Cara AS Menghadapi Iran Juga cocok Untuk PKT

Zhou Xiaohui

Baru-baru ini ketika menlu AS Mike Pompeo menerima wawancara VOA, telah mengungkap sasaran strategi baru Amerika terhadap Iran adalah supaya penguasa Iran dapat ber bertindak seperti “seorang pemimpin pada umumnya”.Cara AS menghadapi Iran cocok untuk Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pompeo menjelaskan lebih lanjut, seorang pemimpin yang “normal”, dia tidak akan merampok rakyatnya sendiri, juga tidak akan menghambur-hamburkan uang rakyat pada “petualangan” di Suriah dan Yaman.

Selanjutnya Pompeo menyatakan, jika pemimpin Iran dapat menerima permintaan Amerika, tindakannya normal seperti negara-negara pada umumnya, maka “rakyat AS juga akan mengunjungi Iran, kita akan berteman dan bersekutu, melakukan semua hal-hal yang baik diantara kita”.

Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah, dalam wawancara itu Pompeo juga menyinggung dukungan pemerintah Trump terhadap pemberlakuan undang-undang oleh kongres yang menyangkut pengungkapan harta gelap pemimpin Iran.

Pompeo mengatakan: “Rakyat Iran berhak mengetahui fakta sebenarnya. Pemimpin tingkat tinggi mereka melakukan korupsi, terus terang saja, mereka menggunakan perusahaan sebagai tedeng aling-aling, secara cerdik melakukan perampokan. Saya menyambut adanya kesempatan untuk mengungkap kebenaran, supaya rakyat Iran sendiri yang memutuskan apakah mereka itu adalah pemimpin negara yang mereka inginkan.”

Menurut laporan,  jika “Undang-undang transparansi asset pemimpin Iran” yang sedang digodok oleh kongres AS dapat lolos, maka akan menuntut Menteri Keuangan Amerika mengumumkan asset keuangan pemimpin tingkat tinggi Iran yang diduga tersangkut korupsi. Undang-undang tersebut pada Desember tahun lalu telah lolos dari DPR AS, dewasa ini sebuah panitia di Kongres AS sedang meneliti undang-undang tersebut.

Pertimbangan pendahuluan atas “Undang-undang transparansi asset pemimpin Iran”, sesungguhnya berhubungan dengan aksi protes atas harga barang yang membumbung tinggi dan demo anti pemerintah yang korup, yang meletus diberbagai kota di Iran akhir tahun lalu.

Menurut data statistik tidak lengkap dari media Barat awal tahun lalu, aksi protes telah mengakibatkan sedikitnya puluhan orang tewas dan ratusan orang ditangkap. Selain itu penguasa Iran juga melakukan penekanan protes melalui cara-cara pemutusan komunikasi, memblokir platform media sosial dan lain sebagainya.

Saat itu Presiden Trump telah menyatakan: “Banyak media telah melaporkan peristiwa protes secara damai masyarakat Iran, masyarakat tersebut telah muak terhadap korupsi penguasa, dan menggunakan harta kekayaan negara untuk membiayai terorisme asing.

Pemerintah Iran harus menghargai hak dan kepentingan rakyat, termasuk hak untuk mengekspresikan pandangan mereka.” Iran telah “sampai waktunya untuk berubah”. Ini mungkin juga merupakan salah satu penyebab mendorong Trump keluar dari Perjanjian Nuklir Iran.

 Dapat diperkirakan, jika kongres AS akhirnya dapat meloloskan “Undang-undang transparansi asset pemimpin Iran”, Menteri Keuangan AS akan harus mengumumkan aset keuangan pemimpin tingkat tinggi Iran yang diduga tersangkut korupsi, ini jelas akan mengguncangkan masyarakat Iran, bahkan Timur Tengah. Kelak Iran akan terjadi perubahan situasi yang bagaimana, sulit untuk dikatakan.

Selain masalah Iran, penulis malah merasakan jika kongres AS telah meloloskan “Undang-undang transparansi asset pemimpin RRT”, maka di daratan Tiongkok akan terjadi guncangan yang bagaimanakah?

Kita semua tahu, korupsi telah menjadi kebudayaan pejabat PKT (Partai Komunis Tiongkok), berdasarkan beberapa pejabat teras PKT yang telah jatuh dari kedudukannya dapat terlihat, sesungguhnya, PKT memang sengaja menutupinya, dan banyak rakyat Tiongkok tidak mengetahui pemimpin PKT serta pejabat diberbagai tingkatan telah melakukan korupsi uang seberapa banyak, terutama tidak sedikit orang yang telah memindahkan aset kekayaannya  keluar negeri.

Pada 2012 berita dari kalangan intern PKT sendiri mengungkapkan, dari 1995 hingga 2005, terdapat 1,18 juta istri pejabat beserta anaknya telah menetap di luar negeri, sedikitnya terdapat 20 ribu pejabat korup PKT telah melarikan diri keluar negeri, diperkirakan mereka telah membawa lari uang sebesar 800 miliar hingga 1500 miliar Yen RMB.

Selain itu, pada tahun 2011 mantan guru besar ilmu hukum Universitas Beijing Yan Hongbing  pernah mengatakan, pejabat PKT diatas tingkat Fu Ke Ji (posisi kepemimpinan terendah di tingkat administrasi kader) sebagian besar memiliki rekening bank diluar negeri, dan tidak sedikit mantan pejabat dan pejabat sekarang juga sama, walau asset mereka diluar negeri dilihat dari permukaan tidak ada hubungan dengannya, namun pemiliknya tetap saja ada hubungan keluarga dengan pejabat itu.

Misalnya mantan pentolan PKT Jiang Zemin ketika masih menjabat, memanjakan dua anaknya menggunakan kekuasaannya mengeruk uang dalam jumlah besar, putra Jiang bernama Mianheng dijuluki sebagai “koruptor nomor satu di RRT”.

Berapa banyak uang yang dikorup oleh keluarga Jiang? Jelas merupakan sebuah lubang gelap. Menurut media China Affairs beberapa tahun silam mengungkapkan: “Jiang Zemin memiliki asset rahasia di Bank Swiss sebesar 350 juta US$; di pulau Bali Indonesia ia membeli sebuah rumah mewah, pada 1990 senilai 10 juta US$, yang menangani adalah mantan Menlu Tang Jiaxuan. ”

Selain itu , media Hongkong melaporkan, pada Desember 2002 International Settlement Bank pernah menemukan, lebih dari 2 miliar US$ dana yang keluar dari RRT tidak ada orang yang mengakuinya, dikemudian hari, kepala cabang Shanghai Bank of China Liu Jinbao mengakui didalam penjara, uang tersebut adalah milik Jiang Zemin, mantan ketua PKT pada menjelang kongres PKT ke-16, untuk mempersiapkan dirinya dikemudian hari, lalu mengalihkan dana keluar negeri.

Tidak diragukan lagi, pejabat tinggi PKT sejenis itu jelas tidaklah sedikit, uang yang dirampas dari rakyat Tiongkok sudah pasti merupakan sebuah bilangan astronomi. Sedangkan seberapa banyak rekening bank diluar negeri, seberapa perusahaan maupun aset keuangan diluar negeri yang memiliki hubungan dengannya, yang dikuasai inteligen Amerika, tentu jauh lebih banyak dari yang terungkap ditengah masyarakat.

Dengan kata lain, jika kongres Amerika juga mempersiapkan sebuah “Undang-undang transparansi asset pemimpin RRT” dan diloloskan, aset pejabat RRT yang diungkap pasti akan merupakan sebuah berita yang sangat menakjubkan, dan pada tingkat tertentu juga akan memperkuat arus masyarakat RRT untuk meninggalkan PKT, bahkan dapat mempercepat kemusnahan PKT.

RRT juga telah “sampai waktunya untuk berubah”. Tentunya, kartu dalam aspek ini, pemerintah Amerika dan Trump masih belum menggunakannya. (TYS/WHS/asr)