Interpol Laporkan Selamatkan 500 Jiwa Korban Perdagangan Manusia di Afrika Barat, 40 Pelaku Ditangkap

Epochtimes.id- Hampir 500 korban perdagangan manusia, termasuk 236 anak di bawah umur berhasil diselamatkan setelah operasi bersama INTERPOL di Chad, Mali, Mauritania, Nigeria dan Senegal.

Secara total, 40 tersangka pelaku perdagangan manusia ditangkap dan sekarang akan menghadapi tuntutan hukum karena sejumlah pelanggaran termasuk perdagangan manusia, kerja paksa dan eksploitasi anak.

Pelaku dituduh memaksa korban-korban mulai dari mengemis hingga melakukan praktek prostitusi.

Dalam satu kasus, seorang gadis Nigeria berusia 16 tahun dijanjikan bekerja di Mali yang akan memungkinkannya untuk membantu keluarganya. Dia diambil oleh ‘sponsor’ yang kemudian memaksanya terlibat prostitusi untuk menggantikan ongkos perjalanannya.

Dalam kasus lain, seorang anak berusia 15 tahun sedang dalam proses dijual untuk kerja paksa oleh seorang pedagang yang dicurigai. Perbudakan ini berhasil dicegah sebelum transaksi selesai. Korban ditemukan hanya memegang kantong plastik biru berisi seluruh barang yang ia miliki.

Untuk memastikan keadaan korban mendapat perawatan yang diperlukan setelah penyelamatan mereka, Kantor Migrasi Internasional (IOM) dan beberapa LSM terlibat pasca operasi.

Operasi Epervier digelar di bawah naungan Proyek Sahel, diprakarsai oleh Kantor Luar Negeri Jerman yang menargetkan kelompok kejahatan terorganisir di balik perdagangan manusia di seluruh wilayah.

Petugas dari Biro Regional INTERPOL di Abidjan dan Yaounde membantu mengkoordinasikan operasi tersebut. Mereka juga termasuk petugas spesialis dari unit Perdagangan Manusia INTERPOL di markas Sekretariat Jenderal Interpol di Lyon, Prancis.

“Selain penangkapan, operasi ini telah membuka sejumlah penyelidikan yang terus berlanjut untuk memberantas jaringan kejahatan yang terlibat dalam perdagangan manusia, yang menekankan efektivitas operasi semacam itu melalui jaringan internasional INTERPOL,” kata Yoro Traore, seorang Inspektur Polisi INTERPOL di Biro Pusat Nasional Bamako.

“Hasil operasi ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi oleh penegak hukum dan semua pemangku kepentingan dalam menangani perdagangan manusia di wilayah Sahel,” kata Innocentia Apovo, petugas Intelijen Kriminal dengan Unit Perdagangan Manusia dan Perdagangan INTERPOL dan koordinator operasi tersebut.

Operasi tersebut – dengan kode nama Epervier atau Sparrowhawk . Fokus kejahatan ini dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar di Afrika barat yang mencoba untuk menyeberang ke Eropa melalui rute berbahaya di Laut Mediterania.

Sebagian besar korban adalah imigran tidak berdokumen yang berusaha melarikan diri dari kemiskinan.

Kelompok kejahatan terorganisir ini juga memanfaatkan keputusasaan masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan, serta kemudahan perjalanan antar negara anggota ECOWAS (Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat).

Isu perdagangan manusia akan menjadi agenda utama Konferensi Internasional INTERPOL ke-5 tentang Perdagangan Manusia dan Penyelundupan Migran, yang akan diselenggarakan pada 6 -7 Desember 2017 di Doha, Qatar. (asr)

Sumber : Interpol.int/AFP