Apakah Suara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Bertentangan dengan Presiden Xi Jinping ?

237
Menurut rencana utusan Xi Jinping akan berkunjung ke Korea Utara pada 17 Nopember. Analis percaya bahwa dibandingkan dengan kunjungan sebelumnya, tampak kunjungan kali ini berbeda. Foto Trum ketika menemui Xi Jinping di Beijing. (AFP)

oleh Li Muyang

Epochtimes.id- Sebelumnya telah diberitakan bahwa Xi Jinping akan mengirim utusan khusus  Menteri Penghubung Internasional Song Tao ke Korea Utara pada 17 November.

Meskipun laporan resmi Tiongkok tidak menjelaskan secara spesifik tujuan kunjungan, tetapi masyarakat luas menduga bahwa Song Tao akan menemui Kim Jong-un untuk menjajaki masalah  denuklirisasi.

Namun, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa ‘Freeze for Freeze’ adalah pilihan pertama untuk menyelesaikan masalah Korut, ia juga mengklaim bahwa rencana tersebut saat ini dianggap yang “paling layak, paling adil, dan paling masuk akal” untuk dilaksanakan.

Ini jelas memberikan arti kebalikan atau bertentangan dengan pandangan Xi Jinping yang disampaikan secara langsung kepada Trump saat ia berkunjung ke Beijing.

Pernyataan sikap Kementerian Luar Negeri Tiongkok ini seakan-akan hendak menempatkan kedua negara kembali ke posisi lama yang saling bertentangan dalam masalah Korea Utara.

Kementerian tersebut sengaja mengeluarkan suara yang bertentangan dengan Xi Jinping, entah apa maksud tersembunyinya ?

Usai meringkas tujuan perjalanan ke Asia, Trump di Gedung Putih beberapa waktu lalu menyebutkan, Xi Jinping sadar benar bahwa krisis Korea Utara merupakan ancaman kematian.

Oleh sebab itu Trump setuju untuk menghentikan gagasan ‘Freeze for Freeze’ yang diusulkan oleh partai Partai Komunis Tiongkok.

Tetapi pada hari kedua, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok justru mengatakan ‘Freeze for Freeze’ itu gagasan “paling layak, paling adil, dan paling masuk akal”.

‘Freeze for Freeze’ adalah solusi untuk menyelesaikan masalah krisis Korea Utara yang digarap bersama oleh Rusia dengan Partai Komunis Tiongkok.

Artinya, Korea Utara sementara menghentikan program pengembangan nuklir dan Amerika Serikat dan Korea Selatan menangguhkan latihan militer berskala besar. Tetapi, Amerika Serikat menganggap gagasan tersebut sebagai suatu penghinaan.

Selama kunjungan Trump ke Asia, Amerika Serikat untuk pertama kalinya telah memobilisasi tiga kelompok kapal induk untuk memamer kekuatan dengan melakukan latihan militer bersama dengan Jepang dan Korea Selatan di perairan bagian barat Lautan Pasifik.

Tetapi di luar dugaan, PKT tidak meneriakkan ‘Freeze for Freeze’ sebagaimana mereka lakukan sebelumnya ketika menemui latihan militer AS di lokasi tersebut.

Seorang analis politik Tiongkok bernama Wen Zhao menjelaskan : “Beberapa bulan lalu, PKT sering memunculkan ‘Freeze for Freeze’ di kancah diplomatik Tiongkok. Namun selagi AS dengan nada tinggi menunjukkan kemampuan militernya seperti saat ini, pihak berwenang Tiongkok justru tidak lagi menyinggung gagasan tersebut yang berarti bahwa, ini adalah tanda-tanda rezim di Tiongkok mulai mengubah arah kebijakan terhadap Korea Utara, Tampaknya, dalam hal ini Xi Jinping tidak ingin bertentangan dengan AS.”

Jika saja kebijakan Tiongkok terhadap Korea Utara bisa seirama dengan AS. mengapa juru bicara Kementerian Luar Negeri sekarang justru menyinggung lagi ‘Freeze for Freeze’ ?

Mengeluarkan suara yang bertentangan dengan Presiden ? Alasannya perlu kita renungkan bersama.  (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com