Amerika Desak PBB Sanksi Rusia dan Tiongkok Terkait Korea Utara

EpochTimesId – Amerika Serikat akan mengajukan permintaan kepada PBB untuk memberikan sanksi hukuman kepada Tiongkok dan Rusia, akhir pekan ini. Permintaan itu akan disampaikan karena dua negara melanggar sanksi internasional terhadap Pyongyang.
Kedua negara tersebut diyakini telah menjual produk minyak murni kepada Korea Utara.
‘Wall Street Journal’ pada 12 Juli 2018 memberitakan, sesuai dengan isi dari pengarahan intelijen yang disiapkan untuk Komite Sanksi Korea Utara, bahwa perusahaan-perusahaan dari Tiongkok dan Rusia terus membantu Korea Utara mengimpor produk minyak.

Bahkan, jumlahnya melebihi batas yang ditetapkan oleh PBB. Mereka juga menggunakan kapal tanker minyak yang terkena sanksi PBB.

Amerika Serikat dan PBB berharap melalui sanksi, dapat membujuk Pyongyang untuk menghentikan program senjata nuklirnya. Sanksi akan membantu Amerika Serikat dan Korea Utara bernegosiasi untuk mencapai denuklirisasi penuh Semenanjung Korea.

Namun, tindakan yang dilakukan oleh Tiongkok dan Rusia tersebut telah merusak upaya Amerika Serikat. Pejabat kedutaan Tiongkok dan Rusia di Washington DC belum menanggapi permintaan komentar dari The Wall Street Journal.

Tiongkok dan Rusia memprovokasi Korea Utara menentang Amerika Serikat
Sumber itu mengatakan bahwa Amerika Serikat mendesak Komite Sanksi PBB untuk mengeluarkan perintah khusus kepada semua negara anggota PBB. Terutama Tiongkok dan Rusia, untuk segera menghentikan pemasokan semua produk minyak yang dimurnikan ke Korea Utara. Akan tetapi ini mungkin tidak ditanggapi secara serius oleh Beijing dan Moskow.

Ketika Menlu AS Mike Pompeo mengunjungi Pyongyang, Korea Utara tiba-tiba menunjukkan sikap yang tidak bersahabat lagi kepada AS untuk melanjutkan pembicaraan isu program denuklirisasi. Selanjutnya, Trump menuduh Tiongkok merusak perundingan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara.

Trump pada 9 Juli 2018 mengirim pesan melalui Twitter yang berbunyi, “Saya yakin bahwa Kim Jong-un akan menghormati kesepakatan yang telah kita tandatangani. Tetapi yang lebih penting, jabatan tangan kita (komitmen pendahuluan), kita sepakat untuk mencapai denuklirisasi Korea Utara; Di sisi lain, karena sikap kami terhadap perdagangan Tiongkok, Tiongkok (PKT) mungkin dapat memberikan tekanan negatif kepada kesepakatan (denuklirisasi), mudah-mudahan saja tidak (demikian)!”

Meskipun Amerika Serikat pernah memuji Tiongkok karena membantu memberi sanksi kepada Korea Utara, tetapi para pejabat AS mengatakan bahwa otoritas Beijing baru-baru ini telah melonggarkan pemberlakuan sanksi. Para pejabat AS mengatakan bahwa Partai komunis Tiongkok khawatir bila hubungan antara Washington dengan Pyongyang berubah hangat. Kondisi yang akan merugikan posisi Beijing dalam perundingan nuklir dan dapat melemahkan keuntungan strategis dari PKT di wilayah tersebut.

Pada saat yang sama, pejabat AS dan PBB juga menuduh perusahaan dan pribadi Rusia yang terus menghasut Korea Utara untuk menentang Amerika Serikat.

Deskripsi Intelijen AS menunjuk Tiongkok dan Rusia
Secara umum laporan intelijen yang disiapkan oleh Komite Sanksi PBB untuk mengawasi sanksi Korea Utara mencatat sejumlah besar informasi tentang kargo yang keluar masuk Korea Utara, termasuk rincian tanggal, jenis kargo, kapal tanker dan pengangkut.

Deskripsi tersebut secara khusus menunjuk Tiongkok (PKT) dan Rusia, termasuk memberikan bukti berupa foto-foto berresolusi tinggi dari tanker yang tertangkap kamera dalam beberapa kasus.

Badan-badan intelijen Barat sebelumnya telah menemukan bahwa kapal-kapal yang terkena sanksi tidak menghiraukan keputusan Dewan Keamanan PBB dan AS. Bahkan melibatkan kapal-kapal Tiongkok dalam kasus-kasus yang jelas melanggar sanksi.

Produk minyak bumi dari Tiongkok dan Rusia merupakan produk yang sangat dibutuhkan bagi Korea Utara untuk kelangsungan perputaran roda ekonomi dan kehidupan tentara nasionalnya.

Konten dalam deskripsi intelijen tersebut menyebutkan, “Hal itu harus segera dihentikan, karena Amerika Serikat percaya bahwa Korea Utara telah melanggar batas atas sanksi PBB.”

Pada akhir bulan lalu, Pompeo memperingatkan Beijing untuk lebih serius dalam melaksanakan sanksi PBB kepada Korea Utara. Karena sanksi berperan sebagai bagian penting dari mendesak negara tersebut menyingkirkan senjata pemusnah massal.

Pompeo saat mengikuti sidang dengar pendapat di senat AS mengatakan bahwa, dia melihat Beijing menyikapi sanksi terhadap Korea Utara dengan rasa santai. Tiongkok adalah negara tetangga dan mitra dagang utama Korea Utara.

“Kami telah mengamati bahwa otoritas Beijing tidak lagi bertindak seketat 6 hingga 12 bulan yang lalu dalam mengontrol daerah perbatasannya dengan Korea Utara,” kata Pompeo. (Xia Yu/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA