Amerika Tahan Sepuluh Ribu Lebih Imigran Gelap Remaja

EpochTimesId – Lebih dari 10.000 remaja dibawah umur kini ditahan oleh Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan (HHS) Amerika Serikat. Mereka melintasi perbatasan barat daya AS secara ilegal, tanpa didampingi oleh orang tua atau wali.

Sebagian besar diantaranya, atau lebih dari 90 persen, berasal dari negara-negara Amerika Tengah seperti Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Sebagian besar remaja itu berusia antara 15 hingga 17 tahun.

Steven Wagner, pelaksana tugas Deputi Kepala HHS untuk Anak-anak dan Keluarga, mengatakan bahwa Program Anak-anak Asing Tanpa Pengasuhan telah tumbuh jauh di luar tujuan awalnya.

“Program [itu] tidak pernah dimaksudkan, bagaimanapun, untuk menjadi sistem asuh,” kata Wagner dalam konfrensi pers pada 29 Mei 2018.

Dia mengatakan program itu berjalan dengan biaya langsung dari pembayar pajak federal. Anggaran yang dihabiskan lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar 14 triliun rupiah) per tahun.

Sebanyak 21.720 anak (dan remaja) di bawah umur yang tidak didampingi ditangkap di perbatasan barat daya antara 1 Oktober 2017 hingga 31 Maret 2018, menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri. Sebanyak 4.605 lainnya dianggap tidak dapat diterima (tidak diijinkan/dicegah masuk) di pintu masuk AS.

Wagner mengatakan bahwa berkat celah imigrasi saat ini, HHS dipaksa untuk melepaskan anak-anak di bawah umur dari Amerika Tengah di dalam negeri, daripada mengembalikan mereka ke negara asal. Walau mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan imigrasi lainnya.

Celah imigrasi yang dimaksud adalah Undang-undang Perlindungan Rehabilitasi Korban Perdagangan Orang (TVPRA). Undang-Undang yang memiliki ketentuan yang mengatakan anak di bawah umur dari negara yang tidak berdampingan tidak dapat dikembalikan ke Meksiko atau diterbangkan kembali ke negara asal mereka. Bahkan, jika orang tersebut bukan korban perdagangan, atau jika usia, identitas, status ketakutan yang dapat dipercaya, atau latar belakang kriminal tidak dapat diverifikasi.

Seorang agen Patroli Perbatasan melihat ke arah Meksiko dari tepi Rio Grande dekat McAllen, Texas, pada 8 September 2014. Wilayah Rio Grande Valley adalah sektor tersibuk untuk penyeberangan perbatasan ilegal ke Amerika Serikat. (John Moore/Getty Images/The Epoch Times)

Penasehat senior Gedung Putih untuk kebijakan, Stephen Miller mengatakan ini menciptakan sistem imigrasi ilegal dua tingkat.

“Orang asing yang tiba secara ilegal dari Meksiko, pada umumnya, dapat diproses dengan cepat dan kembali ke rumah dengan cepat. Imigran yang datang dari Amerika Tengah, itu bukan masalahnya. Dan mereka berhak di bawah celah-celah (UU) saat ini yang akan dirilis di Amerika Serikat. Banyak yang tidak pernah terlihat atau terdengar lagi,” katanya.

Pemerintahan Trump kini berharap agar Kongres mengubah (UU) TVPRA sehingga anak-anak di bawah umur yang bukan korban trafficking, dapat dengan cepat dikembalikan ke negara asal mereka atau dipindahkan ke negara-negara ketiga yang aman.

“Ini adalah contoh dari perbatasan terbuka,” kata Wagner. “Dan Anda dapat melihat bahwa program UAC [anak-anak tanpa pendamping] sedang dimanfaatkan, karena ini memiliki manfaat ekonomi bagi orang-orang yang datang ke sini, seringkali dengan bantuan dan jasa (berbayar) penyelundup (manusia).”

Ketika anak di bawah usia 18 tahun memasuki Amerika Serikat secara ilegal, mereka sering kali justru mencari petugas Patroli Perbatasan. Berdasarkan ‘the Flores Settlement Agreement’, Patroli Perbatasan AS wajib memindahkan anak di bawah umur ke Kantor Pengungsi dan Rumah Tahanan Pengungsi HHS dalam waktu 72 jam.

Pemerintahan menginginkan Kongres segera mengakhiri ‘the Flores Settlement Agreement’, sebuah penyelesaian gugatan class action dari era Clinton, dan menutup ketentuan perawatan yang relevan TVPRA.

HHS diberi mandat untuk sementara waktu menampung anak di bawah umur dan kemudian melepaskannya ke sponsor di Amerika Serikat. Sebagian besar dibebaskan setelah ditahan sekitar 57 hari dalam tahanan HHS.

“Jadi HHS telah ditempatkan dalam posisi menempatkan imigran ilegal dengan individu yang membantu mengatur mereka untuk memasuki negara itu secara ilegal di tempat pertama,” kata Wagner. “Ini membuat krisis lebih buruk dan menciptakan insentif ekonomi untuk pelanggaran lebih lanjut berkat hukum imigrasi federal.”

Banyak anak di bawah umur dibawa ke Amerika Serikat oleh anggota keluarga yang membayar untuk menyelundupkan mereka melintasi perbatasan secara ilegal. Seringkali, anggota keluarga juga berada di negara itu secara ilegal. HHS kemudian terpaksa membiayai pengurusan dan pemindahan mereka ke tempat dimana anggota keluarga mereka tinggal.

“Kami tidak dapat menolak penempatan hanya karena orang tua atau anggota keluarga berada di negara ini secara ilegal,” kata Wagner.

Trump ingin mengklarifikasi penunjukan minor tanpa pendamping dan menghapus manfaat untuk anak di bawah umur yang tinggal bersama orang tua di AS secara ilegal. Manfaat tersebut termasuk akses kepada kupon makanan, perawatan medis, dan layanan sosial.

Wagner mengatakan HHS dan Departemen Keamanan Dalam Negeri baru saja menandatangani nota kesepakatan yang akan memberikan lebih banyak informasi kepada HHS tentang anak yang tidak didampingi (orang tua).

“Kami pikir ini akan menjadi langkah maju yang besar, karena memberikan informasi kepada HHS sehingga kami dapat lebih teliti memeriksa anak-anak asing tanpa pendamping untuk latar belakang dalam aktivitas genkster,” kata Wagner.

Anggota geng MS-13 ditangkap selama Operas ‘Raging Bull’ yang digelar Departemen Dalam Negeri di Dallas, Texas, pada 15 November 2017. (ICE)

Program minor tanpa pendamping telah digunakan sebagai saluran untuk perekrutan untuk genkster MS-13, atau Mara Salvatrucha, geng. Geng mengirimkan anggota ke Amerika Serikat dari El Salvador sebagai anak di bawah umur tanpa pendamping, dan merekrut dari anak-anak di bawah umur yang baru datang dari Amerika Tengah.

Peter Fitzhugh, wakil agen khusus yang bertanggung jawab atas ‘ICE Homeland Security Investigations’ (HSI) di New York, mengatakan keanggotaan MS-13 telah berkembang sejak 2014. Itu bertepatan dengan gelombang ‘banjir’ kedatangan ribuan anak di bawah umur di sepanjang perbatasan barat daya.

Wilayah-wilayah yang paling banyak menyerap anak-anak yang tidak didampingi adalah Harris County di Texas, Los Angeles County, Suffolk County di New York, dan Miami-Dade County di Florida.

Keempat County itu telah mengambil sekitar 30.000 anak di bawah umur di komunitas dan sekolah mereka dalam beberapa tahun terakhir.

Keempat kabupaten berjuang dengan proliferasi kekerasan geng MS-13. Operasi ICE tahun lalu mengakibatkan penangkapan 214 anggota gang MS-13, 30 persen di antaranya awalnya memasuki Amerika Serikat sebagai anak-anak asing tanpa pendamping.

Di bawah nota kesepakatan yang baru, HHS juga akan mulai menjaring sponsor lebih teliti guna mendeteksi sponsor palsu. Mereka berpotensi adalah jaringan perdagangan manusia.

“Kami akan melakukan pemeriksaan latar belakang sidik jari berdasarkan setiap sponsor, untuk lebih memastikan tidak pernah ada insiden anak-anak yang dilepas ke dalam jaringan perdagangan manusia seperti yang disayangkan terjadi pada tahun 2016 di bawah pemerintahan sebelumnya,” kata Wagner.

“Ditambah lagi, kami memiliki masalah orang-orang yang mengaku sebagai orangtua, padahal sebenarnya mereka tidak. Sebenarnya cocok dengan hubungan keluarga adalah tantangan bagi kami.”

Miller mengatakan Demokrat ‘secara eksklusif dan semata-mata’ patut disalahkan karena menjaga celah terbuka saat ini.

“Demokrat ‘yang mengaku khawatir dengan situasi kemanusiaan yang berlangsung di belahan bumi lain, celah-celah yang mereka perjuangkan begitu keras untuk dilindungi, adalah sumber, penyebab, dan alasan untuk kondisi kemanusiaan yang didorong oleh perdagangan dan/atau penyelundupan anak di belahan bumi kita (AS),” keluh Miller.(Charlotte Cuthbertson/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA