Zuckerberg Meminta Maaf Atas Pelanggaran Data Facebook

SAN FRANCISCO – Pendiri Facebook Mark Zuckerberg meminta maaf pada hari Rabu 22 Maret atas kesalahan yang dibuat oleh perusahaannya dalam menangani data milik 50 juta penggunanya dan menjanjikan langkah yang lebih keras untuk membatasi akses para pengembang ke informasi tersebut.

Jaringan media sosial terbesar di dunia tersebut sedang menghadapi pengawasan pemerintah yang meningkat di Eropa dan Amerika Serikat tentang tuduhan-tuduhan dari para whistleblower (pelapor yang menginformasikan seseorang atau organisasi yang terlibat dalam kegiatan terlarang) bahwa konsultan politik yang berbasis di London, Cambridge Analytica, telah mengakses informasi pengguna untuk membangun profil pada pemilih Amerika.

“Ini adalah pelanggaran kepercayaan besar. Saya benar-benar menyesal hal ini terjadi. Kami memiliki tanggung jawab dasar untuk melindungi data masyarakat,” kata Zuckerberg dalam wawancara dengan CNN, memecah keheningan publik sejak skandal itu meletus pada akhir pekan.

Zuckerberg mengatakan di sebuah posting Facebook, perusahaan “telahmembuat kesalahan, masih banyak yang harus dilakukan, dan kami harus meningkatkan dan melakukannya.”

Dia mengatakan jejaring sosial itu berencana untuk melakukan penyelidikan terhadap ribuan aplikasi yang telah menggunakan platform Facebook, membatasi akses para pengembang ke data, dan memberi para anggota sebuah alat yang memungkinkan mereka untuk menonaktifkan akses ke data Facebook mereka dengan lebih mudah.

Rencananya tidak mewakili pengurangan besar kemampuan para pengiklan untuk menggunakan data Facebook, yang merupakan sumber kehidupan perusahaan.

Zuckerberg mengatakan dia terbuka untuk peraturan pemerintah tambahan dan senang untuk bersaksi di hadapan Kongres AS jika dia adalah orang yang tepat.

“Saya tidak yakin kita tidak seharusnya diatur,” katanya kepada CNN. “Saya benar-benar membayangkan pertanyaan tersebut lebih dari tentang peraturan apa yang benar daripada sekedar ya atau tidak, haruskah itu diatur? … Orang-orang harus tahu siapa yang membeli iklan yang mereka lihat di Facebook.”

Zuckerberg mengatakan Facebook berkomitmen untuk menghentikan campur tangan dalam pemilihan umum paruh waktu AS pada November dan pemilihan-pemilihan umum di India dan Brasil.

Ketakutan Investor

Saham Facebook memangkas keuntungan pada hari Rabu setelah posting Zuckerberg, menutup 0,7 persen. Perusahaan telah kehilangan lebih dari $45 miliar dari nilai pasar sahamnya selama tiga hari terakhir karena kekhawatiran investor bahwa kegagalan apa pun oleh perusahaan teknologi besar untuk melindungi data pribadi dapat menghalangi para pengiklan dan pengguna dan mengundang regulasi yang lebih ketat.

Zuckerberg mengatakan kepada New York Times dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Rabu bahwa dia tidak melihat “jumlah angka yang berarti dari orang-orang” yang menghapus akun mereka selama skandal tersebut.

Perwakilan-perwakilan Facebook, termasuk pejabat Deputy Chief Privacy Officer, Rob Sherman, bertemu staf kongres AS selama hampir dua jam pada hari Rabu dan berencana untuk melanjutkan pertemuan di Capitol Hill pada hari Kamis. Facebook tidak dapat menjawab banyak pertanyaan, dua pembantu yang menghadiri briefing tersebut mengatakan.

Zuckerberg mengatakan kepada situs web Recode bahwa perbaikan untuk melindungi data pengguna akan menelan biaya “jutaan dolar.”

Pembocor rahasia (whistleblower) yang meluncurkan skandal tersebut, Christopher Wylie, sebelumnya dari Cambridge Analytica, mengatakan di Twitter dia telah menerima undangan untuk bersaksi di hadapan anggota parlemen AS dan Inggris.

Pemerintah Jerman mengatakan Facebook harus menjelaskan apakah data pribadi dari 30 juta pengguna di negara itu dilindungi dari penggunaan yang melanggar hukum oleh pihak ketiga, menurut laporan grup surat kabar regional Jerman, Funke.

‘Kambing Hitam’

Psikolog Aleksandr Kogan, yang menyediakan data untuk Cambridge Analytica dengan menjalankan aplikasi survei di Facebook, mengatakan dia dijadikan kambing hitam oleh Facebook dan Cambridge Analytica. Kedua perusahaan telah menyalahkan Kogan karena dugaan penyalahgunaan data.

“Menurut saya apa yang telah dicoba jual oleh Cambridge Analytica adalah permainan sulap, dan mereka membuat klaim bahwa ini sangat akurat dan memberi tahu Anda semua yang perlu diceritakan tentang Anda. Tetapi saya pikir kenyataannya bukan itu,” Kogan, seorang akademisi di Universitas Cambridge, mengatakan kepada BBC dalam sebuah wawancara.

Hanya 300.000 pengguna Facebook yang menanggapi kuis Kogan, tetapi itu memberi para peneliti tersebut akses ke teman-teman Facebook orang-orang tersebut, yang tidak setuju untuk membagikan informasi, menghasilkan rincian tentang 50 juta pengguna.

Facebook mengatakan sesudah itu telah membuat perubahan yang mencegah orang-orang  berbagi data tentang teman-teman dan mempertahankan agar tidak ada pelanggaran terjadi karena pengguna asli tersebut telah memberi izin. Kritik-kritik mengatakan bahwa pada dasarnya itu adalah pelanggaran karena data dari teman-teman yang tidak curiga telah diambil.

Para analis telah menyuarakan keprihatinan bahwa insiden tersebut akan mengurangi keterlibatan pengguna dengan Facebook, berpotensi mengurangi kekuatannya dengan para pengiklan. Pialang Three Wall Street memangkas target harga mereka.

“Para investor sekarang harus mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut akan menyimpulkan  atau tidak bahwa ia telah tumbuh dengan cara yang terbukti tidak dapat dipertahankan dari serangan,” kata analis Brian M.

Perusahaan tersebut telah meningkat lebih dari 550 persen dalam lima tahun terakhir. (ran)

ErabaruNews