Trump Hantam Tiongkok dengan Tarif dan Pembatasan Investasi

WASHINGTON – Presiden Donald Trump sedang mengambil langkah-langkah terhadap Tiongkok untuk menindak praktik-praktik perdagangan tidak adil selama puluhan tahun yang merugikan miliaran dolar AS.

Trump menandatangani Memorandum Presiden pada 22 Maret, yang mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS (USTR) dan Departemen Keuangan untuk mengambil tindakan berdasarkan temuan dari penyelidikan 301, yang menyimpulkan bahwa Tiongkok telah secara tidak adil memperoleh kekayaan intelektual AS selama beberapa dekade.

“Kita telah berbicara dengan Tiongkok dan kita berada di tengah negosiasi yang sangat besar. Kita akan melihat kemana akan membawa kita. Tetapi sementara itu kita mengirimkan tindakan Bagian 301,” kata Trump sebelum menandatangani memorandum tersebut.

Trump memerintahkan USTR untuk menerbitkan daftar usulan produk-produk dan setiap kenaikan tarif yang dimaksudkan dalam waktu 15 hari sejak penandatanganan memorandum tersebut. Dia juga mengarahkan Menteri Keuangan untuk mengidentifikasi jenis pembatasan-pembatasan investasi yang akan dikenakan pada perusahaan-perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Amerika Serikat.

Tarif baru impor Tiongkok bisa mencapai $60 miliar setiap tahun, menurut Trump. Dan itu hanya sebagian kecil dari masalah tersebut, katanya.

Dia menunjukkan defisit perdagangan senilai $375 miliar dengan Tiongkok, menambahkan, “Ini adalah defisit terbesar negara manapun dalam sejarah dunia kita. Itu di luar kendali.”

“Kita memiliki situasi pencurian kekayaan intelektual yang luar biasa terjadi, yang juga ratusan miliar dolar. Dan itu setiap tahun,” katanya.

Tarif tersebut tidak akan langsung diberlakukan. Industri AS akan diberi kesempatan untuk mengomentari tarif yang telah diajukan. Masukan mereka akan diperhitungkan sebelum tarif final diberlakukan, menurut Gedung Putih.

Nilai tarif tersebut telah dihitung berdasarkan kerugian yang disebabkan secara khusus oleh praktik transfer teknologi paksa oleh rezim Tiongkok, kata penasehat perdagangan senior Trump, Peter Navarro, selama percakapan telepon dengan para wartawan.

“Apa yang dilakukan Amerika Serikat secara strategis adalah mempertahankan diri terhadap bentuk agresi ekonomi khusus ini,” katanya.

Pembatasan pada investasi Tiongkok di Amerika Serikat akan melampaui mandat Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS), yang merupakan komite antar lembaga yang meninjau implikasi keamanan nasional dari investasi asing di negara tersebut.

Memorandum tersebut mengarahkan “Sekretaris Keuangan dalam waktu 60 hari untuk mengusulkan tindakan cabang eksekutif di luar yang tertanam dalam CFIUS untuk mengatasi kekhawatiran tentang akuisisi yang tidak adil atau investasi di Amerika Serikat yang diarahkan atau difasilitasi oleh Tiongkok dalam industri-industri atau teknologi-teknologi yang secara strategis penting untuk Amerika Serikat,” kata Everett Eissenstat, wakil direktur Dewan Ekonomi Nasional selama percakapan telepon dengan para wartawan.

“Laporan [USTR] itu sendiri dengan jelas menunjukkan bahwa ada praktik yang tidak adil oleh Tiongkok khususnya yang berkaitan dengan upaya mereka untuk memperoleh teknologi AS dan untuk mendukung perusahaan Tiongkok di atas perusahaan AS,” katanya.

Pada bulan Agustus tahun lalu, Trump menandatangani sebuah memorandum untuk menangani praktik perdagangan Tiongkok berkaitan dengan pencurian dan pemindahan paksa kekayaan intelektual Amerika. Memorandum itu memerintahkan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer untuk memeriksa praktik perdagangan Tiongkok.

