Bom Bunuh Diri Kembar di Baghdad Menewaskan 38 Orang, Irak Memburu “Sel-sel Tidur” ISIS

Epochtimes.id- Perdana Menteri Irak Haider Abadi menyerukan penghancuran “sel-sel tidur” Daesh atau ISIS pada Senin (15/01/2018) setelah sebuah bom bunuh diri kembar menewaskan 38 orang di Baghdad dalam serangan kedua selama tiga hari terakhir.

Tidak ada pihak mengklaim bertanggungjawab insiden ini.  Namun sebagian besar serangan di Irak adalah pekerjaan Daesh.

Pemboman tersebut terjadi setelah pemerintah Abadi mengumumkan kemenangan atas Daesh pada Desember, ketika Irak bersiap-siap untuk menggelar pemilihan parlemen.

“Dua pembom bunuh diri meledakkan diri di Lapangan Tayyaran di Baghdad tengah,” kata Jenderal Saad Maan, juru bicara Komando Operasi Gabungan yang mencakup tentara dan polisi.

Tayyaran Square adalah pusat komersial yang ramai dan tempat para pekerja harian berkumpul di pagi hari . Lokasi Ini telah menjadi lokasi serangan mematikan di masa lalu.

Analis Irak Hisyam Al-Hashemi mengatakan serangan di alun-alun sejak 2011 telah menewaskan 180 orang, “sering menjelang pemilihan atau hanya setelah pemilihan.”

“Mereka bertujuan untuk menciptakan kekacauan dan memperburuk perpecahan sektarian,” katanya.

Pasukan keamanan mengepung tempat ledakan saat ambulans berkumpul di daerah tersebut seperti dituturkan seorang wartawan AFP.

Abadi menggelar pertemuan darurat dengan Komando Operasi Gabungan dan pejabat intelijen setelah serangan tersebut. Kantor PM Irak mengatakan meminta aparat untuk “melenyapkan sel-sel tidur Daesh” dan menjamin keamanan warga sipil.

Analis telah memperingatkan bahwa Daesh akan semakin beralih ke taktik seperti gerakan bawah tanah setelah kehilangan wilayah yang mencakup perbatasan Irak-Suriah.

Beberapa jam setelah serangan pertama, orang lain terbunuh dan tiga terluka ketika terjadi ledakan granat di sebelah timur Baghdad seperti dilaporkan aparat polisi. Kejadian ini dituding sebagai akibat perselisihan kesukuan.

Serangan meningkat di Baghdad setelah dimulai pada 2016 ketika pertempuran untuk merebut kembali kota kedua Mosul dari Daesh. Pasukan Irak merebut kembali kota utara pada Juli tahun lalu.

Pada bulan Desember, pemerintah Irak mengumumkan berakhirnya perang melawan Daesh. Militan ini diusir dari wilayah Baghdad dan daerah perkotaan Irak yang dikuasainya. Namun demikian, elemen-elemen teroris tetap aktif.

Pada Sabtu lalu, sebuah serangan bom bunuh diri di dekat sebuah pos pemeriksaan keamanan menewaskan setidaknya lima orang di Baghdad utara. Tidak ada klaim pihak yang bertanggung jawab atas pemboman ini.

Pada November lalu, Daesh mengklaim sebuah serangan oleh pelaku bom bunuh diri di sebuah pasar di pinggiran kota Baghdad yang menewaskan 11 orang.

Serangan terakhir terjadi saat Irak bersiap untuk menggelar pemilu pada Mei mendatang. Sejumlah pemilih mengungkapkan prihatin dengan keamanan di sebuah negara yang terus dilanda kekerasan sejak 2003.

Pada Minggu lalu, Abadi mengatakan akan menggelar pemilihan kembali dalam pemilihan parlemen sebagai kepala koalisi baru.

Aliansi Kemenangan Abadi yang baru dibuat akan bersaing dengan blok “Negara Hukum” Nuri Al-Maliki, pendahulunya dan saingan utamanya yang sekarang memegang jabatan wakil presiden. Abadi maupun Al-Maliki adalah anggota partai Dawa Syiah.

Abadi tak populer saat menjadi perdana menteri tiga tahun lalu, setelah Al-Maliki menyerahkan kekuasaan kepadanya pada Agustus 2014 di tengah serangan menyapu Daesh di seluruh negeri. (asr)

Sumber : Arabnews/AFP