Putin Berharap Chemical Watchdog Akhiri Kisruh Isu Skripal

EpochTimesId – Presiden Rusia, Vladimir Putin berharap pertemuan yang direncanakan oleh pengawas senjata kimia global (Chemical Watchdog) membantu meredakan pertikaian diplomatik skala besar. Rusia mengatakan hal itu, Selasa (5/4/2018) menanggapi ketegangan diplomatik yang dipicu oleh keracunan mantan agen ganda Rusia di Inggris.

Inggris telah menyalahkan Rusia atas serangan racun saraf terhadap Sergei Skripal dan putrinya Yulia Skripal. Skripal diserang dengan racun saraf kelas militer di kota Salisbury, Inggris, pada 4 Maret 2018.

Moskow sudah berulang-kali membantah terlibat dalam serangan terhadap Skripal. Rusia bahkan menuduh London memancing dan menggemakan histeria anti-Rusia di dunia Barat.

Kasus Skripal telah membuat hubungan Timur-Barat ke dalam krisis terburuk mereka sejak Perang Dingin. Inggris dan sekutu-sekutunya mengusir sekitar 130 diplomat Rusia. Moskow kemudian menanggapi dengan balas mengusir diplomat Inggris, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.

Seorang petugas polisi berjaga-jaga di luar rumah mantan perwira intelijen militer Rusia, Sergei Skripal, di Salisbury, Inggris, 8 Maret 2018. (Peter Nicholls/Reuters/The Epoch Times)

Atas permintaan Moskow, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) akan mengadakan sesi khusus pada hari Rabu (4/4/2018) waktu setempat di Den Haag. Rapat itu akan khusus membahas tentang keracunan di Salisbury.

“Kami telah mengajukan 20 pertanyaan untuk diskusi (pada pertemuan tersebut). Saya berharap bahwa selama diskusi ini sebuah garis akhir tentang apa yang telah terjadi akan ditarik,” kata Putin dalam konferensi pers selama kunjungan ke ibukota Turki, Ankara, seperti dikutip The Epoch Times dari Reuters.

Moskow mengatakan ingin mengambil bagian dalam penyelidikan resmi Inggris terhadap insiden keracunan itu.

“Kami tertarik dengan penyelidikan penuh. Kami ingin diizinkan masuk ke dalam penyelidikan ini dan kami berharap menerima materi yang relevan karena masalah ini melibatkan warga negara Federasi Rusia,” kata Putin.

Dewan eksekutif OPCW yang akan bertemu pada hari Rabu memiliki 41 anggota, termasuk Rusia dan Inggris. Setiap keputusan harus disetujui oleh dua pertiga anggota, yang umumnya sulit dicapai.

Video Pilihan Erabaru Chanel :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Para diplomat mengatakan Rusia akan mengulangi keinginannya untuk terlibat dalam pengujian sampel Salisbury. Jika tidak, Rusia akan menerima hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium OPCW.

Sebelumnya pada hari Selasa (3/4/2018), kepala pusat penelitian militer Inggris mengatakan sejauh ini tidak dapat memastikan apakah racun saraf, yang diidentifikasi sebagai Novichok, memang diproduksi di Rusia.

“Saya ingin menambahkan bahwa menurut data ahli internasional ada sekitar 20 negara yang mampu memproduksi zat neuro-paralytic semacam itu,” kata Putin.

Polisi kontra-terorisme Inggris mengatakan mereka percaya Skripal, 66, dan putrinya yang berusia 33 tahun diracun dengan Novichok. Itu adalah racun yang pertama kali dikembangkan oleh militer Soviet. Racun ditaburkan di pintu depan rumah Skripal di Salisbury.

Putin, yang memenangkan masa jabatan enam tahun dalam pemilihan presiden bulan lalu, mengatakan dia telah memperlajari kasus keracunan itu melalui media. Dia mengaku terkejut oleh langkah apa yang dia sebut kampanye anti-Rusia yang dilancarkan oleh Inggris.

Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada wartawan di Ankara bahwa versi Inggris yang bertanggung jawab atas keracunan itu tidak akan dikonfirmasi karena tidak mungkin untuk mengonfirmasi.

“Memang ini adalah cerita panjang, kegilaan telah pergi terlalu jauh,” tambah Peskov. (Reuters/The Epoch Times/waa)