Ibu Jahat Manfaatkan Putri yang Kanker Hingga Meninggal Gali Sumbangan Buat Biaya Operasi Sumbing Putranya

oleh A Zhu

Wang Fengya, seorang gadis di bawah usia 3 tahun di Henan, Tiongkok, menemui ajal setelah 1 tahun menderita penyakit kanker mata.

Ibu anak tersebut justru menggunakan kondisi putrinya yang sakit untuk mengumpulkan dana sumbangan lewat internet pada periode putrinya masih memiliki harapan hidup, menggunakan dana terkumpul yang besarnya 150.000 Renminbi tersebut untuk membiayai operasi sumbing putranya. ‘Mentelantarkan’ putrinya itu menimbulkan kemarahan netizen Tiongkok.

Baru-baru ini, sebuah artikel berjudul ‘Kematian Seorang Kawan Kecil Bernama Wang Fengya’ populer tersebar di media sosial Tiongkok. Artikel tersebut menimbulkan kemarahan warganet terhadap ibu jahat itu.

Artikel ini ditulis oleh seorang yang mengaku orang yang mengetahui masalah mengungkapkan bahwa, Wang Fengya pada bulan September tahun lalu telah didialogsis rumah sakit menderita penyakit retinoblastoma, dan kondisinya semakin parah. Pada saat itu, Yang Meiqin mengunggah melalui beberapa media sosial berita meminta sumbangan dana dari para donatur untuk biaya pengobatan putrinya yang sedang mengidap penyakit kanker di mata.

Yang Meiqin juga mengunggah sejumlah foto putrinya itu, termasuk foto yang menunjukkan bola mata kanan putrinya yang keluar dari kelopak. kondisi sudah kritis. Juga terpapar sebuah foto selfi Yang bersama putrinya.

Sebuah adegan video Wang Fengya yang mengucapkan “Tolonglah aku” dengan suara yang lirih, membuat netizen merasa iba melihatnya.

Banyak warganet simpati terhadap gadis kecil yang malang ini, dengan murah hati mereka mendonorkan uang untuk membantu biaya pengobatan, dan tidak sedikit warganet  meneruskan pesan meminta kawan-kawan yang berkehendak baik untuk bergerak, ikut  menyelamatkan hidup Wang Fengya.

Sejak itu, Yang Meiqin terus menerima donasi dari orang-orang baik hati. Menurut laporan sumber yang mengaku mengetahui masalah tersebut, dana sumbangan yang diterima secara kumulatif telah mencapai 150.000 Renminbi (setara Rp.330 juta).

Namun, tak lama kemudian orang-orang yang antusias menemukan bahwa setelah Yang Meiqin menerima uang sumbangan itu, bahkan uangnya digunakan membiayai operasi sumbing putranya di rumah sakit mewah yang didanai asing di Beijing. Tetapi membawa Wang Fengya yang penyakitnya makin kritis ke rumah sakit umum anak-anak setempat untuk perawatan.

Setelah informasi ini tersebar, sejumlah warganet merasa tidak puas. Ada warganet yang antusias lalu membentuk kelompok sukarela bergegas ke rumah Wang Fengya untuk mendesak Yang Meiqin membawa putrinya menerima pengobatan yang berkualitas tinggi.

Bulan April tahun ini, di bawah desakan para sukarelawan, Yang pernah membawa Wang Fengya ke Rumah Sakit Anak di Beijing untuk diperiksa. Dokter di Rumah Sakit Anak Beijing mengatakan bahwa selama Wang Fengya dirawat di rumah sakit, dia masih memiliki harapan untuk bertahan hidup.

Namun, apa yang membuat para netizen terkejut adalah Yang Meiqin menolok untuk mengijinkan putrinya menginap di rumah sakit untuk menerima pengobatan. Tidak peduli terhadap saran maupun protes sukarelawan yang ikut membantunya. Memaksa membawa pulang putrinya yang sudah kritis. Meskipun  sukarelawan tidak berdaya, mereka masih terus memperhatikan kondisi Wang Fengya.

Pada 13 April, beberapa orang sukarelawan kembali mengusulkan kepada Yang Meiqin untuk mengatur pengobatan Wang Fengya di sebuah rumah sakit besar di Zhengzhou, dan berjanji untuk menanggung semua biaya.

Tetapi hal yang tak terduga terjadi : Nenek dari Wang Fengya justru bertindak brutal, merampas ponsel relawan, menggerakan anggota keluarga lainnya untuk memukuli para relawan. Setelah kasusnya dilaporkan kepada polisi, para relawan menarik diri dari bantuan.

Akhir bulan April, Yang Meiqin kembali mengunggah foto, video dan berita tentang kondisi putrinya itu ke media sosial untuk mendapatkan sumbangan dana. Kasihan Wang Fengya yang masih diinapkan di sebuah klinik lokal terus dijadikan sapi perahan untuk menggalang dana sampai ia dijemput oleh Yang Maha Kuasa pada 4 Mei lalu. (Sinatra/asr)