Donald Trump Tegaskan Dukung Intelijen Amerika Hadapi Rusia

EpochTimesId – Presiden Donald Trump menegaskan kembali dukungannya untuk badan-badan intelijen Amerika pada 17 Juli 2018. Dukungan Trump disampaikan di tengah-tengah sorotan media, setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di Helsinki.

“Saya memiliki keyakinan penuh dan dukungan untuk badan-badan intelijen besar Amerika,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih sebelum pertemuan dengan anggota parlemen.

Pernyataan Trump ini disampaikan sehari setelah menerima bantahan Putin bahwa Rusia tidak terlibat dalam intervensi pemilu Amerika. Pernyataan Trump ketika konfrensi pers bersama Putin memicu kecaman keras dari para anggota Partai Republik dan Partai Demokrat. Trump dinilai lebih percaya pada kata-kata seorang pemimpin asing dibandingkan badan-badan intelijennya sendiri.

Trump tercatat ada enam kali menegaskan dukungannya bagi penilaian atau kesimpulan badan-badan intelijen bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan AS. Trump sebelum bertemu Putin di Eropa mengatakan bahwa dia memiliki kepercayaan besar pada orang-orang intelijen.

Namun, Trump berkilah bahwa pemimpin Rusia menyatakan bantahan yang sangat kuat atas tuduhan tersebut.

Pada bulan Maret tahun ini, Trump mengatakan bahwa campur tangan orang-orang Rusia tidak berdampak besar pada hasil pilpres. Namun dia mengaku yakin, ada upaya campur tangan Rusia.

Pada November tahun lalu, Trump mengatakan, “Saya sepakat dengan agen-agen kami. Rusia ikut campur.”

Januari dan Juli 2018, Trump kembali mengatakan, “Saya pikir itu Rusia, yang ikut campur dalam pemilihan.”

“Saya telah beberapa kali mencatat temuan intelijen kami bahwa orang-orang Rusia berusaha ikut campur dalam pemilihan kami,” kata Trump.

“Dan saya telah merasa sangat yakin bahwa, tindakan Rusia tidak berdampak sama sekali pada hasil pemilihan, saya harus benar-benar jelas mengatakan hal itu, dan saya telah mengatakan ini berkali-kali, saya menerima kesimpulan komunitas intelijen kami bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan 2016. Bisa jadi orang lain juga; ada banyak orang di luar sana.”

Trump dan Putin di Gothic Hall, istana kepresidenan Finlandia. (BRENDAN SMIALOWSKI/AFP/Getty Images)

Trump melanjutkan bahwa dia sempat melihat ulang transkrip dan video pernyataannya di Helsinki setelah ramainya kritik media dalam negeri. Dia kemudian menyadari bahwa dia salah bicara.

“Kalimat penting dalam pernyataan saya itu saya mengatakan kata-kata yang seharusnya berarti ‘bukan’. Kalimat itu seharusnya, “Saya tidak melihat alasan apapun mengapa bukan Rusia yang melakukannya,” ujar Trump.

“Saya menyadari perlu ada klarifikasi,” kata Trump. “Seharusnya sudah jelas. Saya pikir itu akan menjadi jelas. Tetapi saya ingin mengklarifikasi, untuk berjaga-jaga kalau tidak.”

Trump menunjukkan bahwa pemerintahannya mengambil langkah aktif untuk mempertahankan diri dari upaya-upaya di masa depan untuk ikut campur dalam pemilu. Berbeda dengan pemerintahan Obama, Trump mengaku akan memberikan perintah yang jelas ketika diberitahu tentang upaya campur tangan Rusia seperti sebelum pemilihan 2016.

“Tidak seperti pemerintahan sebelumnya, pemerintahan saya telah dan akan terus bergerak secara agresif untuk, mencegah segala upaya untuk ikut campur dalam pemilihan kami,” kata presiden Trump. “Kami melakukan segala upaya untuk mencegah campur tangan Rusia pada 2018.”

Pada Mei tahun lalu, Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif yang mengarahkan pemerintah untuk memperkuat dan meninjau keamanan dunia maya pemerintah AS dan infrastruktur penting.

Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) memimpin upaya untuk meningkatkan keamanan pemilu. Badan ini membantu 34 negara bagian dan 52 pemerintah lokal dan daerah dengan melakukan cybersecurity secara berkelanjutan. DHS juga telah melakukan penilaian kerentanan di tempat di 16 negara berdasarkan permintaan.

Selain melindungi terhadap pemilihan ikut campur, Gedung Putih juga telah menghukum Rusia melalui serangkaian sanksi dan pengusiran sejak tahun lalu.

Pemerintah memberikan sanksi kepada individu dan badan Rusia pada bulan Februari, April, dan Juni tahun ini, menurut Gedung Putih. Langkah-langkah ini berada di atas sanksi dan kontrol perdagangan yang dikeluarkan pada tahun 2017.

Pada bulan Maret tahun lalu, Gedung Putih menjatuhkan sanksi kepada beberapa individu dan badan Rusia terkait peretasan dan gangguan pemilihan. Bulan itu, Trump memerintahkan pengusiran terhadap 60 petugas intelijen Rusia dari Amerika Serikat. Pemerintah juga telah menjatuhkan sanksi pada total 100 individu dan entitas sebagai tanggapan atas pendudukan Moskow di Timur Ukraina dan Krimea, dan beberapa entitas lainnya karena melanggar sanksi untuk rezim Iran dan Korea Utara.

Trump juga mengumpulkan dukungan dari sekutu Amerika untuk menghalangi ambisi geopolitik Rusia. Presiden mengatakan berhasil meyakinkan sekutu NATO untuk menghabiskan miliaran dolar lebih banyak untuk anggaran pertahanan.

“Kami akan memiliki kedamaian,” kata Trump. “Itu yang kami inginkan; itulah yang akan kita miliki.” (Ivan Pentchoukov/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA