Amerika Ajak Eropa Tetapkan Hizbullah Sebagai Teroris

EpochTimesId – Parlemen Amerika Serikat memutuskan untuk mendukung sanksi baru terhadap Iran dan organisasi teroris Hizbullah yang didukung oleh Lebanon. Dewan Perwakilan Rakyat Amerika itu memutuskan akan menjatuhkan tiga sangsi terkait Hizbullah, Rabu (25/10/2017) waktu setempat.

Rumah perwakilan Amerika itu merancang tigas sangsi utama bagi Hizbullah. Ketiga sanksi itu adalah embargo ekonomi terhadap Iran, menghukum dan menghentikan penjualan senjata kepada pihak yang mendukung Hizbullah, dan mengajak Eropa untuk menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris.

Rumah perwakilan Amerika itu sepakat bahwa Iran dan Hizbullah melanggar Hak Asasi Manusia karena sering menggunakan warga sipil sebagai tameng. Amerika sendiri sudah menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris asing sejak tahun 1997.

Parlemen AS akan segera menyusun undang-undang guna mengesahkan sanksi tersebut. Dalam pengesahan Undang-Undang tersebut juga akan dirinci sanksi-sanksi tambahan bagi Iran.

Awal Oktober 2017 ini, Washington menawarkan hadiah jutaan dolar untuk pejabatnya. Presiden Donald Trump ingin mendapatkan analisa mendalam terkait strateginya untuk menekan pengaruh regional Iran di Timur Tengah.

“Langkah-langkah kritis ini akan memberlakukan sanksi baru untuk memberantas pembiayaan Hizbullah, dan meminta pertanggungjawaban atas tindakan kematian dan penghancurannya,” kata Wakil Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen AS, Ed Royce.

Sanksi baru Amerika untuk Iran dipicu kebijakan baru Presiden Trump terhadap program nuklir Iran. Trump menilai Iran tidak mengikuti kesepakatan dengan sejumlah negara terkait pengembangan nuklir yang tidak mengarah menjadi pembuatan rudal dengan hululedak nuklir.

Trump tidak menyetujui kembali kesepakatan nuklir Iran untuk dikirim kepada kongres. Dia juga mengancam akan membatalkan sepenuhnya kesepakatan nuklir Iran jika tidak ada perbaikan.

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh pemerintahan Obama pada tahun 2015, Iran yakin dapat mengembangkan senjata nuklir pada tahun 2026. Tahun itu kesepakatan pembatasan Program Nuklir Iran akan berakhir.

Trump mengatakan sejarah telah menunjukkan bahwa sebuah masalah akan menjadi lebih berbahaya, jika kebijakan yang diambil hanya bersifat menunda penyelesaian masalah. Dia menunjuk masalah nuklir Korea Utara sebagai contoh nyata.

“Kami akan menghadapi tindakan bermusuhan Iran untuk memastikan Iran tidak pernah memiliki senjata nuklir. Saya tidak pada posisi membiarkan Iran memiliki senjata nuklir untuk kemudian mengendalikan dan mengakuisisinya,” ujar Trump, di Gedung Putih, Jumat (13/10/2017) waktu setempat.

Tiga kebijakan utama baru yang diambil oleh Trump adalah tidak menyetujui kembali kesepakatan dengan Kongres terkait Kesepakatan Program Nuklir Iran. Kedua adalah mencoba menegosiasikan kembali bagian dari kesepakatan yang lama sebelum disetujui kembali. Dan yang ketika adalah, Dia juga ingin Amerika dan dunia memberikan sanksi tambahan kepada Garda Revolusi Iran.

Amerika Serikat turut serta menandatangani perjanjian pembatasan nuklir dengan Iran dengan sejumlah negara. Bagi sistem politik Amerika, perjanjian dengan tajuk Iran Nuclear Agreement Review Act of 2015 (INARA) itu harus disetujui kembali oleh presiden dan mengirim sertifikat nya kepada Kongres Amerika, setiap 90 hari sekali.

Langkah-langkah persetujuan kembali atau sertifikasi ulang biasanya didasari oleh kajian tentang apakah sanksi yang diberikan kepada rezim Iran sebanding dengan upaya negara tersebut untuk membatasi pengembangan senjata nuklirnya.

Trump mengatakan setelah melakukan kajian selama berbulan-bulan bahwa sangsi yang diberikan tidak sanggup membatasi Program Nuklir Iran.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, yang secara resmi disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Iran menghentikan sementara program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi dan pemberian bantuan lebih dari dari US$ 100 miliar.

Namun, setelah 10 tahun, pada 2026, Iran diizinkan untuk memasang ribuan sentrifugal canggih. Menurut para ahli, ini akan membuat Iran mampu mengembangkan senjata nuklir hanya dalam waktu enam bulan.

Dia menagaskan bahwa Iran tetap menjadi salah satu negara terkemuka yang menjadi sponsor terorisme. Ini memberi rezim Suriah senjata dan bantuan militer lainnya, menyediakan dana untuk kelompok teror Hizbullah, dan mendukung pejuang radikal lainnya di seluruh wilayah Timur Tengah.

Trump merujuk pada seringnya teriakan ‘death to America’ dan ‘death to Israel’ yang digunakan oleh rezim tersebut. Dia mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan Menteri Keuangan Steven Mnuchin untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Garda Revolusi Iran atas dukungannya terhadap terorisme. Sanksi tersebut secara khusus akan menargetkan individu dan aset Iran, seperti ahli senjata dan cyberactivity yang mendukung terorisme.

“Kami berdoa untuk masa depan di mana orang muda, Amerika dan Iran … dapat tumbuh dalam dunia yang bebas dari kebencian. Sampai saat itu tiba, kita akan melakukan apa yang harus kita lakukan agar Amerika tetap aman,” tutup Trump. (waa)