Tersangka Penembakan Kanada Berjuang Sembuhkan Penyakit Mental

EpochTimesId – Seorang pria yang menembaki belasan orang dan menembak mati dua korbannya di jalan Toronto, Kanada, mengidap penyakit mental. Keluarga mengatakan tersangka tengah berjuang mengobati dan menyembuhkan penyakit mental yang berat.

Kurang dari sehari setelah seorang gadis berusia 10 tahun dan 18 tahun tewas, tersangka berhasil diidentifikasi oleh Unit Investigasi Khusus independen (SIU) sebagai Faisal Hussain. Pelaku penembakan itu adalah seorang warga Toronto berusia 29 tahun. Dia ditemukan tewas tidak lama setelah penembakan itu, menurut pihak berwenang.

“Kami tidak tahu mengapa ini terjadi,” kata Kepala Polisi Toronto, Mark Saunders kepada wartawan pada hari Senin (23/7/2018) waktu setempat.

Saunders mengaku tidak akan berspekulasi tentang motif penembakan oleh pria bersenjata itu. “Ini terlalu dini untuk mengesampingkan apa pun.”

Tersangka, yang bersenjata dengan pistol, melepaskan tembakan pada jam 10 malam, Minggu (22/7/2018) di kawasan Danforth Avenue, yang dipenuhi dengan restoran dan tempat-tempat yang ramah keluarga di daerah timur Toronto. Kawan itu dikenal sebagai kawasan Greektown, menurut SIU.

Itu adalah aksi kekerasan massal yang mematikan kedua tahun ini di kota paling padat di Kanada. Pada bulan April, seorang sopir menabrakkan minibus sewaan ke arah kerumunan pejalan kaki. Insiden itu menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya pada trotoar sepanjang 1,6 km yang dipenuhi pejalan kaki.

“Kami benar-benar hancur oleh berita yang tidak terpahami bahwa putra kami bertanggung jawab atas kekerasan dan korban jiwa yang tidak masuk akal,” tulis keluarga Hussain dalam pernyataannya.

Keluarga menambahkan, bahwa pelaku menderita penyakit mental yang berat. Tersangka menderita masalah psikosis dan depresi sepanjang hidupnya.

“Sementara kami melakukan yang terbaik untuk mencari bantuan baginya sepanjang hidupnya perjuangan dan rasa sakit, kami tidak pernah bisa membayangkan bahwa ini akan menjadi akhir yang menghancurkan dan merusak,” kata pernyataan itu.

Polisi tidak mengidentifikasi dua orang yang dibunuh oleh pria bersenjata itu. Namun, politisi lokal Nathaniel Erskine-Smith mengkonfirmasi bahwa korban berusia 18 tahun adalah Reese Fallon, lulusan sekolah menengah atas yang berencana kuliah keperawatan.

“Keluarga hancur. Anggota keluarga telah meminta privasi, ketika mereka berduka atas kehilangan seorang wanita muda yang pintar, bersemangat dan penuh energi,” kata Erskine-Smith dalam sebuah pernyataan.

Usai beraksi, pria bersenjata itu sempat menembaki polisi. Dia kemudian melarikan diri dan ditemukan tewas, menurut SIU, yang menyelidiki kematian dan cedera yang melibatkan polisi.

Tersangka memiliki luka tembak, kata pihak berwenang, tetapi mereka tidak akan menguraikan tentang keadaan atau penyebab kematiannya. Autopsi atas tersangka akan dilakukan pada hari Selasa waktu setempat, kata juru bicara SIU, Monica Hudon.

Pada Senin malam, polisi Toronto mengeksekusi surat perintah penggeledahan di sebuah apartemen di lingkungan padat penduduk di Toronto timur, tempat tersangka tinggal.

Sebagian besar Danforth Avenue dibuka kembali untuk bisnis, setelah polisi menyelesaikan pencarian forensik mereka di lokasi kejahatan.

Beberapa jam setelah penembakan fatal, dalam insiden yang tampaknya tidak terkait, seorang pria dengan pisau ditangkap dalam upacara militer di Parliament Hill di ibukota Kanada, Ottawa. Kementerian Pertahanan mengatakan tidak ada yang terluka dan tidak memberikan rincian lebih lanjut.

“Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menulis di Twitter pada hari Senin, “Orang-orang Toronto kuat, tangguh dan berani. Kami akan ada di sana untuk mendukung Anda melalui masa sulit ini.”

Masalah Senjata Api
Walikota Toronto, John Tory mengatakan kepada wartawan bahwa kota berpenduduk 2,8 juta jiwa itu memiliki masalah senjata. Senjata api dijual kepada terlalu banyak orang.

“Mengapa semua orang di kota ini merasa perlu memiliki senjata?” Ia bertanya dalam sebuah pidato kepada anggota dewan kota pada Senin pagi.

Bill Blair, menteri keamanan perbatasan dan kejahatan terorganisir Kanada yang baru diangkat, yang telah diberi tugas untuk menangani kekerasan senjata, bertemu dengan Tory pada Senin sore.

Untuk memiliki senjata di Kanada, seseorang harus mengajukan lisensi, lulus pemeriksaan latar belakang dan lulus uji keamanan senjata api. Senjata harus tetap dikunci dan dibongkar, hanya dapat dibawa secara hukum di luar rumah dengan izin khusus. Pistol dan senjata api terbatas lainnya membutuhkan kursus tambahan dalam pengoperasiannya.

Tingkat kejahatan di Kanada naik 1 persen pada tahun 2017. Peningkatan tahunan ketiga berturut-turut, menurut Statistik Kanada. Tingkat pembunuhan pun melonjak sebesar 7 persen, sebagian besar karena pembunuhan di British Columbia dan Quebec, sementara kejahatan yang melibatkan senjata meningkat sebesar 7 persen.

Toronto, meski tingkat pembunuhan lebih rendah daripada kota-kota besar di AS, bergulat dengan peningkatan tajam dalam kekerasan senjata. Dimana kematian akibat senjata melonjak menjadi 26, naik 53 persen sepanjang tahun ini dari periode yang sama pada tahun 2017.

Jumlah penembakan telah meningkat 13 persen. Toronto telah mengerahkan sekitar 200 petugas polisi sejak 20 Juli. Itu sebagai tanggapan atas serentetan penembakan baru-baru ini, yang menurut pemerintah kota diakibatkan oleh kekerasan geng. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA