Tiongkok Mulai 2 April Menaikkan Tarif 128 Jenis Komoditas Impor dari AS

oleh Wu Ying

Otoritas Tiongkok pada 1 April mengumumkan kenaikan tarif atas impor komoditas dari Amerika Serikat yang diberlakukan mulai 2 April sebagai balasan atas kenaikan tarif produk baja dan almunium dari Tiongkok yang diberlakukanĀ  sejak 23 Maret 2018.

128 jenis komoditas yang dinaikkan tarifnya itu berkisar antara 15 – 25 % itu, antara lain adalahĀ  daging babi, buah-buahan, kacang-kacangan, anggur dan lainnya.

Menurut Surat Keputusan Kementerian Keuangan tentang Kenaikan Tarif Impor atas Sejumlah Komoditas Asal Amerika Serikat yang diumumkan pemerintah pada 1 April disebutkan bahwa kenaikan tarif mulai diberlakukan pada 2 April 2018.

Komoditas itu meliputi buah-buahan dan produk mereka (apel, jeruk, stroberi, anggur, cherry, kiwi, kacang-kacangan, ginseng, anggur) dan sebagainya sebanyak 120 jenis dengan kenaikan 15%. Sedangkan untuk daging babi dan produk mereka serta 8 jenis barang kalengan impor lainnya, kenaikan mencapai 25%.

Pihak Beijing dalam keterangannya mengatakan bahwa kenaikan tersebut adalah untuk melindungi kepentingan dalam negeri dan mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh kenaikan tarif produk baja dan almunium yang diimpor oleh Amerika Serikat.

Sebelumnya, Presiden Trump pada 22 Maret lalu mengeluarkan instruksi presiden untuk mengambil langkah melawan Tiongkok karena pencurian hak kekayaan intelektual serta penurunan defisit dari perdagangan antara AS dengan Tiongkok. Intruksi tersebut meliputi pengenaan tarif hukuman atas sejumlah komoditas Tiongkok sampai mencapai 60 miliar Dollar AS, dan kenaikan tarif impor 25 %.

AS juga menggugat Tiongkok lewat WTO dan membatasi investasi perusahaan Tiongkok di AS.

Usai menandatangani intruksi presiden, Trump mengatakan bahwa AS tidak akan mentolerir pencurian kekayaan intelektual oleh pihak Tiongkok dan berusaha untuk mempersempit defisit perdagangan dengan Tiongkok, menuntut pemerintah Tiongkok untuk mengurangi defisit minimal 100 miliar Dollar AS.

Selanjutnya, kedua negara mengadakan negosiasi di belakang layar. Amerika Serikat meminta Tiongkok mengurangi tarif impor mobil AS, membeli lebih banyak produk semikonduktor AS, serta lebih luas dalam membuka pasar keuangan bagi perusahaan-perusahaan AS.

Pada 28 Maret, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa jangka waktu untuk memberikan komentar terhadap kenaikan tarif barang impor dari Tiongkok telah diperpanjang dari awalnya yang 30 hari menjadi 60 hari.

Selain itu Robert juga mengatakan bahwa ia sangat mengharapkan kesepakatan dapat dicapai melalui negosiasi.

Pada 8 Maret Trump menandatangani perintah untuk menaikkan tarif impor produk baja dan almunium dari Tiongkok sebesar masing-masing 25 % dan 15 % mulai berlaku pada 23 Maret dengan alasan demi keamanan nasional.

Sebelum diberlakukan, Trump mengumumkan bahwa Kanada, Meksiko, Argentina, Australia, Brazil, Korea Selatan, enam negara sekutu lainnya dan Uni Eropa sementara tidak dikenakanĀ  tarif baru tersebut berlaku sampai dengan 1 Mei 2018.

Pada hari tarif baru tersebut diberlakukan AS, otoritas Tiongkok juga menyampaikan keinginannya untuk menaikkan tarif pajak hingga 30 miliar Dollar AS.

Analisis pakar ekonomi menyebutkan bahwa dalam daftar kenaikan tarif yang dikeluarkan Tiongkok itu tidak mencantumkan jenis komoditas yang terkena kenaikan tarif, seperti ekspor kedelai AS ke Tiongkok yang mencapai 14 miliar Dollar AS setahun, menunjukkan bahwa BeijingĀ  sengaja menyediakan ‘lowongan’ bagi kedua negara untuk bernegosiasi. Mencari solusi penyelesaian masalah.

Financial Times mengutip analisis pakar melaporkan bahwa otoritas Beijing ingin memperburuk perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat karena ekonomi Tiongkok masih mengandalkan ekspor dan sedang menikmati surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat. (Sinatra/asr)