Amerika Tingkatkan Program Kecerdasan Buatan untuk Deteksi Rudal Nuklir Tersembunyi

EpochTimesId – Militer Amerika Serikat telah meningkatkan pengeluaran untuk membiayai penelitian rahasia ‘artificial inteligent’ (AI) atau kecerdasan buatan. Militer dengan markas besar di Pentagon itu mengembangkan kecerdasan buatan untuk mengantisipasi peluncuran rudal berkemampuan nuklir, serta melacak dan menargetkan peluncur nuklir berbasis ponsel di Korea Utara dan di tempat lain.

Upaya dan perkembangan teknologi AI pendeteksi nuklir tersembunyi ini kebanyakan tidak dipublikasikan oleh Pentagon. Beberapa informasi yang tersedia secara publik terkait proyek itu, tersembunyi dalam anggaran Pentagon terbaru.

Namun para pejabat AS yang akrab dengan penelitian itu mengatakan kepada Reuters, ada beberapa program rahasia yang sekarang sedang dikerjakan untuk mengeksplorasi bagaimana mengembangkan sistem yang digerakkan oleh AI. Kecerdasan buatan itu akan digunakan juga untuk melindungi Amerika Serikat dengan lebih baik terhadap potensi serangan rudal nuklir.

Jika penelitian ini berhasil, sistem komputer seperti itu akan mampu berpikir sendiri. Perangkat lunak komputer akan dengan leluasa bekerja dan menjelajahi secara mandiri, terhadap sejumlah besar data, termasuk citra satelit, dengan kecepatan dan akurasi di luar kemampuan manusia.

AI akan sangat diandalkan untuk mencari tanda-tanda persiapan peluncuran rudal, seperti disampaikan oleh sekitar enam narasumber kepada Reuters. Sumber-sumber termasuk pejabat AS itu, berbicara dengan syarat anonim karena penelitian ini bersifat rahasia.

Dengan peringatan yang memadai, pemerintah AS akan dapat mengejar opsi diplomatik. Dalam kasus serangan, militer akan memiliki lebih banyak waktu untuk menghancurkan rudal sebelum diluncurkan, atau mencoba untuk mencegat mereka.

“Kami harus melakukan segala daya upaya kami, untuk menemukan rudal itu sebelum mereka meluncurkannya dan membuatnya semakin sulit untuk menembakkannya,” kata salah seorang pejabat Pentagon.

Pemerintah AS dibawah Donald Trump telah mengusulkan anggaran lebih dari tiga kali lipat pada tahun depan, menjadi 83 juta dolar AS (sekitar 1,1 triliun rupiah) hanya untuk salah satu program rudal yang digerakkan oleh AI, menurut beberapa pejabat AS dan dokumen anggaran.

Pentagon, kantor pusat Departemen Pertahanan Amerika Serikat, diambil dari sebuah pesawat terbang pada bulan Januari 2008. (David B. Gleason/Wikimedia Commons/The Epoch Times)

Meski jumlahnya masih relatif kecil, ini adalah salah satu indikator semakin pentingnya penelitian tentang sistem anti-rudal bertenaga AI. Terlebih pada saat Amerika Serikat menghadapi Rusia yang lebih militeristik, dan ancaman yang masih ada dari Korea Utara.

“Apa yang bisa dipelajari oleh AI dan mesin adalah menemukan jarum di tumpukan jerami,” kata Bob Work, seorang juara teknologi AI yang merupakan wakil sekretaris pertahanan hingga Juli lalu. Dia tidak mengacu pada proyek individual apa pun.

Satu orang yang akrab dengan program mengatakan itu termasuk proyek percontohan yang difokuskan pada Korea Utara. Washington telah prihatin dengan perkembangan Pyongyang tentang rudal bergerak yang dapat disembunyikan di terowongan, hutan, dan gua.

Sementara proyek itu dirahasiakan, militer telah jelas tentang minatnya terhadap AI. Pentagon, misalnya, mengakui menggunakan AI untuk mengidentifikasi objek dari video yang dikumpulkan. Salah satunya dalam program drone yang diluncurkan tahun lalu, yang disebut ‘Proyek Maven’.

Namun, beberapa pejabat AS mengatakan pengeluaran untuk membiayai penelitian AI secara keseluruhan pada program militer tetap sangat tidak memadai. Mereka yang khawatir, mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia mengeluarkan anggaran militer yang lebih besar untuk membiayai penelitian yang sama.

Pentagon sedang berpacu melawan Tiongkok dan Rusia untuk menanamkan lebih banyak AI ke dalam mesin perangnya. Itu untuk menciptakan sistem otonomi yang lebih canggih, yang mampu belajar sendiri untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.

Penelitian Pentagon tentang penggunaan AI untuk mengidentifikasi potensi ancaman rudal dan melacak peluncur ponsel masih dalam tahap awal. Penelitian itu juga hanyalah salah satu bagian dari upaya meningkatkan sistem pertahanan yang menyeluruh.

Ada sedikit detail pada penelitian rudal AI. Tetapi, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa prototipe awal untuk sistem yang dapat melacak peluncur rudal berbasis seluler sudah diuji di internal militer AS.

Sejumlah pejabat AS yakin, elemen program rudal AI akan siap digunakan pada awal 2020. Walau sebagian pejabat lainnya dan Kongres AS, mengaku khawatir upaya penelitian saat ini masih terlalu terbatas.

“Orang-orang Rusia dan Tiongkok pasti mengejar hal-hal semacam ini,” ujar Anggota DPR AS, Mac Thornberry (Partai Republik/Texas), ketua Komite Angkatan Bersenjata, kepada Reuters. “Mungkin dengan upaya yang lebih besar dalam beberapa hal daripada yang kita miliki.” (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA