Ahli Rudal Khawatir Serangan Hwasong-15 Korea Utara Sulit Dihentikan

ErabaruNews – Sejumlah ahli rudal menyampaikan keraguan serius atas kemampuan Sistem Pertahanan Berbasis Darat (GMD) milik Amerika Serikat. Mereka tidak yakin GMD mampu mencegat rudal balistik antarbenua Korea Utara, Hwasong-15 yang baru.

Beberapa ahli mengatakan bahwa tidak siap untuk mengatasi serangan rudal baru Korea Utara. Seperti dikutip dari NTDTV, Selasa (5/12/2017).

“Sistemnya adalah sampah,” hardik Jeffrey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di James Martin Centre for Nonproliferation Studies di Middlebury Institute of International Studies, Monterey.

“Ini dimaksudkan untuk menghadapi ancaman seperti ini, tapi catatan uji itu berbau busuk dan payload cukup lapang sehingga kita perlu memikirkan kekhawatiran tentang tindakan penanggulangan (alternatif),” kata Lewis.

Lewis dan pembicara lainnya pada acara National Interest berbicara dengan melihat hasil ujicoba Korea Utara yang meluncurkan Hwasong-15 pada 29 November. Rudal tersebut berhasil mencapai ketinggian 2.800 mil dan jatuh diperairan ZEE Jepang, tepatnya pada 130 mil dari pantai sekutu Amerika tersebut.

Berdasarkan Foto Hwasong-15 yang dirilis Korea Utara, para ahli mengatakan bahwa rudal itu mampu mengirim senjata nuklir ke titik manapun di AS. Rudal baru tersebut dinilai hanya membutuhkan beberapa ujicoba lanjutan, sebelum dapat digunakan dalam skenario perang yang sesungguhnya.

Kingston Reif, direktur kebijakan pelucutan senjata dan pengurangan ancaman di Arms Control Association, mengatakan rudal baru itu lebih dari cukup besar untuk mampu membawa umpan guna mengelabui atau mengambil sasaran tembak dari GMD.

Reif menjelaskan bahwa Departemen Pertahanan mengatakan sistem GMD memiliki ‘kemampuan yang ditunjukkan’ untuk mempertahankan terhadap sejumlah kecil ancaman ICBM sederhana yang juga menggunakan ‘tindakan penanggulangan sederhana’.

“Tidak jelas bagaimana Departemen Pertahanan mendefinisikan ‘tindakan penanggulangan sederhana’,” katanya.

“Kami tahu bahwa sistem tersebut tidak pernah diuji terhadap ‘penanggulangan kompleks’, yang didefinisikan oleh Dephan sebagai ‘Penggunaan dinamika target dan alat bantu penetrasi,'” kata Reif.

“Apakah tindakan balasan semacam itu melampaui kemampuan Korea Utara untuk berkembang? Saya sangat meragukannya.”

Reif mengatakan hasil ujicoba belum cukup menjanjikan.

“Secara keseluruhan, uji coba sistem pencegat tidak menunjukkan bahwa GMD mampu dan handal untuk mempertahankan tanah air AS, bahkan untuk ancaman terbatas sekalipun,” kata Reif.

https://twitter.com/JacobAWohl/status/937495223202021381

Pakar rudal Vipin Narang, seorang profesor ilmu politik di Massachusetts Institute of Technology, mengatakan bahwa pembuat kebijakan tidak dapat bergantung pada GMD untuk melindungi kota-kota Amerika dari serangan rudal Korea Utara.

“Saya tidak yakin GMD sanggup bekerja untuk New York,” kata Narang.

Pakar kontrol senjata dan presiden Dana Ploughman Joseph Cirincione mengatakan bahwa Hwasong-15 sangat suka membebani usaha AS untuk menghentikannya dalam sebuah serangan.

“Rudal ini berpotensi memiliki cukup banyak bobot untuk membawa banyak hulu ledak ditambah umpan, sekam, jammers dan tindakan pengalihan perhatian lainnya. Sehingga dia bisa mengalahkan sistem pertahanan rudal yang ada,” kata Cirincione.

“Dia bisa membanjiri, membodohi dan membutakan radar, sensor dan membunuh kendaraan. Anda tidak bisa menghentikan hal ini.” (waa)