Maksud Pesan Sebuah Rudal Saja Sudah Mampu Menghancurkan Hampir Seluruh Wilayah Negara

oleh Luo Ya – Xue Fei

EpochTimesId – Media corong Partai Komunis Tiongkok ‘Global Times’ baru-baru ini mempublikasikan pernyataan bahwa Tiongkok kini sudah memiliki rudal balistik antar benua DF-41 (Dongfeng 41) yang lebih canggih dari seri terdahulunya yakni DF-31. Rudal tersebut mampu menjangkau hampir seluruh penjuru dunia. Pernyataan tersebut kemudian menarik perhatian banyak media berbahasa Mandarin.

Pernyataan tersebut dipublikasikan melalui sebuah rekaman video pada situs armystar.com, sebuah media berita militer yang bernaung di bawah Global Times. Dalam film itu Pemimpin Redaksi Hu Xijin mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok sekarang telah memiliki DF-41 dan mengklaim, “Sebuah rudal saja sudah mampu menghancurkan hampir seluruh wilayah negara”.

Dalam filmnya itu Hu Xijin mengaku bahwa dirinya pernah menyaksikan rudal itu dalam suatu kesempatan. Menurut sebuah laporan ‘South China Morning Post’ bahwa Tiongkok berencana untuk melakukan ujicoba peluncuran DF-41 pada 5 November 2017, sebelum Presiden Donald Trump berkunjung ke Beijing.

Bertepatan pada hari yang sama itu, Beijing mengeluarkan larangan terbang bagi semua pesawat melintasi udara daerah padang pasir di bagian barat Tiongkok selama 53 menit. Di waktu lalu, tempat ini memang sering digunakan untuk ujicoba peluncuran rudal.

Kementerian Pertahanan Tiongkok tidak menanggapi berita ini. Namun media mengutip analisa pakar memberitakan bahwa ujicoba peluncuran rudal perlu koordinasi dan kerjasama dari berbagai departemen, untuk peluncuran yang sekarang sudah semestinya selesai dijadwalkan tahun lalu. Kunjungan Trump ke Beijing baru mendapat kepastian 2 bulan lalu, jadi waktu pengujiannya mungkin hanya sebuah kebetulan saja.

Baru-baru ini, dengan meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara, semua pihak ingin berlomba ‘memamerkan otot’, seperti laporan yang disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia pada 27 Oktober 2017 lalu bahwa, Presiden Putin telah memimpin ujicoba peluncuran 4 buah rudal balistik antar benua saat berlangsung latihan kekuatan strategi nuklir Rusia pada 26 Oktober 2017.
Begitu juga, selama Trump berkunjung ke 4 negara Asia, 3 kapal induk AS berkumpul di perairan dekat Semenanjung Korea untuk melakukan latihan militer dengan Korea Selatan dan Jepang.

Tidak diragukan lagi “Sebuah rudal saja sudah mampu menghancurkan hampir seluruh wilayah negara” telah menimbulkan banyak kekhawatiran. Tahun 2005 lalu, Dosen Universitas Pertahanan Nasional Tiongkok, Mayjen Zhu Chenghu juga mengeluarkan pernyataan kontroversi. Ia mengatakan bahwa Tiongkok bisa saja melancarkan perang nuklir meskipun seluruh penduduk bagian timur Tiongkok dari kota Xi’an akan menjadi korban.

Pernyataan yang secara terang-terangan mengancam Amerika Serikat itu kemudian menimbulkan perdebatan sengit di internet.
Tampaknya pernyataan kedua orang golongan sayap kiri itu diarahkan kepada sasaran yang sama.

Pada pertengahan bulan Juni tahun ini, Global Times telah berulang kali mengeluarkan pernyataan yang menentang peperangan. Namun Epochtimes dan media Jepang mengetahui bahwa telah terjadi 2 pandangan yang berbeda di kalangan atas pimpinan PKT tentang penanganan konflik petugas perbatasan India dan Tiongkok.

Kementerian Pertahanan secara diam-diam mengundang pertemuan dengan media India untuk mengklarifikasi masalah. Dalam pembicaraan itu, Kementeria Pertahanan Tiongkok menegaskan bahwa pernyataan yang dikeluarkan oleh para garis keras PKT itu tidak mewakili pemerintah Tiongkok. Itu adalah pernyataan dari media Global Times.

Berkaitan dengan masalah ini, komentator politik Li Tianxiao kepada Epochtimes mengatakan, untuk memahami maksud Global Times menyinggung soal DF-41, kita perlu menengok terlebih dahulu latar belakang dari media itu. Sebelumnya, dalam banyak kesempatan media ini sering memberikan ulasan yang tidak mewakili Xi Jinping.

Selain itu, media ini memiliki hubungan yang dekat dengan Liu Yunshan, antek Jiang Zemin. Meskipun Wang Huning sekarang telah menggantikan kedudukan Liu Yunshan.

Tetapi kita belum tahu apakah ia masih dalam proses transisi?

“Melihat situasi saat ini di mana Tiongkok dan AS menginginkan kerjasam dalam menangani isu Korea Utara, Jelas Beijing tidak perlu menyinggung soal DF-41. Dengan DF-31 saja sudah cukup.

Dengan melihat ucapan Hu Xijing tentang jarak jelajah dan kekuatan destruktif rudal, sampai batas tertentu dapat diartikan bahwa Hu mungkin saja ingin mengacaukan kesepakatan Xi Jinping dan Trump dalam urusan sanksi terhadap Korea Utara.

Li Tianxiao mengatakan, sampai saat ini gambaran secara rincian belum dapat diperoleh. Seperti apa saja misi yang dibawa oleh utusan Xi Jinping ke Korea Utara? Menyampaikan sikap Xi, memberikan tekanan kepada Korea Utara.

Jika Kim Jong-un tidak bersedia mengubah kebijakannya, tidak mau melepas senjata nuklir, tidak menutup kemungkinan Xi Jinping akan memberikan tekanan lebih keras, serangan militer. Sebagaimana yang diucapkan Trump dalam pertemuan PBB yaitu melenyapkannya. Ini semua mungkin saja terjadi.

Trump mengatakan di Twiter bahwa jika semua rencana itu diumumkan, dunia akan tercengang, tercengan dengan tingkat kekuatan serangan dan luasnya permukaan yang dihancurkan. Dengan kata lain bahwa Trump sudah membuat semua persiapan, jika saja melalui misi diplomatik dan tekanan ekonomi juga tidak berhasil membuat Korea Utara melepas senjata nuklir, maka tinggal satu-satunya kemungkinan.

Li Tianxiao percaya, Global Times menyinggung DF-41 saat ini secara langsung mencerminkan bahwa media tersebut tidak berdiri di pihak Xi Jinping yang sedang bergabung dengan Trump dalam menangani isu Korea Utara. Besar kemungkinan ia disetir oleh kekuatan dari faksi Jiang Zemin yang selama ini mendukung Kim Jong-un. (waa)