Sebagai hasil dari penyelidikan ini, pemerintahan Trump sekarang mengambil sikap yang lebih keras terhadap kebijakan-kebijakan rezim Tiongkok yang bersifat melindungi.

Navarro mengatakan langkah-langkah hukuman tersebut terutama akan menargetkan 10 industri kunci masa depan seperti kecerdasan buatan, robotika, dan komputasi kuantum, yang diidentifikasi dalam cetak biru (kerangka kerja terperinci) “Made in Tiongkok 2025” Beijing.

“Teknologi adalah kemungkinan dari bagian paling penting dari ekonomi kita,” kata Lighthizer pada penandatanganan memorandum tersebut. “Ada 44 juta orang yang bekerja di bidang teknologi tinggi. Tidak ada negara yang memiliki industri intensif teknologi seperti Amerika Serikat.”

Kebijakan Perdagangan Tiongkok dan Pencurian Kekayaan Intelektual (IP)

Selama beberapa dekade, kebijakan-kebijakan proteksi dan distorsi perdagangan rezim Tiongkok telah melemahkan daya saing perusahaan-perusahaan Amerika.

Menurut laporan Komisi IP oleh National Bureau of Asian Research, biaya tahunan pencurian IP untuk perekonomian AS bisa mencapai $600 miliar.

Dan Tiongkok adalah pelanggar IP teratas di dunia, yang bertanggung jawab atas antara 50 persen hingga 80 persen dari semua biaya pencurian IP, menurut perkiraan Komisi IP tersebut.

Tiongkok menggunakan banyak taktik untuk mencuri informasi, seperti memaksa perusahaan asing untuk bermitra dengan perusahaan domestik dan menyerahkan teknologi dan pengetahuan mereka untuk mendapatkan akses ke pasar Tiongkok. Perusahaan-perusahaan juga diminta untuk merelokasi produksi, penelitian, dan pengembangan, serta penyimpanan data mereka ke negara tersebut.

Tiongkok juga telah memperoleh akses ilegal ke jaringan komputer bisnis AS dan sering mencuri informasi komersial mereka, menurut Gedung Putih.

Laporan investigasi Epoch Times sebelumnya mengungkapkan bagaimana rezim Tiongkok mencuri IP dari perusahaan-perusahaan dan universitas Amerika, dan menjual produk-produk yang dibuat dengan inovasi yang dicuri tersebut kembali ke Amerika Serikat dengan harga-harga sebagian besar telah diturunkan.

Tindakan sepihak

Pemerintah AS mungkin terpaksa menggunakan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menangani masalah ini. Sebaliknya, ia telah memilih tindakan sepihak dengan mengutip ‘Section 301’ dari Undang-undang Perdagangan AS 1974 untuk memberi kuasa perwakilan perdagangan AS untuk memulai penyelidikan pencurian IP oleh Tiongkok.

“Gedung Putih frustrasi oleh lambatnya WTO,” kata Scott Kennedy, wakil direktur Pusat Studi Strategi Internasional, dalam sebuah wawancara tahun lalu.

Oleh karena itu, pemerintah AS menggunakan tindakan sepihak untuk memindahkan proses itu lebih cepat dan mendapatkan hasil dalam waktu yang bermanfaat bagi industri Amerika, katanya.

Pemerintahan Trump berpikir bahwa negara-negara lain, terutama Jepang dan Uni Eropa, akan mendukung upaya AS dalam menanggulangi agresi ekonomi Tiongkok.

“Kita perkirakan akan ada yang lain yang akan menemukan tindakan ini akan menjadi baik dalam memimpin dan menunjukkan bahwa kita dapat mengambil tindakan untuk mendorong perubahan yang diperlukan untuk ekonomi dunia,” kata seorang pejabat Gedung Putih senior.

“Kita melakukan hal-hal untuk negara ini yang seharusnya sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Kita telah mendapatkan pelecehan ini oleh banyak negara dan kelompok negara lain yang disatukan untuk mengambil keuntungan dari Amerika Serikat,” kata Trump.

“Mungkin salah satu alasan saya terpilih, mungkin salah satu alasan utamanya. Tetapi kita tidak akan membiarkan itu terjadi.” (ran)

ErabaruNews