Jangan Abaikan 5 Gejala Stroke, Manfaatkan 3 Jam ‘Waktu Emas’ Pengobatan

oleh Ke Xian

Epochtimes.id- Tiba-tiba pusing tidak bertenaga, penglihatan kabur, lengan terasa mati rasa ….. beberapa gejala yang mudah diabaikan mungkin saja merupakan tanda-tanda akan terjadi serangan stroke atau cerebrovascular accident (CVA),

Waspadai kelima gejala stroke

Stroke terbagi menjadi 2 tipe yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang memasok darah ke otak tersumbat gumpalan darah yang menghalangi pembuluh darah otak, dan ini yang paling sering terjadi. Sedangkan stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang bocor atau pecah di dalam atau di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke jaringan otak yang dituju.

Menurut American Stroke Association, ada lima gejala utama stroke :

1. Tiba-tiba cadel, sulit untuk berbicara atau sulit untuk memahami kata-kata orang lain.

2. Wajah, lengan, dan paha tiba-tiba terasa mati rasa atau lemah tak bertenaga, terutama di satu sisi badan.

3. Penglihatan satu atau kedua mata tiba-tiba kabur.

  1. Tiba-tiba merasa pusing, sulit untuk berjalan, kehilangan keseimbangan atau muncul anggota badan tidak terkoordinasi.

5. Tiba-tiba sakit kepala parah yang tidak diketahui sebabnya.

Apapun gejala yang terjadi membutuhkan perhatian medis segera. Karena pengobatan stroke memiliki ‘waktu emas’.

Jangan lewatkan 3 jam ‘waktu emas’ untuk berobat

Untuk stroke iskemik, jika agen trombolitik atau tissue plasminogen activator (tPA) dapat digunakan dalam waktu 3 jam setelah pasien terserang stroke, bekuan darah di otak dapat dilarutkan sehingga pembuluh darah kembali terbuka untuk melanjutkan aliran darah.

Tiga jam ini disebut ‘waktu emas’ untuk pengobatan (beberapa pasien juga masih dapat tertolong oleh agentrombolitik dalam 4,5 jam), perawatan yang dilakukan dalam masa tersebut dapat mengurangi keparahan stroke, membantu pasien pulih lebih cepat dan baik.

Namun, pasien selalu mengabaikan timbulnya gejala dengan berbagai alasan dan melewatkan 3 jam ‘waktu emas’ untuk perawatan. Sebagai contoh, Dr. Fu Chuanxiao, seorang profesor klinis neurologi di New York University mengatakan bahwa beberapa pasien berpikir bahwa tubuh mereka tidak bertenaga karena tidak tidur nyenyak semalam, tangan mati rasa akibat  rematik lama, atau meskipun merasakan kurang enak badan, tetapi mengulur waktu untuk memeriksakan diri ke dokter.

Bahkan beberapa pasien merasa bahwa gejala sakitnya masih tergolong ringan, dan berpikir bahwa akan membaik setelah beberapa saat kemudian. Ia tak sangka jika gejalanya tiba-tiba menjadi berat setelah beberapa jam. Sebenarnya, stroke telah mulai menyerang dan ia telah kehilangan kesempatan pertolongan pertama yang terbaik.

Stroke sangat mempengaruhi kualitas hidup, menambah YLD

Stroke otak dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.

Jika stroke menyerang otak sebelah kanan, gerakan dan sistem sensorik pasien sebelah kiri akan terpengaruh. Jika menyerang di otak sebelah kiri, sisi kanan akan terpengaruh dan mungkin juga menyebabkan masalah dalam berbahasa. Selain itu, fungsi pernapasan, menelan, keseimbangan tubuh dan penglihatan juga bisa menjadi masalah bagi pasien stroke, bahkan kelumpuhan fisik dapat terjadi.

“Untuk mengukur sistem medis yang baik pada masa lampau, itu tergantung pada usia kematian. Sebagai contoh, 75 tahun adalah usia normal kematian. Jika seseorang meninggal dunia pada usia 65 tahun, maka dikatakan orang tersebut kehilangan (usia hidup) 10 tahun”, kata Fu Chuanxiao. Namun setelah terserang stroke, kualitas hidup orang tersebut menjadi lebih buruk meskipun tidak meninggal dunia.

Saat ini, WHO menggunakan metrik DALY (Disability-Adjusted Life Year) untuk mengukur beban penyakit seseorang. DALY = Years of Life Lost (YLL) + Years of Lost due to Disability (YLD).

Standar ini memperhitungkan dampak penyakit terhadap kualitas hidup seseorang. “Jika seseorang mengalami stroke pada usia 50 tahun dan hanya bisa berbaring di atas ranjang hingga ia meninggal dunia pada usia 65 tahun, maka DALY dari orang tersebut menjadi 25 tahun” Kata Fu Chuanxiao.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam ‘The Lancet Global Health’ merangkum jumlah tahun DALY yang hilang pada pasien di berbagai negara selama periode tahun 1990 hingga 2010. Hasilnya menunjukkan bahwa pasien Tiongkok kehilangan rata-rata 1489 tahun per 100.000 orang, merupakan 6 kali lipat dari Amerika Serikat.

Jika seseorang dapat memanfaatkan ‘waktu emas’ 3 jam selama stroke menyerang untuk melakukan perawatan, dan bahkan mencegahnya sebelum stroke terjadi,  maka ia dapat mengurangi kemungkinan kecacatan.

Bagaimana cara mencegah terjadinya stroke ?

“Kita tidak seharusnya membiarkan pasien berbaring di atas ranjang selama 20 tahun dan kemudian meninggal. Kita harus mencegah stroke terjadi” kata Fu Chuanxiao.

Untuk mencegah stroke, pertama-tama kita harus memahami penyebab utama stroke. Menurut sebuah studi global yang diterbitkan di ‘The Lancet Neurosurgery’ pada tahun 2016, 5 faktor risiko utama untuk stroke pada pasien di Tiongkok adalah sebagai berikut:

1, Hipertensi

2, Kurang makan buah-buahan

3, Mengkonsumsi kandungan natrium terlalu tinggi

4, Merokok

5, Polusi udara

Bagi etnis Tionghoa, mengendalikan tekanan darah tinggi, makan lebih banyak buah-buahan, menghindari makanan yang terlalu asin, dan berhenti merokok adalah kunci untuk mencegah stroke.

Orang-orang yang tinggal di daerah dengan polusi udara yang serius, terutama orang-orang berusia setengah baya dan lanjut usia, harus mengenakan masker dan mengambil tindakan pencegahan ketika keluar rumah.

Metode lain untuk mencegah stroke termasuk mengendalikan berat badan, mengendalikan gula darah, makan biji-bijian dengan benar, dan menghindari racun logam berat seperti timbal dan lainnya. (Sin/asr)