Amerika Sebut Pelanggaran Perjanjian Senjata oleh Rusia Tidak Dapat Dibiarkan

EpochTimesId – Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis mengatakan bahwa pelanggaran perjanjian kontrol persenjataan internasional oleh Rusia tidak dapat dibiarkan. Jika Rusia tidak berubah, hal itu mengubah sikap dan akan ditangapi dengan segera oleh Amerika Serikat.

Amerika Serikat yakin Rusia sedang mengembangkan sistem persenjataan yang melanggar perjanjian Perang Dingin, yang dikenal sebagai Traktat Pasukan Nuklir Tingkat Menengah (INF). Sistem senjata itu, diyakini memungkinkan bagi Moskow untuk meluncurkan serangan nuklir ke Eropa dalam waktu singkat. Rusia secara konsisten membantah pelanggaran tersebut.

“Rusia harus kembali mematuhi perjanjian INF atau AS akan perlu menanggapi ketidakpeduliannya terhadap batas spesifik perjanjian tersebut,” Mattis mengatakan pada konferensi pers setelah pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels, Kamis (4/10/2018).

“Amerika Serikat sedang meninjau opsi dalam diplomasi dan postur pertahanan kami untuk melakukan hal itu. Jangan salah: Situasi saat ini, dengan Rusia dalam pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian ini, tidak dapat dipertahankan,” sambung Menhan.

Dia menolak memberikan rincian tentang kemungkinan tanggapan AS.

Perjanjian Nuklir Pasukan Angkatan Bersenjata 1987, melarang rudal jarak menengah yang mampu menyerang Eropa atau Alaska dan mengakhiri krisis era Perang Dingin. Ketika itu, Uni Soviet memasang hampir 400 hulu ledak nuklir yang diarahkan ke Eropa Barat.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan Moskow telah mengembangkan sebuah rudal yang dikenal sebagai Novator 9M729, yang oleh para analis dikatakan mirip dengan rudal jarak pendek Rusia. Rudal yang diluncurkan ke laut tetapi bisa terbang antara 310-3.420 mil.

Komentar Mattis cenderung memperburuk hubungan antara Moskow dan Barat, pasca-Perang Dingin. Ketegangan bermula ketika Rusia menganeksasi Krimea pada 2014, operasi pengeboman di Suriah dan tuduhan campur tangan terhadap Moskow dalam pemilihan umum di negara-negara Barat.

Amerika Serikat menyerukan kepada Rusia untuk kembali mematuhi perjanjian INF sejak beberapa tahun lalu. Komentar Mattis dilontarkan hanya beberapa hari setelah utusan Washington untuk NATO mengatakan, bahwa Rusia harus menghentikan pengembangan terselubung dari sistem rudal jelajah terlarang. Atau, Amerika Serikat akan berusaha menghancurkannya sebelum layak dioperasikan.

Duta Besar AS untuk NATO, Kay Bailey Hutchison mengatakan pada hari Selasa (2/10/2018), bahwa Washington tetap berkomitmen pada solusi diplomatik. Akan tetapi, AS juga siap untuk ‘menyerang’ rudal Rusia jika pengembangan sistem jarak menengah terus berlanjut.

Kementerian luar negeri Rusia bereaksi dengan mengatakan komentar Hutchison berbahaya. Hutchison kemudian mengklarifikasi, bahwa dia tidak berbicara tentang serangan preemptif terhadap Rusia.

AS Memulai Penelitian Rudal
Jendral AS di Eropa mengatakan, Amerika Serikat perlu membuat pernyataan yang kuat tentang pelanggaran Rusia.

“Kami juga akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa kami tidak memiliki celah dalam sikap pertahanan dan pencegahan yang kredibel,” kata Jenderal Curtis Scaparrotti, kepala Komando Eropa AS dan komandan sekutu NATO, kepada wartawan selama pertemuan NATO.

Sebuah laporan Departemen Luar Negeri AS baru-baru ini menemukan bahwa Rusia telah melanggar kewajiban, “Untuk tidak memiliki, memproduksi, atau uji terbang atas rudal jelajah yang diluncurkan di darat dengan kemampuan jangkauan 500 km hingga 5.500 km, atau memiliki dan menghasilkan peluncur dari rudal seperti itu.”

Awal tahun ini, militer AS mengatakan dalam strategi pertahanan nasional baru yang melawan Rusia, bersama dengan China, akan menjadi prioritas. Langkah ini mencerminkan pergeseran prioritas AS setelah lebih dari satu setengah dekade berfokus pada perang melawan militan Islam.

Dokumen kebijakan nuklir Pentagon yang dirilis pada Februari 2018 mengatakan bahwa sebagai tanggapan atas pelanggaran Rusia, Amerika Serikat akan mulai meninjau kembali pilihannya sendiri untuk sistem rudal jarak menengah yang diluncurkan secara konvensional.

Kingston Reif, direktur untuk penelitian perlucutan senjata pada kelompok advokasi Arms Control Association, memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat juga meninggalkan perjanjian INF, itu akan memungkinkan Rusia untuk berpotensi menempatkan ratusan rudal di dekat Eropa.

“Setiap sistem baru rudal AS juga akan sulit secara politik untuk ditempatkan di Eropa. Karena sekutu NATO tidak ingin menjadi tuan rumah. Mencoba memaksakannya pada sekutu akan sangat memecah belah. Dengan demikian senjata tidak akan ke-mana-mana,” katanya. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA