Perusahaan dan Supermarket Terkemuka Australia Dituduh Menjual Madu Palsu

EpochTimesId – Perusahaan madu terkemuka Australia yang terdaftar di ASX, Capilano, dan sejumlah jaringan supermarket Australia dituduh menjual madu palsu. Namun, mereka diduga menjual produk palsu secara tidak sengaja.

Tuduhan ini berasal dari pengujian yang dilakukan oleh laboratorium ilmiah terkemuka yang berbasis di Jerman. Mereka menemukan bahwa hampir setengah dari sampel madu yang mereka terima dari Australia tidak 100 persen murni. Madu tersebut dipalsukan, dengan cara dicampur zat lain yang bukan dari lebah.

Sampel yang ditemukan dipalsukan adalah semua produk yang diklaim sebagai madu campuran Australia dan impor. Madu Australia tidak ditemukan dipalsukan atau dicampur.

‘Capilano’s Allowrie-branded mixed blossom honey’ muncul sebagai produk palsu dan tercemar pada enam dari delapan sampel yang diuji oleh laboratorium, ABC melaporkan. Laboratorium juga menemukan bahwa empat dari enam sampel madu berlabel, ‘IGA’s Black and Gold’, dan dua dari enam merek label pribadi, ‘ALDI Bramwell’, juga telah dipalsukan.

Semua sampel ini berasal dari merek yang mengklaim sebagai 100 persen madu, pada kemasannya.

Tidak ada bukti bahwa Capilano, IGA, dan ALDI sadar akan pemalsuan tersebut. Selain itu, tidak ada bukti bahwa produk merek Capilano yang diberi label sebagai ‘madu murni Australia’, tercemar.

Kekhawatiran Atas Madu dari Tiongkok
Kasus ini berawal ketika seorang horticulturalist, Robert Costa khawatir bahwa madu tercemar dari Tiongkok dijual di Australia. Padahal, merek tersebut memasarkan dan mengklaim produk mereka sebagai madu murni, menurut Laporan ABC.

Jadi, dia menyewa salah satu firma hukum ternama Australia, King & Wood Mallesons, untuk mendapatkan 28 botol madu Australia dan impor campuran dari lima rantai supermarket Australia.

Firma hukum menugaskan Laboratorium Jerman mutakhir, Quality Services International (QSI) untuk menjalankan dua tes pada 28 sampel madu. Pemeriksaan itu berupa metode ‘resonansi magnetik nuklir (NMR)’ dan ‘pengujian gula C4’.

Melalui metode NMR, hampir setengah dari semua sampel, yaitu 12 dari 28, terbukti positif tidak murni ‘madu 100 persen’.

Direktur pelaksana QSI, Gudrun Beckh, yang telah menguji madu selama 30 tahun, mengatakan kepada ABC bahwa sebagian besar madu tercemar dihasilkan dari pencampuran madu Australia dengan madu Tiongkok. Dia menegaskan, bahwa madu Australia tidak dipalsukan.

“Madu palsu selalu ada, tetapi di tahun-tahun terakhir ini adalah masalah yang semakin besar karena orang-orang yang curang menggunakan metode yang lebih canggih, jadi lebih rumit untuk mendeteksinya,” kata Beckh.

Dia mengatakan bahwa metode NMR adalah yang terbaik untuk mendeteksi pemalsuan madu.

Phil McCabe, presiden Asosiasi Peternak Lebah Federasi Internasional (Apimondia), mengatakan dia akan merujuk hasil tes QSI ke Interpol untuk penyelidikan lebih lanjut, ABC melaporkan. Apimondia baru-baru ini mengatakan akan menggunakan penapisan NMR sebagai bagian dari aturan kompetisi madu yang baru.

“Secara umum [kenajisan] adalah sejenis sirup yang telah diubah menjadi seperti madu, rasanya seperti madu,” katanya kepada ABC. “Segala sesuatu tentang itu tampaknya adalah madu, padahal sebenarnya hanya sirup gula atau sesuatu yang lain. Konsumen tidak menyadari apa yang mereka beli dan makan bukanlah madu murni.”

Costa mengatakan bahwa dia khawatir bahwa madu yang murah, diimpor, atau campuran, menghancurkan industri lebah di Australia. Ini kemungkinan akan memiliki efek flow-on untuk produksi pertanian, mengingat bahwa sekitar dua pertiga produksi makanan Australia bergantung pada suplai dari lebah madu, kata Costa.

Lebah jenis ‘tetragonula-carbonaria’. (Foto : Aussie Bee & the Australian Native Bee Research Centre)

Pengujian C4, Digunakan oleh Australia, Gagal Deteksi Madu Palsu
Seluruh dari 28 sampel tersebut tidak terdeteksi sebagai madu palsu melalui tes gula C4, menurut temuan laboratorium Jerman, seperti dilaporkan oleh ABC.

