Diplomat Asing Sebut Iran Memplot Serangan Bom di Paris

Epochtimes.id- Seorang diplomat asing menyebut rezim Iran mungkin berada di balik serangan teroris yang digagalkan di Paris saat para tokoh oposisi menggelar pertemuan di kota itu.

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya memberikan pengarahan pers dalam perjalanan ke Brussels, Belgia, pada 10 Juli 2018, tentang pertemuan tiga hari dengan para pejabat Saudi untuk mengkoordinasikan tekanan kepada pada Iran.

“Kami membahas cara-cara baru untuk menghilangkan pendapatan rezim untuk meneror orang dan negara-negara lain. Kami membahas bagaimana Iran menggunakan kedutaan sebagai penutup untuk merencanakan serangan teroris,” kata pejabat itu, menurut sebuah transkrip pembicaraan.

Sebagai contoh, pejabat itu mencatat upaya teroris baru-baru ini di Paris.

“Contoh terbaru adalah plot yang digagalkan oleh Belgia,” kata para pejabat.

“Itu melibatkan seorang diplomat Iran yang beroperasi di luar kedutaan besar Iran di Wina, merencanakan untuk membom sebuah pertemuan atau para pemimpin oposisi Iran di Paris,” kata pejabat itu.

“Dan Amerika Serikat mendesak semua negara dengan hati-hati memeriksa diplomat di kedutaan Iran untuk memastikan keamanan negara mereka sendiri,” tambah pejabat itu.

“Jika Iran dapat merencanakan serangan bom di Paris, mereka dapat merencanakan serangan di mana saja di dunia, dan kami mendesak semua negara untuk waspada tentang Iran.”

Menurut rilis Jaksa penuntut umum Jerman, diplomat Iran adalah warga Iran 46 tahun Assadollah A.

Laporan dari Jerman juga menyatakan dia juga adalah seorang pegawai dari Kementerian Intelijen Iran, yang terutama bertugas mengamati dan berperang melawan kelompok oposisi di dalam dan di luar Iran.

Diplomat itu ditangkap pada 1 Juli di bawah surat perintah penangkapan Eropa dari penegak hukum Belgia.

Diplomat Iran ini diduga menugaskan dua orang untuk melakukan serangan bom di lokasi tempat para pemimpin oposisi Iran bertemu.

Laporan ini menyatakan, diterjemahkan dari Jerman, “Pada hari ledakan yang direncanakan, pasukan keamanan Belgia menangkap pasangan itu dalam perjalanan ke Prancis dan mengamankan perangkat.” (asr)