persekutuan normal antara warga negara, yang telah memburuk; kemudian melanjutkan dengan pemulihan ekonomi, yang kini berada di bawah ancaman Katalonia, dan merayakan pemilihan dalam situasi normal,” katanya.

Komite regional diperkirakan akan mengambil sikap pada Senin (23/10/2017) ini. Mereka akan mengadakan sidang untuk memutuskan secara resmi apakah akan mengumumkan kemerdekaan Republik Katalonia.

Media Katalan mengatakan Puigdemont bisa membubarkan parlemen regional dan melakukan pemilihan pada Jumat depan. Menurut hukum Catalan, pemilihan tersebut akan berlangsung dalam waktu dua bulan.

Itu akan memungkinkan Puigdemont untuk melakukan pemungutan suara lebih awal dari yang diperhitungkan oleh Rajoy, yang menargetkan jadwal pemilihan selama enam bulan. (waa)