Tes gula C4 adalah metode yang saat ini digunakan di Australia untuk menguji kotoran dalam madu. Akan tetapi, tes ini tidak dapat mendeteksi berbagai zat dalam madu yang digunakan sebagai ‘agen bulking’. Misalnya, campuran madu dan sirup beras akan lulus tes C4 dan lolos mendaftar sebagai madu murni, meskipun sebenarnya tidak murni 100 persen.

“Mungkin ada setengah lusin cara berbeda, yang dapat Anda encerkan, larutkan, dan campurkan pada madu untuk memotong biaya,” kata Costa kepada ABC.

NMR tidak digunakan di Australia untuk menguji madu. Namun, para ahli internasional, akademisi, dan perusahaan swasta, kini semakin bergantung pada metode ini untuk mendeteksi madu palsu.

“Kami tidak memiliki pengujian khusus di negara ini,” kata Costa.

Dalam sebuah email yang bocor pada bulan Juli dari Dewan Industri Lebah Australia (AHBIC), kelompok industri puncak Australia, direktur eksekutifnya Trevor Weatherhead menulis kepada Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air untuk meminta agar meninjau cara menguji madu dan mengadopsi NMR untuk mengganti tes C4 yang lawas.

Weatherhead mengatakan bahwa ada laporan bahwa pemasok yang memalsukan madu tahu cara menipu tes C4.

Tanggapan dari Capilano dan Jaringan Supermarket
Dalam sebuah pernyataan pada 3 September, Capilano menyangkal bahwa semua produknya bukan madu murni. Capilano juga menolak NMR sebagai metode terbaik untuk mendeteksi pemalsuan madu.

“Capilano Honey Limited telah menemukan hasil NMR menjadi tidak konsisten antara batch dan laboratorium yang berbeda menilai sampel yang sama,” kata pernyataan itu.

“Tes NMR dilakukan di laboratorium Eropa, dan cacat mendasar dari metode ini adalah ketergantungan pada database referensi madu, dan basis data kurang terwakili untuk madu di wilayah kami,” Ben McKee, managing director Capilano mengatakan dalam pernyataan tertulis.

“Sangat penting bagi konsumen untuk memiliki keyakinan bahwa mereka membeli 100% madu murni. Kita tidak dapat memiliki satu tes yang mengatakan satu hal dan yang lain mengatakan bahwa madu adalah 100% murni. Di situlah kita menemukan diri kita hari ini,” sambung Mckee. “Kami bersikukuh, bahwa madu Allowrie sebagai 100% madu murni.

“Namun pelanggan memiliki pilihan dan ada produk madu Australia murni berkualitas tinggi di pasaran seperti merek Capilano kami, yang dipasok oleh lebih dari 600 keluarga peternakan di Australia,” kata McKee.

Seorang juru bicara ALDI Australia menanggapi Fairfax dalam sebuah pernyataan pada 31 Agustus. Dia mengatakan bahwa mereka telah menarik produk madu yang dituding tidak murni atau dicampur, dari etalase penjualan. Penarikan produk dilakukan, selama pihak mereka menyelidiki masalah tersebut.

“Jika penyelidikan menyimpulkan bahwa produk telah dipalsukan, maka akan dihapus secara permanen dari penjualan di ALDI dan tindakan selanjutnya (hukuman) akan dijatuhkan kepada pemasok,” kata pernyataan itu.

IGA menanggapi dalam sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa, “Semua madu Black & Gold bersumber dari produsen Australia yang terkenal, dan memenuhi persyaratan Kode Standar Makanan Australia dan Selandia Baru. Produksi produk berada di bawah kendali langsung dari pemasok Australia.”

Woolworths, yang mendistribusikan merek Allowrie Capilano di rak-rak mereka, menjawab dalam sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa. “Memperlakukan ketepatan pelabelan produk dengan sangat serius, dan menaruh perhatian untuk mempelajari klaim ini.”

“Kami sekarang akan bekerja sama dengan pemasok kami untuk meninjau substansi klaim secara detail sebelum menentukan langkah selanjutnya,” kata Woolworths dalam pernyataannya.

Coles pernah membawa madu Allowrie tetapi dalam ulasan terbaru di bulan Juli, supermarket mengeluarkan produk dari rak-raknya. Sebuah pernyataan dari Coles dalam menanggapi berita tentang madu tercemar berbunyi, “Kami bangga mendukung produsen Australia dan pekerjaan peternak lebah Australia yang melakukan pekerjaan penting dalam merawat tanaman dan tanaman pangan di seluruh negeri. Madu merek Coles kami adalah 100% Australia.” (NTD.tv/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA