Blokir Iklan LSM Imigran Gelap Twitter Mengaku Tidak Sengaja

EpochTimesId – Sebuah organisasi nirlaba tidak dapat mempromosikan kampanye mereka melalui sejumlah tweet. Kicauan mengandung frase ‘imigran ilegal’ dan ‘imigran gelap kriminal’, diblokir oleh twitter.

Platform media sosial itu menggunakan dasar kebijakan ‘konten ujaran kebencian’ sebagai alasan pemblokiran. Namun, twitter akhirnya ‘membalikkan’ keputusan pemblokiran. Mereka mengatakan itu adalah kesalahan yang tidak disengaja, setelah masalah ini mendapat perhatian luas media massa.

Pusat Studi Imigrasi (CIS) mengadvokasi kebijakan ‘rendah imigrasi, pro-imigran’. Mereka mencoba menambahkan beberapa tweet ke dalam daftar ‘kampanye promosi Twitter’, atau promosi berbayar di Twitter. Iklan di twitter itu memungkinkan pengguna untuk mempromosikan tweet mereka kepada pengguna lain di luar basis pengikut mereka. Beberapa tweet disetujui, tetapi Twitter menolak untuk mengizinkan empat kicauan diantaranya, karena alasan konten.

“Sebuah video baru dari @DailyCaller yang menunjukkan ‘alien ilegal’ yang berdatangan melintasi perbatasan mengingatkan kita mengapa kita membutuhkan tembok. Teknologi dan tenaga kerja yang memadai baik dan bagus, tetapi pertahanan terbaik selalu mencegah individu untuk masuk,” kata salah satu tweet yang ditolak, oleh pusat iklan twitter.

Ketiga tweet lainnya mengandung kata-kata “hukum alien ilegal” atau “alien kriminal”. Twit juga membahas langkah-langkah penegakan hukum yang dibutuhkan terhadap Imigrasi ilegal.

CIS mendapat tanggapan dari twitter, yang tampaknya merupakan jawaban standar;

“Kami telah meninjau tweet Anda dan mengonfirmasikan bahwa tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam program Iklan Twitter saat ini, berdasarkan kebijakan Konten Ujaran Kebencian kami. Konten yang melanggar, mencakup, tetapi tidak terbatas pada, itu adalah pidato kebencian atau ‘serangan’ terhadap kelompok terlindungi.”

CIS mempublikasikan masalah itu dalam siaran pers 12 September 2018. Mereka mempertanyakan, “Apakah tweet ini mengilustrasikan ‘konten kebencian’, atau apakah konten penyaringan Twitter bias secara politik?”

Sejumlah media massa langsung mengutip rilis tersebut. Direktur Eksekutif CIS, Mark Krikorian, juga diwawancarai oleh Fox News.

Ketika wawancara itu disiarkan di televisi, Krikorian mendapati bahwa Twitter telah membatalkan keputusan untuk memblokir tweet mereka.

Seorang juru bicara Twitter membuat pernyataan serupa kepada The Epoch Times dalam email 13 September 2018. Mereka juga membantah melakukan kesengajaan untuk memblokir konten tersebut.

“Keputusan ini dibatalkan oleh tim kami, karena ada kesalahan. Kami menegakkan aturan kami dengan tidak memihak dan bijaksana, tetapi terkadang kesalahan bisa terjadi, baik pada sisi konservatif dan liberal,” kata juru bicara itu via email.

Pernyataan yang kuranglebih sama dengan kesaksian CEO platform itu, Jack Dorsey, di Kongres AS pada 5 September 2018 lalu.

“CIS belum diberitahu tentang pemblokiran hingga 13 September sore, ketika CIS menerima email dari Twitter bahwa salah satu twit kampanye yang ditolak, akhirnya diterima. Tiga iklan kampanye lainnya yang diblokir tampaknya juga telah disetujui oleh pusat iklan twitter,” Marguerite Telford, direktur komunikasi CIS, mengatakan kepada The Epoch Times dalam sebuah wawancara via telepon.

Twitter telah berulang kali ketahuan memblokir konten aliran konservatif di Amerika Serikat.

Selama beberapa tahun, pengguna Twitter telah menuduh perusahaan itu melakukan ‘shadowbanning’ atau blokir terselubung. Twitter menyembunyikan konten pengguna dari pengguna lain, tanpa memberi tahu mereka.

Salah satu metode ‘shadowbanning’ adalah apa yang disebut, “filter kualitas”. Suatu algoritma yang menghapus akun tertentu dari kategori “terbaru” dan dari hasil pencarian. Kecuali pengguna secara manual mengalihkan filter. Filter kemudian terkunci kembali setelah setiap pencarian berikutnya.

The Epoch Times sebelumnya meninjau lusinan akun Twitter pendukung Trump dan penentang Trump, yang tampaknya menunjukkan pola perilaku yang serupa. Hanya pendukung Trump yang terpengaruh oleh filter tersebut. (PETR SVAB/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA