Tiongkok Membalikkan Larangan Perdagangan Produk Harimau dan Badak

BEIJING – Tiongkok mengatakan akan memungkinkan perdagangan produk-produk yang dibuat dari bagian-bagian tubuh harimau dan badak langka di bawah “keadaan khusus,” sedang membalikkan larangan sebelumnya dan membawa kecaman dari kelompok-kelompok konservasi.

Sebuah pemberitahuan dari Kabinet yang dikeluarkan pada 30 Oktober telah menghindari penyebutan perubahan di dalam hukum, dengan mengatakan bahwa ia akan “mengendalikan” perdagangan tersebut dan bahwa cula badak dan tulang harimau hanya dapat diperoleh dari hewan ternak untuk digunakan dalam “penelitian medis atau di penyembuhan.”

“Dalam keadaan-keadaan khusus, peraturan tentang penjualan dan penggunaan produk-produk ini akan diperketat, dan tindakan apa pun yang terkait akan diberikan persetujuan, dan volume perdagangan akan dikontrol secara ketat,” kata pernyataan itu.

Pernyataan tersebut juga tidak mengatakan apa pun tentang pengaturan peternakan harimau dan badak.

Tulang harimau dan cula badak digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok, meskipun kekurangan bukti tentang efektivitasnya dalam mengobati penyakit dan dampaknya terhadap populasi liar tersebut. Permintaan Tiongkok untuk gading juga disesalkan sebagai pendorong dibalik pembantaian gajah Afrika, meskipun Beijing melarang semua perdagangan gading mulai tahun ini.

Tidak ada alasan yang diberikan untuk pencabutan larangan tersebut, yang telah dilaksanakan pada tahun 1993 di tengah dorongan global untuk melindungi spesies yang hampir punah.

World Wildlife Fund mengatakan langkah untuk membatalkan larangan tersebut akan memiliki “konsekuensi yang merusak secara global” dengan memungkinkan para pemburu ilegal dan penyelundup bersembunyi di balik perdagangan yang disahkan.

“Dengan populasi badak dan harimau liar pada tingkat yang rendah dan menghadapi banyak ancaman, perdagangan yang telah melegalkan bagian-bagian dari tubuh hewan-hewan tersebut benar-benar sebuah perjudian terlalu besar yang dilakukan Tiongkok,” Margaret Kinnaird, ketua pelatihan satwa liar WWF, dikutip dalam sebuah pernyataan dari Organisasi yang berbasis di Washington.

“Keputusan ini tampaknya bertentangan dengan kepemimpinan Tiongkok yang baru saja telah menunjukkan penanggulangan perdagangan satwa liar ilegal,” kata Kinnaird.

Meskipun ada larangan sebelumnya, Tiongkok telah lama mengizinkan peternakan harimau, yang memanen tulang-tulang hewan mati tersebut, dan diam-diam memungkinkan penjualannya untuk tujuan obat seperti telah dinyatakan, menurut sebuah studi oleh Environmental Investigation Agency (EIA), sebuah lembaga nonprofit Inggris.

Para petugas juga diyakini sedang menyelidiki kemungkinan beternak badak di negara tersebut, meskipun, tidak seperti harimau, mereka bukan asli Tiongkok.

EIA menyebut pencabutan larangan tersebut sebagai “tindakan tidak tahu malu dan regresif yang secara drastis mengacaukan upaya-upaya internasional untuk konservasi harimau dan badak.”

“Dengan satu tindakan, Tiongkok telah menghancurkan reputasinya sebagai pemimpin yang mengembangkan konservasi menyusul larangan domestiknya tentang penjualan gading pada awal tahun ini,” kata kelompok tersebut.

Diperkirakan 3.890 harimau tersisa hidup di alam liar, menurut laporan yang disajikan selama Third Asia Ministerial Conference on Tiger Conservation pada tahun 2016. Ribuan harimau juga diyakini telah dibesarkan di peternakan Tiongkok di mana kondisi untuk hewan tersebut sering dikritik sebagai sesuatu yang mengerikan.

Studi-studi telah melaporkan populasi badak liar kurang dari 30.000, sementara perburuan sedang mengurangi angka tersebut secara drastis setiap tahun.

Humane Society International juga mengkritik langkah Tiongkok tersebut, mengatakan bahwa “perdagangan yang dihasilkannya akan meningkatkan tekanan pada hewan di alam liar.”

“Dengan pengumuman ini, pemerintah Tiongkok telah menandatangani surat kematian bagi badak dan harimau yang terancam di alam liar yang sudah menghadapi banyak ancaman untuk kelangsungan hidup mereka,” Iris Ho, spesialis senior kelompok tersebut untuk program dan kebijakan satwa liar, dikutip mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Ia membangun apa yang pada dasarnya skema pelegalan untuk tulang harimau dan cula badak ilegal untuk memasuki pasar dan selanjutnya melanggengkan permintaan untuk bagian-bagian tubuh hewan ini,” kata Ho. (ran)

Rekomendasi video:

Permintaan Obat Tiongkok Melonjak, Populasi Gajah Asia Kritis

https://www.youtube.com/watch?v=rmn7MxDEKkU