Teroris Pro-ISIS Membunuh Enam Tentara di Filipina Selatan

Epochtimes.id- Teroris Pro-ISIS membunuh enam tentara dan melukai empat lainnya di sebuah pulau di Filipina selatan.

Hal demikian disampaikan oleh Juru Bicara Militer Filiphina, saat tentara tersebut berfokus melawan kepada kelompok pemberontak yang tersisa setelah memegang kendali atas Kota Marawi.

Militer memindahkan operasinya ke pulau Basilan setelah mengakhiri operasi tempur selama lima bulan di Marawi pada bulan lalu.

Tentara Filiphina menguasai kembali Marawi setelah membunuh pemimpin tertinggi teroris tersebut, Isnilon Hapilon, emir militan pro-ISIS di Asia Tenggara.

“Kami mengejar elemen Abu Sayyaf yang terus ada di Basilan dan sampai saat ini, telah terjadi baku tembak yang dilaporkan kepada kami, khususnya pagi ini,” kata juru bicara militer Mayjen Restituto Padilla kepada saluran berita ANC dilansir oleh Reuters.

Pertempuran itu menyebabkan 10 orang tentara terluka, namun enam lainnya meninggal dalam perjalanan ke fasilitas medis pada 8 November lalu. Para tentara ini memburu pengganti komandan Abu Sayyaf, Furiji Indama. Tentara ini bentrok dengan kelompok teroris di kota Sumisip.

Teroris dari Abu Sayyaf, yang terkenal dengan pemboman, pemenggalan, pemerasan dan penculikan-untuk-tebusan di bagian selatan Filipina. Kelompok ini ikut ambil bagian dalam serangan terhadap Marawi pada Mei lalu yang menyebabkan pertempuran berdarah selama lima bulan itu.

Dua batalyon tentara dikirim untuk memperkuat tentara yang mendapat tembakan sengit dari para teroris. Juru Bicara Kapten Jo-Ann Petinglay mengatakan kepada wartawan, pihaknya mengerahkan dua helikopter serbu untuk memberikan dukungan melalui udara.

Sejumlah teroris belum diketahui apakah tewas atau terluka dalam pertempuran empat jam tersebut. Petinglay mengatakan, “Kami akan terus mengejar Abu Sayyaf dan menyelesaikannya,” tambahnya.

Kehadiran teroris pro-ISIS merupakan salah satu ancaman keamanan utama bagi Filipina. Pengepungan Marawi menimbulkan kekhawatiran bahwa Filipina Selatan akan menjadi pusat Asia untuk kelompok ultra-radikal. (asr)

Sumber : The Epochtimes