Papua Nugini Diguncang Gempa 7,6 SR, Bergetar Hingga ke Wilayah Indonesia

Epochtimes.id- BMKG melaporkan telah terjadi gempabumi dengan kekuatan Magnitude 7.6, kedalaman 96 km, Senin (26/02/2018) pukul 00.44.46 WIB.

Atas kejadian ini telah  telah dilakukan pemutakhiran Parameter gempabumi menjadi hari Senin, 26 Februari 2018, 00.44.45 WIB, dengan kekuatan Magnitude 7.4, kedalaman 17 km. Namun demikian gempa tersebut tak menyebabkan terjadinay tsunami.

“Gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena berpusat di darat,” demikian rilis BMKG.

Berdasarkan hasil monitoring BMKG sampai jam 02.00 WIB, telah terjadi 3 kali gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 6,0 , 5,5 dan 5,4.

BMKG terus memonitor perkembangan gempabumi tersebut dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media.

BMKG dalam laporannya menyebutkan, dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan berpotensi dirasakan kuat dalam skala intensitas III SIG-BMKG (VII MMI) di sekitar episenter gempa yaitu Kota Dofasi, Mogulu dan Koroba, Papua Nugini.

Berdasarkan laporan dari masyarakat, guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Tanah Merah, Wamena dan Merauke dengan intensitas II SIG-BMKG (IV-MMI) dan dirasakan sedang di Jayapura dengan intensitas II SIG-BMKG (II-III MMI).

Gempabumi yang terjadi di Papua Nugini ini, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas New Guinea Highland (NGH) Fold and Thrust Belt.

Hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh aktivitas sesar naik (Thrust Fault).

Atas kejadian ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat, serta informasi dari BMKG.

BMKG meminta masyarakat jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami. Agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil. (asr)