Uji Coba Rudal Korea Utara Memicu Kekhawatiran Keselamatan Penerbangan

Epochtimes.id- Sebuah rudal balistik Korea Utara terlihat oleh beberapa awak pesawat pekan lalu. Pihak berwenang penerbangan menyebutkan memicu kekhawatiran tentang ancaman terhadap penerbangan sipil yang dilakukan Korut tanpa diumumkan sebelumnya.

Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal tahun ini untuk melawan tekanan internasionali, termasuk dari otoritas penerbangan.

Pyongyang menembakkan rudal balistik antar benua (ICBM) pekan lalu, yang mencapai ketinggian 4.475 km (2.780 mil) sebelum menceburkan diri ke laut 950 km timur dari lokasi peluncurannya.

“Sebuah jet udara Korea yang terbang ke Incheon dari San Francisco melaporkan kepada pengontrol trafik Jepang bahwa awak pesawatnya melihat kilatan yang diyakini sebagai rudal Korea Utara,” kata seorang juru bicara Korean Air.

Sebuah pesawat penumpang Cathay Pacific turun sebelum mendarat di bandara internasional Hong Kong pada 16 Agustus 2017. Awak penerbangan pesawat 28 November yang terbang di dekat Jepang dalam perjalanan ke Hong Kong mengatakan bahwa pihaknya mengamati peluru kendali Korea Utara hancur. (ANTHONY WALLACE / AFP / Getty Images)

Empat menit kemudian pesawat Korean Air lainnya dalam penerbangan Los Angeles-Incheon juga melaporkan penampakan yang sama ke menara kontrol Jepang.

Seorang pejabat kementerian transportasi Korea Selatan, yang ingin tetap tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa jalur penerbangan kedua maskapai Korea itu berjarak sekitar 220 km dari tempat rudal tersebut mendarat.

“Di langit yang gelap dan bersih, Anda bisa melihat kilatan dari rudal dengan jarak jauh itu,” katanya.

Kementerian transportasi Jepang juga mengatakan bahwa menara kontrol pengendali udara di negara tersebut menerima laporan dari empat laporan mengenai penampakan rudal.

Juru bicara Japan Airlines mengatakan awak kokpit salah satu pesawatnya, terbang dari Tokyo ke London mengatakan, “Melihat api yang terang jatuh di atas lautan Jepang.”

Korea Utara mengklaim rudal baru mencapai ketinggian sekitar 4.475 km (2.780 mil) – lebih dari 10 kali ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional – dan terbang sejauh 950 km (590 mil) selama penerbangan 53 menit. (Reuters / KCNA)

Laporan dari Korea Selatan dan Jepang datang setelah Hong Kong carrier Cathay Pacific mengatakan pada hari Senin bahwa awak pesawatnya dari San Francisco ke Hong Kong melihat “apa yang diduga merupakan” rudal Korea Utara.

Cathay mengatakan tidak ada rencana saat ini untuk mengubah rute penerbangan, dengan mengatakan pesawatnya “jauh dari lokasi kejadian”.

Dalam sebuah pesan yang disampaikan bersama staf, general manager Cathay Mark Hoey mengatakan bahwa awak kapal telah menggambarkan bahwa rudal tersebut “meledak dan Terbelah.” Demikian laporan South China Morning Post.

David C. Wright, seorang ilmuwan senior di Union of Concerned Scientists, menulis dalam sebuah laporan pada Selasa bahwa kru Cathay kemungkinan besar telah melihat tahap pertama rudal tersebut terbakar dan jatuh kembali ke bumi.

“Pengapian mesin roket tahap kedua dan pemisahan tahap pertama mungkin tampak seperti ledakan yang menyebabkan rudal terbelah,” tulisnya.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tidak digambar) menyaksikan peluncuran rudal Hwasong-12 dalam foto kombinasi bertanggal ini yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara Korea Utara (KCNA) pada 16 September 2017. (KCNA via Reuters)

Wright juga mengatakan “kilat” yang dilihat oleh pilot Korea sekitar satu jam setelah peluncuran rudal tersebut akan konsisten dengan hulu ledak yang memanas saat turun kembali, karena rudal tersebut terbang selama 53 sampai 54 menit.

Korea Utara berhenti memberikan pemberitahuan terlebih dahulu atas tes rudalnya pada tahun 2014.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB (ICAO) pada Oktober mengutuk peluncuran rudal Utara dan mendesak Korut mematuhi standar penerbangan internasional untuk mencegah risiko.

Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan mereka sudah memperingatkan maskapai penerbangan kemungkinan uji coba rudal sehari sebelum peluncuran berdasarkan laporan intelijen. (asr)

AFP/Saudigazette