Amerika Klaim Tiongkok dan Rusia Sulit Bentuk Aliansi

EpochTimesId – Rusia mengumumkan peluncuran latihan militer terbesar dalam sejarahnya, pada Selasa (11/9/2018) lalu. Tiongkok juga mengirim pasukan untuk berpartisipasi dalam latihan itu.

Menanggapi pertanyaan dari dunia luar mengenai apakah latihan tersebut untuk menandingi latihan militer AS, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia tidak dapat bersatu karena mereka memiliki kepentingan jangka panjang yang berbeda.

Mattis : Sulit bersatu karena perbedaan kepentingan jangka panjang
Ketika Mattis bertemu dengan media di Pentagon pada hari Selasa, seorang wartawan bertanya apakah Amerika Serikat tidak khawatir dengan Tiongkok dan Rusia yang sekarang sedang mengadakan latihan militer berskala besar bersama. Bisa saja nantinya, mereka membentuk sebuah aliansi militer.

Mattis menganggap kemungkinan itu kecil, “Negara umumnya akan bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri, dan saya tidak melihat kepentingan jangka panjang Rusia dan Tiongkok komunis yang akan membuat mereka beraliansi.”

Meskipun para pemimpin kedua negara masing-masing mengatakan bahwa persahabatan antar Tiongkok dengan Rusia terus menguat, namun ABC News mengutip analisis para ahli yang mengatakan bahwa Tiongkok komunis atau Rusia sendiri tidak percaya bahwa kedua negara akan membentuk aliansi militer.

Voice of America melaporkan bahwa banyak analis, termasuk ahli militer Rusia Aleksander Goltz juga mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia tidak mungkin membentuk aliansi militer yang formal. Analis militer mengatakan bahwa Tiongkok komunis bukan sekutu Rusia bahkan tidak akan berperang untuk Rusia ketika Rusia berkonflik dengan Barat atau dengan Amerika Serikat. Tidak hanya itu, militer Rusia selama ini menganggap Tiongkok komunis sebagai ancaman potensial.

Latihan militer Rusia yang diberi nama Vostok-18 sudah mulai diadakan pada wilayah Timur Jauh dekat Mongolia dan Tiongkok. Latihan militer Vostok itu sendiri pada awalnya diadakan oleh bekas Uni Soviet dalam persiapan untuk berperang secara besar-besaran dengan Tiongkok.

Latihan militer yang melibatkan 300.000 orang pasukan dengan 36.000 buah tank, 80 buah kapal perang dan 1.000 buah pesawat tempur merupakan yang terbesar dalam sejarah latihan militer Rusia sejak tahun 1981. Tiongkok komunis juga mengirim 3.200 serdadu untuk berpartisipasi.

Pada saat yang sama, Presiden Xi Jinping hadir dalam Forum Ekonomi Timur yang diadakan di Vladivostok, Rusia. Vladivostok yang dulunya bernama Heixenwai adalah wilayah milik Tiongkok yang pada tahun 1999 diberikan kepada Rusia oleh Jiang Zemin sebagai imbalan untuk menutupi skandal seksnya dengan wanita Rusia anggota KGB.

Rusia dan Mongolia akan melakukan latihan militer gabungan terbesar, antisipasi melawan Tiongkok?
Rusia dan Mongolia sedang mempersiapkan latihan militer gabungan terbesar. Untuk menghindari ‘menyakiti’ Beijing, latihan militer ini akan diadakan setelah kunjungan Xi Jinping ke Rusia pada bulan September.

Latihan militer Rusia-Mongolia merupakan yang terbesar dalam tahun ini, masing-masing negara melibatkan 1.000 orang lebih personil militernya untuk berpartisipasi. Mongolia yang jumlah tentaranya hanya sekitar 5.000 orang mengirim 1.000 orang, menunjukkan bahwa latihan militer itu dianggap penting dan tidak biasa.

Rusia sejak beberapa tahun yang lalu mulai menawarkan berbagai peralatan militer gratis kepada Mongolia. Pejabat bagian penjualan senjata Rusia baru-baru ini mengunjungi Mongolia dalam rangka untuk memberikan lagi sejumlah senjata gratis kepada Mongolia. Ada 12 pesawat tempur Su-27, rudal anti-pesawat S-300, tank Rusia T-90A, serta berbagai kendaraan tempur lapis baja, radar dan peralatan lainnya. Rusia akan terus melatih personil militer Mongolia.

Voice of America melaporkan bahwa, meskipun Rusia dan Mongolia mengklaim bahwa latihan militer kedua negara ini bertujuan untuk memerangi terorisme, tetapi kata analis urusan militer bahwa Mongolia yang negaranya terjepit di antara Rusia dan Tiongkok, lalu berlatihan militer dengan salah satu tetangganya, apakah bukan dalam rangka mengantisipasi ancaman tetangga lainnya?

Sejumlah pengamat Rusia mengatakan bahwa hingga tahun 1950-an, para pemimpin Uni Soviet berencana untuk menjadikan Mongolia bagian dari wilayah Uni Soviet dan membiarkan Mongolia secara resmi menjadi negara bagian Uni Soviet. Pengaruh Tiongkok di Mongolia saat ini sangat besar, sedangkan Rusia tidak mampu bersaing dengan Beijing dalam memberikan pengaruh melalui ekonomi kepada Mongolia. Sehingga kerja sama keamanan dan militer dijadikan satu-satunya cara bagi Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya di Mongolia. (Xu Jian/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA