Titik Infleksi Muncul, Konfrontasi AS – Tiongkok Tentukan Pola Dunia Mendatang (1)

Perdana Menteri Jepang masih Shinzo Abe dan Kepulauan Diaoyu masih dikontrol ketat oleh Jepang.

Meskipun Korea Selatan sudah berganti presiden, tetapi THAAD (anti-rudal darat – udara) masih terpasang.

Tentara penjaga perbatasan India masih melakukan pengamanan yang ketat terhadap perbatasan dengan Tiongkok, dan tentara Tiongkok masih dijadikan musuh imajiner dalam latihan tempur tentara India.

Situasi tidak berubah segala sesuatunya masih seperti yang lama, tetapi hubungan antara Tiongkok dengan negara-negara tetangga ini tiba-tiba berubah secara dramatis.

Dan ini semua muncul setelah diberlakukannya Taiwan Tranvel Act.

Hubungan Tiongkok – AS menunjukkan titik perubahan besar pada bulan Maret 2018. Perubahan ini di masa mendatang akan mempengaruhi pola global dan kemudian muncul penyesuaian-penyesuaian yang mendasar.

Dengan diberlakukannya Taiwan Travel Act, hubungan AS – Tiongkok – Taiwan akan terganggu dan mempengaruhi dunia. (Epochtimes)

Titik Infleksi terdahulu terjadi pada tahun 1971

Ada sebutan yang lazim beredar di lingkaran diplomatik Tiongkok : Diplomasi Tiongkok adalah diplomasi yang diterapkan kepada Amerika Serikat. Ini mungkin agak ekstrim dan absolut, namun jika ditilik berdasarkan kepentingan, hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat pasti akan mencapai di atas 50% dari diplomasi Tiongkok.

Hanya Duta Besar Tiongkok untuk AS yang berpangkat setingkat Wakil Menteri, dan hampir semua duta besar untuk Amerika Serikat di kemudian hari berpotensi menduduki jabatan penting di Deplu Tiongkok, menjadi menteri atau penasehat negara yang menguasai diplomasi.

Namun, hubungan antara Republik Rakyat Tiongkok yang dikuasai oleh Partai Komunis Tiongkok dengan Amerika Serikat selalu bermusuhan. Tahun 1971, Penasihat Keamanan untuk Presiden Richard Nixon, Dr. Kissinger mampir secara rahasia di Beijing dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke Pakistan.

4 hari setelah Kissinger pulang ke Amerika Serikat, Presiden Nixon mengumumkan bahwa dia akan mengunjungi Tiongkok. Ini adalah titik infleksi atau ririk balik pertama dalam hubungan Tiongkok – AS.

Ada sarjana AS yang mendalami hubungan internasional berpendapat bahwa pembubaran Uni Soviet sudah dimulai pada tahun 1971, akibat sayap kiri dari Kelompok Komunis Eropa Timur pada waktu itu, dan Partai Komunis Tiongkok yang menjadi inti daripada Kelompok Partai Komunis di Asia memisahkan diri dari induk Partai Komunis.

Amerika Serikat dan Tiongkok, sejak tahun 1972 dapat mencapai kerjasama strategis yang komprehensif.

Manfaat yang diperoleh Amerika Serikat lebih nyata, pertama adalah bentuk yang lebih layak, bagaimana tidak, mereka yang baru melangkah keluar dari lumpur medan perang Vietnam dan segera mendapat keuntungan dalam konfrontasi global dengan Uni Soviet, menghambat ekspansi komunisme di Asia dan akhirnya mengalahkan Uni Soviet lalu keluar sebagai satu-satunya penguasa di dunia.

Dan kepentingan Tiongkok bahkan lebih terasa. Setelah reformasi ekonomi Tiongkok yang digalang Teng Xiaoping pada tahun 1980, selain memperoleh dana, teknologi dan pasar dari Amerika Serikat, dalam aspek strategi nasional, Tiongkok juga memperoleh segudang manfaat dari bantuan Amerika Serikat.

Pada tahun 1971, 3 bulan setelah Kissinger berkunjung ke Tiongkok, Tiongkok diterima masuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, “mewarisi” kursi anggota tetap PBB dan “mengusir” Republik of China, Taiwan. Dalam proses ini, Amerika Serikat tidak menggunakan hak vetonya.

Pada 15 Nopember 1971, Tiongkok bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan “mewarisi” kursi anggota tetap PBB menggantikan Republik Tiongkok, Taiwan. (AFP)

Pada tahun 1972, Badan Intelijen Pusat AS (CIA) mengakhiri pemberian pelatihan dan dukungan kepada organisasi gerilyawan Tibet Chushi Gangdruk (organisasi gerilyawan yang mencoba mengusir Republik Rakyat Tiongkok dari Tibet).

Pada tahun 1974, Amerika Serikat diam-diam menyetujui Tiongkok merebut kembali Kepulauan Paracel. Sembilan bulan sebelum pecahnya perang, AS memerintahkan kepada semua penasihat militer AS di kapal Angkatan Laut Vietnam Selatan (yang sebenarnya dioperasikan oleh militer AS) untuk tidak berlayar bersama kapal.

Saat pertempuran Paracel berlangsung, Amerika Serikat tidak melakukan tindakan apapun meski jarak waktu tempuh pesawat tempur dari medan perang ke kedua pangkalan udara AS di Filipina hanya 10 menit, apalagi Amerika Serikat masih memiliki aliansi militer dengan Vietnam Selatan.

Pada tahun 1980, peralatan radar yang dipasok oleh Amerika Serikat dipasang di daerah Xinjiang dengan pelatihan dan instalasi semuanya dilakukan oleh militer AS. Ini adalah pertama kalinya Tiongkok memiliki teknologi radar jarak jauh.

Pada tahun 1984, Amerika Serikat menjual helikopter Black Hawk ke Tiongkok, Sampai pada saat embargo dimulai pada tahun 1989, Amerika Serikat hanya mengirim total 24 pesawat ke Tiongkok.

Meskipun AS memberlakukan embargo senjata militer kepada Tiongkok pada tahun 1989, tetapi setelah tahun 1993, Amerika Serikat masih memasok suku cadang Black Hawk kepada Tiongkok.

Pada tahun 1987, Amerika Serikat menjual radar artileri ke Tiongkok. Sebelum tahun 1981, di bawah persetujuan tak resmi dari Amerika Serikat, Inggris menjual radar artileri ke Tiongkok, yang merupakan pertama kalinya Tiongkok memiliki teknologi dan konsep gabungan tentang artileri dan radar. dan selanjutnya mendapatkan keuntungan dalam perang perbatasan melawan Vietnam.

Namun, kepentingan strategis terbesar yang diperoleh Tiongkok adalah Amerika Serikat perlu menarik kekuatan militernya dari Taiwan karena telah mengakui Tiongkok dan bukan Taiwan.

Pada 1950-an, ketika militer AS memasuki pulau Taiwan dan Selat Taiwan, jumlah terbesar tentara AS bisa mencapai lebih dari 20.000 orang. Pada bulan April 1979, lima bulan setelah menjalin hubungan diplomatik antara Tiongkok dengan Amerika Serikat, tentara AS terakhir ditarik dari Taiwan.

Meskipun kedua belah pihak pada tahun 1990-an sempat berselisih paham, tetapi Amerika Serikat membuka pasarnya untuk Tiongkok, mengijinkan Tiongkok bergabung dengan WTO dan melakukan sejumlah besar alih teknologi canggih.

Dalam tiga dekade terakhir, hasil dari apa yang Tiongkok namakan Perkembangan ala Lompatan ke Depan diperoleh Tiongkok dari manfaat kerja sama strategis yang komprehensif dengan Amerika Serikat.

Pada 6 September, 1945, warga Shanghai merayakan kekalahan Jepang dan berakhirnya PD 2 dengan mengibarkan bendera-bendera Republik Tiongkok, Inggris, Amerika Serikat dan sekutu lainnya di jalan-jalan. (Hulton Archive / Getty Images)

Oleh karena itu, setelah Presiden Trump mengambil alih pemerintahan, meskipun ia telah menerapkan strategi agresif untuk menekan Tiongkok, tetapi Xi Jinping selalu mengetengahkan kerjasama adalah satu-satunya jalan keluar bagi Tiongkok dan Amerika Serikat. (Sinatra/asr)

Bersambung

Baca Selanjutnya : Titik Infleksi Muncul, Konfrontasi AS – Tiongkok Tentukan Pola Dunia Mendatang (2)