Bagaimana Vaping Mempengaruhi Kesehatan Anda, Lihat Hasil Studi-studi Ini

Epochtimes.id- Banyak orang beranggapan bahwa vaping lebih aman daripada merokok, kebanyakan orang akan setuju.

Alasan ini muncul karena tidak ada tembakau yang dibakar dan karena tidak ada asap yang dihirup.

Orang-orang beranggan bahwa vaping tidak banyak merusak paru-paru daripada merokok tradisional.

Tetapi itu tidak berarti bahwa vaping aman, dengan imajinasi apa pun.

Beberapa studi yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa vaping tampaknya dikaitkan dengan risiko serangan jantung yang meningkat secara drastis.

Lebih lanjut, zat seperti arsenik, kromium, dan mangan — semuanya berpotensi berbahaya — ditemukan dalam uap.

Termasuk, uap e-cig dapat menyebabkan bakteri berbahaya menempel di sisi saluran udara, demikian hasil studi lain menunjukkan

Nikotin yang terhirup dalam uap e-cig juga dapat menyebabkan kerusakan DNA, berdasarkan sebuah studi dari New York University.

Sedangkan studi baru-baru ini dari Proceedings of National Academy of Sciences Amerika Serikat menunjukkan perangkat yang menggunakan baterai masih dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.

“Kami mengusulkan agar ECS (asap rokok) bersifat karsinogenik dan perokok e-cig memiliki risiko lebih tinggi daripada non-perokok untuk mengembangkan kanker paru-paru dan kandung kemih dan penyakit jantung,” tulis para peneliti.

Menurut pengujian yang dijalankan pada tikus, mereka yang terpapar asap rokok dari e-cigarette memiliki tingkat kerusakan DNA yang lebih tinggi di kandung kemih, jantung dan paru-paru dibandingkan dengan pernapasan yang biasa dihirup.

Namun sistem perbaikan yang melindungi dari kanker pada tikus yang terpapar asap e-cigarette juga rusak.

“Penting untuk dicatat bahwa banyak perokok e-cig telah mengonsumsi kebiasaan merokok e-cig tidak harus melakukannya untuk tujuan berhenti merokok (merokok tembakau), melainkan karena mereka mengasumsikan bahwa rokok elektronik sangat aman,” tulis para ilmuwan. (asr)