Alasan di Balik Xi Jinping Absen Saksikan Latihan Militer Bersama Rusia

Epochtimes.id- Usai mengikuti Eastern Economic Forum, Presiden Rusia,  Vladimir Putin langsung berangkat menuju wilayah dekat perbatasan untuk menyaksikan latihan militer antara Rusia-Mongolia-Tiongkok.

Tetapi Xi Jinping yang sehari sebelumnya bertemu dengan Putin dalam Forum juga Presiden Mongolia tidak hadir untuk menyaksikan latihan militer.

Menurut laporan VOA, dalam puncak acara latihan militer pada 13 September, Presiden Putin menyerahkan medali kepada 4 orang tentara Rusia, 4 orang tentara Tiongkok dan 2 orang tentara Mongolia.

Menhan Rusia dan Kepala Staf Umum Rusia, Menhan Tiongkok Wei Fenghe, Wakil Kepala Staf Umum Shao Yuanming, dan seorang komandan brigade tentara Mongolia mendampingi Putin dalam kegiatan di tempat latihan.

Tapi hal yang menarik adalah mengapa Xi Jinping dan Presiden Mongolia Tsakhiagiin Elbegdorj tidak hadir untuk menyaksikan latihan militer. Xi Jinping langsung kembali ke Beijing usai menghadiri Eastern Economic Forum.

Putin menyaksikan latihan militer dari 3 negara. (Alexey Nikolsky/AFP/Getty Images)

Laporan VOA menyebutkan, ketidakhadiran Xi pada latihan militer mungkin dalam rangka untuk menunjukkan niat menjaga jarak hubungan dengan Putin, Saat ini Rusia dan NATO menganggap satu sama lain sebagai musuh khayalan, dan latihan militer kedua belah pihak juga saling ditargetkan sebagai musuh.

Komentator militer Herramsin mengatakan bahwa Beijing tidak akan berperang melawan seluruh kelompok NATO karena Rusia.

Rusia juga tidak ingin menghancurkan hubungannya dengan Vietnam dan negara-negara tetangga Tiongkok lainnya karena Beijing. Oleh karena itu, latihan militer bersama ini memiliki warna acara politik.

Ditambahkan bahwa latihan militer bersama adalah satu hal, “sementara latihan militer yang dilakukan Rusia sendiri adalah masalah yang sama sekali berbeda. Kedua latihan ini pada dasar sama sekali berbeda. Latihan militer Rusia sendiri itulah latihan nyata dari segi signifikansi militer.”

Setelah Rusia terkena sanksi ekonomi Barat terutama Amerika Serikat, modal internasional menghindari masuk Rusia, membatalkan berbagai kerjasama. Rusia juga mengeluh dan tidak puas karena Tiongkok komunitas menolak membuka rekening keuangan bagi perusahaan Rusia, atau memberikan pinjaman dalam bentuk dolar AS karena komunitas bisnis takut mendapat sanksi dari Amerika Serikat.

Pakar politik Krasheninnikov mengatakan, situasi ini berkembang dari bidang ekonomi ke bidang lain seperti politik dan militer. Jika terlalu dekat berhubungan dengan Rusia, itu akan berdampak negatif pada negara-negara tersebut dan merusak kepentingan mereka sendiri.

Dilaporkan bahwa ketika Tiongkok komunis berpartisipasi dalam latihan militer terbesar dalam beberapa dekade yang diadakan di Rusia. NATO juga mengumumkan bahwa pada bulan Oktober nanti.

Mereka juga akan mengadakan latihan militer berskala besar setelah Perang Dingin dengan melibatkan 40.000 personil militer dari 30 negara anggota dan mitra NATO, negara-negara netral dari kawasan Laut Baltik seperti Swedia dan Finlandia juga akan mengirim pasukan untuk berpartisipasi. (Sin/asr)