Konglomerat Energi Terbesar Tiongkok Terungkap Lakukan Transaksi Curang

Ketua perusahaan energi swasta terbesar Tiongkok sedang diselidiki oleh pihak berwenang Tiongkok, menurut sebuah kutipan yang diterbitkan oleh Caixin, sebuah majalah bisnis Tiongkok.

CEFC China Energy, konglomerat minyak dan jasa keuangan dengan aset di seluruh dunia, didirikan oleh Ye Jianming pada tahun 2002. Perusahaan ini sejak itu terlibat dalam praktek-praktek bisnis yang curang dan menggunakan koneksi ke militer Tiongkok untuk kemajuannya sendiri, menurut sebuah artikel Caixin yang diterbitkan pada tanggal 1 Maret yang sejak saat itu telah diturunkan dari internet.

Setelah publikasi tersebut, saham dan obligasi perusahaan anjlok.

Sementara itu, South China Morning Post melaporkan pada awal 2 Maret bahwa pihak berwenang Shanghai telah menyita perusahaan tersebut, mengutip sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Dalam beberapa tahun yang singkat, CEFC tumbuh cukup besar untuk membeli aset dari Uni Emirat Arab sampai Chad hingga Kazakhstan. Ia juga telah berinvestasi di real estat, maskapai penerbangan, dan stadion sepak bola.

Bisnis Curang

Mengutip sumber orang dalam di CEFC, artikel Caixin tersebut mengungkapkan bahwa di tahun-tahun awal, perusahaan tersebut telah menggunakan letter of credit, sebuah dokumen bank antara pembeli dan penjual yang menjamin pembayaran setelah menerima barang, untuk menulis laporan transaksi-transaksi antara anak-anak perusahaan dan perusahaan-perusahaan afiliasinya. CEFC kemudian akan menggunakan uang yang diterima tersebut untuk melakukan transaksi-transaksi palsu lebih banyak, membeli properti real estat untuk para eksekutif perusahaan, dan membeli asset-aset di Hong Kong.

konglomerat besar tertangkap
Logo CEFC terlihat di markas CEFC China Energy di Shanghai, Tiongkok pada tanggal 14 September 2016. (Aizhu Chen / File Photo / Reuters)

“Sebuah kapal yang penuh barang akan berlabuh di pelabuhan selama setahun penuh, namun [di atas buku-buku laporan], barang-barang itu telah berpindah tangan di antara perusahaan-perusahaan yang berafiliasi tersebut puluhan, atau ratusan kali,” kata orang dalam.

Hubungan-hubungan Politik

Perusahaan tersebut membuat jaringan koneksi dengan para pejabat Partai. Ye secara khusus merekrut kader-kader yang sebelumnya bekerja di perusahaan minyak dan keuangan milik negara.

Di dalam militer, Ye juga menemukan sekutu. Seorang mantan pejabat di kantor Komisi Militer Pusat, Wang Hongyuan, menjadi sekretaris jasa konsultasi CEFC. Ketika perusahaan tersebut mendirikan yayasan amal di Shanghai, Wang menjadi anggota dewan tetap.

kasus suap di kemiliteran tiongkok
Anggota Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok menerima pelatihan penjaga di Beijing, pada tanggal 1 Januari 2018. (AFP / Getty Images)

Antara tahun 2003 sampai 2005, Ye menjabat sebagai wakil sekretaris di China Association for International Friendly Contact, sebuah organisasi afiliasi Partai Komunis yang menyalurkan pekerjaan “front persatuan”, yang bertujuan untuk membudidayakan sekutu-sekutu untuk rezim tersebut dan mengisolasi musuh-musuh politik. Mantan analis di Canadian Security Intelligence Service, J. Michael Cole, mengungkapkan dalam sebuah artikel tahun 2016 di majalah National Interest bahwa organisasi tersebut terkait dengan sebuah departemen di dalam Departemen Politik Umum militer tersebut.

Ye juga mendirikan sebuah yayasan dan think tank (lembaga riset) di Hong Kong, yang disebut CEFC Hong Kong Non-Governmental Fund Committee. Yayasan tersebut mengagumi kedaulatan Tiongkok dengan prinsip “satu Tiongkok”: bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok dan suatu hari nanti akan disatukan kembali dengan daratan. Komite tersebut dikabarkan akan menjadi pelindung kegiatan-kegiatan Front Persatuan Partai Komunis Tiongkok, untuk mempengaruhi opini-opini mengenai masalah Taiwan.

Di yayasan Hong Kong tersebut, Chi Ping Patrick Ho menjabat sebagai sekretaris umum. Ho, seorang pengusaha Hong Kong, baru-baru ini dikenai tuduhan suap di pengadilan federal AS. Departemen Kehakiman AS menuduh bahwa dia telah menyuap pejabat-pejabat tingkat tinggi di Chad dan Uganda jutaan dolar untuk mendapatkan keuntungan bisnis bagi perusahaan minyak Tiongkok yang tidak disebutkan namanya. Perusahaan yang dimaksud tersebut secara luas dianggap CEFC.

Kesulitan Keuangan

Dalam sebuah wawancara dengan Caixin, Ye juga mengaku mempunyai sejumlah besar pinjaman luar biasa: lebih dari 60 miliar yuan (US$9,5 miliar). Utang yang besar, selain kurangnya transparansi mengenai kepemilikan dan pembiayaannya, telah membuat khawatir para bankir internasional.

Bulan lalu, Bank Nasional Ceko menolak dorongan CEFC untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya di J&T Finance Group yang berada di Republik Ceko, karena kurangnya informasi mengenai pendanaan untuk kesepakatan tersebut.

Berharap untuk membatasi arus keluar modal, rezim Tiongkok telah mengawasi perusahaan-perusahaan swasta dengan aset luar negeri berisiko tinggi di luar negeri. Pekan lalu, salah satu konglomerat asuransi terbesar di Tiongkok, Anbang, ditangkap oleh pihak berwenang Tiongkok. Rezim tersebut juga mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan semua perusahaan swasta untuk melaporkan investasi asing mereka kepada pihak berwenang. (ran)

Reuters dan anggota staf Epoch Times Xu Meng’er memberikan kontribusi untuk laporan ini.

ErabaruNews