Targetkan Penjahat Sekitar Presiden Mugabe, Militer Zimbabwe Membantah Kudeta

Epochtimes.id- Militer Zimbabwe membantah merebut kekuasaan tapi hanya mengincar sasaran “penjahat” di sekitar Presiden Robert Mugabe.

Pihak militer menyatakan di siaran televisi nasional menyatakan memberikan jaminan pemimpin berusia 93 tahun dan keluarganya “aman dan sehat”.

Reuters melaporkan, tentara dan kendaraan lapis baja memblokir jalananan ke kantor utama pemerintahan, parlemen dan pengadilan di pusat ibu kota Harare.

“Kami hanya menargetkan penjahat di sekitarnya (Mugabe) yang melakukan kejahatan yang menyebabkan penderitaan sosial dan ekonomi di negara tersebut untuk membawa mereka ke pengadilan,” kata Kepala Logistik Staf, Mayor Jenderal SB Moyo dalam siaran TV pemerintah.

“Begitu kita menyelesaikan misi kita, kita berharap situasinya akan kembali normal.”

Zimbabwe’s opposition Movement for Democratic Change menyerukan kembalinya perdamaian ke demokrasi konstitusional. Oposisi ini menambahkan mereka berharap intervensi militer akan mengarah pada “pembentukan negara yang stabil, demokratis dan progresif.”

Pemimpin veteran perang kemerdekaan Zimbabwe meminta Afrika Selatan, Afrika bagian selatan dan Barat untuk membantu Zimbabwe karena penurunan perekonominya selama dua dekade terakhir.

“Ini adalah akhir dari sebuah bab yang sangat menyakitkan dan menyedihkan dalam sejarah sebuah bangsa muda, di mana seorang diktator, saat dia menjadi tua, menyerahkan istananya kepada sekelompok pencuri di sekitar istrinya, ” kata Chris Mustvangwa.

Menteri Keuangan Ignatius Chombo, anggota terkemuka faksi ‘G40’ dari partai ZANU-PF yang berkuasa telah ditahan oleh militer.

Faksi ini dipimpin oleh istri Mugabe, Grace, yang telah berlomba-lomba untuk menggantikan suaminya yang berusia 93 tahun.

Mugabe telah memimpin Zimbabwe selama 37 tahun terakhir. Berbeda dengan statusnya di negaranya, Mugabe dicerca di Barat sebagai pemimpin diktaror yang menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan.

Tentara dan kenderaan lapis baja dikerahkan di seluruh ibukota Zimbabwe Harare.

Militer Zimbabwe juga menduduki penyiaran negara setelah partai berkuasa ZANU-PF pimpinan Mugabe menuduh pimpinan militer melakukan pengkhianatan. Kabar ini memicu spekulasi terjadinya kudeta.

Peristiwa ini terjadi hanya 24 jam setelah pimpinan militer Jenderal Constantino Chiwenga mengancam akan turun tangan untuk mengakhiri pembersihan sekutu-sekutunya di ZANU-PF.

Amerika Serikat dan Inggris menyarankan warganya di Harare untuk tinggal di dalam rumah karena “ketidakpastian politik.”

Suasana politik di Zimbabwe memanas setelah Presiden Robert Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa. Panglima militer Zimbabwe tak terima pemecatan ini.

Pencopotan Mnangagwa dari posisi wakil presiden membuka jalan bagi istri Mugabe, Grace Mugabe, untuk ditunjuk sebagai wakil presiden. (asr)

Sumber : Reuters