Trump dan Xi Capai Kesepahaman, Krisis Nuklir Korut Ada Solusi

Reporter Epoch Times, Luo Ya, melaporkan

Pada 9 November, tepatnya hari kedua kunjungan Trump ke RRT, kedua belah pihak menggelar pertemuan resmi di Balai Rakyat Nasional.

Xi Jinping mengatakan, kedua negara telah mencapai kesepahaman dalam banyak masalah, kerjasama RRT-AS adalah satu-satunya opsi. Trump menyatakan, dalam masalah Korut kedua belah pihak berpendapat bisa diselesaikan.

Pagi Kamis di lapangan di Balai Rakyat Nasional Xi Jinping menyambut Trump dengan upacara kenegaraan, dengan membunyikan 21 kali salvo, dan inspeksi pasukan kehormatan, kemudian keduanya menggelar pertemuan resmi tersebut.

Xi Jinping menyatakan sambutannya terhadap pernyataan kunjungan kenegaraan Trump, di saat yang sama pertukaran pendapat secara mendalam oleh kedua belah pihak telah mencapai banyak kesepahaman.

Kedua pihak berpendapat bahwa hubungan bilateral kedua negara tidak hanya menyangkut warga kedua negara saja, juga berdampak pada perdamaian dan stabilitas dunia, serta meyakini RRT dan AS sedang berkembang pada sejarah baru. Ia juga menekankan kerjasama RRT-AS adalah satu-satunya opsi.

April tahun ini ketika bertemu untuk pertama kalinya dengan Trump di Sea Lake Manor, AS, Xi Jinping telah menyatakan, “Jika hubungan kedua negara baik adanya, tidak hanya menguntungkan bagi kedua negara dan warganya, juga bagi dunia. Kami memiliki seribu alasan untuk membina hubungan baik antara RRT dan AS, tidak ada satu pun alasan untuk merusak hubungan kedua negara.”

Dalam pertemuan kali ini, Xi Jinping juga menyatakan, tahun ini hubungan RRT-Amerika Serikat mengalami perkembangan penting, berkat efek peran diplomatik kedua pemimpinnya, dalam menghadapi masalah Semenanjung Korea, Afganistan dan masalah regional lainnya telah diperkuat dengan komunikasi dan koordinasi.

Trump menyatakan, pertemuan kedua belah pihak membicarakan masalah Korut dan keduanya meyakini ada cara untuk menyelesaikannya. Ia juga mengatakan, walaupun defisit perdagangan AS cenderung tidak adil bagi AS, namun ia tidak menyalahkan RRT. AS perlu mengubah kebijakan perdagangan yang sudah kuno terhadap RRT dan kebijakan perdagangan dunia.

Trump juga mengungkapkan malam sebelumnya acara makan malam yang tadinya sederhana, ternyata molor sampai 2 jam lebih, sembari bergurau Trump mengatakan perbincangannya dengan Xi sangat mengasyikkan.

Sebelumnya sejumlah pengamat situasi RRT mengatakan, makan malam Xi dan Trump adalah interaksi non-formal keduanya sebagai landasan bagi pertemuan resmi keduanya hari ini, terhadap masalah nuklir Korut, dan hubungan dagang serta masalah sensitif lainnya agar tercapai kesepahaman.

Pakar Analisa Aspek Pertemuan Non-Formal Trump dan Xi

Xi beserta istri mendampingi Trump beserta istri mengunjungi tiga aula di Forbidden City (Kota Terlarang) yakni: Taihedian, Zhonghedian dan Baohedian, kemudian berkunjung ke rumah restaurasi relik bersejarah dari Forbidden City.

Menyaksikan Forbidden City, menikmati peninggalan budaya, menikmati teh, menyaksikan opera Beijing, perjalanan Trump ke RRT digelar sarat dengan atmosfir budaya. Malam itu Xi Jinping juga mempersiapkan makan malam pribadi bagi Trump, kedua belah pihak melangsungkan interaksi non-formal.

Praktisi media senior RRT Huang Jinqiu menyatakan, latar belakang, kelahiran, dan pengalaman Trump dan Xi sangat berbeda, namun bagaimanapun mereka adalah pemimpin dua negara besar dunia :

“Beberapa kali pertemuan mereka sebelumnya, disesali terlambat terwujud, ada kesan serasa keduanya sangat saling menghargai satu sama lain. Beberapa kali Trump menyatakan simpatinya pada Xi Jinping, antara Trump dan Xi telah terjalin persahabatan yang sangat baik, dan memiliki rasa saling percaya sampai tingkatan tertentu.”

Pengamat situasi Beijing Hua Po mengatakan pada reporter Epoch Times, sebelum kunjungannya ke RRT Trump telah melontarkan pernyataan, yang pertama memuji Xi Jinping, yang kedua mengatakan sekarang (pasca Kongres ke 19 PKT) Xi Jinping telah memiliki kekuasaan sangat besar, sudah memiliki kuasa untuk bisa mewujudkan janji kepada AS.

Trump juga telah menyampaikan pernyataan keras terhadap Korut, bahwa jika Korut berani memusuhi AS, maka AS tidak akan mengampuni Korut dan lain-lain, yang sebenarnya ini adalah suatu patokan yang dikemukakan terlebih dulu oleh Trump sebelum perundingan.

Menurut berita Bloomberg, pejabat AS menyatakan bahwa Amerika dan Tiongkok akan menandatangani kesepakatan senilai USD 250 milyar. Reuters memberitakan, pihak Tiongkok berjanji akan membeli lebih banyak kacang kedelai dari AS untuk meredakan pergesekan perdagangan.

Huang Jinqiu menyatakan, “Kunjungan Trump ke Tiongkok kali ini, Beijing dipastikan akan menghadiahkan sebuah bingkisan besar, memberikan pesanan sangat banyak pada AS. Hal ini juga kerap dilakukan oleh pemimpin komunis beberapa generasi sebelumnya.”

“Jadi pada kunjungan Trump kali ini pun tidak terkecuali bagi pemerintahan Xi Jinping, pemerintah dipastikan akan menuruti kemauannya.”

Menurut Huang, dengan Xi Jinping menjaga persahabatan ini dengan Trump, sangat membantu dialog kedua negara, sangat membantu mendobrak tembok ideologi yang menghalangi Tiongkok untuk melangkah menuju masa depan cerah.”

Refleksi Rusia Terhadap “Revolusi Oktober” Gemparkan Petinggi PKT

Tanggal 7 November, sehari sebelum kunjungan Trump ke Tiongkok, sebagai peringatan 100 tahun peristiwa “Revolusi Oktober” di Rusia, Gedung Putih mengumumkan hari itu sebagai “Hari Peringatan Korban Komunis”, mengecam penindasan paham komunis terhadap rakyat, selama satu abad telah merampas nyawa ratusan juta orang di seluruh dunia, dan tak terhitung banyaknya korban menderita lainnya.

Huang Jinqiu menyatakan, pada Majelis Umum PBB maupun pada pidato sebelumnya, Trump terus mengkritik paham komunis tanpa ampun dan sangat jelas.

Menurut Trump paham komunis adalah akar sumber segala bencana, dan sikapnya yang begitu jelas itu juga bisa memengaruhi Xi Jinping, dalam hal memerintah Tiongkok pasca “Kongres Nasional ke-19 PKT”, bagaimana agar Tiongkok memiliki masa depan, bagi Xi Jinping mungkin adalah referensi yang sangat baik.

Huang Jinqiu menekankan, “Dulu Presiden Reagan bersahabat baik dengan Gorbachev, kemudian Rusia pun menempuh jalan demokrasi bebas. Trump menimbulkan pengaruh seperti Presiden Reagan, persahabatannya dan interaksinya dengan Xi, dipastikan akan menjadi arahan yang lebih baik bagi Xi untuk melakukan reformasi menyeluruh pasca ‘Kongres Nasional ke-19 PKT’, dan ada kemungkinan akan membawa masyarakat Tiongkok menuju masyarakat yang lebih beradab.” (SUD/whs/asr)

Sumber : Epochtimes.com