Tank Siaga di Jalanan Luar Ibu Kota Zimbabwe Pasca Ancaman Panglima Militer

Epochtimes.id- Situasi politik di Zimbabwe menegang setelah sejumlah tank terlihat di jalanan di luar Ibu Kota Zimbabwe, Harare, Selasa (14/11/2017). Pengerahan tank ini setelah Panglima Militer mengancam bertindak atas ketegangan politik di negara itu.

Associated Press seperti ditulis VOA Indonesia, melihat ada tiga tank dan sejumlah tentara dalam konvoi di sebuah jalan menuju barak tentara di luar Harare.

Meski Tank sudah biasa melewati  jalananan di Zimbabwe. Kejadian  ini meningkatkan kekhawatiran di negara di Afrika bagian selatan  itu.

Ketegangan ini terjadi untuk pertama kali secara terbuka antara militer dengan Presiden Robert Mugabe yang berusia 93 tahun. Militer adalah sosok pilar utama kekuasaan Mugabe sejak meraih kemerdekaan dari minoritas kulit putih tahun 1980.

Ketegangan politik bermula saat Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa dan dituduh berencana merebut kekuasaan, termasuk lewat dukun.

Sosok Mnangagwa selama menjabat mendapat dukungan militer dan bahkan dipandang sebagai calon pengganti Mugabe – melarikan diri dari negara itu, dan mengatakan ia dan keluarganya telah diancam.

Kini lebih dari 100 pejabat senior yang diduga mendukungnya telah masuk dalam daftar yang akan dikenai tindakan disiplin oleh faksi pendukung istri Mugabe, Grace Mugabe yang  tampaknya akan menggantikan Mnangagwa. Istri Mugabe disorot kelak menjadi Presiden.

Pihak ZANU-PF dari pendukung Mugabe dilansir AFP menuduh komandan pasukan Jenderal Constantino Chiwenga  melakukan “tindakan yang pengkhianatan”. Perselisihan di Zimbabwe telah menghadirkan sebuah ujian besar bagi Mugabe, yang dalam kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Chiwenga telah menuntut agar Mugabe menghentikan pembersihan figur partai senior, termasuk wakil presiden Emmerson Mnangagwa, yang dipecat minggu lalu.

Seiring situasi yang memburuk dalam semalam, Kedutaan Amerika Serikat di Harare memperingatkan warganya di negara tersebut untuk “berlindung di tempat” karena “ketidakpastian politik yang sedang berlangsung”. (asr)